CPNS KABUPATEN PATI ANGKATAN XX KELOMPOK I TAHUN 2022
Disusun oleh:
Melinda Anindita Yuniawati, Amd. Keb
ANALISIS ISU UNTUK MENUJU SMART GOVERNANCE
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia mengalami tren yang menurun.
Namun, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penurunan itu hanya terjadi sebesar 3 kematian dari 1.000 kelahiran hidup. Salah satu upaya mengurangi resiko kematian bayi yang ditempuh adalah program Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu. Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan penting yang harus diberikan kepada bayi terutama pada masa awal kelahiran. Hasil SDKI 2012 menunjukkan bahwa dari 96% bayi yang pernah disusui, hanya 42% yang disusui secara eksklusif. Menurut UNICEF, satu dari 10 langkah keberhasilan menyusui adalah dengan diberikan ASI segera setelah kelahiran (Inisiasi Menyusu Dini). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bayi yang mendapat IMD dalam waktu lebih dari satu jam setelah kelahiran memiliki risiko 1,661 kali lebih besar untuk tidak menyusu secara eksklusif dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI pertama dalam waktu satu jam setelah kelahiran. Sedangkan faktor sosial demografi yang mempengaruhi ketahanan pemberian ASI Eksklusif adalah paritas, IMD dan status pekerjaan ibu. Sedangkan di instansi saya bekerja, Puskesmas Jaken dalam kurun waktu bulan Juni tahun 2022 data persalinan normal yang melakukan IMD hanya ada 9 orang dari 20 orang pasien. Maka dari itu saya angkat kasus ini menjadi salah satu isu yang terjadi di instansi. Hal ini merupakan ketidaksesuaian / pelanggaran aturan/konsep Manajemen ASN dan Smart ASN yaitu tidak sesuai dengan kewajiban ASN yaitu mentaati peraturan perundang-undangan, karena Inisiasi Menyusu Dini sudah tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012. Smart Governance atau tata kelola pemerintahan cerdas bertujuan untuk mewujudkan peningkatan kinerja pelayanan publik, kinerja birokrasi pemerintah, dan kinerja efisiensi kebijakan publik.
a. Identifikasi beberapa isu / masalah
- Belum optimalnya kunjungan ibu hamil ke fasyankes - Belum Optimalnya pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD) di ruang persalinan - Banyak baduta yang belum Imunisasi Dasar Lengkap b. Menemukan isu prioritas dengan metode USG No Isu U S G Total Peringkat 1 Belum optimalnya kunjungan ibu hamil ke 3 3 3 9 3 fasyankes 2 Belum Optimalnya pelaksanaan inisiasi 4 4 4 12 1 menyusu dini (IMD) di ruang persalinan 3 Banyak baduta yang belum Imunisasi 4 4 3 11 2 Dasar Lengkap Dari 3 isu yg terpilih melalui analisis metode USG maka terpilih core isu yaitu Belum Optimalnya pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD) di ruang persalinan dengan skor 12.
c. Analisis dampak jika isu tidak diselesaikan
- Risiko kematian pada bayi yang baru lahir semakin meningkat - Produksi ASI menjadi tersendat dan kurang lancar - Ibu menjadi mudah stres pasca melahirkan - Bayi rentan terkena penyakit dan antibodi yang lemah - Anak yang melewatkan IMD rentan mengalami masalah pencernaan - Program ASI Eksklusif selama 6 bulan yang diprogramkan pemerintah tidak tercapai
d. Menentukan alternatif pemecahan masalah dengan analisis SWOT
weakness strength - kurangnya komitmen petugas tersedia sarana dan prasarana kesehatan - kondisi fisik ibu dan bayi
opportunity threat meningkatkan kinerja bidan produksi ASI tidak lancar
e. Menentukan gagasan kreatif untuk menyelesaikan isu
1. Sosialisasi pelaksanaan IMD a. Sosialisasi pemberian IMD kepada bidan piket di Ruang persalinan Tindakan ini bertujuan untuk membangun komitmen bersama bidan untuk mencapai program ASI Eksklusif Pemerintah dan APN (Asuhan Persalinan Normal) b. Sosialisasi kepada ibu hamil saat ANC pentingnya IMD untuk menunjang program ASI Eksklusif. Tujuannya agar ibu hamil memiliki motivasi tersendiri untuk melakukan IMD dan meneruskan program ASI Eksklusif untuk memberikan asupan gizi yang optimal kepada anak. 2. Membuat banner, video dan leaflet atau media sosialisasi yang menarik 3. Membuka grup WA ibu hamil untuk tanya jawab atau diskusi tentang IMD Tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya IMD 4. Melakukan pembinaan