Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS ISU INSTANSI

Nama : SUKISNO, S.Tr.Sos


No. Presensi : 14
NIP : 199412292022031020
Kelompok : II/Angkatan 2/ PPSDM Geominerba Tahun 2022
Asal Instansi : Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Banjarnegara

A. Identifikasi dan Deskripsi Isu Instansi


Setelah bekerja selama kurang lebih 3 (tiga) bulan di Disnaker PMPTSP Kabupaten Banjarnegara,
tepatnya di Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja, Seksi Penempatan dan Perluasan Tenaga
Kerja dan Transmigrasi, saya menemukan beberapa isu yang cukup menarik untuk dianalisis.
Gambaran tentang kondisi ketiga isu tersebut adalah sebagai berikut:
1. Informasi Pelayanan Ketenagakerjaan yg masih Konvensional, Kurang Informatif, dan
Terkesan Lamban
Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Banjarnegara melayani beberapa layanan masyarakat, khususnya Seksi Penempatan dan Perluasan
Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang paling sering dicari oleh masyarakat adalah Layanan
Penempatan Tenaga Kerja seperti pembuatan Kartu Angkatan Kerja (AK1) dan informasi pasar
kerja. Tingginya permintaan masyarakat tersebut didukung data rata-rata pembuatan kartu
angkatan kerja sebanyak 120 per hari. Peningkatan jumlah pencari kerja apabila tidak diimbangi
dengan alur layanan yang jelas akan berdampak pada kualitas layanan yang diberikan kurang
efektif dan lamban.
Pada dasarnya sistem pelayanan antar kerja sudah disediakan sistem daring secara nasional oleh
Kementerian Ketenagakerjaan yang ditujukan kepada para pencari kerja agar membuat akun secara
mandiri. Akan tetapi kebanyakan pencari kerja masih kebingungan, sehingga lebih memilih cara
manual dengan datang ke Disnaker PMPTSP.
2. Program Pelatihan Kerja belum Sepenuhnya Mengakomodir Kebutuhan Penyedia
Lapangan Kerja
Salah satu penyebab adanya fenomena pengangguran adalah disebabkan karena rendahya
keterampilan pencari kerja atau angkatan kerja. Dalam rangka meningkatkan keterampilan pencari
kerja maka disusunlah program pelatihan kerja. Akan tetapi program pelatihan kerja belum

1
sepenuhnya menjawab kebutuhan penyedia lapangan kerja. Sehingga pada akhirnya harapan
memupus pengangguran dengan program pelatihan yang dijalankan ternyata tidak efektif.
3. Belum Optimalnya Pemindahan dan Penempatan Transmigrasi
Sejak tahun 2019 program Transmigrasi belum dilakukan lagi di Kabupaten Banjarnegara. Hal ini
karena disamping situasi Pandemi Covid-19, juga karena terbatasnya alokasi anggaran yang
dibebankan oleh Pemerintah Daerah. Sehingga warga masyarakat yang berminat untuk
transmigrasi harus diundur keinginannya. Kurang optimalnya daerah penempatan dalam persiapan
pemukiman juga menyebabkan keterlambatan pemindahan transmigrasi. Selain itu juga karena
terjadinya inkonsistensi tindak lanjut dari perjanjian kerjasama antar daerah yang dilakukan.

Berdasarkan uraian diatas, maka berikut ini adalah pengelompokan kondisi isu yang terjadi saat
ini.
No Kondisi Saat Ini Kondisi yang Seharusnya Pengelompokan Isu
1. Informasi Pelayanan Ketenagakerjaan Informasi pelayanan harusnya dapat Pelayanan Publik
yg masih Konvensional, Kurang diakses melalui berbagai kanal
Informatif, dan Terkesan Lamban media sosial dan juga pelayanan
yang cepat dan efisien seiring
dengan semakin cepatnya
pertumbuhan angka angkatan kerja
yang selalu mengalami peningkatan
untuk mencari informasi pekerjaan.
2. Program Pelatihan Kerja belum Program pelatihan kerja yang Pelayanan Publik
Sepenuhnya Mengakomodir disusun harusnya dapat membantu
Kebutuhan Penyedia Lapangan Kerja meningkatkan penyerapan tenaga
kerja baik sektor formal maupun
informal.
3. Belum Optimalnya Pemindahan dan Pemindahan dan Penempatan Pelayanan Publik
Penempatan Transmigrasi Transmigrasi harunya tidak
mengalami penundaan
pemberangkatan calon transmigran.

B. Analisis Pemilihan Isu


Dari ketiga isu instansi yang telah dijabarkan, maka dipilih satu isu yang paling prioritas,
berkualitas dan bersifat aktual. Untuk memilih dan menetapka isu, saya menggunakan alat bantu
penetapan kriteria kualitas isu dengan metode USG, Urgency (U), Seriousness(S), Growthness (G).
Metode USG dilaksanakan dengan memperhatikan dari urgensi masalah, keseriusan dari masalah yang
dihadapi, serta kemungkinan perkembangan masalah yang semakin besar, dengan menentukan skala

2
nilai 1-5. Isu yang memilii skor tertinggi merupakan isu prioritas yang dapat ditarik kesimpulannya
untuk dijadikan isu kontemporer. Berikut adalah anaslisis isu kontemporer dengan metode USG:

Kriteria Penilaian
Rang
No Isu Urgent Serious Total
Growth king
nes
Informasi Pelayanan Ketenagakerjaan yg
1 masih Konvensional, Kurang Informatif, 5 4 3 12 1
dan Terkesan Lamban
Program Pelatihan Kerja belum
2. Sepenuhnya Mengakomodir Kebutuhan 3 4 3 10 2
Penyedia Lapangan Kerja
Belum Optimalnya Pemindahan dan
3. Penempatan Transmigrasi 3 3 2 8 3

Keterangan:
Urgent (Mendesak) Seriousnes (Kegawatan) Growth (Pertumbuhan)
5=Sangat Mendesak 5=Sangat Gawat 5=Sangat Cepat
4=Mendesak 4=Gawat 4=Cepat
3=Cukup Mendesak 3=Cukup Gawat 3=Cukup Cepat
2=Kurang Mendesa 2=Kurang Gawat 2=Kurang Cepat
1=Tidak Mendesak 1=Tidak Gawat 1=Tidak Cepat

Berdasarkan hasil analisis diatas, maka isu yang menjadi prioritas pertama untuk diatasi adalah
Informasi Pelayanan Ketenagakerjaan yg masih Konvensional, Kurang Informatif, dan Terkesan
Lamban.

C. Penyebab Terjadinya Isu


Untuk mengetahui akar penyebab isu Informasi Pelayanan Ketenagakerjaan yg masih Konvensional,
Kurang Informatif, dan Terkesan Lamban, maka dilakukan analisis dengan menggunakan teknik
analisis Fishbone sebagai berikut:

3
Teknik Analisis Fishbone

Penyampaian Method Material


informasi lebih
Informasi
banyak secara
pelayanan yang
lisan dan sifatnya
kurang uptodate
kuratif

Sitem milik Dinas


dan Kementerian Tata ruang
belum tersinkron pelayanan kurang
nyaman dipandang Informasi Pelayanan
Sistem online tidak
Ketenagakerjaan yg
sinkron dengan dukcapil
masih Konvensional,
belum tersinkron
Kurang Informatif,
dan Terkesan
Kurangnya SDM Sarana Prasarana Lamban
untuk belum memadai
pelayanan

Belum ada pegawai yang


konsen terhadap desain
informasi digital

Machine
SDM

D. Dampak Isu
Untuk mwnganalisa dampak dari isu Informasi Pelayanan Ketenagakerjaan yg masih Konvensional,
Kurang Informatif, dan Terkesan Lamban, dilakukan dengan dua sudut pandang sebagai berikut:
Internal Eksternal
 Menguras tenaga bagian pelayanan  Pencari kerja kurang mendapat informasi
ketenagakerjaan /kewalahan yang jelas tentang mekanisme prosedur
 Dipenuhi berkas hardcopy kerja.
 Dinas kurang mendapat rating baik  Sulit diakses oleh pencari kerja yang berada
diluar daerah.
 Mengurangi kepercayaan publik

4
E. Rekomendasi Penyelesaian Isu
Berdasarkan hasil analisis penyebab dan dampak, rekomendasi solusi penyelesaian yang ditawarkan
untuk mengatasi isu Informasi Pelayanan Ketenagakerjaan yg masih Konvensional, Kurang Informatif,
dan Terkesan Lamban adalah sebagai berikut:
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
1 Melakukan riset tentang SOP dan peraturan Mengumpulkan, mempelajari, dan melakukan
yang berlaku tentang mekanisme antar konsultasi dengan yang menguasi di bidang
kerja. mekanisme antar kerja.
2 Membuat konten tentang mekanisme antar Menyusun konsep dan produksi konten berupa
kerja yang secara update diunggah di media Video, leaflet
(IG, Facebook, Website, Youtube) Melakukan konsultasi.
3 Melakukan sinkronisasi aplikasi AK1 Konsultasi dengan mentor
Banjarnegaral dan e-Makaryo Uji Coba

4 Melakukan tata kelola ruang pelayanan Konsultasi dengan mentor


AK1 yang nyaman Desain tata ruang
Uji Coba

Anda mungkin juga menyukai