Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MANAJEMEN INFRASTRUKTUR

Muhammad Jafier Rama Putra


0110215042
Teknik Informatika

Sekolah Tinggi Teknologi Terpadu Nurul Fikri


2018
ITIL (Information Technology Infrastructure Library)
- Suatu rangkaian konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta
operasi teknologi informasi (TI).
Penggunaan ITIL baru meluas pada pertengahan 1990-an dengan spesifikasi versi keduanya (ITIL
v2) yang paling dikenal dengan dua set bukunya yang berhubungan dengan ITSM (IT Service
Management), yaitu Service Delivery (Antar Layanan) dan Service Support (Dukungan Layanan).
Pada 30 Juni 2007, OGC menerbitkan versi ketiga ITIL (ITIL v3) yang intinya terdiri dari lima bagian
dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus hidup layanan yang disediakan oleh teknologi
informasi. Kelima bagian tersebut adalah:
· Service Strategy
· Service Design
· Service Transition
· Service Operation
· Continual Service Improvement

Perbedaan ITIL dan COBIT

ITIL COBIT
Administrate the
Incident Management problems and
incidents
Administrate the
Problem Management problems and
incidents
Configuration Administrate and
Management Configure
Change Management Administrate Change
IT Services Financial Identify and carry out
Management Apropriation Costs
Administrate
Capacity Management Performance and
Capacity
Continuity of Service Ensure Continuity of
Management Services
Administrate
Avalaibility
Performance and
Management
Capacity
Administrate Change
Version Management
and Configuration
Service Level Define and Manage
Management Service Level

COBIT
Control Objective for Information & Related Technology (COBIT) adalah sekumpulan
dokumentasi best practice untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user),
dan manajemen, untuk menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-
masalah teknis IT.
COBIT memiliki 4 cakupan proses :
· Perencanaan dan organisasi (plan and organise).
· Pengadaan dan implementasi (acquire and implement).
· Pengantaran dan dukungan (deliver and support).
· Pengawasan dan evaluasi (monitor and evaluate).
Kelebihan COBIT
· Efektif dan Efisien
· Berhubungan dengan informasi yang relevan dan berkenaan dengan proses bisnis, dan
sebaik mungkin informasi dikirim tepat waktu, benar, konsisten, dan berguna.
· Rahasia
· Proteksi terhadap informasi yang sensitif dari akses yang tidak bertanggung jawab.
· Integritas

Kekurangan COBIT
· COBIT hanya memberikan panduan kendali dan tidak memberikan panduan
implementasi operasional. Dalam memenuhi kebutuhan COBIT dalam lingkungan
operasional, maka perlu diadopsi berbagai framework tata kelola operasional seperti
ITIL yang merupakan sebuah kerangka pengelolaan layanan TI yang terbagi ke dalam
proses dan fungsi.
· Kerumitan penerapan. Apakah semua control objective dan detailed control objective
harus diadopsi, ataukah hanya sebagian saja? Bagaimana memilihnya?
· COBIT hanya berfokus pada kendali dan pengukuran.
· COBIT kurang dalam memberikan panduan keamanan namun memberikan wawasan
umum atas proses TI pada organisasi daripada ITIL misalnya.

CMMI
(Capability Maturity Model Integration) merupakan suatu model untuk meningkatkan suatu
proses dalam organisasi atau perusahaan. Proses ini melibatkan 2 komponen lainnya yaitu orang
dan teknologi.
Model CMMI menempatkan organisasi
pada lima level proses maturity yang
memiliki indikasi kenyamanan dan
kualitas produk. Lima level tersebut
adalah :
· Maturity level 1 – Initialized
· Maturity level 2 – Managed
· Maturity level 3 – Defined
· Maturity level 4 – Quantitatively
Managed
· Maturity level 5 – Optimizing
Keuntungan CMMI
Beberapa keuntungan yang diperoleh saat perusahaan menerapkan CMMI:

· Penilaian studi kualitas (assessing) atas proses kematangan (maturity) terkini.


· Meningkatkan kualitas struktur organisasi dan pemrosesan dengan mengikuti
pendekatan best-practice.
· Digunakan dalam proses uji-kinerja (benchmarking) dengan organisasi lainnya.
· Meningkatkan produktivitas dan menekan resiko proyek.
· Menekan resiko dalam pengembangan perangkat lunak.
· Meningkatkan kepuasan pelanggan.
· Mempunyai fitur-fitur yang bersifat institusional, yaitu komitmen, kemampuan untuk
melakukan sesuatu, analisis dan pengukuran serta verifikasi implementasi.
· Tersedianya “Road Map” untuk peningkatan lebih lanjut.

eSCM- SP
ESourcing Capability Model ( eSCM ) adalah kerangka kerja yang dikembangkan oleh ITSqc di
Carnegie Mellon University untuk meningkatkan hubungan antara penyedia Layanan TI dan
pelanggan mereka. Layanan ini bisa sangat berbeda: IT outsourcing , IT hosting, pengembangan
aplikasi dan maintenance outsourcing, layanan jaringan, proses bisnis outsourcing.
eSCM ada dua : eSCM-CL untuk Klien dan eSCM-SP untuk Penyedia Layanan. Kedua model ini
konsisten, simetris dan saling melengkapi untuk setiap sisi hubungan penyedia klien dan inilah
kekuatan dan keunikan model ini.
PRINCE2
PRINCE2 (PRojects IN Controlled Environments) adalah metode manajemen proyek terstruktur
dan program sertifikasi praktisi. PRINCE2 menekankan pembagian proyek ke tahap yang dapat
dikelola dan terkendali. Ini diadopsi di banyak negara di seluruh dunia, termasuk Inggris, negara-
negara Eropa barat, dan Australia. Pelatihan PRINCE2 tersedia dalam banyak bahasa.
Model PRINCE2

ISO/IEC 27001
Suatu standar sistem
manajemen keamanan informasi
(ISMS, information security
management system) yang diterbitkan
oleh ISO dan IEC pada Oktober 2005.
Standar yang berasal dari BS 7799-2 ini
ditujukan untuk digunakan bersama
dengan ISO/IEC 27002, yang
memberikan daftar tujuan
pengendalian keamanan dan
merekomendasikan suatu rangkaian
pengendalian keamanan spesifik.
Organisasi yang mengimplementasikan ISMS sesuai dengan pedoman praktik terbaik pada
ISO/IEC 27002 kemungkinan juga akan memenuhi persyaratan pada ISO/IEC 27001 walaupun
sertifikasinya tetap opsional dan terlepas satu sama lain, kecuali jika diminta oleh para pemangku
kepentingan organisasi.

eTOM
Framework bisnis proses yang mendeskripsikan dan menganalisis tingkat yang berbeda pada
proses bisnis berdasarkan prioritas bisnis.
eTOM terdiri dari tiga hal, yaitu:
· Organization-independent
· Technology-independent
· -Service-independent

Manfaat eTOM
- Untuk service provider: menyediakan blueprint mengenai alur proses
- Untuk supplier: menyediakan komponen software yang dapat menganalisis kebutuhan
konsumen

Tiga area utama eTOM

- -Strategy, Infrastrucuture, dan Product (SIP)


- -Operating
- -Enterprise management

Level pada eTOM


- Level 1: Menggambarkan proses bisnis secara detail yang mensupport konsumen dan
memanage bisnis
- Level 2: Menggambarkan proses inti untuk operation, SIP, dan enterprise management
- Level 3: Menggambarkan tugas secara detail pada alur bisnis proses
- Level 4: Menggambarkan langkah secara detail dari bisnis proses
- Level 5: Membagi komposisi menjadi lebih kecil dari alur bisnis proses
Model Process

Six Sigma
Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk mengganti Total Quality
Management ( TQM ), sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem
produksi perusahaan secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk, menghilangkan cacat produksi,
memangkas waktu pembuatan produk, dan mehilangkan biaya. Six sigma juga disebut sistem
komprehensive - maksudnya adalah strategi, disiplin ilmu, dan alat - untuk mencapai dan
mendukung kesuksesan bisnis. Six Sigma disebut disiplin ilmu karena mengikuti model
formal,yaitu DMAIC ( Define, Measure, Analyze, Improve, Control ).

Six sigma dapat dijelaskan dalam dua perspektif, yaitu perspektif statistik dan perspektif
metodologi
Perspektif statistic
sigma dalam statistik dikenal sebagai simpangan baku yang menyatakan nilai simpangan
terhadap nilai tengah. Suatu proses dikatakan baik apabila berjalan pada suatu rentang yang
disepakati. Rentang tersebut memiliki batas, batas atas atau USL (Upper Specification Limit) dan
batas bawah atau LSL (Lower Specification Limit) proses yang terjadi di luar rentang disebut cacat.
Proses Six Sigma adalah proses yang hanya menghasilkan 3.4 DPMO (defect permillion
opportunity).
Yield DPMO
(probabilitas tanpa cacat) (defect permillion opportunity)
Sigma
30.9 % 690.000 1
69.2 % 308.000 2
93.3 % 66.800 3
99.4 % 6.210 4
99.98 % 320 5
99.9997 3.4 6

Perspektif metodologi
Six Sigma merupakan pendekatan menyeluruh untuk menyelesaikan masalah dan
peningkatan proses melalui fase DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). DMAIC
merupakan jantung analisis six sigma yang menjamin voice of costumer berjalan dalam
keseluruhan proses sehingga produk yang dihasilkan memuaskan pelanggan.

 Define adalah fase menentukan


masalah, menetapkan persyaratan-
persyaratan pelanggan, mengetahui
CTQ (Critical to Quality).
 Measure adalah fase mengukur tingkat
kecacatan pelanggan (Y).
 Analyze adalah fase menganalisis faktor-
faktor penyebab masalah/cacat (X).
 Improve adalah fase meningkatkan
proses (X) dan menghilangkan faktor-
faktor penyebab cacat.
 Control adalah fase mengontrol kinerja proses (X) dan menjamin cacat tidak
muncul.

Perbedaan Six Sigma dan Total Quality Management (TQM)


Kemudian konsep Total Quality Control, pada tahun 1950, menunjukkan bahwa kualitas
produk bisa ditingkatkan dengan cara memperpanjang jangkauan standar kualitas ke arah hulu,
yaitu di area engineering dan purchasing. Akan tetapi ada beberapa kelemahan yang muncul
pada pelaksanaan Total Quality Control yaitu:

 Terlalu fokus pada kualitas dan tidak memperhatikan isu bisnis kritis lainnya.
 Implementasi Total Quality Control menciptakan pemahaman bahwa masalah
kualitas adalah masalahnya departemen Quality Control, padahal masalah
kualitas biasanya berasal dari ketidakmampuan departemen lain dalam
perusahaan yg sama.
 Penekanan umumnya pada standar minimum kualitas produk, bukan pada
bagaimana meningkatkan kinerja produk.

Six Sigma dalam pelaksanaannya menunjukkan hal-hal menjadi solusi permasalahan di atas:

 Menggunakan isu biaya, cycle time dan isu bisnis lainnya sebagai bagian yg harus
diperbaiki.
 Six sigma tidak menggunakan ISO 9000 dan Malcolm Baldrige Criteria tetapi fokus
pada penggunaan alat untuk mencapai hasil yg terukur.
 Six sigma memadukan semua tujuan organisasi dalam satu kesatuan. Kualitas
hanyalah salah satu tujuan, dan tidak berdiri sendiri atau lepas dari tujuan bisnis
lainnya.
 Six sigma menciptakan agen perubahan (change agent) yg bukan bekerja di
Quality Department. Ban hijau (Green Belt) adalah para operator yg bekerja pada
proyek Six Sigma sambil mengerjakan tugasnya.

PMBOK
Project Management Body of Knowledge adalah kumpulan proses dan bidang pengetahuan
umum diterima sebagai praktek terbaik dalam disiplin manajemen proyek.
Sebagai standar yang diakui secara internasional (IEEE Std 1490-2003) memberikan dasar-dasar
manajemen proyek, terlepas dari jenis proyek baik itu konstruksi, perangkat lunak, teknik,
otomotif dll. PMBOK mengakui 5 kelompok proses dasar dan 9 bidang pengetahuan khas dari
hampir semua proyek. Konsep dasar yang berlaku untuk proyek-proyek, program dan kegiatan.
Kelima kelompok proses dasar:
1. Memulai
2. Perencanaan
3. Pelaksana
4. Pemantauan dan Pengendalian
5. Penutupan
Terdapat 9 bidang pengetahuan dalam PMBOK yaitu:
1. Proyek Integrasi Manajemen
2. Proyek Lingkup Manajemen
3. Proyek Manajemen Waktu
4. Biaya Proyek Manajemen
5. Proyek Manajemen Mutu
6. Proyek Manajemen Sumber Daya Manusia
7. Proyek Komunikasi Manajemen
8. Proyek Manajemen Risiko
9. Proyek Pengadaan Manajemen

PM Knowledge Areas and Process Groups


PM Process Group /Initiating Executing Monitoring & Closing
Planning
Knowledge Area Process Process Controlling Process
Process Group
Processes Group Group Process Group Group
Develop
Project
Charter Direct and Monitor and
Develop Project
Project Management Develop Manage Control Project
Management Close Project
Integration Prelim Project Work Integrated
Plan
Project Execution Change Control
Scope
Statement
Scope Planning
Project Scope ScopeVerification
Scope Definition
Management Scope Control
Create WBS
Activity
Definition &
Sequencing
Resource
Project Time
Estimating Schedule Control
Management
Duration
Estimating
Schedule
Development
Project Cost Cost Estimating
Cost Control
Management Cost Budgeting
Perform
Project Quality Perform Quality
Quality Planning Quality
Management Control
Assurance
Acquire
Project
Project Human Human
Team Manage Project
Resource Resources
Develop Team
Management Planning
Project
Team
Performance
Project
Communications Information Reporting
Communications
Planning Distribution Manage
Management
Stakeholders
Risk
Management
Planning Risk
Identification
Project Risk Risk Monitoring
Qualitative /
Management and Control
Quantitative
Risk Analysis
Risk Response
Planning
Request
Project Plan Purchases Seller
Contract Contract
Procurement and Acquisitions Responses
Administration Closur
Management Plan Contracting Selecting
Sellers

Anda mungkin juga menyukai