Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 5, No. 4, April 2021, hlm. 1488-1496 http://j-ptiik.ub.ac.id

Pengembangan Sistem Manajemen Barang Inventaris SMKN 1 Pasuruan


Berbasis Website Menggunakan Metode Rapid Application Development
Muhammad Dzulhilmi Rifqi Bassya1, Faizatul Amalia2, Sigit Adinugroho3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1dzulhilmi@student.ub.ac.id, 2faiz_amalia@ub.ac.id, 3sigit.adinu@ub.ac.id

Abstrak

Barang inventaris merupakan salah satu hal penting bagi instansi untuk menunjang berbagai macam
kebutuhan di instansi tersebut. Salah satu instansi yang tidak lepas dari adanya barang inventaris adalah
sekolah. Barang inventaris yang ada di sekolah sangat banyak sehingga perlu adanya manajemen barang
inventaris yang baik untuk mengelola barang inventaris tersebut sehingga barang tersebut mampu
digunakan dengan baik. Namun, hal tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah apabila manajemen
masih dilakukan secara konvensional dikarenakan data tersebut dapat hilang, rusak, dan adanya
ketidaksesuaian data antara pemegang data satu dan yang lainnya. Oleh karena itu, dibuatlah sistem
manajemen barang inventaris yang digunakan untuk mempermudah dalam memanajemen barang
inventaris. Sistem dibuat menggunakan platform website menggunakan bantuan library ReactJs dan
Redux, menggunakan bahasa pemrograman Javascript, Html, dan Css, dan menggunakan firebase
sebagai basis datanya. Proses pengembangan sistem menggunakan metodologi RAD (Rapid Application
Development) dikarenakan proses pengerjaan desain yang melibatkan pengguna sehingga hasil yang
didapatkan sesuai dengan keinginan pengguna. Pengujian fungsional yang digunakan adalah pengujian
whitebox dan pengujian blackbox. Pengujian non-fungsional dilakukan dengan menguji compatibility
dan security. Hasil dari pengujian fungsional menggunakan pengujian blackbox dan whitebox adalah
100% valid dan hasil pengujian non-fungsional pada pengujian security adalah 100% valid sedangkan
hasil pengujian compatibility hanya mampu dijalankan pada browser dengan versi tertentu saja.
Kata kunci: Inventaris Barang, RAD (Rapid Application Development), ReactJs, Redux, Whitebox
Testing, Blackbox Testing.
Abstract
Inventory is one of the important things for institutions to support various kinds of needs. One of the
institutions that cannot be separated from inventory is schools. There are so many items in school that
it is necessary to have better inventory management to manage these items so that these items can be
used properly. However, this can cause various problems if management is still conventional, data items
can be lost, damaged, and mismatch data between one data and another. Therefore, an inventory
management system was created so that can use make it easier to manage inventory. System is built in
website platform using ReactJs and Redux, and programming language is javascript, html, and css.
Database system using firebase. System development life cycle using RAD (Rapid Application
Development), this methodology has been choosen because the design work process involves the user,
so the results obtained are in accordance with the users hope. Functional testing in this research uses
whitebox testing and blackbox testing. Non-functional testing uses compatibility testing and security
testing. The results of functional testing using blackbox and whitebox testing are 100% valid and the
results of non-functional testing which is security testing is 100% valid while the results of compatibility
testing are only be run on certain versions of the browsers.
Keywords: Inventory, RAD (Rapid Application Development), ReactJs, Redux, Whitebox Testing,
Blackbox Testing.

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 1488
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1489

pengimplementasiannya tanpa perlu hardware


1. PENDAHULUAN yang tinggi dan dapat dijalankan dimanapun
Barang inventaris merupakan salah satu dengan syarat memiliki browser dan terhubung
komponen penting yang dimiliki oleh instansi dengan internet saja.
salah satunya adalah sekolah. Barang inventaris Metode SDLC (System Development Live
digunakan untuk menunjang berbagai keperluan Cycle) yang digunakan dalam membangun
pada sekolah seperti halnya meja, kursi, dan sistem manajemen barang inventaris adalah
papan tulis yang digunakan untuk proses belajar RAD (Rapid Application Development). Metode
dan mengajar. Oleh karena itu, penting untuk tersebut dipilih dikarenakan metode tersebut
dilakukan manajemen barang inventaris dikenal dengan metode yang cukup efektif
sehingga inventaris barang mampu berfungsi dalam mendapatkan kebutuhan pengguna, dan
dan dikelola dengan baik. cepat dalam membangun sebuah sistem
SMKN 1 Pasuruan merupakan salah satu (Aswanti, Ramadhan, Firmansyah, & Anwar,
sekolah yang memiliki banyak sekali barang 2017).
inventaris. Namun, proses manajemen barang
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
yang ada di sekolah tersebut masih dilakukan
secara konvensional baik proses pendataan dan
2.1. Kajian Pustaka
pemeliharaannya. Mekanismenya, barang
inventaris yang masuk di sekolah didata oleh Aswanti, et al., (2017) melakukan
pihak administrasi dan disalin kedalam file penelitian yang berjudul “Studi Analisis Model
excel, lalu menyerahkan barang tersebut ke Rapid Application Development Dalam
pihak pengaju barang dan ditempatkan sesuai Pengembangan Sistem Informasi” menghasilkan
dengan keinginan pengaju. Selanjutnya teknisi bahwa penggunaan model RAD merupakan
atau pengelola barang yang ada di ruangan pilihan yang baik dalam pengembangan sistem
tersebut mencatat barang yang masuk dan dikarenakan dapat memangkas waktu menjadi
disimpan didalam buku inventarisnya masing- lebih singkat. Dan mampu memberikan
masing (Saleh & Budi, 2020). Penulisan secara kepuasan bagi user.
manual dan kepemilikan data masing-masing Sari, et al., (2017) melakukan penelitian
antara administrasi dan pengelola barang dapat yang berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem
menimbulkan berbagai permasalahan. Informasi Manajemen Aset Pada Kantor
Permasalahan pertama adalah arsip yang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
disimpan secara manual dapat sewaktu-waktu (BMKG) Provinsi Jambi” menghasilkan
rusak ataupun hilang. Permasalahan kedua prototype sistem yang mampu mencatat dan
adalah data yang diperbarui dapat menimbulkan mengelola aset dengan lebih optimal daripada
terjadinya data yang berganda. Permasalahan dilakukan secara manual.
ketiga adalah proses alur yang panjang Sagala (2018) melakukan penelitian yang
dikarenakan perlu adanya penulisan ulang bagi berjudul “Model Rapid Application
masing-masing pengelola ruangan yang Development (RAD) Dalam Pengembangan
menerima barang. Permasalahan keempat adalah Sistem Informasi Penjadwalan Belajar
kesulitan yang dialami pengelola dalam Mengajar” menghasilkan sistem yang dapat
memanajemen barang apabila barang telah dibangun dengan cepat dan mampu berjalan
berpindah tempat dan data yang dipegangnya dengan baik. Menurut Sagala metode tersebut
tidak diperbarui. Permasalahan kelima adalah cocok apabila digunakan untuk pembuatan
susah dalam memperbarui data barang apabila sistem berskala kecil.
barang yang dikelola jumlahnya sangat banyak
dan tidak memiliki pembeda diantara barang 2.2. RAD (Rapid Application Development)
tersebut (Erwin, 2020). RAD (Rapid Application Development)
Berdasarkan masalah yang telah ditemukan, adalah salah satu metode dalam pengembangan
maka solusinya adalah membangun sistem perangkat lunak berbasis objek yang
manajemen barang inventaris sehingga mudah diperkenalkan oleh James Martin di tahun 90-an.
bagi administrasi maupun pengelola barang Metode tersebut diyakini menjadi metode yang
dalam mengelola datanya. Sistem dibangun lebih flexible daripada metode yang lain
dengan menggunakan platform website dikarenakan mudah beradaptasi yang
dikarenakan mudah dalam disebabkan oleh perubahan kebutuhan pengguna

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1490

(Fatima, Javed, Amjad, & Khan, 2018). dengan pengguna. Action digunakan untuk
perantara pengguna dalam mengolah datanya
sebelum disimpan di store. Reducers digunakan
untuk menyimpan data dari actions dan disimpan
pada store. Store digunakan untuk menyimpan
seluruh data pada reducers dan dapat
ditampilkan ke view (Karwchan, 2017).

Gambar 1. Rapid Application Development


Sumber: (Kendall & Kendall, 2006)
Menurut Kendall, et al., (2006) Rad
memiliki 3 fase utama yang dapat dilihat pada
Gambar 1 yaitu:
a) Requirements Planning
Fase requirement planning merupakan fase
dimana pengembang melakukan tahap
analisis kebutuhan untuk mendapatkan Gambar 2. Arsitektur Redux
kebutuhan dari sistem. Sumber: (Karwchan, 2017)
b) RAD Design Workshop
Fase desain workshop merupakan fase 2.5. Firebase
dimana pengembang melakukan tahap
perancangan, desain sistem, dan Firebase adalah database yang menerapkan
membangun sistem. NoSql atau data yang dibuat dan disimpan dalam
c) Implementation bentuk JSON.
Fase implementasi merupakan fase dimana Layanan firebase banyak digunakan dalam
pengembang membangun sistem secara pembuatan aplikasi seperti android, IOS,
menyeluruh, komponen-komponen yang maupun Web. Ketika membuat aplikasi lintas
telah dibuat pada RAD workshop dijadikan platform firebase mampu membagikan data
satu sistem utuh. Pada fase ini juga terbaru kepada klien secara otomatis (Firebase,
pengembang melakukan pengujian sistem. 2020).

2.3. ReactJS 2.6. Blackbox Testing

ReactJs adalah library yang dibuat oleh Blackbox testing adalah teknik yang
Facebook dengan menggunakan bahasa digunakan dalam melakukan pengujian
pemrograman Javascript. ReactJs mampu perangkat lunak untuk memastikan bahwa setiap
membuat UI menjadi bentuk komponen- fungsionalitas sistem mampu berjalan dan
komponen. Tujuannya adalah untuk membantu bekerja dengan baik. Blackbox testing menguji
dan memudahkan programmer dalam dari sisi hasil sistem yang telah jadi dengan
membangun aplikasi yang lebih ringan, cepat, memasukkan data valid maupun non-valid
mudah digunakan, dan mudah untuk (Cholifah, Yulianingsih, & Sagita, 2018).
pengembangannya (Musa, 2018).
2.7. Whitebox Testing
2.4. Redux Whitebox testing adalah teknik yang
Redux adalah library yang digunakan untuk digunakan dalam melakukan pengujian
membantu react developer dalam memanajemen perangkat lunak untuk memastikan bahwa setiap
state. Dengan menggunakan redux maka sistem komponen yang dibuat mampu bekerja dengan
memiliki 4 hal yang digunakan sebagai baik (Rajkumar, 2018).
arsitekturnya yang dapat dilihat pada Gambar 2 Terdapat tiga bagian yang dikerjakan dalam
yaitu view, action, reducer, dan store (Abramov, whitebox testing yaitu (Meiliana, 2016):
2020). a) Flow graph
View digunakan untuk menampilkan Flow graph adalah notasi yang digunakan
informasi dan sebagai interaksi antara sistem untuk menggambarkan jalur eksekusi pada
sistem.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1491

3.2. Analisis Kebutuhan


b) Cyclomatic Complexity
Analisis kebutuhan merupakan tahap dalam
Cyclomatic complexity adalah matrik yang
mendapatkan kebutuhan sehingga dapat menjadi
digunakan untuk mengukur perangkat
acuan dalam mendesain sistem. Teknik yang
lunak secara kuantitatif terhadap
digunakan dalam mendapatkan kebutuhan
kompleksitas pada perangkat lunak. Bentuk
adalah wawancara, teknik tersebut melakukan
rumus yang digunakan untuk mendapatkan
proses tanya jawab dengan ahli/pakar sehingga
Cyclomatic Complexity dapat dilihat pada
mendapatkan informasi yang sesuai dengan
persamaan (1) sampai (3).
kebutuhan. Selanjutnya memodelkan setiap
V(g) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑒𝑔𝑖𝑜𝑛 (1) proses yang dilakukan menggunakan Business
V(g) = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑒𝑑𝑖𝑐𝑎𝑡𝑒 𝑛𝑜𝑑𝑒 + 1 (2) Process Modeling Notation (BPMN).

V(g) = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑑𝑔𝑒 − 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑑𝑒 + 2 (3) 3.3. Desain Sistem

c) Independent Path Desain sistem merupakan tahap dalam


Independent path adalah jalur yang dapat membuat desain dan perancangan sistem. Desain
dilalui oleh sistem. sistem dibuat berdasarkan informasi yang telah
didapatkan dari pengguna. Desain dirancang
3. METODOLOGI PENELITIAN dengan menggunakan sequence diagram, class
diagram, perancangan database, dan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam perancangan UI.
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.
3.4. Membangun Sistem
Membangun sistem merupakan tahap
dalam membuat sistem berdasarkan desain yang
telah dibuat dan disetujui oleh pengguna. Sistem
dibangun dengan menggunakan library reactJs,
dan redux dengan menggunakan bahasa
pemrograman Javascript, database yang
digunakan adalah firebase dengan produk
layanan yang dipilihnya adalah firestore.

3.5. Pengujian
Pengujian dilakukan untuk membuat sistem
dapat digunakan dengan baik dan lancar,
sehingga menjadikan sistem tersebut andal dan
berkualitas. Pengujian fungsional dilakukan
dengan dua cara yaitu dengan pengujian
blackbox dan pengujian whitebox. Pengujian
non-fungsional menguji compatibility dan
security.

3.6. Kesimpulan dan Saran


Gambar 3. Diagram Alir Metodologi Penelitian Kesimpulan didapatkan berdasarkan hasil
dari tahap sebelumnya yaitu tahap analisis,
3.1. Studi Literatur desain, membangun sistem, dan pengujian
sistem. Tahap ini bertujuan untuk menjawab
Studi literatur merupakan tahap dalam permasalahan yang sudah dirumuskan. Saran
mengumpulkan dan mempelajari literatur terkait diberikan guna membantu memberikan
dengan pengembangan perangkat lunak. Studi pandangan untuk penelitian yang akan datang.
literatur digunakan sebagai landasan dalam
melakukan penelitian. 4. ANALISIS KEBUTUHAN

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1492

4.1. Gambaran Umum Sistem 4.4. Spesifikasi Kebutuhan


Sistem manajemen barang inventaris
4.4.1. Kebutuhan Fungsional
dibangun untuk membantu dalam melakukan
manajemen inventaris barang di sekolah. Kebutuhan fungsional merupakan layanan
Beberapa fitur yang dapat dilakukan adalah yang harus ada pada sistem dan digunakan untuk
sistem dapat melakukan pendataan barang, memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh
melakukan berita acara, melakukan perbaikan aktor. Sistem manajamen barang inventaris
barang, melakukan peminjaman barang, memiliki 11 kebutuhan fungsional.
melakukan penghapusan barang dan pengecekan
barang inventaris. 4.4.2. Kebutuhan Non-Fungsional
Kebutuhan non-fungsional merupakan
4.2. Bussiness Process Modeling Notation tingkah laku yang dimiliki oleh sistem. Sistem
Bussiness Process Modeling Notation manajemen barang inventaris memiliki 2
(BPMN) merupakan notasi yang digunakan kebutuhan non-fungsional yaitu compatibility
untuk memodelkan proses yang terjadi pada dan security. Compatibility merupakan tingkah
suatu kegiatan sehingga mampu memudahkan laku sistem yang digunakan agar sistem dapat
pengembang dalam menganalisis fungsional digunakan di berbagai macam browser. Security
pada sistem. Adapun salah BPMN dari merupakan tingkah laku sistem yang digunakan
penerimaan barang inventaris dapat dilihat pada agar sistem memiliki keamanan authentication
Gambar 4. dan authorization yang baik.

4.5. Pemodelan Kebutuhan


Interaksi antara aktor dengan sistem dapat
dimodelkan dengan menggunakan use case
diagram. Use Case diagram dari sistem
manajamen barang inventaris dapat dilihat pada
Gambar 5.

Gambar 4. As-Is Business Process Penerimaan


Barang Inventaris

4.3. Identifikasi Aktor


Tabel 1. menjelaskan aktor yang terlibat
dengan sistem.
Tabel 1. Identifikasi Aktor
Aktor Deskripsi
Aktor yang bertugas
Sarpras memanajemen seluruh
barang di SMKN 1 Pasuruan
Aktor yang bertugas
Pengelola memanajemen barang di
ruangan tertentu.

Gambar 5. Use Case Diagram

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1493

5. PERANCANGAN DAN
IMPLEMENTASI SISTEM

5.1. Perancangan Sequence Diagram


Sequence diagram dirancang berdasarkan
use case scenario yang telah dibuat pada tahap
sebelumnya. Perancangan yang dibuat pada
penelitian ini berjumlah 4 yaitu menambahkan
data barang inventaris, membuat berita acara
serah terima barang, pengajuan perbaikan
barang inventaris, dan peminjaman barang
inventaris.
Gambar 6. Perancangan SignIn pada Iterasi 1
5.2. Perancangan Class Diagram
Class diagram dirancang berdasarkan
arsitektur yang digunakan dalam redux yaitu
view, actions, reducers, dan store. View berisi
class component yang digunakan sebagai
antarmuka dari sistem. Actions berisi component
yang digunakan untuk menerima dan memproses
aksi dari pengguna pada view dan mengirimkan
hasilnya ke reducers. store berisi kumpulan state
atau data yang disimpan oleh reducers dan dapat
ditampilkan di view.

5.3. Perancangan Basis Data Gambar 7. Perancangan Berita Acara pada Iterasi 2
Basis data menggunakan firebase dengan
produk layanannya adalah firestore sehingga
hasil dari database yang dibuat berbentuk JSON.
Perancangan database pada firestore
menghasilkan 12 koleksi yaitu events, items,
loan, logItem, notifications, partnerships,
receiptBook, removalSubmissions, rooms,
submissions, users, dan reports.

5.4. Perancangan Antarmuka


Perancangan antarmuka dilakukan dengan
5 iterasi. Iterasi pertama menghasilkan 15 desain
utama, iterasi kedua menghasilkan 7 desain
utama, iterasi ketiga menghasilkan 3 desain
utama, iterasi keempat menghasilkan 2 desain Gambar 8. Perancangan Perbaikan pada Iterasi 3
utama, dan iterasi kelima menghasilkan 1 desain
utama. Adapun beberapa desain antarmuka yang
dirancang dapat dilihat pada Gambar 6 sampai
Gambar 10.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1494

Gambar 12. Halaman Daftar Barang

Gambar 9. Perancangan Penghapusan pada Iterasi 4

Gambar 13. Halaman Perbaikan Barang

6. PENGUJIAN

6.1. Pengujian Whitebox


Gambar 10. Perancangan Pengecekan Barang pada 6.1.1. Pengujian Unit
Iterasi 5
Pengujian unit pada sistem manajemen
5.5. Implementasi Sistem barang inventaris menunjukkan hasil 100%
valid. Berikut merupakan salah satu dari
Implementasi dibuat dengan menggunakan pengujian unit pada fungsi menambahkan data
library reactJs dan redux menggunakan bahasa barang inventaris.
pemrograman javascript. Framework UI react a. Algoritma
yang digunakan adalah Material UI. Hasil dari Algoritma fungsi menambahkan
implementasi sistem dapat dilihat pada Gambar data barang inventaris dapat dilihat pada
11 sampai dengan Gambar 13. Tabel 2.
Tabel 2. Algoritma tambah barang inventaris
Mulai
Inisialisasi data = state.data
If data.value === ‘0’ then
Set state.error.value === ‘total item minimal 1’
Else if data.price === 0 then
Set state.error.price === ‘barang harus memiliki
harga’
Else then
Run action addItem(data)
selesai
Gambar 11. Halaman SignIn
b. Flow graph
Flow graph fungsi menambahkan
data barang dapat dilihat pada Gambar
14.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1495

6.1.2. Pengujian Integrasi


Pengujian integrasi menghasilkan nilai
100% valid. Pengujian integrasi pada penelitian
ini yang pertama dilakukan pada method
submit() di kelas addItem dan method addItem()
di komponen action item. Kedua dilakukan pada
method submit() di kelas createEvent dan
method createEvent() di komponen action event.
Ketiga dilakukan pada method submit() di kelas
createLoan dan method createLoan() di
komponen action submission.
Gambar 14. Flow Graph
6.2. Pengujian Blackbox
c. Cyclomatic Complexity Pengujian blackbox pada 10 kebutuhan
1) V(g) = jumlah region = 3 fungsional dengan total 29 kasus percobaan
2) V(g) = edge-node+2 = 9-8+2 = 3 menghasilkan nilai 100% valid untuk semua
3) V(g) = predicate + 1 = 2+1 = 3 kasus uji berhasil dan kasus uji gagal.
d. Independent Path
1) Jalur 1 = 1-2-3-4-8 6.3. Pengujian Compatibility
2) Jalur 2 = 1-2-3-5-6-8 Pengujian compatibility menggunakan tool
3) Jalur 3 = 1-2-3-5-7-8 yang dinamakan SortSite dan mampu
e. Kasus Uji menghasilkan hasil yang baik untuk beberapa
Hasil kasus uji pengujian unit browser. Hasil dari pengujian dapat dilihat pada
fungsi menambahkan data barang Gambar 15.
inventaris dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Kasus Uji
Jalur 1 2 3
Kasus Data = Data = Data =
Uji tidak valid tidak valid valid
dimana, dimana, dimana
data.value data.price data.value
sama sama dan Gambar 15. Hasil Pengujian Menggunakan SortSite
dengan 0 dengan 0 data.price
tidak sama 6.4. Pengujian Security
dengan 0
Hasil Sistem Sistem Sistem Pengujian security menghasilkan nilai
yang menampil menampil menampil 100% valid untuk semua jenis pengujian pada
diharap kan kan kan
authentication dan authorization.
kan pemberita pemberita pemberita
huan huan huan
bahwa bahwa bahwa 7. KESIMPULAN DAN SARAN
jumlah barang data
barang harus berhasil 7.1. Kesimpulan
minimal memiliki disimpan
satu harga. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh
Hasil Sistem Sistem Sistem mulai tahap analisis kebutuhan sampai dengan
Aktual berhasil berhasil berhasil pengujian maka dapat disimpulkan bahwa telah
menampil menampil menampil
kan kan kan diperoleh 2 aktor yaitu sarpras, dan pengelola,
pemberita pemberita pemberita diperoleh 11 kebutuhan fungsional dan 2
huan huan huan kebutuhan non fungsional. Pada tahap desain
bahwa bahwa bahwa sistem didapatkan perancangan sequence
jumlah barang data
barang harus berhasil
diagram, perancangan class diagram,
minimal memiliki disimpan perancangan database, dan perancangan
satu harga antarmuka sebanyak 5 iterasi.
Status Valid Valid Valid Pengujian fungsional dilakukan dengan
menggunakan pengujian whitebox dan pengujian

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1496

blackbox dan menghasilkan nilai 100% valid. Karwchan, G. (2017). Redux Vs. MVC, Why
Pada pengujian non-fungsional dilakukan and How? Dipetik 11 6, 2020, dari
dengan menguji compatibility dan security dan https://blog.gisspan.com/2017/02/Redu
menghasilkan nilai 100% valid. x-Vs-MVC,-Why-and-How.html
Kendall, K. E., & Kendall, J. E. (2006). Systems
7.2. Saran Analysis And Design (8 ed.). New
Berdasarkan penelitian yang sudah Jersey: Pearson Education, Inc.
dilakukan maka saran untuk penelitian Meiliana. (2016). Basis Path Testing: Flow
selanjutnya adalah dengan membuat sistem ke Graph . Dipetik Februari 18, 2020, dari
bentuk android sehingga mampu ditambahkan https://socs.binus.ac.id/2016/12/30/basi
beberapa fitur yaitu fitur untuk pembacaan s-path-testing-flow-graph/
QRCode dan fitur LBS (Location Based Service) Musa, F. (2018). Apa itu React Js dan
sehingga proses perubahan data dan pelacakan Bagaimana Cara Menggunakannya?
menjadi lebih mudah. Dipetik Maret 1, 2020, dari
https://www.kodingindonesia.com/react
8. DAFTAR PUSTAKA -js-dan-installasi/
Rajkumar. (2018). Integration Testing – Big
Abramov, D. (2020). Redux Fundamentals. Bang, Top Down, Bottom Up & Hybrid
Dipetik 11 6, 2020, dari Integration. Dipetik Februari 18, 2020,
https://redux.js.org/tutorials/fundament dari
als/part-1-overview https://www.softwaretestingmaterial.co
Aswanti, S., Ramadhan, M. S., Firmansyah, U. m/integration-testing/#What-is-Top-
A., & Anwar, K. (2017). Studi Analisis Down-Approach
Model Rapid Application Development Sagala, J. R. (2018). Model Rapid Application
Dalam Pengembangan Sistem Development (RAD) Dalam
Informasi. Jurnal Matrik, 6(2), 20-27. Pengembangan Sistem Informasi
Cholifah, W. N., Yulianingsih, & Sagita, S. M. Penjadwalan Belajar Mengajar. Jurnal
(2018). Pengujian Blackbox Testing Mantik Penusa, 2(1), 87-90.
Pada Aplikasi Action & Strategy Saleh, K., & Budi, H. M. (2020, Maret 12).
Berbasis Android Dengan Teknologi Mekanisme Barang Inventaris di
Phonegap. Jurnal String, 3(2), 206-210. SMKN 1 Pasuruan. (M. Dzulhilmi,
Erwin. (2020, Februari 5). Pengelolaan Aset di Pewawancara)
SMKN 1 Kota Pasuruan saat ini. Sari, R. P., & Devitra, J. (2017). Analisis dan
Fatima, F., Javed, M., Amjad, F., & Khan, U. Perancangan Sistem Informasi
G. (2018). An Approach To Enhance Manajemen Aset Pada Kantor Badan
Quality Of The Rad Model Using Meteorologi, Klimatologi, dan
Agents. Journal of American Science, Geofisika (BMKG) Provinsi Jambi.
14(9), 47-55. Jurnal Manajemen Sistem Informasi,
Firebase. (2020). Firebase Realtime Database. 573-591.
Dipetik Februari 11, 2020, dari
https://firebase.google.com/docs/databa
se?hl=id

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai