Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA

POKOK PRODUKSI PESANAN PADA


KONVEKSI TAS AFRA
Latar Belakang
Perusahaan adalah suatu badan usaha atau kumpulan dari organisasi produksi yang
memproduksi suatu hasil yang berupu barang atau jasa untuk memenuhi
kebtuhan orang banyak atau masyarakt

tujuan utama dari perusahaan tersebut adalah mencapai laba

Memperoleh laba ada 3 faktor : jumlah barang yang harus diproduksi,biaya


perunit untuk memproduksi dan harga jual perunit

Karena itu perusahaan han perlu mengetahui harga pokok produksi pesananya
secara tepat ,agar biaya-biaya yang tidak pada tempatnya dapat dikontrol dan
dihi d k
dihindarkan,sehingga
hi perusahaan
h dapat
d t bekerja
b k j secara efisien
fi i dan
d efektif
f ktif
• Menetapkan harga pokok produksi 
pesanan tas
pesanan tas 
Rumusan 
R • Menghitung harga jual per‐unit dari 
produk tas tersebut 
masalah g g y g p
• Mengitung laba yang didapatkan
• Menetapkan apakah metode yang 
digunakan sudah tepat

Batasan  • Penulis akan membatasi masalah pada 
perhitungan harga pokok produksi  
pesananperiode 2012 melalui metode full 
d l l d f ll

Masalah costing  
Tujuan Penulisan

• Untuk mengetahui biaya produksi yang akan


dikeluarkan oleh perusahaan
• Untuk menentukan harga jual per‐unit yang
ses ai dengan
sesuai den an biaya
bia a yang
an sudah
s dah dikeluarkan
dikel arkan
sehingga dapat memperoleh laba yang optimal
• Untuk mengetahui unsur apa saja yang
menyebabkan perbedaan pada perhitungan
perusahaan dan fullcosting
Pembahasan
DATA BIAYA
Dengan beraneka ragamnya tas yang dijual oleh KONVEKSI TAS AFRA maka
penulis
li mencoba b untuk
t k membatasi
b t i data
d t yang akan
k diteliti
dit liti yaitu
it pada
d bualan
b l
November 2012. pada bulan tersebut November 2012 diterima pesanan
sebanyak 50 produk tas kantor . Dengan ketentuan bahwa pesanan tersebut
akan selesai 25 hari kemudian dari tanggal pemesanan,
pemesanan dengan perincian
biaya sebagai berikut :
 Biaya Bahan Baku
U t k
Untuk membuat 1 tas
b t 1 t dibutuhkan bahan kulit sintetis
dib t hk b h k lit i t ti sebanyak 1
b k 1 meter, 
t
bahan kain untuk dalaman tas sebanyak 1 meter, dan 1 buah resleting khusus 
tas, jadi total biaya keseluruhan Rp 6.000.000.‐ dibagi dengan jumlah pesanan, 
maka biaya bahan baku untuk 1 disain tas kantor sebesar Rp 120.000,‐
maka biaya bahan baku untuk 1 disain tas kantor sebesar Rp 120 000 ‐
• Pembelian Bahan Baku :
Kain / bahan kulit 50 meter @ Rp 85.000.‐ Rp 4.250.000,‐
Kain satin 50 meter @ Rp 10.000,‐ Rp    500.000,‐
Resleting tas 50 buah @ Rp  25.000.‐ Rp 1.250.000,‐
Jumlah biaya bahan baku Rp 6.000.000.‐
 Biaya Bahan Penolong
Jumlah keseluruhan bahan penolong Rp 34.000.‐ maka biaya bahan penolong 
untuk 1 disain baju kerja sebesar Rp 680,‐
untuk 1 disain baju kerja sebesar Rp 680,
Biaya Bahan Penolong :
Benang jahit        30 roll @ Rp      1000.‐ Rp      30.000.‐
J
Jarum jahit          1 pak
j hit 1 k R
Rp        4.000.‐
4 000
Jumlah biaya bahan penolong Rp      34.000.‐
 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Didalam menyelesaikan pesanan ini karyawan yang dibutuhkan sebanyak 10
orang karyawan,tenaga kerja pada bagian ini dibagi menjadi 3 terdiri dari:
3 orang memotong / membentuk bahan sesuai pola, 5 orang menjahit, dan
2orang lagi yang merapikan serta memasang resleting yang sudah selesai
melalui tahap‐tahap
p pppengolahan
g diatas.
Pembayaran dilakukan menururt jumlah pesanan dan dibayarkan setelah
pekerjaan selesai, dengan upah masing‐masing sebesar:
Bagian Potong 50 buah @Rp 6.000 Rp. 300.000
Bagian Jahit 50 buah @ Rp. 10.000 Rp. 500.000
Bagian finishing 50 buah @ Rp. 6.000 Rp. 300.000 +
Rp 1.100.000
Biaya non produksi
Biaya administrasi & umum Rp 100.000,‐ (1)
Biaya pegawai pemasaran Rp 75.000,‐
75 000 (2)
Total Rp 175.000,‐
Keterangan :
• Biaya administrasi dan umum 1 bulan sebesar Rp 120.000,
120 000 ‐ maka untuk 25 hari
dibebankan kepada pemesan sebagai berikut :
25/30 x Rp 120.000 = Rp 100.000,‐
• Biaya
y p pemasaran untuk 1 bulan sebesar Rp p 90.000,‐
, maka untuk 25 hari
dibebankan kepada pemesan sebagai berikut :
25/30 x Rp 90.000 = Rp 75.000,‐
 Biaya Overhead Pabrik 
BTKTL Rp.  500.000,‐ (1)
Biaya listrik  Rp.  100.000,‐ (2)
Biaya pemeliharaan mesin  Rp. 250.000,‐ (3)
Biaya telepon Rp.  125.000,‐ (4) 
Jumlah biaya overhead pabrik  Rp. 975.000,‐
Keterangan :
• Biaya yang dikenakan Rp. 300.000 perbulan , terdiri dari 3 orang karyawan ,satu bulan 
dihitung 30 hari kerja , tarif yang dikenakan perhari Rp. 10.000 (Rp. 300.000/ 30 hari ) , jad 
biaya yang dikenakan selama proses produksi Rp. 500.000 ( Rp.10.000 x 25 hari x 2 orang )
• Biaya listrik untuk 1 bulan November
Biaya listrik untuk 1 bulan November sebesar Rp 120.000
sebesar Rp 120.000 , tarif  listrik per hari Rp. 4.000 ( 
, tarif listrik per hari Rp. 4.000 (
Rp. 120.000 / 30 hari ) , jad biaya yang dikenakan selama proses produksi sebesar Rp. 
100.000 ( Rp.4.000 x 25 hari)
• Biaya pemeliharaan mesin satu bulan sebesar Rp 300.000.‐ ,satu hari dihitung 8 jam , tarif  
perjam yang dikenakan Rp 1.250,‐
j dik k R 1 250 ( Rp 300.000 / 240 Jam
( R 300 000 / 240 J ) , maka biaya yang dikenakan 
k bi dik k
selama proses produksi Rp. 250.000 ( Rp.1.250 x 8 jam x 25 hari ) 
• Biaya Telpon untuk 1 bulan sebesar Rp. 150.000 ,tarif  telpon perhari Rp. 5.000 (Rp. 150.000 
/
/ 30 hari) , jadi biaya telefon yang dikenakan selama proses sebesar Rp. 125.000 (Rp.5.000 x 
),j y y g p p ( p
25 hari)
Perhitungan Menurut Perusahaan
Perhitungan Harga Pokok Produksi
 Biaya Bahan baku
Kain / bahan kulit 50 meter @ Rp 85.000.‐ Rp 4.250.000,‐
Kain satin 50 meter @ Rp 10.000,‐ Rp    500.000,‐
Resleting tas 50 buah @ Rp  25.000.‐ Rp 1.250.000,‐
Benang jahit  30 roll @ Rp    1.000.‐ Rp      30.000,‐
Jarum jahit          1 pak Rp        4.000,‐
Rp 6 034 000 ‐
Rp 6.034.000,‐
 BTKL
Bagian Potong  50 buah @ Rp   6.000 Rp.  300.000 
Bagian Jahit 50 buah @ Rp. 10.000 Rp.  500.000
Bagian finishing 50 buah @ Rp.  6.000 Rp.  300.000 +
Rp 1.100.000 
Perhitungan Menurut Perusahaan
 BOP
BTKTL Rp.  500.000,‐
Biaya listrik
Biaya listrik Rp 100.000,‐
Rp.  100 000 ‐
Biaya pemeliharaan mesin Rp. 250.000,‐
Biaya telepon Rp.  125.000,‐
Jumlah biaya overhead pabrik
Jumlah biaya overhead pabrik Rp. 975.000,
975.000,‐

Adapun penentuan besarnya harga pokok produksi tas kantor untuk pesanan 50 produk tas 
kantor dapat dirumuskan sebagai berikut :
Biaya Bahan baku Rp   6.034.000
Biaya Tenaga Kerja langsung Rp   1.100.000
Biaya Overhead Pabrik Rp      975.000 +
Jumlah Harga Pokok Produksi Rp   8.109.000 
Harga pokok produksi 1 buah produk tas adalah Rp. 8.109.000 = Rp.162.180
50 buah
Perhitungan Menurut Perusahaan
Penentuan Harga Jual Menurut Perusahaan
Laba yang diharapkan dari pembuatan tas kantor tersebut adalah 40% dari 
j l h
jumlah yang telah terjadi.
t l h t j di
Adapun penentuan besarnya harga jual menurut perusahaan ,sebagai berikut:
Total Biaya Produksi  Rp  8.109.000
Laba yang Diharapkan 40% Rp  3.243.600 +
Total Harga Jual Rp11.352.600

Harga Jual Perunit    =  Total harga jual
Jumlah unit  
=  Rp 11.352.600
R 11 352 600
50                          
=  Rp 227.052
Perhitungan Menurut Perusahaan
Perhitungan Laba/Rugi Bruto Tiap Pesanan
Perhitungan laba/rugi menurut perusahaan adalah sebagai berikut :
Total Harga Jual Rp  11.352.600
Biaya produksi :
BBB Rp 6.034.000
BTKL Rp 1.100.000
BOP Rp    975.000 +
Total biaya produksi
Total biaya produksi Rp 8 109 000 –
Rp  8.109.000 –
Laba bruto Rp   3.243.600
Jadi laba bruto 1 buah produk tas  adalah sebagai berikut :
Rp 3.243.600 =  Rp 64.872
50 buah
Perhitungan Dengan Metode Full Costing

Perhitungan Harga Pokok Produksi
Untuk menentukan harga pokok produksi yang akan dikeluarkan dalam 
memproduksi pesanan tertentu, perlu dihitung unsur‐unsur biaya sebagai 
p p ,p g y g
berikut :
 Biaya Bahan baku
Kain / bahan kulit
Kain / bahan kulit 50 meter @ Rp 85 000 ‐ Rp 4.250.000,
@ Rp 85.000. Rp 4 250 000 ‐
Kain satin 50 meter @ Rp 10.000,‐ Rp    500.000,‐
Resleting tas 50 buah @ Rp  25.000.‐ Rp 1.250.000,‐
Jumlah bahan baku yang dibeli 
l hb h b k dib li Rp 6.000.000.‐
6 000 000
 BTKL
Bagian Potong  50 buah @ Rp   6.000 Rp.  300.000 
Bagian Jahit 50 buah @ Rp. 10.000 Rp.  500.000
Bagian finishing 50 buah @ Rp.  6.000 Rp.  300.000 +
• Rp 1 100 000
Rp 1.100.000 
Perhitungan Dengan Metode Full Costing

 Biaya Overhead Pabrik
 Bahan penolong
Benang jahit        30 roll @ Rp 1000.‐ Rp      30.000.‐
Jarum jahit          1 pak Rp        4.000.‐
Jumlah bahan penolong Rp      34.000.‐
 BTKTL
Biaya yang dikenakan Rp. 300.000 perbulan , terdiri dari 3 orang karyawan 
,satu bulan dihitung 30 hari kerja , tarif yang dikenakan perhari Rp. 10.000
,satu bulan dihitung 30 hari kerja , tarif yang dikenakan perhari Rp. 10.000 
(Rp. 300.000/ 30 hari ) , jad biaya yang dikenakan selama proses produksi Rp. 
500.000 ( Rp.10.000 x 25 hari x 2 orang )
 Biaya Listrik
Biaya Listrik
Biaya listrik untuk 1 bulan November sebesar Rp 120.000 , tarif  listrik per hari 
Rp. 4.000 ( Rp. 120.000 / 30 hari ) , jad biaya yang dikenakan selama proses 
produksi sebesar Rp. 100.000 ( Rp.4.000 x 25 hari)
produksi sebesar Rp. 100.000 ( Rp.4.000 x 25 hari)
Perhitungan Dengan Metode Full Costing
 Biaya Telefon
Bi T l f
Biaya Telpon untuk 1 bulan sebesar Rp. 150.000 ,tarif  telpon perhari Rp. 5.000 (Rp. 
150.000 / 30 hari) , jadi biaya telefon yang dikenakan selama proses sebesar Rp. 
125.000 (Rp.5.000 x 25 hari)
125.000 (Rp.5.000 x 25 hari)
 Biaya Pemeliharaan Mesin
Biaya pemeliharaan mesin satu bulan sebesar Rp 300.000.‐ ,satu hari dihitung 8 jam , 
tarif  perjam yang dikenakan Rp 1.250,‐
p j y g p , (( Rp 300.000 / 240 Jam
p / ) ,, maka biaya yang 
y y g
dikenakan selama proses produksi Rp. 250.000 ( Rp.1.250 x 8 jam x 25 hari ) 
 Biaya Depresiasi Mesin
Konveksi tas afra dalam meproduksi tas menggunakan mesin jahit sebanyak 10 unit 
dengan harga perolehan Rp. 1.500.000. Untuk menghitung biaya depresiasi mesin 
,perusahaan menggunakan metode garislurus dengan umur ekkonomis selama 10 
tahun,biaya depresiasi yang dikenakan pada masing‐masing mesin tersebut adalah Rp. 
150 000 ( Rp 1 500 000 / 10 tahun)
150.000 ( Rp. 1.500.000 / 10 tahun) .
sedangkan biaya depresiasi perbulannya sebesar Rp. 12.500 ( Rp.150.000 /12 bulan), 
biaya depresiasi mesin jahit tarif per jamnya sebesar Rp. 52/jam (12.500/ 240 jam ) , 
jadi besarnya biaya depresiasi yang dikenakan selama proses produksi adalah Rp. 
104.000 ( Rp. 52 x 8 jam x 10 unit ) 
Perhitungan Dengan Metode Full Costing
Total Biaya Overhead Pabrik : 
Bahan penolong Rp.    34.000
BTKTL Rp.  500.000
Biaya Listrik  Rp.  100.000
Biaya Telefon Rp.  125.000
Biaya Pemeliharaan Mesin Rp.  250.000
Biaya Depresiasi Mesin  Rp.  104.000 +
Rp.1.113.000
Perhitungan harga pokok produksi pesanan dengan metode full costing adalah sebagai 
berikut:
Biaya bahan baku Rp  6.000.000,‐
Biaya tenaga kerja langsung                         Rp. 1.100.000,
Biaya Over head Pabrik Rp. 1.113.000,‐+
Jumlah biaya pokok produksi                  Rp. 8.213.000,‐
Harga pokok produksi satu buah tas sebagai berikut: Rp. 8.213.000  = Rp. 164.260
50
Perhitungan Dengan Metode Full Costing
• Perhitungan Harga Jual
laba yang diharapkan oleh perusahaan dari pesanan tas kantor tersebut 
adalah sebesar 40% dari jumlah yang telah terjadi
40 % x Rp 8.213.000,‐ = Rp 3.285.200

Adapun penentuan besarnya % mark up  dapat dirumuskan sebagai berikut :
Adapun penentuan besarnya % mark up dapat dirumuskan sebagai berikut :
% mark up = Rp 175.000 + Rp  3.285.200 x 100%
Rp 8.213.000
= 42
42 %
Total biaya produksi                               Rp.   8.213.000
% mark up 42 % x Rp 8.213.000 Rp    3.449.460+
Total harga jual Rp  11.662.460
Unit produksi 50 unit 
Harga jual
Harga jual Rp 233.249
Rp 233.249
Perhitungan Dengan Metode Full Costing

Perhitungan Laba/Rugi Bruto Tiap Pesanan
Perhitungan laba/bruto adalah sebagai berikut :
Total harga jual Rp 11.662.460
Biaya produksi :
BBB Rp 6.000.000
BTKL Rp 1.100.000
BOP Rp 1.113.000 +
Total biaya produksi
Total biaya produksi Rp 8 213 000 –
Rp 8.213.000 –
Laba bruto Rp 3.449.460
Jadi laba bruto 1 buah produk tas  adalah sebagai berikut :
Rp 3.449.460 =  Rp 68.989   
50 buah
Rangkuman Hasil Penelitian
Perusahaan Full Costing Dalam perbandingan diatas terdapat
BBB Rp. 6.034.000 BBB Rp. 6.000.000 perbedaan perhitungan antara
perusahaan dan full costing dimana
BTKL Rp. 1.100.000 BTKL Rp. 1.100.000
perusahaan mempunyai harga pokok
BOP Rp.     975.000 BOP Rp. 1.113.000 produksi Rp 8.109.000.‐, sedangkan full
costing Rp 8.213.000.‐ ,dan harga jual
menurut perusahaan Rp 11.352.600.‐,
HPP Rp. 8.109.000 HPP Rp. 8.213.000 menurut full costing Rp. 11.662.460,‐
By Adm &  Rp.     100.000
umum Selisih total harga pokok produk antara 
By Pemasaran Rp.       75.000 cara perhitungan menurut perusahan 
dengan menurut metode full costing 
yaitu sebesar :
Laba yang  Laba yang  Rp.8.109.000 – Rp.8.213.000 =
diharapkan 40  diharapkan  Rp.104.000
% 40%
Rp. 8.109.000 Rp. 8.213.000 Sedangkan selisih harga jual antara cara 
Rp. 3.243.600 Rp. 3.285.200 perhitungan menurut perusahaan 
dengan menurut metode full costing 
Mark up 42%
adalah :
Haga Jual Rp. 11.352.600 Harga Jual Rp. 11.662.460 Rp.227.052 ‐ Rp.233.249 =  Rp. 6.197
Harga Perunit Rp.       227.052 Haraga Perunit Rp.       233.249
Kesimpulan

 Perhitungan menurut perusahaan harga pokok pesanan sebesar Rp Rp


8.109.000 dengan harga jual satu tas sebesar Rp 227.052 serta laba yang
didapatkan sebesar Rp 3.243.600,‐
3 243 600 sedangkan perhitungan menurut metode
full costing menghasilkan harga pokok pesanan sebesar Rp 8.213.000 dengan
harga jual satu tas sebesar Rp 233.249 serta laba yang didapatkan sebesar Rp
3.285.200
 Perbedaan perhitungan menurut perusahaan dengan metode full costing
disebabkan karena perusahaan dalam memperhitungkan biaya overhead
pabrik tidak memasukkan unsur biaya yaitu biaya depresiasi mesin yang
berakibat laba bruto yang diperoleh perusahaan lebih kecil dibandingkan
dengan menggunakan metode full costing.
Saran
 Memasukkan unsur biaya overhead pabrik berupa biaya depresiasi mesin dan
biaya depresiasi gedung yang terjadi adalam perhitungan harga pokok
pesanannya.
pesanannya
 Perusahaan sebaiknya melakukan perhitungan harga pokok pesanan dengan
menggunakan metode full costing, karena dapat memasukan seluruh biaya
yang diperhitungkan secara tepat dan benar dalam menawarkan harga jual
perunit tas kepada konsumen sehingga laba yang didapat dari persahan
konveksi tersebut sesuai dengan yangd iharapkan oleh perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai