jdih.pu.go.id
-5 -
jdih.pu.go.id
-6 -
Secara umum, sistem dari fasilitas SPBU Mikro 3 kl adalah BBM dialirkan
dari tangki penyimpanan langsung ke konsumen. Untuk memastikan
kapasitas dari bahan bakar yang akan disalurkan maka dipasanglah alat
ukur pada dispenser dengan fungsi untuk mengukur jumlah kapasitas
BBM yang disalurkan dapat dipantau secara terus menerus. Rencana
Pembangunan Instalasi SPBU Mikro 3 kl terdiri atas:
jdih.pu.go.id
-7 -
jdih.pu.go.id
-8 -
2. Tujuan
Tujuan dokumen Basis Desain Proyek dalam jasa perancangan,
pengadaan, dan konstruksi yaitu sebagai bahan acuan dalam
mendesain instalasi SPBU Mikro 3 kl. Laporan ini memberikan
informasi dari fasilitas yang ada di instalasi.
3. Ruang Lingkup
Cakupan dokumen ini berisi ringkasan berupa data desain,
asumsi, kriteria pendesainan dan juga prinsip atau filosofi
desain. Ruang lingkup ini meliputi spesifikasi, penggunaan
standar/acuan, serta perhitungan dari seluruh disiplin ilmu
contohnya:
a. Proses dan Keselamatan Proses;
b. Sipil dan Struktur;
c. Mekanikal, Sistem Perpipaan, dan Jalur Perpipaan;
d. Elektrikal dan Sistem Instrumentasi; dan/atau
e. HSE dan Manajemen Risiko.
jdih.pu.go.id
-9 -
Istilah Definisi
Pihak Lain yang akan menyediakan sesuatu
untuk kebutuhan proyek selain yang disediakan
oleh PERUSAHAAN dan KONTRAKTOR disebut
VENDOR VENDOR, dimana tanggung jawabnya langsung
kepada KONTRAKTOR baik terhadap Purchase
Order (PO) atau bentuk perjanjian lain antara
VENDOR dan KONTRAKTOR.
5. Daftar Singkatan
Dalam tabel yaitu beberapa daftar singkatan yang ada pada
dokumen ini:
6. Daftar Istilah
jdih.pu.go.id
- 10 -
Istilah Definisi
dengan mudah untuk seluruhnya tertutup atau
seluruhnya tertutup dan mengurangi hilang tekan
pada pipa.
Katup yang digunakan untuk mengontrol fluida agar
Check Valve
tidak ada aliran balik pada aliran tersebut.
Suatu alat yang digunakan untuk mengukur suatu
Dispenser
fluida yang mengalir pada jalur tertentu.
Tempat penyimpanan yang memiliki dua lapisan
Double wall pada tangki. Tangki ini digunakan untuk
tank penyimpanan fluida yang mudah menguap dan
mudah terbakar.
Emergency Katup yang berfungsi untuk mengontrol ruang jika
Intersitial ruang pada interstisial dalam kondisi tekanan
Vent berlebih atau overpressure.
Emergency Ventilasi yang digunakan ketika terjadi kegagalan
Vent pada pengoperasian pressure vacuum relief valve.
Sistem pengisian bahan bakar dari truk loading
Filling
menuju tangki menggunakan pipa pengisian dengan
System
selang fleksibel.
Katup yang berfungsi sebagai penahan aliran BBM
yang telah berada pada pipa untuk tidak kembali ke
Foot Valve
tangki dan menjaga kondisi vakum aliran produk
dalam pipa.
Sistem pembumian yang berfungsi untuk
Grounding meminimalkan terjadinya sengatan arus kuat di
lingkungan bebas.
Impact Katup yang berfungsi sebagai kontrol aliran agar
Check Valve meminimalkan aliran balik atau backflow.
Insulating
Struktural dinding tangki yang berfungsi sebagai
Concrete
Insulasi atau tambalan pada dinding.
Fireproof
Katup yang digunakan untuk menahan api sampai
PV Vent
batas maksimal kondisi desain tangki tersebut.
Katup yang digunakan untuk melindungi peralatan
PVRV dari kelebihan tekanan atau kondisi vakum pada
tangki.
Sistem yang terpasang pada tangki yang berfungsi
Relief
untuk melepaskan tekanan berlebih pada saat
System
operasi.
Sistem suction atau pengisap dari tangki menuju
Suction
dispenser untuk didistribusikan kepada konsumen
System
menggunakan pipa berukuran 1½ inci.
7. Satuan Unit
Unit pengukuran proyek berasal dari unit Sistem Internasional
(SI) dengan penambahan yang diizinkan seperti dijelaskan di
bawah ini. Jika tidak termasuk dalam tabel berikut, pengukuran
SI akan digunakan.
jdih.pu.go.id
- 11 -
1. Peraturan
Daftar peraturan yang digunakan yaitu:
jdih.pu.go.id
- 12 -
Nomor Deskripsi
Peraturan Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/atau
Menteri Kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi.
Lingkungan
Hidup Nomor 19
Tahun 2010
Peraturan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
Menteri Pekerjaan (SMKK).
Umum dan
Perumahan
Rakyat Nomor 10
Tahun 2021
2. Proses
Dalam bidang proses, daftar standar/acuan yang digunakan
yaitu:
jdih.pu.go.id
- 13 -
3. Sipil/Struktur
Dalam bidang sipil/struktur, standar/acuan yang digunakan
yaitu:
jdih.pu.go.id
- 14 -
Nomor Deskripsi
(ASTM C1602-06, IDT)
SNI 8460 Persyaratan Perancangan Geoteknik
AWS D12.1 Reinforcing Steel Welding Code
4. Piping/Pipeline
Dalam bidang pipeline, standar/acuan yang digunakan yaitu:
jdih.pu.go.id
- 15 -
Nomor Deskripsi
Density
5. Mekanikal
Untuk desain mekanikal mengacu standar/acuan seperti di
bawah ini:
6. Elektrikal / Instrumentasi
Dalam bidang instrumentasi, standar/acuan yang digunakan
yaitu:
jdih.pu.go.id
- 16 -
Nomor Deskripsi
Sensors
IEC 62040 (Series) Uninterruptible Power System
IEC 62305 (Series) Protection against lightning
IEC 60598 Luminaries
ISA S5.1 Instrumentation Symbols and Identification
ISO 2714 Liquid Hydrocarbons-Volumetric
Measurement by Positive Displacement
Meter System Other than Dispensing
NFPA 10 PorTabel Fire Extinguishers
NFPA 30 Flammable and Combustible Liquids Code
NFPA 37 Installation and use of Stationary
Combustion Engines and Gas Turbines
SNI 0225 Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
SNI 7391 Spesifikasi Penerangan Jalan di Kawasan
Perkotaan
UL 2583 Outline Investigation for Fuel Tank
Jika terjadi perbedaan antara yang tertulis pada desain basis ini
dengan dokumen lain seperti data atau standar dan peraturan
lain yang terkait maka KONTRAKTOR dan/atau vendor wajib
membawa masalah ini kepada PERUSAHAAN untuk
mendapatkan penyelesaian dan persetujuan secara tertulis.
Dalam hal ini maka yang harus berlaku yaitu persyaratan yang
paling ketat.
C. DATA UTAMA
1. Umur Desain
Instalasi SPBU Mikro 3 kl akan didesain dengan umur selama 20
(dua puluh) tahun.
2. Data Instalasi
Berikut ini merupakan desain data yang digunakan pada sistem
di instalasi:
Tabel 13. Data Instalasi
Butir Deskripsi
Nama Instalasi SPBU Mikro 3 kl
Tahun dibuat / digunakan 2004 / 2005
Layanan Minyak dan Gas
jdih.pu.go.id
- 17 -
4. Data Lingkungan
Berikut ini merupakan data lingkungan yang digunakan untuk
perhitungan desain dari instalasi.
5. Data Tanah
Parameter tanah yang digunakan yaitu kategori tanah yang
lunak. Luas lahan adalah 210 m2. Dari keseluruhan luas tanah,
SPBU Mikro 3 kl tidak memfokuskan terhadap ketentuan
persyaratan vegetasi. Hal ini dipicu karena keterbatasan lahan
SPBU Mikro 3 kl. Kapasitas tanah pada lokasi fondasi SPBU
Mikro 3 kl adalah 8 Ton mengikuti klasifikasi dengan kelas Jalan
III C.
6. Denah
Berikut yaitu tata letak instalasi SPBU Mikro 3 kl:
jdih.pu.go.id
- 18 -
Keterangan:
1. Unit SPBU Mikro 3 kl 6. Rambu Promosi
2. Pengisian 7. Display LPG
3. Rambu Dilarang 8. Display Oil
4. Totem 9. Drainase
5. Rambu Masuk/Keluar
jdih.pu.go.id
- 19 -
Lokasi SPBU Mikro 3 kl tidak dekat dengan lampu lalu lintas dan
sebagian besar lokasi modular SPBU Mikro 3 kl adalah di area
perdesaan. Untuk menghindari eksternalisasi negatif, perlu
adanya asumsi jumlah kendaraan yang mungkin melakukan
pengisian bahan bakar di SPBU Mikro 3 kl. Pihak SPBU Mikro 3
kl tidak menentukan jarak persimpangan terhadap letak SPBU
Mikro 3 kl karena omset yang tidak terlalu besar. Klasifikasi jalan
berdasar ruang lalu lintas dikelompokkan sesuai dengan jalan
kelas III, yaitu jalan arteri, kolektor dan lingkungan yang dapat
dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi
2.100 (dua ribu seratus) milimeter, ukuran panjang tidak
melebihi 9.000 (sembilan ribu) milimeter, ukuran paling tinggi
3.500 (tiga ribu lima ratus) milimeter dan muatan sumbu terberat
8 (delapan) ton.
2) Motor
200 L⁄hari
= 100 motor/hari
2 L/motor
jdih.pu.go.id
- 20 -
7. Data Fondasi
Data spesifikasi material dan sifat teknis material yang
digunakan dalam analisis ditampilkan dalam tabel berikut ini:
jdih.pu.go.id
- 21 -
jdih.pu.go.id
- 22 -
jdih.pu.go.id
- 23 -
Parameter Keterangan
Atap Tangki Tipe Flat
Ketebalan 6 mm
Lantai Tangki Ketebalan 6 mm
Emergency Vent Ukuran 6 inci
Pressure Vacuum Vent Ukuran 2 inci
Dimensi
Tangki Dalam Panjang 1.706 mm
Lebar 1.238 mm
Tinggi 1.638 mm
Tangki Luar Panjang 1.880 mm
Lebar 1.400 mm
Tinggi 1.800 mm
Berat
Total Berat Kosong kg 3.500 (Estimasi)
Total Berat Terisi kg 5.280 (Estimasi)
jdih.pu.go.id
- 24 -
jdih.pu.go.id
- 25 -
jdih.pu.go.id
- 26 -
jdih.pu.go.id
- 27 -
jdih.pu.go.id
- 28 -
jdih.pu.go.id
- 29 -
jdih.pu.go.id
- 30 -
jdih.pu.go.id
- 31 -
D. KRITERIA DESAIN
Dalam bab ini akan dijabarkan mengenai desain pada tiap peralatan.
1. Perhitungan Desain
a. Emergency Vent
1) Menghitung Luas Tangki
Pada tangki persegi panjang, perhitungan luas tidak
disertakan atap tangki tersebut. Maka perhitungan luas
tangki adalah:
𝐴 = (𝐿 × 𝑃) + 2(𝑃 × 𝑇) + 2(𝐿 × 𝑇)
Keterangan:
L = Lebar (ft)
P = Panjang (ft)
T = Tinggi (ft)
jdih.pu.go.id
- 32 -
Area basah (perhitungan)−Area basah (min) Ukuran pipa (disyaratkan)−Ukuran pipa (min)
=
Area basah (maks)−Area basah (min) Ukuran pipa (maks)−Ukuran pipa (min)
𝑊𝑒𝑡𝑡𝑒𝑑 𝐴𝑟𝑒𝑎 (𝑐𝑎𝑙𝑐𝑢𝑙𝑎𝑡𝑒𝑑) − 𝑊𝑒𝑡𝑡𝑒𝑑 𝐴𝑟𝑒𝑎 (𝑚𝑖𝑛) 𝑃𝑖𝑝𝑒 𝑆𝑖𝑧𝑒 (𝑟𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡) − 𝑃𝑖𝑝𝑒 𝑆𝑖𝑧𝑒 (𝑚𝑖𝑛)
=
𝑊𝑒𝑡𝑡𝑒𝑑 𝐴𝑟𝑒𝑎 (𝑚𝑎𝑥) − 𝑊𝑒𝑡𝑡𝑒𝑑 𝐴𝑟𝑒𝑎 (𝑚𝑖𝑛) 𝑃𝑖𝑝𝑒 𝑆𝑖𝑧𝑒 (𝑚𝑎𝑥) − 𝑃𝑖𝑝𝑒 𝑆𝑖𝑧𝑒 (𝑚𝑖𝑛)
116,97 − 100 𝑥– 4
=
120 − 100 5– 4
16,97 𝑥– 4
=
20 1
16,97 = 20𝑥 − 80
96,97 = 20𝑥
𝑥 = 4,8
jdih.pu.go.id
- 33 -
jdih.pu.go.id
- 34 -
jdih.pu.go.id
- 35 -
jdih.pu.go.id
- 36 -
jdih.pu.go.id
- 37 -
jdih.pu.go.id
- 38 -
f. Perhitungan Struktural
Kalkulasi menggunakan perangkat lunak Staad Pro atau
jdih.pu.go.id
- 39 -
jdih.pu.go.id
- 40 -
jdih.pu.go.id
- 41 -
jdih.pu.go.id
- 42 -
jdih.pu.go.id
- 43 -
g. Perhitungan Fondasi
Metode desain merupakan kombinasi pembebanan tak
terfaktor digunakan untuk memeriksa daya dukung tanah,
ketahanan terhadap guling dan ketahanan geser fondasi.
Kombinasi pembebanan terfaktor selanjutnya digunakan
untuk desain beton bertulang. Desain beton menggunakan
metode desain bebas ultimit seperti pada tabel berikut ini:
jdih.pu.go.id
- 44 -
jdih.pu.go.id
- 45 -
jdih.pu.go.id
- 46 -
jdih.pu.go.id
- 47 -
2. Peralatan Elektrikal
a. Daftar Peralatan
Peralatan elektrikal pada instalasi dapat berupa Panel
Distribusi dan Kotak Panel. Tabel di bawah ini menunjukkan
Kapasitas dari Peralatan Listrik yang ada di SPBU Mikro 3 kl
yaitu:
b. Desain Pembumian
Pembumian ini digunakan untuk melepaskan arus petir ke
dalam tanah pada Pembangunan Instalasi SPBU Mikro 3 kl.
Berikut dalam gambar yaitu ilustrasi dari sistem
pembumian untuk instalasi SPBU Mikro 3 kl:
jdih.pu.go.id
- 48 -
Dimana:
ρ = Tahanan tanah (Ω-meter) = 60 Ω-meter
L = Kedalaman batang (m) = 4 meter
a = Jari-jari gira si dari elektroda (m) = 0,79 cm
Rd1 = Ketahanan yang dibutuhkan
Sehingga didapat Rd1 yaitu 3,13 Ω
jdih.pu.go.id
- 49 -
E. SPESIFIKASI TEKNIS
1. Mekanikal
Spesifikasi Tangki Penyimpan untuk tiap-tiap komponen dapat
dilihat pada tabel berikut:
jdih.pu.go.id
- 50 -
Klasifikasi Tipe
dikalkulasi berdasarkan UL 142
- Emergency venting sebagai area basah dengan kalkulasi
berdasarkan UL 142
Perlengkapan Tangki - 2” pipa inlet tangki termasuk penutup, Ball Valve, dan
Connection
- 1½” pipa outlet tangki termasuk Ball Valve dan
Siphoning Valve
- 2” Tank Manual Dipping
- 2” MTG Opening Slot
- 6” Emergency Valve
- 2” PV Vent Port
Auxiliary - 4-point camlock lug for lifting
- Batang pembumian
Proteksi Termal Beton insulasi tahan api dapat menahan perambatan
kalor ke dalam tangki maksimum 120°C diuji mengikuti
UL 1709
Tipe Tank Gauge Manual
Kapasitas 6 – 10 ft steel container custom built
jdih.pu.go.id
- 51 -
jdih.pu.go.id
- 52 -
jdih.pu.go.id
- 53 -
c. Pengujian Kebocoran
a. Tangki Primer
Pengujian kebocoran dilakukan sebelum pengecatan
dengan metode yang akan dijelaskan di bawah ini.
Tidak harus ada bukti kebocoran atau tanda deformasi
permanen pada pengujian ini. Jika mengalami tekanan
uji kebocoran, dinding tangki, head, atau atap dapat
mengalami defleksi tetapi harus kembali ke posisi dan
bentuk aslinya saat tekanan uji dilepaskan.
1) Melakukan tekanan udara internal dan
menggunakan busa sabun, atau bahan yang
sejenis untuk mendeteksi kebocoran. Untuk tangki
horizontal atau rectangular, uji tekanan tidak
boleh kurang dari 3 psig (21 kPa) atau tidak lebih
dari 5 psig (35 kPa). Untuk tangki vertikal, uji
tekanan tidak boleh kurang dari 1,5 psig (10 kPa)
atau lebih dari 2,5 psig (17 kPa) atau tekanan di
jdih.pu.go.id
- 54 -
jdih.pu.go.id
- 55 -
d. Penempatan Tangki
1) Tangki harus ditempatkan jauh dari jalur kendaraan
dan harus dilindungi dari dampak kendaraan dengan
menggunakan bollards atau armco railing.
2) Jika memungkinkan, posisi dari tangki aboveground
harus ditempatkan dengan pertimbangan kondisi iklim
lokal.
e. Handling
Dalam tahapan ini diperlukan beberapa praktik rekayasa,
kewajaran, dan faktor keselamatan yang nantinya akan
digunakan pada tahapan handling.
f. Pengujian pre-Installation
Dalam tahapan ini ada beberapa ketentuan yang harus
dipenuhi dalam penginstalan tangki penyimpanan.
g. Inspeksi Internal
Di dalam tahapan inspeksi diharapkan agar inspeksi yang
dilakukan disesuaikan dengan standar/prosedur yang
berlaku.
jdih.pu.go.id
- 56 -
3. Dispenser
Berikut dalam tabel yaitu spesifikasi perusahaan untuk
dispenser SPBU Mikro 3 kl ini:
jdih.pu.go.id
- 57 -
Spesifikasi dari desain, pompa dan motor, posisi serta selang dari
dispenser yang akan digunakan pada modul SPBU Mikro 3 kl
dapat dilihat pada penjabaran berikut ini:
a. Desain
1) Peralatan dispenser termasuk nozel dan selang harus
terlindung dari potensi benturan oleh kendaraan
konsumen, yaitu dengan membuat pengaman dari
konstruksi beton yang lebih lebar dari dispenser dan
meletakkan dispenser lebih tinggi 20 cm dari lantai area
pengisian BBM.
2) Dispenser harus dilengkapi dengan alat pemutus aliran
yang dirancang untuk mencegah aliran BBM keluar
secara terus menerus pada saat tangki kendaraan terisi
penuh atau saat selang pengisian terlepas/putus.
3) Dispenser harus memenuhi ketentuan dan persyaratan
keselamatan untuk mencegah penyebaran uap mudah
terbakar.
4) Permukaan area sekitar dispenser dan mobil tangki
harus dirancang sehingga tumpahan atau bocoran
BBM dapat mengalir ke drain box.
jdih.pu.go.id
- 58 -
c. Posisi
1) Dispenser harus diletakkan di tempat yang minim
risiko terjadi kerusakan selama operasi normal.
2) Dispenser ditempatkan di ruang terbuka sehingga
memiliki ventilasi cukup.
Penempatan dispenser harus memperhatikan agar
kendaraan pelanggan dapat diparkir dengan mudah,
nyaman dan aman di area dispenser, tanpa terganggu oleh
pergerakan kendaraan pelanggan yang lain.
d. Rakitan Selang
Rakitan selang harus memenuhi persyaratan berikut:
1) Selang harus memiliki panjang yang sesuai sehingga
nozel tidak dapat menjangkau luar area pengisian
bahan bakar dan tidak menyentuh lantai.
2) Selang harus dilengkapi dengan penghubung
breakaway.
3) Selang harus berbahan stainless steel, diameter 19 mm
dan dilengkapi dengan magnetic interlock.
e. Koneksi
1) Sistem Instrumentasi sesuai dengan gambar dan/atau
manual dari manufaktur.
2) Sistem perpipaan dari tangki menuju dispenser harus
dilengkapi dengan Emergency Shut Down (ESD) yang
berfungsi untuk menghentikan aliran BBM apabila
terjadi kebocoran atau pipa pecah.
jdih.pu.go.id
- 59 -
4. Sistem Perpipaan
a. Desain Perpipaan
Dalam Proyek Pembangunan instalasi ini untuk sistem
perpipaan proses akan didesain berdasarkan standar ASME
B31.3 dalam desain jalur perpipaan di dalam fasilitas SPBU
Mikro 3 kl. Dalam perhitungan yang telah dilakukan oleh
engineer, desain dari jalur perpipaan ini berumur selama 20
(dua puluh) tahun sehingga dalam rentang waktu tersebut
dipastikan instalasi aman digunakan.
b. Nozel Tangki
Berikut dalam gambar yaitu posisi nozel tangki
penyimpanan SPBU Mikro 3 kl:
jdih.pu.go.id
- 60 -
5. Peralatan Elektrikal
Persyaratan yang harus diaplikasikan ke semua peralatan
elektrikal antara lain:
a. Peralatan elektrikal harus diletakkan di luar dari area yang
berpotensi bahaya.
b. Peralatan elektrikal harus dipasang pada area yang telah
diinisiasi berbahaya.
a. Pembebanan
Besaran Ampere (A) yang tertera pada MCB menyesuaikan
dengan kebutuhan daya. Penambahan Residual Current
Device (RCD) yang digunakan sebesar 12 A. Berikut
Kebutuhan MCB 1 dan MCB 2:
jdih.pu.go.id
- 61 -
Total 2.176
Kapasitas MCB 1 = 10 A
Kapasitas MCB 1 = 10 A x 220 V 2.200
MCB II
Beban No Normal (W) Puncak Desain (W)
(W)
Motor 1 750 800 1.000
Total 1.000
Kapasitas MCB 2 = 6A
Kapasitas MCB 2 = 6 A x 220 V 1.320
jdih.pu.go.id
- 62 -
c. Pembumian
Penentuan nilai ketahanan tersebut sesuai dengan SNI
0225. Untuk lebih jelas mengenai spesifikasi perusahaan
maka dapat dilihat Sistem Pembumian pada gambar berikut
ini:
Dispenser
jdih.pu.go.id
- 63 -
d. Penerangan
Peralatan elektrikal yang digunakan contohnya lampu,
saklar dan lain-lain. Penerangan di fasilitas SPBU Mikro 3 kl
ini dilengkapi dengan gas proof dan aksesoris lainnya yang
terpasang. Spesifikasi lampu yaitu lampu Neon/TL dengan
anti ledakan, Fluorescent Light 2x18W, External IP 67 Spot
4x10W, dan cadangan. Terdapat pula konduit besi sebagai
pelindung kabel koneksi yang ada di SPBU Mikro 3 kl untuk
kabel lampu dan dispenser. Hal ini juga untuk menjaga
kabel apabila terjadi kebakaran.
jdih.pu.go.id
- 64 -
6. Sistem Instrumentasi
a. Sistem Kontrol Loading
Sistem kontrol loading untuk pengisian dari truk ke tangki
penyimpan:
1) Manual Tank Gauge.
2) OPV yang menutup jika tangki sudah penuh.
3) Pembumian pada truk.
b. Relief System
Ada 3 (tiga) Relief System yang dipasang pada tangki, yaitu:
1) Pressure Vacuum Relief Valve dilengkapi dengan
Arrestor.
2) Emergency Vent untuk Tangki Utama (Primer).
3) Emergency Interstitial Vent untuk Tangki Sekunder.
7. Sipil/Struktur
Berikut yaitu spesifikasi material untuk bidang sipil dalam
instalasi SPBU Mikro 3 kl yaitu:
jdih.pu.go.id
- 65 -
a. Kualitas Beton
Kualitas beton yang digunakan yaitu:
Tabel 40. Kualitas Beton
Butir Nilai Deskripsi
Beton struktur - fc' = 21 MPa
Beton non struktur - fc' = 21 MPa
Tulangan ulir BjTS420B fy = 420MPa
Tulangan polos BjTP280 fy = 280MPa
b. Kualitas Baja
Kualitas baja yang digunakan dalam pendesainan instalasi
ini antara lain:
Tabel 41. Kualitas Baja
Butir Nilai Deskripsi
Baja struktur ASTM A36 fy = 2.510 kg/m2
Baut ASTM A325
Angkur ASTM A307
Pengelasan E-70XX 70 ksi
F. PERSYARATAN SPESIFIK
Hal ini melingkupi beberapa ruang lingkup tiap disiplin ilmu dan telah
disesuaikan dengan kaidah keteknikan yang baik.
1. Peralatan Mekanikal
Desain peralatan mekanikal harus dijelaskan secara terperinci
pada lembar data dan spesifikasi masing-masing peralatan
tersebut. Desain peralatan tersebut harus sesuai dengan acuan
dan standar yang diperlukan untuk memenuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan. Parameter dan persyaratan
umum yang diuraikan dalam dokumen ini berlaku sebagai
persyaratan minimum untuk setiap peralatan mekanikal kecuali
jika persyaratan yang lebih khusus dibahas dalam lembar data,
spesifikasi, atau ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemilihan dan desain peralatan mekanikal harus didasarkan
pada pertimbangan berikut:
jdih.pu.go.id
- 66 -
jdih.pu.go.id
- 67 -
Sistem Vent
Pressure Vacuum Vent berfungsi untuk menjaga tekanan operasi
tangki penyimpan dari kondisi tekanan berlebih dan vakum
selama proses transfer bahan bakar. Kondisi tekanan berlebih
dapat terjadi selama pengisian bahan bakar dari truk tangki ke
tangki penyimpan dan ketika siang hari yang mengakibatkan
temperatur dan tekanan naik. Kondisi vakum dapat terjadi
selama pengisian bahan bakar ke kendaraan umum dan ketika
malam hari yang mengakibatkan temperatur dan tekanan turun.
Pipa Vent dari ketiga vent tersebut (Pressure Vacuum Vent dan
Emergency Vent) diletakkan ke lokasi yang aman di luar tangki
dengan ketinggian minimum 3,6 m (12 ft) dari permukaan tanah.
Pressure Vacuum Vent dilengkapi dengan Flame Arrestor untuk
mencegah perambatan api dari luar ke dalam tangki SPBU Mikro
3 kl yang mengandung bahan yang mudah terbakar.
jdih.pu.go.id
- 68 -
b. Penginstalan Tangki
Penginstalan tangki penyimpanan SPBU Mikro 3 kl dengan
kapasitas 3 kl harus memenuhi prosedur dan spesifikasi
sebagai berikut:
1) Dokumen pelaksanaan merupakan dokumen rencana
teknis yang telah disetujui dan disahkan, termasuk
gambar kerja pelaksanaan yang merupakan bagian dari
dokumen ikatan kerja.
2) Pemeriksaan kelengkapan, meliputi dokumen
pelaksanaan, dalam hal ada/tidak, lengkap/tidak,
berdasarkan standar hasil karya perencanaan dan
kebutuhan untuk pelaksanaannya.
3) Pemeriksaan kebenaran, meliputi pemeriksaan
dokumen pelaksanaan pekerjaan atas dasar akurasi
gambar rencana, perhitungan, dan kesesuaian dengan
kondisi lapangan.
jdih.pu.go.id
- 69 -
2) Pekerjaan tanah
Meliputi pembersihan lahan, galian dan timbunan,
serta perataan tanah. Sebelum memulai pekerjaan
tanah, kontraktor perlu menyusun metode kerja kepada
wakil pemberi kerja yaitu:
a) Peralatan yang digunakan dalam jumlah dan
kapasitas;
b) Metode manuver alat;
c) Metode pelaksanaan penggalian;
d) Metode pengisian, pembentukan, dan pemotongan
sesuai dengan kondisi awal lokasi, garis, dan level;
e) Kemiringan dan dimensi yang terdapat pada
gambar disesuaikan dengan yang telah ditentukan
oleh wakil pembeli kerja;
f) Metode penopang, penguat, papan pendukung,
penambat, dan pembongkaran setelah selesai;
g) Metode penumpukan dan pembuangan material;
h) Pengadaan seluruh akses sementara, jalan
pengalih dan saluran;
i) Metode penanganan dan pengangkutan material
galian;
j) Sebelum memulai pekerjaan tanah, kontraktor
perlu mendapatkan persetujuan dari wakil
pemberi kerja mengenai metode yang akan
digunakan; dan
k) Pelaksanaan pekerjaan tanah dilaksanakan sesuai
dengan prosedur.
3) Pekerjaan fondasi/struktur beton
Membuat fondasi sebagai penopang tangki
penyimpanan sesuai dengan dokumen perencanaan.
Menyiapkan tulangan beton yaitu dengan cara
menyiapkan tulangan beton sebagai berikut:
a) Gunakan besi beton yang bebas karat.
b) Rakit besi beton dalam cetakan agar ukurannya
sesuai dengan yang diinginkan.
jdih.pu.go.id
- 70 -
jdih.pu.go.id
- 71 -
a. Pipa Pengisian
Operasi penerimaan BBM di SPBU Mikro 3 kl, mencakup
penerimaan dari mobil tangki sesuai Standar Operasional
Prosedur (SOP). Ada 2 (dua) tahapan penerimaan BBM yaitu:
1) Kegiatan persiapan meliputi pemeriksaan secara visual
terhadap produk pada mobil tangki seperti suhu,
volume dan densitas.
2) Kegiatan pengisian ke tangki dari truk yang dilakukan
dengan membuka keran pipa pengisian pada bottom
loader ke dalam tangki penyimpanan.
jdih.pu.go.id
- 72 -
b. Pipa Pembongkaran
Peraturan pembongkaran BBM dari tangki penyimpanan
adalah sebagai berikut:
1) Siapkan alat pemadam dan APD. Pengemudi dan
personel lain wajib menggunakan APD selama aktivitas
berlangsung.
2) Letakkan APAR dan spill kit dekat dengan area
pembongkaran dan dalam kondisi baik.
3) Mengarahkan truk tangki parkir di area titik
pembongkaran dibantu dengan personel.
4) Barikade area pembongkaran secara keseluruhan
(SPBU Mikro 3 kl ditutup sementara).
5) Setelah pembongkaran selesai maka lakukan prosedur
penutupan katup dan peralatan instrumentasi lainnya.
c. Pipa Vent
Tangki aboveground harus memiliki lubang angin untuk
menjaga tekanan atmosfer di dalam tangki selama pengisian
dan aktivitas dispensing.
jdih.pu.go.id
- 73 -
b. Operator
Operator sangat dibutuhkan pada SPBU Mikro 3 kl guna
menjalankan operasi pengisian bahan bakar. SPBU Mikro 3
jdih.pu.go.id
- 74 -
c. Fasilitas Pendukung
SPBU Mikro 3 kl harus memperhatikan pengelolaan limbah
padat yaitu dengan menyediakan tempat sampah/tong
sampah di lokasi yang terpisah antara sampah organik dan
anorganik.
d. Pemeliharaan Fasilitas
Pemeliharaan fasilitas SPBU Mikro 3 kl diperlukan agar
sistem instalasi tetap dapat beroperasi dengan baik. Periode
pemeliharaan harus sesuai dengan standar yang digunakan
atau disesuaikan menurut petunjuk atau rekomendasi
pabrik, pemasok atau kontraktor yang memasang peralatan,
serta saran dari tenaga inspektur yang terakhir melakukan
inspeksi. Setiap modifikasi, perbaikan, pembongkaran atau
pembuangan tangki, kompartemen tangki, perpipaan,
pompa, dispenser dan peralatan terkait, harus dilakukan di
bawah pengawasan penanggung jawab keselamatan dan
dilengkapi dengan Management of Change (MOC) yang paling
sedikit meliputi analisis risiko dari suatu perubahan, tata
cara dan penanggung jawab.
1) Pemeliharaan Perpipaan
Pemeliharaan perpipaan ini dimaksudkan untuk
mencegah adanya kebocoran pipa yang berakibat fatal
di antaranya rembesan ke dalam tanah yang berakibat
mencemari air tanah dan bahaya kebakaran. Perbaikan
pipa harus dilengkapi dengan sistem izin kerja dan
diisolir dari peralatan lainnya. Jika perlu melakukan
modifikasi terhadap bagian dari perpipaan, harus
dilakukan dengan cara yang aman dan pipa harus
dibersihkan dari sisa cairan.
jdih.pu.go.id
- 75 -
2) Pemeliharaan Tangki
Pemeliharaan tangki pada instalasi SPBU Mikro 3 kl ini
yaitu dengan pembersihan tangki secara berkala. Selain
itu diperlukan pemantauan secara teratur untuk
memastikan bahwa tidak ada kegagalan pengoperasian
sistem instrumentasi dan sistem proteksi pada tangki
untuk menghindari potensi bahaya yang mungkin
terjadi.
jdih.pu.go.id
- 76 -
jdih.pu.go.id
- 77 -
jdih.pu.go.id
- 78 -
jdih.pu.go.id
- 79 -
5. Desain Perpipaan
a. Material Perpipaan
Pemilihan material perpipaan dilakukan berdasarkan
kondisi operasi pipa. Dengan mempertimbangkan suhu dan
tekanan pipa selama kondisi operasi.
6. Desain Elektrikal
a. Sumber Listrik
Tenaga Listrik di SPBU Mikro 3 kl yang berlokasi di seluruh
area di Indonesia maka disuplai dari PLN. Jika pasokan
listrik dari PLN belum tersedia, maka dapat menggunakan
alternatif genset yang akan mencukupi kebutuhan listrik
SPBU Mikro 3 kl ketika tenaga listrik tidak tersedia. Genset
jdih.pu.go.id
- 80 -
b. Penerangan
Penerangan akan disediakan yaitu penerangan SPBU Mikro
3 kl, panel, genset dan lampu jalan. Spesifikasi &
perhitungan untuk penerangan mengacu pada IEC 60598
dan dalam mendesain instalasi sistem penerangan harus
mengacu pada standar API RP 540, dan SNI 7391.
d. Sistem Keamanan
Sistem keamanan di SPBU Mikro 3 kl dilengkapi kamera
CCTV dan penyimpanan data hasil perekaman harus
dipasang pada SPBU Mikro 3 kl untuk memantau keamanan
dan merekam aktivitas sehari-hari di SPBU Mikro 3 kl, data
kapasitas untuk penyimpanan data hasil perekaman
minimal untuk 1 (satu) bulan.
7. Desain Instrumentasi
a. Peralatan Pemantau Pembumian Truk Tangki (Truck
Earthing Package)
Peralatan Pemantau Pembumian Truk Tangki harus menjadi
sinyal listrik yang unik, pulse, dan secara intrinsik aman
jdih.pu.go.id
- 81 -
b. Dispenser
Dispenser dilengkapi dengan alat ukur untuk mengukur
jumlah gas dengan satuan Liter Setara Premium (LSP), serta
harga satuan dalam Rupiah. Dispenser harus mempunyai
ketinggian yang sesuai dan memungkinkan pergerakan
bebas dari selang fleksibel, untuk mencegah ketegangan
pada selang pengisian dan agar tidak menyentuh tanah.
Dispenser dapat dihentikan melalui tombol darurat pada
dispenser.
jdih.pu.go.id
- 82 -
jdih.pu.go.id
- 83 -
k. Kombinasi Pembebanan
1) Kerangka Baja
a) Kondisi operasional: D + L
b) Kondisi operasional + angin: D + W
c) Kondisi operasional + gempa: D + 0,7V
d) Kondisi operasional + beban hidup + angin D +
0,75 (L + W)
e) Kondisi operasional + beban hidup + Gempa D +
0,75 (L + 0,7V)
2) Dinding Penahan Tanah
Kondisi operasional: D + H Kondisi operasional + gempa
D + H + V/1,4
3) Stabilitas Lereng
Kondisi operasional: 1,2(D) + 1,6(L) + 1,6(H + WT)
l. Defleksi
Berikut merupakan defleksi pada pendesainan struktur:
jdih.pu.go.id
- 84 -
3) Pelat Landas
Pelat landas harus memenuhi persyaratan pada
standar/acuan yaitu ASTM A307. Ketebalan minimum
untuk pelat landas lebih tebal dari sayap baja.
4) Kisi
Kisi harus hot deep galvanized, dengan baja bergerigi
dengan dimensi 150 mm x 40 mm x1000 mm dan 300
mm x 40 mm x 1.000 mm.
jdih.pu.go.id
- 85 -
n. Jenis Cat/Coating
1) Pembersihan permukaan material
a) Permukaan baja harus dibersihkan dari bahan-
bahan yang berbahaya seperti karat, air, debu,
kotoran dan percikan las di bersihkan dari baja.
b) Penyiapan permukaan harus sesuai dengan SA 2-
1/2 atau setara.
c) Penyiapan permukaan tidak boleh dilakukan jika
kelembaban nisbi > 85%.
2) Tebal dan jenis cat
Tebal dan jenis cat untuk modul SPBU Mikro 3 kl harus
sesuai dengan tabel di bawah ini:
o. Desain Drainase
Sistem drainase air mengatur air drainase dan air hujan
(drainase terbuka) akan dialirkan menuju selokan terbuka
dengan kemiringan tertentu. Sedangkan sistem drainase
dan/atau pengolahan limbah yaitu ketika pengisian, bensin
tercecer di lantai/tanah ditanggulangi dengan pengadaan
saluran pembuangan (sump drain) yang terletak di bawah
dispenser.
Setiap fasilitas harus mempunyai elevasi ketinggian dan
diberi kemiringan untuk keperluan drainase. Kemiringan
minimum yaitu 1%, dan kemiringan maksimum pada area
operasi dan pemeliharaan dibatasi sampai 5%. Drainase
akan digunakan untuk mentransfer air hujan dan air dari
kamar mandi pada area fasilitas.
jdih.pu.go.id
- 86 -
p. Desain Fondasi
Semua fondasi harus direncanakan sedemikian rupa,
sehingga faktor keamanan tidak boleh kurang dari pada nilai
yang disebutkan sebagai berikut:
1) Terhadap daya dukung tanah: 3,0.
2) Terhadap guling: 2,0.
3) Terhadap geser: 1,5 untuk pembebanan permanen dan
1,1 untuk pembebanan sementara.
4) Gaya apung/angkat: 1,1.
jdih.pu.go.id
- 87 -
q. Atap
Kemiringan atap dibuat dengan kemiringan 4 derajat dari
dispenser depan ke tangki penyimpanan yang berada di
bagian belakang. Hal ini dimaksudkan agar air hujan
mengalir dan tidak terjadi genangan air di bagian atap modul
SPBU Mikro 3 kl. Air hujan akan masuk ke parit yang
mengalir ke saluran drainase yang terletak di depan instalasi
(jalur masuk dan keluar) sehingga sirkulasi air hujan dan
limbah (jika ada) menjadi lancar.
jdih.pu.go.id
- 88 -
s. Portal Rantai
Untuk pengaman area jalan masuk dan keluar SPBU Mikro
3 kl digunakan tiang portal rantai yang menggunakan 3
buah tiang pipa. Pipa tiang portal yang digunakan adalah
pipa jenis baja karbon dengan diameter 2”- tinggi 1 Meter
dengan finishing cat dasar warna putih dengan garis silang
warna kuning & hitam (selang-seling). Tiang pipa (bagian
tengah) dapat dibuka dan pasang kembali.
jdih.pu.go.id
- 89 -
b. Perencanaan Mutu
Perencanaan mutu harus memiliki hal berikut ini:
1) Target dan Capaian Mutu;
2) Sumber Daya;
3) Pengendalian Material; dan
4) Persyaratan Inspeksi dan Verifikasi.
c. Sumber Daya
Manajer QA/QC Proyek bertanggung jawab untuk
memberikan tugas ke masing-masing anggota dari Tim
QA/QC Proyek dan batas area yang ditugaskan kepada
setiap anggota. Dapat terjadi perubahan dari waktu ke
waktu sesuai dengan keputusan Manajer QA/QC Proyek.
Tugas tersebut akan direviu dan dibagikan kepada tim oleh
Manajer QA/QC Proyek.
d. Pengendalian Material
Kegiatan pemesanan, penerimaan, pengaturan,
penyimpanan, pengeluaran dan pengaturan limbah material
akan dilakukan sesuai dengan prosedur perusahaan. Proses
jdih.pu.go.id
- 90 -
f. Penilaian Kinerja
Implementasi dan efektivitas dari Sistem Manajemen Proyek
yaitu diverifikasi oleh Auditor. Manajer QA/QC Proyek
menyiapkan dan melakukan Jadwal Audit untuk
menentukan tingkat dan jenis selama proyek berlangsung.
Jadwal direviu dan diperbarui ketika dibutuhkan untuk
memastikan tetap terbaru sehingga penyuplai baru dan
prosesnya terpantau dengan baik. Audit dijadwalkan oleh
Manajer QA/QC Perusahaan.
g. Perbaikan Berkelanjutan
Sasaran dari tim QA/QC yaitu untuk meningkatkan
efektivitas yang terkait dengan mutu Proyek. Diharapkan hal
ini akan tercapai dengan mengimplementasikan program
Project Audit yang mencakup aspek yang relevan dari
pekerjaan yang dilakukan, termasuk memantau aktivitas
pengendalian proses Proyek yang menjamin mutu dari
pekerjaan, tindakan yang timbul dari hasil reviu pada saat
rapat, dan tindakan korektif serta tindakan pencegahan
yang diajukan.
2. Kendali Proses
a. Teknis
Tim QA/QC harus menjamin bahwa lingkup kerja teknis
jdih.pu.go.id
- 91 -
jdih.pu.go.id
- 92 -
b. Persyaratan Inspeksi
Setelah terbit PO, kontrol dokumen seperti Inspection Test
Plan (ITP) dipersiapkan dan diimplementasikan oleh Vendor
untuk semua pekerjaan yang permanen. Seluruh ITP dan
Manufacturer Specification Procedure (MSP) akan diserahkan
dan disetujui oleh Manajer Proyek dan Manajer QA/QC
sebelum dimulai.
c. Pengaturan Material
Prosedur Pengendalian Bahan harus dikembangkan dan
diimplementasikan, dengan menetapkan persyaratan
minimum untuk pengiriman, penyimpanan, penanganan
dan pengangkutan bahan-bahan yang dibeli secara bebas
dan setiap bahan yang diperoleh tim QA/QC, yang dipasang
secara permanen.
jdih.pu.go.id
- 93 -
f. Pengukuran/Pemantauan Peralatan
Tim QA/QC memelihara sejumlah peralatan pemantauan
dan pengukuran. Pada prinsipnya, setiap peralatan
diperiksa kalibrasi dan kondisinya sebelum digunakan.
Peralatan diidentifikasi untuk ditelusuri dan dikalibrasi oleh
Lembaga Pengujian terakreditasi KAN untuk jangka waktu
satu tahun. Sertifikat kalibrasi yang valid disimpan oleh
Departemen QA/QC dan menyertai peralatan ke lokasi
kerjanya. Register kalibrasi menunjukkan nomor seri unik
jdih.pu.go.id
- 94 -
jdih.pu.go.id
- 95 -
jdih.pu.go.id
- 96 -
H. MANAJEMEN HSE
1. Desain Keselamatan Proses
Secara umum, desain keamanan dan perlindungan terhadap
kebakaran meliputi beberapa hal sebagai berikut:
a. Perlindungan terhadap personel;
b. Perlindungan terhadap fasilitas SPBU Mikro 3 kl;
c. Perlindungan terhadap aktivitas SPBU Mikro 3 kl; dan/atau
d. Perlindungan terhadap lingkungan.
jdih.pu.go.id
- 97 -
2. Risiko Proses
Tujuan utama dan pengendalian dari HSE yang dibutuhkan oleh
Perusahaan, untuk dibuat dan diikuti pada desain dan kualitas
yang aman dalam pelaksanaan proyek dan untuk memberikan
dasar bagi operasi aman, dapat diandalkan dan sesuai dengan
Perusahaan. Filosofi ini memerlukan identifikasi potensi bahaya
dan evaluasi risiko secara terus menerus, memberi hasil umpan
balik dan memasukkan langkah mitigasi yang disepakati ke
dalam evolusi desain. Mengadopsi proses ini pada tahap awal
proyek akan memberikan manfaat terbesar dalam hal
pengurangan risiko dan biaya untuk mencapai keuntungan
tersebut. Pertimbangan Keamanan yaitu prioritas utama untuk
mencegah kerugian yang mencakup manusia, keuangan, aset,
lingkungan dan reputasi.
3. Risiko Non-Proses
Penilaian secara sistematis yang digunakan untuk
mengidentifikasi risiko yang berwujud dan tidak berwujud dan
segala dampak pada lingkungan pekerjaan, fungsi atau kegiatan
dalam hal para pekerja menyelesaikan pekerjaan tanpa berpikir
terkena dampak dari risiko yang terkait HSE. Pertimbangan
Kesehatan dan Lingkungan antara lain:
a. Memastikan peralatan memiliki sertifikat dengan masa
periode yang valid;
b. Penyampaian informasi berkala kepada pekerja mengenai
lokasi pekerjaan, terkait keberadaan hewan liar dan perilaku
pengendara di sekitar lokasi;
c. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD);
d. Pengelolaan limbah B3 dan non B3;
e. Penanganan bahan kimia;
f. Penyediaan pencahayaan untuk pekerjaan di malam hari;
dan
jdih.pu.go.id
- 98 -
jdih.pu.go.id
- 99 -
jdih.pu.go.id
- 100 -
Keselamatan dan
Keparahan Lingkungan Keuangan Reputasi
Kesehatan (Manusia)
1 a. Tidak ada a. Tumpahan a. Tidak ada a. Menimbulkan
Minor (Mn) dampak minyak atau kerusakan kekhawatiran
terhadap bahan kimia sarana dan dari
kemampuan lainnya: fasilitas atau masyarakat
kerja atau Pembersihan menimbulkan sekitar namun
kinerja individu memerlukan kerusakan tidak
dalam pekerjaan waktu kurang minor (≤ 10K menimbulkan
yang sedang dari 1 minggu. $). perhatian
berlangsung. b. Tidak b. Tidak publik, tidak
b. Unsur tidak menimbulkan menimbulkan ada tuntutan
berbahaya dampak di gangguan hukum.
terhadap luar area operasional. b. Tidak
kesehatan. operasional menimbulkan
kerusakan
citra
perusahaan.
c. Rumor internal
perusahaan.
d. Tidak
menimbulkan
berita di
media.
jdih.pu.go.id
- 101 -
Keselamatan dan
Keparahan Lingkungan Keuangan Reputasi
Kesehatan (Manusia)
kerusakan yang luar area pelanggan
tidak bisa pulih operasional. yang
tanpa cacat yang c. Tidak ada signifikan.
serius, misalnya kepentingan e. Menimbulkan
kebisingan, pihak ketiga berita pada
pekerjaan (masyarakat) skala provinsi.
manual yang yang
dirancang terganggu.
buruk.
8 a. Ada a. Tumpahan a. Menimbulkan a. Menimbulkan
Major (Mj) kemungkinan minyak atau kerusakan tuntutan
korban bahan kimia sarana dan hukum.
meninggal lebih lainnya: fasilitas b. Menyebabkan
dari satu (maks. Pembersihan signifikan (< turunnya citra
3) secara memerlukan 10M $). perusahaan
beruntun waktu lebih b. Menimbulkan pada skala
disebabkan dari 6 bulan kerusakan di Nasional.
kecelakaan, namun kurang luar area c. Menyebabkan
misalnya dari 1 tahun. operasional. penurunan
ledakan. b. Menimbulkan c. Menimbulkan tingkat
b. Unsur yang dampak di gangguan kepuasan
menyebabkan luar area operasional pelanggan
kerusakan tidak operasional. lebih dari 12 yang
bisa dipulihkan c. • jam namun ≤ signifikan.
dengan yang Menimbulkan 24 jam. d. Menimbulkan
mengakibatkan dampak berita pada
cacat parah atau terhadap skala nasional.
kematian, kepentingan
misalnya korosi, pihak ketiga
penyebab (masyarakat)
kanker. yang
terganggu.
16 a. Korban a. Tumpahan a. Menimbulkan a. Dapat
Catastrophic meninggal secara minyak atau kerusakan menyebabkan
(Ct) beruntun bahan kimia sarana dan kegiatan
disebabkan lainnya: fasilitas operasional
kecelakaan atau Pembersihan signifikan (≥ ditutup.
korban ganda memerlukan 10M $). b. Menyebabkan
(>1) masing- waktu lebih b. Menimbulkan turunnya citra
masing di tempat dari 1 tahun kerusakan perusahaan
berbeda atau signifikan di pada skala
dan/atau dengan menyebabkan luar area internasional.
Aktivitas kerusakan operasional. c. Menyebabkan
berbeda. lingkungan berkurangnya
b. Unsur dengan permanen. jumlah
potensi untuk b. Menimbulkan pelanggan.
menyebabkan dampak di d. Menimbulkan
korban luar area berita pada
meninggal lebih operasional. skala
dari satu, c. Menimbulkan internasional.
misalnya H2S, dampak
CO, karsinogenik terhadap
manusia yang kepentingan
sudah dikenal. pihak ketiga
(masyarakat)
yang
terganggu.
jdih.pu.go.id
- 102 -
jdih.pu.go.id
- 103 -
jdih.pu.go.id
- 104 -
Kemungkinan,
No. Aktivitas Pekerjaan Deskripsi Bahaya Efek Bahaya Keparahan, Risiko Pengendalian
Nilai
9 Menghubungkan dan 1. Bottom loader terlepas / tertarik. Kebakaran MT & SPBU 2, 4, 8 M 1. Prosedur kerja langkah bongkar BBM
melepaskan Bottom 2. Interlock tidak berfungsi dan Mikro 3 kl 2. Pelatihan Pekerja
Loader. tidak ada pengaman tambahan (Safetyman)
berupa ganjal ban.
10 Menghubungkan dan 1. Bottom loader terlepas / tertarik. Pencemaran Tanah 1, 8, 8 M 1. Prosedur kerja langkah bongkar BBM
melepaskan Bottom 2. Interlock tidak berfungsi dan 2. Perawatan sarana dan fasilitas
Loader. tidak ada pengaman tambahan berkala
berupa ganjal ban. 3. Oil Spill Kit
11 Unloading BBM Kebakaran dikarenakan Listrik Kebakaran MT & SPBU 2, 8, 16 M 1. Pemasangan Kabel Bonding ke titik
statis yang menyulut uap BBM Mikro 3 kl pembumian
2. Prosedur Kerja langkah bongkar BBM
3. Pelatihan pekerja
12 Unloading BBM Terjadinya kebocoran di bagian seal Kebakaran MT & SPBU 16, 8, 128 H 1. Prosedur kerja langkah bongkar BBM
quick coupling Mikro 3 kl 2. Pelatihan Pekerja
13 Unloading BBM Terjadinya kebocoran di bagian seal Pencemaran Tanah 16, 8, 128 H 1. Prosedur kerja langkah bongkar BBM
quick coupling 2. Pelatihan Pekerja
3. Oil spill kit
14 Proses keluar MT dari 1. Tabrakan Insiden tabrakan antar 8, 2, 16 M 1. Prosedur kerja langkah bongkar BBM
area bongkar 2. Ruang manuver MT sempit mobil tangki dengan 2. Pelatihan Pekerja / Safety Driving
kendaraan konsumen AMT
yang dapat menimbulkan
cedera atau kematian
saat proses keluar MT
15 Melakukan penyaluran Terhirupnya paparan uap BBM saat Penyakit akibat kerja 4, 4, 16 M 1. Prosedur kerja pelayanan konsumen
BBM dari dispenser ke melakukan pengisian ke kendaraan akibat paparan uap BBM 2. Pelatihan Pekerja Operator
kendaraan konsumen konsumen
16 Melakukan penyaluran Aliran BBM mengenai mata akibat Cedera ringan 2, 4, 8 M 1. Prosedur kerja pelayanan konsumen
BBM dari dispenser ke spout nozel dispenser rusak / tidak 2. Pelatihan Pekerja Operator
kendaraan konsumen berfungsi
17 Melakukan penyaluran Pengisian BBM ke kendaraan Pencemaran air 16, 8, 128 H 1. Prosedur kerja pelayanan konsumen
BBM dari dispenser ke konsumen terjadi hingga luber / 2. Pelatihan Pekerja Operator
kendaraan konsumen tumpah 3. Oil Spill kit
18 Melakukan penyaluran Adanya listrik statis penyebab Kebakaran kendaraan 8, 8, 64 H 1. Instalasi pembumian Dispenser
BBM dari dispenser ke kebakaran saat penyaluran BBM ke konsumen & SPBU Mikro 2. Prosedur kerja pelayanan konsumen
kendaraan konsumen kendaraan konsumen 3 kl
jdih.pu.go.id
- 105 -
Kemungkinan,
No. Aktivitas Pekerjaan Deskripsi Bahaya Efek Bahaya Keparahan, Risiko Pengendalian
Nilai
19 Melakukan penyaluran Adanya kelistrikan terbuka/ Kebakaran kendaraan 1, 8, 8 M 1. Prosedur kerja pelayanan konsumen
BBM dari dispenser ke modifikasi kelistrikan pada konsumen & SPBU Mikro 2. Pelatihan Pekerja Operator
kendaraan konsumen kendaraan konsumen 3 kl
20 Melakukan penyaluran Tertariknya nozel dispenser dari Tumpahan BBM yang 8, 8, 64 H 1. Prosedur kerja pelayanan konsumen
BBM dari dispenser ke kendaraan konsumen saat proses dapat menjadi pemicu 2. Pelatihan Pekerja Operator
kendaraan konsumen pengisian BBM kebakaran di SPBU Mikro
3 kl
21 Melakukan penyaluran Tertariknya nozel dispenser dari Tumpahan BBM yang 8, 8, 64 H 1. Dispenser sump
BBM dari dispenser ke kendaraan konsumen saat proses dapat menjadi pemicu 2. Prosedur kerja pelayanan konsumen
kendaraan konsumen pengisian BBM pencemaran di SPBU 3. Pelatihan Pekerja Operator
Mikro 3 kl
22 Pemeliharaan PV Valve / Pemeriksaan PV Valve/ Free Vent Penyakit akibat kerja 4, 4, 16 M 1. Penyusunan JSA
Free Vent akibat paparan uap BBM 2. Prosedur SIKA
3. Menggunakan sepatu dan helm
keselamatan, dan APD
23 Pemeliharaan tangki Percikan api pada saat buka pasang Kebakaran / ledakan 8, 8, 64 H 1. Instalasi pembumian tangki
mur/baut manhole tangki yang dapat 2. Penyusunan JSA
merusak sarana dan 3. Prosedur SIKA
fasilitas, serta mencederai 4. Pelatihan Pekerja
pekerja 5. Instruksi keselamatan
6. Menggunakan sepatu, helm, rombi,
kaca mata, masker, dan sarung
tangan keselamatan.
24 Pemeliharaan gasket, Ceceran produk saat pemeliharaan Pencemaran tanah & air 4, 8, 32 M 1. Grill grating
pipa flexible, penggantian gasket, pipa flexible, penggantian akibat ceceran BBM 2. Penangkap minyak
katup, selang, & strainer katup, selang, & strainer 3. Penyusunan JSA
4. Prosedur SIKA
5. Pelatihan Pekerja
6. Menggunakan helm, rompi, sepatu,
dan sarung tangan keselamatan.
25 Pemeliharaan gasket, Listrik statis dan percikan api yang Kebakaran SPBU Mikro 3 4, 8, 32 M 1. Penyusunan JSA
pipa flexible, penggantian timbul akibat alat kerja yang kl 2. Prosedur SIKA
katup, selang, & strainer digunakan 3. Pelatihan Pekerja
Menggunakan helm, rompi, sepatu
dan sarung tangan keselamatan
jdih.pu.go.id
- 106 -
Kemungkinan,
No. Aktivitas Pekerjaan Deskripsi Bahaya Efek Bahaya Keparahan, Risiko Pengendalian
Nilai
26 Pemeliharaan gasket, Terjepit peralatan kerja & sarana Cedera ringan hingga 4, 8, 32 M 1. Penyusunan JSA
pipa flexible, penggantian dan fasilitas yang akan diperbaiki sedang 2. Prosedur SIKA
katup, selang, & strainer 3. Menggunakan helm, rompi, sepatu
dan sarung tangan keselamatan
27 Pemeliharaan gasket, Paparan ceceran BBM yang kontak Penyakit akibat kerja 4, 4, 16 M 1. Penyusunan JSA
pipa flexible, penggantian dengan kulit & mata akibat paparan/kontak 2. Prosedur SIKA
katup, selang, & strainer dengan uap BBM 3. Pelatihan Pekerja
4. Menggunakan helm, rompi, sepatu
dan sarung tangan keselamatan
28 Pengelasan pipa Kebakaran yang diakibatkan Terbakarnya SPBU Mikro 8, 8, 64 H 1. Penyusunan JSA
pekerjaan panas yang menyulut 3 kl akibat pekerjaan 2. Prosedur Izin Kerja Panas oleh GSI
uap BBM di area SPBU Mikro 3 kl panas 3. Instruksi keselamatan
4. Menggunakan helm, rompi, sepatu,
sarung tangan, coverall dan topeng
las untuk keselamatan.
29 Pengelasan pipa Terhirup asap las Penyakit akibat kerja 4, 4, 16 M 1. Penyusunan JSA
akibat paparan/kontak 2. Prosedur SIKA
dengan uap BBM 3. Pelatihan Pekerja
4. Instruksi keselamatan
5. Menggunakan helm, rompi, sepatu,
sarung tangan, coverall, dan topeng
las untuk keselamatan.
30 Pengelasan pipa Paparan radiasi panas pengelasan 1. Dehidrasi 4, 4, 16 M 1. Penyusunan JSA
2. Cedera/luka bakar 2. Prosedur SIKA
3. Pelatihan Pekerja
4. Instruksi keselamatan
5. Menggunakan helm, rompi, sepatu,
sarung tangan, coverall, dan topeng
las untuk keselamatan.
31 Pemeliharaan gasket, Gangguan Serangga (Lebah, Laba- Cedera ringan hingga 2, 4, 8 M 1. Penyusunan JSA
pipa flexible, penggantian laba, Kepik, Ulat Bulu & Kaki sedang 2. Prosedur SIKA
katup, selang, & strainer seribu) 3. Pelatihan Pekerja
4. Instruksi keselamatan
jdih.pu.go.id
- 107 -
Kemungkinan,
No. Aktivitas Pekerjaan Deskripsi Bahaya Efek Bahaya Keparahan, Risiko Pengendalian
Nilai
5. Menggunakan helm, rompi, sepatu,
sarung tangan, dan coverall untuk
keselamatan.
32 Pelepasan atau Tersengat listrik saat pelepasan Cedera akibat sengatan 2, 4, 8 M 1. Penyusunan JSA
pemasangan kabel daya atau pemasangan daya pompa listrik, Luka bakar s.d 2. Prosedur SIKA
dispenser kematian 3. Pelatihan Pekerja
4. Instruksi keselamatan
5. Menggunakan helm, rompi, sepatu,
sarung tangan & coverall untuk
keselamatan.
33 Pelepasan dan Posisi angkat yang salah pada 1. Kelelahan 2, 2, 4 L 1. Penyusunan JSA
pemasangan pompa pekerja sehingga menyebabkan 2. Cedera otot 2. Prosedur SIKA
dispenser menggunakan cedera 3. Pelatihan Pekerja
fork lift/ manual lifting 4. Instruksi keselamatan
equipment 5. Menggunakan helm, rompi, sepatu,
sarung tangan dan coverall
keselamatan.
34 Pelepasan dan Terjepit peralatan kerja saat proses Cedera ringan hingga 2, 2, 4 L 1. Penyusunan JSA
pemasangan pompa pelepasan / pemasangan pompa berat 2. Prosedur SIKA
dispenser menggunakan dispenser menggunakan fork lift / 3. Pelatihan Pekerja
fork lift/ manual lifting manual lifting equipment 4. Instruksi keselamatan
equipment 5. Menggunakan helm, rompi, sepatu,
sarung tangan, dan coverall
keselamatan
35 Pelepasan dan Paparan uap BBM pada saat Penyakit akibat kerja 4, 4, 16 M 1. Penyusunan JSA
pemasangan pompa pelepasan / pemasangan pompa akibat paparan/kontak 2. Prosedur SIKA
dispenser dispenser dengan uap BBM 3. Pelatihan Pekerja
4. Instruksi keselamatan
5. Menggunakan helm, rompi, sepatu,
sarung tangan, dan coverall
keselamatan
36 Pemeliharaan pompa Tumpahan / ceceran minyak dari Pencemaran tanah & air 4, 4, 16 M 1. Grill grating
dispenser jalur pipa dispenser saat proses akibat ceceran BBM 2. Penangkap minyak
pemeliharaan dispenser 3. Instalasi pompa dispenser
4. Penyusunan JSA
jdih.pu.go.id
- 108 -
Kemungkinan,
No. Aktivitas Pekerjaan Deskripsi Bahaya Efek Bahaya Keparahan, Risiko Pengendalian
Nilai
5. Prosedur SIKA
6. Pelatihan Pekerja
Menggunakan helm, rompi, sepatu,
sarungtangan, dan coverall
keselamatan.
37 Pemeliharaan pompa Penggunaan kunci-kunci atau Kebakaran dispenser 4, 8, 32 M 1. Penyusunan JSA
dispenser peralatan dari material yang bisa akibat percikan api yang 2. Prosedur SIKA
menimbulkan bunga api saat ditimbulkan menyulut 3. Pelatihan Pekerja
digunakan uap BBM 4. Instruksi keselamatan
5. Menggunakan helm, rompi, sepatu,
sarung tangan, dan coverall
keselamatan
38 Perawatan dan Perbaikan 1. Kesalahan penyambungan jalur 1. Korsleting dan pekerja 8, 2, 16 M 1. Penyusunan JSA
Instalasi Listrik listrik terkena sengatan 2. Prosedur SIKA
2. Ketidaktahuan personel terkait listrik. 3. Pelatihan Pekerja
jalur listrik 2. Kerusakan peralatan 4. Instruksi keselamatan
3. Peralatan dan metode yang tidak 5. Menggunakan helm, sepatu, pakaian,
standar pada saat perbaikan dan sarung tangan keselamatan
jalur listrik
39 Perawatan dan Perbaikan 1. Posisi jalur listrik banyak yang Potensi pekerja jatuh dari 4. 8, 32 M 1. Penyusunan JSA
Instalasi Listrik berada di plafon dan atap ketinggian dengan akibat 2. Prosedur SIKA
bangunan dengan ketinggian terparahnya adalah 3. Pelatihan Pekerja
lebih dari 1,8 m kematian 4. Instruksi keselamatan
2. Kurangnya kepedulian dan 5. Menggunakan helm, sepatu, pakaian,
pengetahuan pekerja dalam dan sarung keselamatan
bekerja di ketinggian
40 Perawatan dan Perbaikan 1. Posisi jalur listrik banyak yang Pekerja dapat cedera 8, 2, 6 M 1. Penyusunan JSA
Instalasi Listrik berada di plafon dengan akses akibat kurangnya cahaya 2. Prosedur SIKA
keluar masuk yang terbatas dan keterbatasan ruang 3. Pelatihan Pekerja
2. Kurangnya kewaspadaan gerak 4. Instruksi keselamatan
pekerja dalam bekerja di area 5. Menggunakan helm, sepatu, pakaian,
ruang terbatas dan sarung tangan keselamatan
41 Pemeriksaan APAR / 1. Proses perawatan APAR dan Tertimpa peralatan kerja 4, 4, 16 M 1. Penyusunan JSA
APAB APAB menggunakan tool kit dan cedera terjepit 2. Prosedur SIKA
3. Pelatihan Pekerja
jdih.pu.go.id
- 109 -
Kemungkinan,
No. Aktivitas Pekerjaan Deskripsi Bahaya Efek Bahaya Keparahan, Risiko Pengendalian
Nilai
2. APD yang digunakan pekerja peralatan saat melakukan 4. Instruksi keselamatan
tidak lengkap pemeliharaan 5. Menggunakan helm, sepatu, pakaian,
3. Pekerja tergesa-gesa dalam dan sarung tangan keselamatan
melaksanakan pekerjaannya
42 Pemeriksaan APAR / Paparan partikulat dari powder Pekerja sesak nafas 2, 4, 8 M 1. Penyusunan JSA
APAB DCP saat melakukan pengecekan akibat terpapar debu dari 2. Prosedur SIKA
APAR / APAB powder DCP 3. Pelatihan Pekerja
4. Instruksi keselamatan
5. Menggunakan helm, sepatu, pakaian,
dan sarung tangan keselamatan
43 Pemeriksaan APAR / Kurangnya keterampilan personel Pekerja cedera akibat 4, 8, 32 M 1. Penyusunan JSA
APAB sehingga terjadi kesalahan handling ledakan yang berasal dari 2. Prosedur SIKA
tabung N2 pada APAR dan APAB tabung N2 3. Pelatihan Pekerja
4. Instruksi keselamatan
5. Menggunakan helm, sepatu, pakaian,
dan sarung tangan keselamatan
44 Latihan Pemadam Kesalahan handling peralatan pada Pekerja mengalami 4, 2, 8 M 1. Penyusunan JSA
Kebakaran saat latihan simulasi OKD Kelelahan atau Cedera 2. Prosedur SIKA
Otot 3. Pelatihan Pekerja
4. Instruksi keselamatan
5. Menggunakan helm, sepatu, pakaian,
dan sarung tangan keselamatan
45 Latihan Pemadam Paparan partikulat dari powder Pekerja sesak nafas 4, 2, 8 M 1. Penyusunan JSA
Kebakaran DCP saat menggunakan APAR / akibat terpapar debu dari 2. Prosedur SIKA
APAB powder DCP 3. Pelatihan Pekerja
4. Instruksi keselamatan
5. Menggunakan helm, sepatu, pakaian,
dan sarung tangan keselamatan
46 Latihan Pemadam Paparan asap dari peralatan yang Pekerja sesak nafas 4, 1, 4 L 1. Penyusunan JSA
Kebakaran dibakar untuk latihan pemadam akibat terpapar asap dari 2. Prosedur SIKA
kebakaran hasil pembakaran 3. Pelatihan Pekerja
4. Instruksi keselamatan
5. Menggunakan helm, sepatu, pakaian,
dan sarung tangan keselamatan
jdih.pu.go.id
- 110 -
Kemungkinan,
No. Aktivitas Pekerjaan Deskripsi Bahaya Efek Bahaya Keparahan, Risiko Pengendalian
Nilai
47 Latihan Pemadam 1. Penggunaan media api pada Terjadi ledakan pada saat 4, 4, 16 M 1. Penyusunan JSA
Kebakaran saat melaksanakan pelatihan melakukan latihan 2. Prosedur SIKA
pemadam kebakaran pemadam kebakaran 3. Pelatihan Pekerja
2. Kecerobohan pekerja dalam yang mengakibatkan 4. Instruksi keselamatan
menuangkan BBM saat pekerja cedera 5. Menggunakan helm, sepatu, pakaian,
melakukan pelatihan pemadam dan sarung tangan keselamatan
kebakaran
48 Pengukuran Pembumian Panas matahari pada saat Pekerja mengalami 1, 2, 2 L Penggunaan APD berupa kaca mata,
melakukan pengukuran kelelahan dan dehidrasi sepatu, sarung tangan, pakaian, dan
pembumian peralatan helm keselamatan
49 Pemeliharaan dan 1. Pembersihan tangki SPBU Mikro 1. Kebakaran saat 8, 8, 64 H 1. Koordinasi antara pemilik, pengawas,
perbaikan peralatan 3 kl namun tidak dilakukan gas pembersihan tangki dan kontraktor
lembaga penyalur test maupun gas free SPBU Mikro 3 kl 2. Melakukan pengawasan visual oleh
2. Kurangnya kompetensi orang 2. Kecelakaan kerja safetyman
yang melakukan perbaikan akibat ledakan yang 3. Pekerjaan dilaksanakan pada saat
maupun pembersihan tangki terjadi yang SPBU Mikro 3 kl tidak beroperasi
3. Penggunaan peralatan yang menimbulkan 4. Penyediaan APD berupa safety line,
tidak standar / tidak anti kematian ventilasi udara, wearpack
ledakan 3. Kerusakan sarana dan
4. Kurangnya pengawasan dan fasilitas penerimaan &
tidak menjalankan SIKA penimbunan lembaga
penyalur
50 Aktivitas mobilisasi 1. Kurangnya kewaspadaan Kecelakaan kendaraan 8, 4, 32 M 1. Penyediaan rambu keselamatan dan
kendaraan konsumen pengemudi yang berkendara pada saat keluar / masuk marka jalan yang jelas
baik masuk / keluar lembaga SPBU Mikro 3 kl 2. Penentuan area parkir kendaraan
penyalur yang tidak menghalangi jalur keluar
2. Kurangnya rambu-rambu masuk kendaraan
keselamatan di area sekitar 3. Penggunaan APD berupa sabuk
lembaga penyalur pengaman untuk pengemudi
3. Berkendara yang tidak aman kendaraan roda 4 atau lebih dan
helm untuk pengendara roda 2
51 Operasional penyewa di 1. Kurang standarnya peralatan Potensi kebakaran akibat 4, 4, 16 M 1. Penggantian kompor LPG dengan
SPBU Mikro 3 kl listrik yang berada di penyewa korsleting peralatan kompor / pemanas listrik di penyewa
SPBU Mikro 3 kl listrik dari dalam SPBU Mikro 3 kl
penyewa
jdih.pu.go.id
- 111 -
Kemungkinan,
No. Aktivitas Pekerjaan Deskripsi Bahaya Efek Bahaya Keparahan, Risiko Pengendalian
Nilai
2. Kurangnya pengetahuan dan 2. Penyediaan APAR CO2 di dalam
kesadaran terkait aspek ruangan tenant tersebut
keselamatan tentang bahaya di
area lembaga penyalur
3. Tidak adanya pengawasan di
dalam ruangan dalam penyewa
di luar jam kerja
4. Terdapat penggunaan kompor
LPG di dalam area penyewa
52 Pengecekan rutin tera & 1. Terjadinya tumpahan minyak Pencemaran tanah & air 1, 4, 4 L Sistem auto shut off pada Nozel
sirkulasi dispenser BBM saat proses sirkulasi & tera
dispenser karena melebihi
kapasitas wadah bejana tera
jdih.pu.go.id
- 112 -
jdih.pu.go.id
- 113 -
No Deskripsi Jarak
BBM di dalam kompartemen) ke Bangunan di
dalam fasilitas SPBU Mikro 3 kl
4. Dispenser (dengan tangki penyimpanan BBM di
dalamnya) ke:
- Jalan Umum - Min. 10 kaki (3 m)
- Bangunan di dalam fasilitas SPBU Mikro 3 kl - Min. 10 kaki (3 m)
5. Dispenser (dengan tangki penyimpanan BBM di Min. 10 kaki (3 m) dan
dalamnya) ke Alat Pemadam Api Beroda seberat 68 Max. 30 kaki (9 m)
kg
6. Dispenser (dengan tangki penyimpanan BBM di Min. 25 kaki (7.6 m)
dalamnya) ke Genset House
7. Dispenser (dengan tangki penyimpanan BBM di Min. 50 kaki (15 m)
dalamnya) ke Api/panas yang dihasilkan bangunan
di lokasi (penyewa)
jdih.pu.go.id
- 114 -
jdih.pu.go.id
- 115 -
jdih.pu.go.id
- 116 -
jdih.pu.go.id
- 117 -
a. Kebakaran
Kebakaran yaitu suatu reaksi oksidasi yang berlangsung
dengan cepat dari suatu bahan bakar dan timbulnya
percikan api, timbulnya api berasal dari adanya bahan bakar
yang cukup, adanya suhu panas yang memenuhi dan
tersedianya oksigen. Untuk menjaga kebakaran, harus
disediakan APAR dalam kegiatan pekerjaan yang memiliki
potensi kebakaran.
jdih.pu.go.id
- 118 -
c. Cedera serius
Cedera serius harus bisa dihindari untuk menghindari
kematian, suatu pekerjaan harus memiliki surat izin kerja
dan Job Safety Analysis (JSA) serta semua pekerja harus
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
d. Cuaca buruk
Dalam hal cuaca buruk meliputi adanya petir, angin rebut
dan hujan angin serta badai.
e. Paparan radiasi
Radiasi adalah pancaran energi dari suatu materi atau
ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang
elektromagnetik/cahaya dari sumber radiasi. Paparan
radiasi akan menyebabkan risiko kanker dan kelainan
keturunan pada pekerja.
IV. GAMBAR
Gambar desain teknis prototipe/purwarupa SPBU Mikro 3 kl sebagai
berikut:
jdih.pu.go.id
- 119 -
A. GAMBAR PROSES
1. Diagram Alir Proses
jdih.pu.go.id
- 120 -
jdih.pu.go.id
- 121 -
B. GAMBAR MEKANIKAL
Rencana Umum untuk Tangki Penyimpanan
jdih.pu.go.id
- 122 -
C. GAMBAR PERPIPAAN
1. Rencana Umum Perpipaan
jdih.pu.go.id
- 123 -
2. Isometrik Perpipaan
jdih.pu.go.id
- 124 -
jdih.pu.go.id
- 125 -
jdih.pu.go.id
- 126 -
D. GAMBAR ELEKTRIKAL
1. Diagram Satu Garis
jdih.pu.go.id
- 127 -
jdih.pu.go.id
- 128 -
E. GAMBAR SIPIL
1. 3D Rencana Struktur
jdih.pu.go.id
- 129 -
jdih.pu.go.id
- 130 -
jdih.pu.go.id
- 131 -
jdih.pu.go.id
- 132 -
jdih.pu.go.id
- 133 -
6. Denah Atap
jdih.pu.go.id
- 134 -
7. Denah Sambungan 1
jdih.pu.go.id
- 135 -
8. Denah Sambungan 2
jdih.pu.go.id
- 136 -
9. Detail Sambungan 3
jdih.pu.go.id
- 137 -
jdih.pu.go.id
- 138 -
jdih.pu.go.id
- 139 -
jdih.pu.go.id
- 140 -
jdih.pu.go.id
- 141 -
jdih.pu.go.id
- 142 -
F. DENAH LAYOUT
jdih.pu.go.id
- 143 -
jdih.pu.go.id
- 144 -
jdih.pu.go.id
- 145 -
I. POTONGAN A-A
jdih.pu.go.id
- 146 -
jdih.pu.go.id
- 147 -
jdih.pu.go.id
- 148 -
jdih.pu.go.id
- 149 -
jdih.pu.go.id
- 150 -
jdih.pu.go.id
- 151 -
VI. PERHITUNGAN
A. PERHITUNGAN MEKANIKAL
1. Perhitungan Tangki Penyimpanan
(Nomor Dokumen 001/IGI/MEC/CAL-PSHOP/VI/2021)
a. Data
Tabel 53. Data Tangki
Parameter Satuan Nilai
Tipe Tangki Rectangular Tank
Tekanan Desain Psig / kPa Full of water / NA
(Int./Eks.)
Temperatur oC / oF 30 / 80 – 60 / 150
Operasional (Min-
Maks)
Efisiensi sambungan 0,7
Tebal tambahan mm / inci 3 / 0,118
untuk perlindungan
korosi
Tekanan hidrostatis Psig / kPa 0,725 / 5
Post Weld Heat
Tidak
Treatment (P.W.H.T)
Berat jenis cairan 0,77
Jenis Shell Persegi Panjang
Jenis Head datar
Ukuran Tangki mm 1.638 x 1.238 x 1.706 Int.
(T x L x P) mm 1.800 x 1.400 x 1.880 Eks.
MATERIAL
Shell A-36 atau setara
Pelat dasar A-36 atau setara
Pelat atas A-36 atau setara
Nozel Pipa SA-53
Forged SA-105
Flange
Bentuk pengaku A-36 atau setara
jdih.pu.go.id
- 152 -
b. Perhitungan
1) Ketebalan Long Shell
Deskripsi Nilai
H Tinggi tangki (mm) 1.638,00
L Panjang Long Shell (mm) 1.706,00
a Pitch horizontal pada pengaku (mm) 546,00
b Pitch vertikal pada pengaku (mm) 426,50
E Efisiensi sambungan 0,70
C Tebal tambahan untuk perlindungan 3,00
korosi (mm)
Sy Kuat leleh minimum pada pelat shell 2.549,00
(kg/cm2)
S Tegangan yang diizinkan pada pelat 1.529,40
shell (0,6 x Sy) (kg/cm2)
G Berat jenis cairan 0,77
a/b Rasio antara pitch horizontal & vertikal 1,28
pada pengaku
β1 Faktor yang tergantung pada rasio 0,16
panjang dengan tinggi, a/b (Tabel 28,
Case Nomor 8a dari Roarks
jdih.pu.go.id
- 153 -
Deskripsi Nilai
H Tinggi tangki (mm) 1.638,00
L Panjang Long Shell (mm) 1.706,00
a Pitch horizontal pada pengaku (mm) 546,00
b Pitch vertikal pada pengaku (mm) 426,50
Ss Tegangan lentur yang diizinkan pada 1.682,34
pengaku (0,66 x Sy) (kg/cm2)
G Berat jenis cairan 0,77
jdih.pu.go.id
- 154 -
Beban merata:
𝑄 = 𝑃 × 𝑎 = 0,68864796 𝑘𝑔/𝑐𝑚
jdih.pu.go.id
- 155 -
Beban merata:
𝑄 = 𝑃 × 𝑏 = 0,53792739 𝑘𝑔/𝑐𝑚
𝑆𝑏 < 𝑆𝑠 ⟶ 𝑂𝐾𝐸
jdih.pu.go.id
- 156 -
Deskripsi Nilai
H Tinggi tangki (mm) 1.638,00
L Panjang short shell (mm) 1.238,00
a Pitch horizontal pada pengaku (mm) 546,00
b Pitch vertikal pada pengaku (mm) 309,50
Ss Tegangan lentur yang diizinkan pada 1.682,34
pengaku (0,66 x Sy) (kg/cm2)
G Berat jenis cairan 0,77
Beban merata:
𝑄 = 𝑃 × 𝑎 = 0,68864796 𝑘𝑔/𝑐𝑚
jdih.pu.go.id
- 157 -
𝑆𝑏 < 𝑆𝑠 ⟶ 𝑂𝐾𝐸
Beban merata:
𝑄 = 𝑃 × 𝑏 = 0,39035997 𝑘𝑔/𝑐𝑚
𝑆𝑏 < 𝑆𝑠 ⟶ 𝑂𝐾𝐸
jdih.pu.go.id
- 158 -
Deskripsi Nilai
H Tinggi tangki (mm) 1.638,00
W Lebar pelat dasar (mm) 1.238,00
L Panjang Long Shell (mm) 1.706,00
t Ketebalan Pelat Dasar yang disediakan 6,00
(mm)
W Berat pelat dasar 99,48
a Maksimum pitch horizontal pada 247,60
pengaku (mm)
b Minimum pitch vertikal pada pengaku 341,20
(mm)
E Efisiensi sambungan 0,70
C Tebal tambahan untuk perlindungan 3,00
korosi (mm)
Sy Kuat leleh minimum dari pelat shell 2.549,00
(kg/cm2)
S Tegangan yang diizinkan pada pelat 1.529,40
shell plate (0,6 x Sy) (kg/cm2)
G Berat jenis cairan 0,77
a/b Rasio antara pitch horizontal dan 0,73
vertikal pengaku
β1 Faktor yang tergantung pada rasio 0,16
Panjang dengan tinggi, a/b (Tabel 28,
Case Nomor 8a dari Roarks
jdih.pu.go.id
- 159 -
Beban merata:
𝑄 = 𝑃 × 𝑏 = 0,430502617 𝑘𝑔/𝑐𝑚
𝑆𝑏 < 𝑆𝑠 ⟶ 𝑂𝐾𝐸
jdih.pu.go.id
- 160 -
Beban merata:
𝑄 = 𝑃 × 𝑎 = 0,312404596 𝑘𝑔/𝑐𝑚
𝑆𝑏 < 𝑆𝑠 ⟶ 𝑂𝐾𝐸
jdih.pu.go.id
- 161 -
Deskripsi Nilai
H Tinggi tangki (mm) 1.638,00
W Berat pelat bawah 99,48
w Lebar pelat bawah (mm) 1.238,00
L Panjang pelat bawah (mm) 1.706,00
a Pitch horizontal pada pengaku 247,60
(maksimum) (mm)
b Pitch vertikal pada pengaku 341,20
(maksimum) (mm)
Ss Tegangan lentur yang diizinkan pada 1.682,34
pengaku (0,66 x Sy) (kg/cm2)
G Berat jenis cairan 0,77
Beban merata:
𝑄 = 𝑃 × 𝑏 = 0,430502617 𝑘𝑔/𝑐𝑚
jdih.pu.go.id
- 162 -
𝑆𝑏 < 𝑆𝑠 ⟶ 𝑂𝐾𝐸
Beban merata:
𝑄 = 𝑃 × 𝑎 = 0,312404596 𝑘𝑔/𝑐𝑚
𝑆𝑏 < 𝑆𝑠 ⟶ 𝑂𝐾𝐸
jdih.pu.go.id
- 163 -
Deskripsi Nilai
W Lebar pelat atas (mm) 1.238,00
L Panjang pelat atas (mm) 1.706,00
t Ketebalan pelat atas yang 6,00
disediakan(mm)
W Berat pelat atas 99,48
a Pitch horizontal pada pengaku 247,60
(maksimum) (mm)
b Pitch vertikal pada pengaku (minimum) 341,20
(mm)
E Efisiensi sambungan 0,70
C Tebal lapis tambah untuk pelindung 3,00
korosi (mm)
Sy Kuat leleh minimum pada struktur 2.549,00
pelat shell (kg/cm2)
S Tegangan yang diizinkan struktur pelat 1.529,40
shell (0,6 x Sy) (kg/cm2)
G Berat jenis cairan 0,77
a/b Rasio antara pitch horizontal & vertikal 0,73
pada pengaku
β1 Faktor yang tergantung pada rasio 0,16
panjang dengan tinggi, a/b (Tabel 28,
Kondisi Nomor 8a dari Roarks)
jdih.pu.go.id
- 164 -
𝑡 = 𝑏 √(𝛽1 × 𝑃)/(𝑆 × 𝐸)
Ketebalan nominal yang dibutuhkan (kondisi karat) =
0,03 mm
Ketebalan nominal yang dibutuhkan (kondisi baru) =
3,03 mm
Ketebalan nominal yang dibutuhkan = 6,00 mm
Deskripsi Nilai
W Berat pelat atas 99,48
w Lebar pelat atas (mm) 1.238,00
L Panjang pelat atas (mm) 1.706,00
a Pitch horizontal pada pengaku 247,60
(maksimum) (mm)
jdih.pu.go.id
- 165 -
Beban merata:
𝑄 = 𝑃 × 𝑏 = 0,000160705 𝑘𝑔/𝑐𝑚
𝑆𝑏 < 𝑆𝑠 ⟶ 𝑂𝐾𝐸
jdih.pu.go.id
- 166 -
Beban merata:
𝑄 = 𝑃 × 𝑎 = 0,595787767 𝑘𝑔/𝑐𝑚
𝑆𝑏 < 𝑆𝑠 ⟶ 𝑂𝐾𝐸
𝑃𝐿 × 𝑊 × 𝐹
𝑉𝑒𝑟𝑡𝑖𝑐𝑎𝑙 𝐿𝑜𝑎𝑑 = = 3.044,573181
𝑁
jdih.pu.go.id
- 167 -
Catatan:
- Untuk castable dan tangki eksternal tidak dihitung
karena hanya berdampak pada berat tangki
- Untuk nozel dan bukaan tidak dihitung, hanya
mengikuti kebutuhan pada UL 142 dan hanya
berdampak pada berat tangki
9) Berat Tangki
W1 (Berat tangki internal) = 658,40 kg
W2 (Berat castable) = 1.311,03 kg
W3 (Berat tangki eksternal) = 798,36 kg
W4 (Berat Liq saat operasi) = 2.194,5 kg
W4 (Berat Liq saat pengujian = 3.000 kg
jdih.pu.go.id
- 168 -
B. PERHITUNGAN PROSES
1. Perhitungan Emergency Vent & Pressure Vacuum Vent
(Nomor Dokumen 001/IGI/PRO/CAL-PSHOP/VI/2021)
a. Data
1) Tangki
Desain Tekanan : Atmosferis
Kapasitas : 3.000 L
Bentuk : Persegi panjang
Jenis : Aboveground Tank
Dimensi Tangki Luar :
Panjang : 1.880 mm ≈ 6,2 ft
Lebar : 1.400 mm ≈ 4,6 ft
Tinggi : 1.800 mm ≈ 5,9 ft
Standar/Acuan : UL 142 + terisolasi
2) Emergency Vent
Ukuran : 6 inci
Fungsi : Sebagai tempat pembuangan ketika
terjadi tekanan berlebih yang diakibatkan
paparan api akibat kebakaran pada tangki.
jdih.pu.go.id
- 169 -
b. Perhitungan
1) Emergency Vent
a) Menghitung Luas Tangki
Pada tangki persegi panjang, perhitungan luas
tidak disertakan atap tangki tersebut. Maka
perhitungan luas tangki yaitu:
A = (L x P) + 2(P x T) + 2(L x T)
Keterangan:
L = Lebar (ft)
P = Panjang (ft) T = Tinggi (ft)
A = (4,6 x 6,2) + 2(6,2 x 5,9) + 2(4,6 x 5,9)
A = 155,96 ft2
jdih.pu.go.id
- 170 -
𝑊𝑒𝑡𝑡𝑒𝑑 𝐴𝑟𝑒𝑎 (𝑐𝑎𝑙𝑐𝑢𝑙𝑎𝑡𝑒𝑑) − 𝑊𝑒𝑡𝑡𝑒𝑑 𝐴𝑟𝑒𝑎 (𝑚𝑖𝑛) 𝑃𝑖𝑝𝑒 𝑆𝑖𝑧𝑒 (𝑟𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡) − 𝑃𝑖𝑝𝑒 𝑆𝑖𝑧𝑒 (𝑚𝑖𝑛)
=
𝑊𝑒𝑡𝑡𝑒𝑑 𝐴𝑟𝑒𝑎 (𝑚𝑎𝑥) − 𝑊𝑒𝑡𝑡𝑒𝑑 𝐴𝑟𝑒𝑎 (𝑚𝑖𝑛) 𝑃𝑖𝑝𝑒 𝑆𝑖𝑧𝑒 (𝑚𝑎𝑥) − 𝑃𝑖𝑝𝑒 𝑆𝑖𝑧𝑒 (𝑚𝑖𝑛)
𝑊𝑒𝑡𝑡𝑒𝑑 𝐴𝑟𝑒𝑎 (𝑐𝑎𝑙𝑐𝑢𝑙𝑎𝑡𝑒𝑑) − 𝑊𝑒𝑡𝑡𝑒𝑑 𝐴𝑟𝑒𝑎 (𝑚𝑖𝑛) 𝑃𝑖𝑝𝑒 𝑆𝑖𝑧𝑒 (𝑟𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡) − 𝑃𝑖𝑝𝑒 𝑆𝑖𝑧𝑒 (𝑚𝑖𝑛)
=
𝑊𝑒𝑡𝑡𝑒𝑑 𝐴𝑟𝑒𝑎 (𝑚𝑎𝑥) − 𝑊𝑒𝑡𝑡𝑒𝑑 𝐴𝑟𝑒𝑎 (𝑚𝑖𝑛) 𝑃𝑖𝑝𝑒 𝑆𝑖𝑧𝑒 (𝑚𝑎𝑥) − 𝑃𝑖𝑝𝑒 𝑆𝑖𝑧𝑒 (𝑚𝑖𝑛)
116,97 − 100 𝑥 − 4
=
120 − 100 5 − 4
16,97 𝑥 − 4
=
20 1
16,97 = 20𝑥 − 80
96,96 = 20𝑥
𝑥 = 4,8 inci
𝑃𝑖𝑝𝑒 𝑆𝑖𝑧𝑒 = 4,8 inci ≈ 5 inci
jdih.pu.go.id
- 171 -
c. Kesimpulan
1) Area basah yang dihasilkan dari kalkulasi yaitu 116,97
ft2.
2) Kapasitas Venting yang dibutuhkan dari hasil kalkulasi
yaitu 122.818,5 ft3/jam yang telah disesuaikan dengan
kondisi operasi tangki, dimensi tangki, dan volume
tangki.
3) Hasil kalkulasi Pressure Vacuum Vent jenis Flame
Arrester dibutuhkan minimum ukuran normal venting
sebesar ¼ inci.
d. Rekomendasi
Pada hasil kalkulasi, ukuran pipa untuk Emergency Vent
yang direkomendasikan yaitu 5 inci dan pada Pressure
Vacuum Vent yaitu ¼ inci. Hal ini telah disesuaikan dengan
standar/acuan UL 142 dengan Emergency vent berdasarkan
area basah dan kapasitas venting, sedangkan pada Pressure
Vacuum Vent berdasarkan minimum ukuran terhadap
kapasitas tangki.
C. PERHITUNGAN ELEKTRIKAL
1. Perhitungan Pembumian
(Nomor Dokumen 001/IGI/ELE/CAL-PSHOP/VI/2021)
Sebelum memasang elektroda tembaga untuk sistem
pembumian, harus ditentukan terlebih dahulu desain dan
jdih.pu.go.id
- 172 -
Keterangan:
ρ = Ketahanan tanah (Ω-meter)
L = Panjang batang elektroda tembaga (meter)
a = Lingkar batang elektroda tembaga (cm)
R = Resistansi elektroda ke tanah (Ω)
Kesimpulan:
Untuk sistem pembumian pada SPBU Mikro 3 kl, akan
menggunakan batang elektroda tembaga dengan diameter 5/8
inci dan panjang 4 meter.
D. PERHITUNGAN SIPIL
1. Analisis Struktur pada Kondisi Operasi
(Nomor Dokumen 001/IGI/STRU-PTS/PTPR/VIII/2021
a. Umum
1) Latar Belakang
Latar belakang diadakan SPBU Mikro 3 kl sebagai
berikut:
a) Mewujudkan “One Village One Outlet” sebagai
solusi ketahanan energi masyarakat;
b) Memenuhi ketersediaan energi ke seluruh pelosok
negeri;
c) Mendekatkan unit bisnis ke masyarakat yang
berada di pelosok; dan
jdih.pu.go.id
- 173 -
2) Tujuan
Dokumen ini mencakup pemodelan dan analisis modul
SPBU Mikro 3 kl pada kondisi operasi.
3) Referensi
Berikut merupakan daftar referensi untuk desain SPBU
Mikro 3 kl:
4) Standar/Acuan
Standar/acuan yang digunakan pada perencanaan
SPBU Mikro 3 kl antara lain:
Tabel 64. Standar/Acuan
Nomor
No. Nama Dokumen
Dokumen
1. SNI 1726 Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung
2. SNI 1727 Beban Minimum untuk
Perancangan Bangunan Gedung
dan Struktur Lain
3. SNI 1729 Spesifikasi untuk Bangunan
Gedung Baja Struktural
5) Kualitas Material
Struktur Baja:
a) ASTM A36 / JIS G 3101 grade SS 400 / setara
untuk Wide Flange, Angle, Channel, Plate dan Tee.
b) ASTM A53 Grade B / JIS G3444 STK 400 / setara
untuk pipa baja struktural.
jdih.pu.go.id
- 174 -
b. Metodologi
Kombinasi beban menggunakan metode ultimit. Ada dua
jenis kombinasi beban, kombinasi beban keadaan batas
ultimit dan servis. Kombinasi beban keadaan batas ultimit
harus digunakan untuk stabilitas dan desain kekuatan
struktur baja dan kombinasi beban keadaan batas servis
harus digunakan untuk memeriksa deformasi struktur baja.
c. Sistem Satuan
Sistem unit berikut harus diadopsi dalam dokumen analisis
SACS dan dokumen desain:
1) Panjang (besar) : meter (panjang profil, joint co-
ordinates)
2) Panjang (kecil) : mm (dimensi balok/kolom,
defleksi, dan lain-lain.)
3) Gaya : kg
4) Momen : kg.m
5) Massa : kg
6) Tegangan : kg/m2
d. Parameter Stabilitas
Parameter stabilitas struktur baja yaitu:
jdih.pu.go.id
- 175 -
2) Program Komputer
Program komputer yang digunakan untuk pemodelan
dan perancangan struktur yaitu SACS atau sejenisnya.
3) Kombinasi Pembebanan
Kombinasi beban menggunakan metode ultimit. Ada
dua jenis kombinasi beban, kombinasi beban keadaan
batas ultimit dan servis. Kombinasi beban keadaan
batas ultimit harus digunakan untuk stabilitas dan
desain kekuatan struktur baja dan kombinasi beban
keadaan batas servis harus digunakan untuk
memeriksa deformasi struktur baja.
jdih.pu.go.id
- 176 -
Keterangan:
DL : Beban Mati
NGL : Beban Non-generated
EQP : Berat peralatan pada saat dilakukan pengujian
EQP1 : Berat peralatan pada saat kosong
EQP2 : Berat peralatan pada saat operasi
ANG1: Beban Angin arah (+) X
ANG2: Beban Angin arah (+) Y
ANG3: Beban Angin arah (-) X
ANG4: Beban Angin arah (-) Y
GEM1: Beban Gempa arah (+) X
GEM2: Beban Gempa arah (+) Y
GEM3: Beban Gempa arah (-) X
GEM4: Beban Gempa arah (-) Y
5) Beban Rencana
a) Beban Mati Struktur (DL & SIDL)
Beban mati berarti berat struktur itu sendiri, dan
semua material yang melekat secara permanen di
sana atau ditopang olehnya. Beban mati struktur
terdiri dari beban sendiri rangka baja dan beban
mati yang ditumpangkan.
c) Beban Tangki
Beban kosong tangki : 3.044,57 kg
jdih.pu.go.id
- 177 -
Gambar 50.Tangki
d) Beban Dispenser
Beban dispenser : 245 kg
Beban merata dengan luasan (0,63 m x 0,7 m) :
555,56 kg/m2
Beban Pelat Kotak-Kotak tebal 3,2 mm : 25,12
kg/m2
jdih.pu.go.id
- 178 -
e) Pembebanan di SACS
- Beban mati struktur : 498,64 kg
- Beban Kosong Tangki : 3.044,57 kg
- Beban saat pengujian : 6.043 kg
- Beban Tangki Terisi : 5.239,0361 kg
- Dispenser : 245,00 kg
f) Pelat Dinding
- Pelat dinding samping 1 dengan t = 2 mm : 35
kg
- Pelat dinding samping 2 dengan t = 2 mm :
91,060 kg
- Pelat dinding depan, tengah dan belakang
dengan t = 2 mm : 178,980 kg
6) Pemodelan
Sehingga, pemodelan pada perangkat lunak seperti
pada gambar di bawah ini:
jdih.pu.go.id
- 179 -
7) Material Properti
jdih.pu.go.id
- 180 -
8) Kasus Beban
a) Beban Mati (D)
EQP1 EQP2
NGL
jdih.pu.go.id
- 181 -
jdih.pu.go.id
- 182 -
9) Kasus Beban
BEBAN GAYA
BEBAN BEBAN FX FY FZ MX MY MZ
DESKRIPSI MATI APUNG
KASUS LABEL (KN) (KN) (KN) (KN-M) (KN-M) (KN-M) (KN) (KN)
1 101 ANGIN X+ 2,42 0 0 0 2,8 -2,3 0 0
2 102 ANGIN Y+ 0 2,8 0 -3,2 0 3,1 0 0
3 103 ANGIN X- -2,42 0 0 0 -2,8 2,3 0 0
4 104 ANGIN Y- 0 -2,8 0 3,2 0 -3,1 0 0
5 201 GEMPA X+ 20,93 0 0 0 46 -19,9 0 0
6 202 GEMPA Y+ 0 20,93 0 -46 0 23 0 0
7 203 GEMPA X- -20,93 0 0 0 -46 19,9 0 0
8 204 GEMPA Y- 0 -20,93 0 46 0 -23 0 0
9 DLD SELFWEIGHT 0 0 -5,76 -5,4 5,2 0 5,76 0
10 NGL NON-GENERATED LOAD 0 0 -4,96 -4,7 4,6 0 0 0
TANGKI (TES) & -
11 EQP 0 0 -58 86,8 0 0 0
DISPENSER 61,66
TANGKI (KOSONG) & -
12 EQP1 0 0 -30 44,1 0 0 0
DISPENSER 32,25
TANGKI (PENUH) & -
13 EQP2 0 0 -50,5 75,3 0 0 0
DISPENSER 53,78
Kombinasi
Deskripsi DL EQP EQP1 EQP2 NGL 101 102 103 104 201 202 203 204
Beban
1000 Peralatan 1,2 - 1,2 - 1,2 - - - - - - - -
2000 Kosong
Peralatan saat 1,2 1,2 - - 1,2 - - - - - - - -
3000 Pengujian Isi
Peralatan 1,2 - - 1,6 1,2 - - - - - - - -
4000 Beban Angin 1,2 - - 1,2 1,2 0,5 - - - - - - -
5000 (+) X Direction
Beban Angin 1,2 - - 1,2 1,2 - 0,5 - - - - - -
6000 (+) Y Direction
Beban Angin 1,2 - - 1,0 1,2 1,0 - - - - - - -
7000 (+) X Direction
Beban Angin 1,2 - - 1,0 1,2 - 1,0 - - - - - -
8000 (+) Y Direction
Beban Angin (- 1,2 - - 1,0 1,2 - - 1,0 - - - - -
9000 ) X Direction
Beban Angin (- 1,2 - - 1,0 1,2 - - - 1,0 - - - -
E100 ) Y Direction
Gempa (+) X 1,2 - 1,0 - 1,3 - - - - 1,0 - - -
E200 Direction(+) Y
Gempa 1,2 - 1,0 - 1,3 - - - - - 1,0 - -
E300 Direction(-) X
Gempa 1,2 - 1,0 - 1,3 - - - - - - 1,0 -
E400 Direction(-) Y
Gempa 1,2 - 1,0 - 1,3 - - - - - - - 1,0
Direction
jdih.pu.go.id
- 183 -
b) Defleksi
Berikut merupakan tabel yang berisi besaran
lendutan yang diizinkan:
jdih.pu.go.id
- 184 -
Dimana:
dmax = d1+d2 – d0
d0 = ruang belit dari suatu balok atau elemen
tanpa beban
d1 = nilai defleksi dari beban permanen
d2 = nilai defleksi dari beban variasi
f. Kesimpulan
Rasio harus kurang dari 1,0 menurut metode ultimit dan
berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa semua
profil baja dengan rasio < 1,0 --> AMAN, MEMENUHI
PERSYARATAN.
jdih.pu.go.id
- 185 -
Properti komponen
Tabel 71. Properti Komponen
D B WT
Profil
( cm ) ( cm ) ( cm )
Hollow 50 x 50 x 3 5,00 5,00 0,30
Properti Las
Tabel 72. Properti Las
Fu Fu F izin tweld (calc,) tweld (nom,)
No Las Tipe Electroda
( ksi ) ( kg/cm2 ) ( kg/cm2 ) ( cm ) ( cm )
1 Tepi E70XX 70,0 4921,3 1476,401 0,300 0,300
2 Tepi E70XX 70,0 4921,3 1476,401 0,300 0,300
jdih.pu.go.id
- 186 -
jdih.pu.go.id
- 187 -
fb-z = Mz / Sz
Tegangan total: ftotal = (( fa + fb-y + fb-z )2 + fv 2)1/2
Properti komponen
Tabel 77. Properti komponen
D B WT
Profil
( cm ) ( cm ) ( cm )
Hollow 100 x 100 x 4 10,00 10,00 0,40
Properti las
Tabel 78. Properti las
No. Fu Fu F izin tweld (calc,) tweld (nom,)
Tipe Electroda
Las ( ksi ) ( kg/cm2 ) ( kg/cm2 ) ( cm ) ( cm )
1 Fillet E70XX 70,0 4.921,3 1.476,401 0,40 0,40
2 Fillet E70XX 70,0 4.921,3 1.476,401 0,40 0,40
3 Fillet E70XX 70,0 4.921,3 1.476,401 0,40 0,40
jdih.pu.go.id
- 188 -
jdih.pu.go.id
- 189 -
2) Tujuan
Dokumen ini mencakup analisis modul SPBU Mikro 3
kl pada saat diletakkan di atas fondasi.
3) Referensi
Berikut merupakan daftar referensi untuk desain SPBU
Mikro 3 kl:
jdih.pu.go.id
- 190 -
4) Standar/Acuan
Standar/acuan yang digunakan pada pendesainan
SPBU Mikro 3 kl antara lain:
b. Metodologi
Metode yang digunakan yaitu perhitungan sederhana
dengan menghitung total gaya eksternal berupa gaya geser
yang disebabkan oleh gempa dan angin kemudian
dibandingkan dengan total gaya gesek statis pada saat
kondisi tangki kosong dan terisi. Spesifikasi ini sesuai
dengan subbab II. Project Design Basis (Nomor Dokumen
001/IGI/DB- PSHOP/VI/2021).
c. Sistem Satuan
Sistem unit berikut harus diadopsi dalam file analisis SACS
dan dokumen desain:
1) Panjang (besar) : meter (panjang profil, joint co-
ordinates )
2) Panjang (kecil) : mm (dimensi balok/kolom,
defleksi, dan lain-lain.)
3) Gaya : kg
4) Momen : kg.m
5) Massa : kg
6) Tegangan : kg/m2
d. Parameter Stabilitas
Parameter stabilitas struktur baja yaitu:
jdih.pu.go.id
- 191 -
e. Model
1) Dimensi
Berikut merupakan gambar desain dari modular SPBU
Mikro 3 kl:
Struktur Atas
Fondasi
2) Program Komputer
Perhitungan menggunakan in-house spreadsheet
dengan program Microsoft Excel atau sejenisnya.
jdih.pu.go.id
- 192 -
f. Analisis
1) Analisis Gaya Gesek
a) Perhitungan Total Gaya Eksternal
Perhitungan ini didapat dari hasil pemodelan dan
analisis modul SPBU Mikro 3 kl pada kondisi
operasi, Maka didapat total gaya eksternal dengan
formula seperti di bawah ini:
f =pxN
Dimana:
p : Koefisien Gaya Gesek : 0,74 merupakan gaya
gesek baja dengan fondasi beton
N : Berat Tangki Kosong/Terisi
Sehingga total gaya yang dihasilkan pada modul
SPBU Mikro 3 kl dengan kapasitas 3 kl yaitu
sebagaimana berikut ini:
jdih.pu.go.id
- 193 -
c) Menentukan Rasio
Perbandingan yang dihasilkan antara total gaya
eksternal dan total gaya gesek statis untuk 2 (dua)
kondisi operasi dapat dilihat pada penjabaran
berikut ini:
(1) Total Gaya Eksternal < Total Gaya Gesek
Statis (Tangki Kosong)
23,731 kN < 31,80 kN
(2) Total gaya Eksternal < Total Gaya Gesek
Statis (Tangki Terisi)
23,731 kN < 47,73 kN
jdih.pu.go.id
- 194 -
jdih.pu.go.id
- 195 -
jdih.pu.go.id
- 196 -
jdih.pu.go.id
- 197 -
g. Kesimpulan
1) Total gaya eksternal yang dihasilkan masih lebih kecil
dari besarnya Total gaya gesek statis untuk tangki
kosong maka dinyatakan modul SPBU Mikro 3 kl
dinyatakan AMAN, dan tidak memerlukan adanya baut
angkur.
2) Total gaya eksternal yang dihasilkan masih lebih kecil
dari besarnya Total gaya gesek statis untuk tangki terisi
maka dinyatakan modul SPBU Mikro 3 kl dinyatakan
jdih.pu.go.id
- 198 -
3. Perhitungan Struktur
(Nomor Dokumen 001/IGI/CIV/CAL-PSHOP/VI/2021)
a. Umum
1) Latar Belakang
Latar belakang diadakan SPBU Mikro 3 kl sebagai
berikut:
a) Mewujudkan “One Village One Outlet” sebagai
solusi ketahanan energi masyarakat;
b) Memenuhi ketersediaan energi ke seluruh pelosok
negeri;
c) Mendekatkan unit bisnis Pertamina ke masyarakat
yang berada di pelosok; dan
d) Meratakan persebaran BBM berkualitas kepada
masyarakat yang berada di daerah yang tidak ada
SPBU Pertamina.
2) Tujuan
Dokumen ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada,
persyaratan untuk desain, manufaktur, perakitan,
pengujian, inspeksi, pengawetan, pengemasan, dan
penyediaan barang, jasa, dan dokumentasi untuk
paket.
b. Referensi
1) Standar dan Acuan
a) ASCE 7-16 Minimum Design Loads for Buildings
and other structures.
b) SNI 1726 Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan
jdih.pu.go.id
- 199 -
Non Gedung.
c) SNI 1727 Beban Minimum untuk Perancangan
Bangunan Gedung dan Struktur Lain.
d) SNI 8460 Persyaratan Perancangan Geoteknik.
e) SNI 1729 Spesifikasi untuk Bangunan Gedung
Baja Struktural.
f) SNI 7860 Ketentuan Seismik untuk Bangunan
Gedung Baja Struktural.
2) Spesifikasi Proyek
a) 001/IGI/PROJ/DB-PSHOP/VI/2021 Basis
Desain Proyek SPBU Mikro 3kl.
b) 001/IGI/MEC/MDS-PSHOP/VI/2021 Spesifikasi
Tangki Penyimpanan (UL-142) SPBU Mikro 3 kl.
c. Properti material
1) Satuan
Semua satuan dalam sistem metrik.
2) Kualitas Material
Struktur Baja
a) ASTM A36 / JIS G 3101 grade SS 400 / setara
untuk Wide Flange, Angle, Channel, Plate dan Tee.
b) ASTM A53 Gr. B / JIS G3444 STK 400 / setara
untuk structural steel pipe.
c) ASTM A501 atau setara untuk square atau
rectangular steel tubing.
Baut
a) Angkur kolom mengikuti ASTM A307.
b) Baut koneksi mengikuti ASTM A325.
jdih.pu.go.id
- 200 -
3) Berat Isi
Tabel 90. Berat Isi Material Konstruksi Utama
Material Berat Isi
Baja 7.850 kg/m3 / 76,98 kN/m3
Beton bertulang 2.400 kg/m3 / 23,53 kN/m3
Beton polos 2.250 kg/m3 / 22,04 kN/m3
Tanah 1.700 kg/m3 / 16,67 kN/m3
Pasir (kering) 1.650 kg/m3 / 16,18 kN/m3
Kerikil berpasir (basah) 1.950 kg/m3 / 19,12 kN/m3
Batu pecah 1.550 kg/m3 / 15,20 kN/m3
Dinding bata (tebal 10 cm) 1.000 kg/m3 / 9,80 kN/m3
d. Parameter Stabilitas
e. Kombinasi Beban
Kombinasi beban menggunakan metode LRFD. Ada dua
jenis kombinasi beban, kombinasi beban keadaan batas
ultimit dan servis. Kombinasi beban keadaan batas ultimit
harus digunakan untuk stabilitas dan desain kekuatan
struktur baja dan kombinasi beban keadaan batas servis
harus digunakan untuk memeriksa deformasi struktur baja.
f. Beban Rencana
1) Beban Mati Struktur (DL & SIDL)
Beban mati berarti berat struktur itu sendiri, dan
semua material yang melekat secara permanen di sana
jdih.pu.go.id
- 201 -
b) Beban tangki
Beban kosong tangki = 3.044,57 kg
Asumsi beban dibagi ke 3 balok H.100x100 sama
rata = 1.514,86 kg.
Panjang penyaluran beban = 1,450 m
Asumsi beban yang diterima per balok H.100x100
= 1.044,73 kg/m’.
jdih.pu.go.id
- 202 -
c) Beban Dispenser
Beban dispenser = 245,00 kg
Beban merata dengan luasan (0,63m x 0,7m) =
555,56 kg/m2.
jdih.pu.go.id
- 203 -
jdih.pu.go.id
- 204 -
3) Pembebanan di Program
g. Pemodelan Struktur
1) Program Komputer
Program komputer yang digunakan untuk pemodelan
dan perancangan struktur yaitu STAAD Pro atau
program lain sejenisnya.
2) Sistem Satuan
Sistem unit berikut harus diadopsi dalam dokumen
analisis STAAD Pro dan dokumen desain:
a) Panjang (besar) : meter (panjang profil, joint co-
ordinates)
b) Panjang (kecil) : mm (dimensi balok/kolom,
defleksi, dll.)
c) Gaya : kg
d) Momen : kg.m
jdih.pu.go.id
- 205 -
e) Massa : kg
f) Tegangan : kg/m2
g) Sudut : derajat
3) Pemodelan Struktur
SLING
jdih.pu.go.id
- 206 -
4) Sistem Sumbu
a) Sistem Sumbu Global
Node dari model struktur dijelaskan dalam sistem
sumbu global yang didefinisikan sebagai berikut:
1) Y yaitu vertikal dari Chart Datum
2) Z yaitu horizontal sejajar dengan struktur
selatan
3) X yaitu horizontal sejajar dengan struktur
timur
5) Metode Analisis
Analisis struktur yang akan dilakukan yaitu analisis
struktur rangka model komputer dengan tiga dimensi.
jdih.pu.go.id
- 207 -
jdih.pu.go.id
- 208 -
jdih.pu.go.id
- 209 -
jdih.pu.go.id
- 210 -
jdih.pu.go.id
- 211 -
c) Pembebanan Struktur
Gambar 76. Beban mati (DL) dan beban mati super impose (SIDL)
jdih.pu.go.id
- 212 -
jdih.pu.go.id
- 213 -
jdih.pu.go.id
- 214 -
4. Perhitungan Fondasi
(Nomor Dokumen 002/IGI/CIV/CAL-PSHOP/VI/2021)
a. Umum
1) Latar Belakang
Latar belakang diadakan SPBU Mikro 3 kl sebagai
berikut:
a) Mewujudkan “One Village One Outlet” sebagai
solusi ketahanan energi masyarakat
b) Memenuhi ketersediaan energi ke seluruh pelosok
negeri
c) Meratakan persebaran BBM berkualitas kepada
masyarakat yang berada di daerah yang tidak ada
SPBU dengan kapasitas yang lebih besar.
2) Lingkup
Dokumen ini menyajikan perhitungan Detail
Engineering Design untuk Fondasi SPBU Mikro 3 kl.
2) Standar Internasional
a) ASCE 7-16 : Minimum Design Loads for Buildings
and other structures
b) UBC 97 : Uniform Building Code
jdih.pu.go.id
- 215 -
3) Standar Indonesia
a) SNI 1726 Tata cara perencanaan ketahanan gempa
untuk struktur bangunan gedung dan non gedung
b) SNI 1727 Beban minimum untuk perencanaan
bangunan gedung dan struktur lain
4) Satuan
Semua satuan dalam satuan SI, kecuali dinyatakan
lain.
5) Persyaratan Umum
a) Spesifikasi Material
(1) Beton:
Mutu Beton untuk Fondasi, f'c = 21,0 MPa
Mutu Beton untuk beton kurus, f'c = 12,5 MPa
Semen untuk Fondasi = Tipe I
jdih.pu.go.id
- 216 -
d) Metode Desain
1) Kombinasi pembebanan tak terfaktor
digunakan untuk memeriksa daya dukung
tanah, ketahanan terhadap guling, dan
ketahanan geser fondasi.
2) Kombinasi pembebanan terfaktor selanjutnya
digunakan untuk desain beton bertulang.
3) Desain beton menggunakan Metode Desain
Batas Ultimit.
e) Parameter Stabilitas
Setiap bangunan, struktur dan pondasi harus
dirancang sedemikian rupa sehingga faktor
jdih.pu.go.id
- 217 -
f) Singkatan
No. Simbol Deskripsi
1 A Luas
2 Ae Luas tarik efektif pada beton dekat
perletakan tulangan
3 Af Luas proyeksi
4 As Luas penampang tulangan yang
dibutuhkan
5 B Lebar fondasi
6 bo Potongan pseudocritical
7 BP Lebar pedestal
8 c Selimut beton
9 Ca Koefisien seismik
10 Cv Koefisien seismik
11 Cf Koefisien gaya
12 Cp Koefisien tekanan
13 db Diameter baut
14 ds Jarak serat tarik terluar ke pusat
tulangan
15 DL Beban mati
16 e Eksentrisitas
17 Es Modulus elastis
18 E Beban peralatan
19 E(E) Berat permesinan (termasuk
perlengkapan dan sebagai berat kosong)
20 E(O) Beban operasi
21 E(T) Beban pengujian
22 V Beban gempa
23 F Gaya
24 fc' Kuat tekan beton
25 fs Tegangan tulangan terhitung pada
beban layan
26 Ft Kuat Tarik baut
27 Fv Kuat geser baut
28 Fy Kuat leleh
jdih.pu.go.id
- 218 -
jdih.pu.go.id
- 219 -
d. Beban Rencana
Beban dan gaya berikut dipertimbangkan dalam desain
Fondasi (untuk detail beban, lihat subbab VI.D.4.f. Kalkulasi
Beban Rencana):
jdih.pu.go.id
- 220 -
5) Kombinasi Beban
a) Kombinasi Beban Terfaktor
Kombinasi beban terfaktor berikut digunakan
untuk desain beton bertulang dengan metode
Desain Batas Ultimit (lihat SNI 1726).
jdih.pu.go.id
- 221 -
e. Data Beban
1) Resume Fondasi Dangkal
jdih.pu.go.id
- 222 -
2) Gambar Sketsa
jdih.pu.go.id
- 223 -
Panjang Le = 2,200 m
Tinggi He = 2,200 m
Titik pusat gravitasi h1 = 1,100 m (asumsi)
jdih.pu.go.id
- 224 -
jdih.pu.go.id
- 225 -
Keterangan:
Be = Lebar SPBU Mikro 3 kl
Le = Panjang SPBU Mikro 3 kl
He = Tinggi SPBU Mikro 3 kl
E(E) = Beban peralatan saat kosong
E(O) = Beban peralatan saat operasi
E(T) = Beban peralatan saat pengujian
Dimensi peralatan
Be = 1,90 m
Le = 2,20 m
He = 2,20 m
h1 (c.o.g) = 1,10 m
Beban peralatan
E(E) = 44,7 kN
E(O) = 66,2 kN
E(T) = 74,1 kN
jdih.pu.go.id
- 226 -
Gaya angin
jdih.pu.go.id
- 227 -
Beban gempa
Desain gaya geser dasar (Vs) dihitung manual
jdih.pu.go.id
- 228 -
Desain PGA
PGA = 0,507431
jdih.pu.go.id
- 229 -
Cek Cs
𝑆𝐷
(1) 𝐶𝑠 = 𝑅 = 0,313
𝑇[ ]
𝐼𝑐
jdih.pu.go.id
- 230 -
= 47,68 kN.m
jdih.pu.go.id
- 231 -
2) Desain fondasi
Cek kapasitas daya dukung
AF = Luas rencana fondasi = Bf x Lf = 2,3 x 2,6 =
5,98 m2
S = Modulus penampang rencana fondasi
Sy = 1/6 B x L2
= 1/6 x 2.3 x (2.6)^2
= 2,59 m3
Sx = 1/6 L x B2
= 1/6 x 2.6 x (2.3)^2
= 2,29 m3
Kondisi sementara
Fv maks (tekan)
𝐴𝑥𝑖𝑎𝑙 𝑀𝑥 𝑀𝑦
𝜎𝑚𝑎𝑥 = + + < 85,03 𝑘𝑃𝑎
𝐴𝑓 𝑆𝑥 𝑆𝑦
Fy min (tarik)
𝐴𝑥𝑖𝑎𝑙 𝑀𝑥 𝑀𝑦
𝜎𝑚𝑖𝑛 = − − < 85,03 𝑘𝑃𝑎
𝐴𝑓 𝑆𝑥 𝑆𝑦
jdih.pu.go.id
- 232 -
Kondisi 1
Jika momen/aksial < 1/6 B
𝐴𝑥𝑖𝑎𝑙 𝑀𝑥 𝑀𝑦
𝜎𝑚𝑎𝑥 = Tekanan tanah maks = + +
𝐴𝑓 𝑆𝑥 𝑆𝑦
𝐴𝑥𝑖𝑎𝑙 𝑀𝑥 𝑀𝑦
𝜎𝑚𝑖𝑛 = Tekanan tanah min = − −
𝐴𝑓 𝑆𝑥 𝑆𝑦
Kondisi 2
Jika momen/aksial < 1/6 B
𝜎𝑚𝑎𝑥 = Tekanan tanah maks = 2 𝐴𝑥𝑖𝑎𝑙/(𝐵. 𝑥)
𝑥 = lebar efektif = 3(𝐵⁄2 − 𝑒)
e = Momen/Aksial
σmax sebaiknya < Kapasitas daya dukung tanah izin
(σs). σmin sebaiknya < Kapasitas daya dukung tanah
izin (σs)
jdih.pu.go.id
- 233 -
jdih.pu.go.id
- 234 -
Stabilitas gelincir
Hs = Beban gelincir horizontal = Resultan beban
horizontal
Hr = Tahanan gelincir = Aksial x μ
μ = Koefisien friksi = 0,35
SFH = Faktor keamanan gelincir = Hr/Hs
SFH sebaiknya > 1,5 untuk kondisi beban tetap
dan > 1.1 untuk kondisi beban sementara.
jdih.pu.go.id
- 235 -
Penurunan
1) Penurunan segera
Lf Panjang fondasi = 2,60 m
Bf Lebar fondasi = 2,30 m
Vp gaya aksial tetap = 102,26 kN
tak terfaktor LC 102
Vt gaya aksial sementara = 104,29
kN tak terfaktor LC 114
Af Luas fondasi = Bf x Lf = 5,98 m2
𝑆𝑒 = Δσ𝐵 𝐸
Se : penurunan segera
Δσ : Tekanan neto terpakai
B : Dia. fondasi lingkaran
μs : Rasio Poisson
Es : Modulus elastisitas tanah
Iρ : Faktor pengaruh tak berdimensi
jdih.pu.go.id
- 236 -
jdih.pu.go.id
- 237 -
2) Penurunan konsolidasi
Catatan:
Cs = 0.1 * Cc (asumsi)
jdih.pu.go.id
- 238 -
Tabel 113. Cek eksentrisitas untuk menentukan distribusi tegangan pada arah
Sumbu X
Komb. Aksial Mz 1/6 Lf Kond.
Kombinasi beban e (m)
beban ( kN ) (kNm) (m) (kN)
Kosong 1,2[D+E(E)] 87,4 0,0 0,00 0,43 1
Operasi 1,2[D+E(O)] 113,2 0,0 0,00 0,43 1
Operasi 1,4[D+E(O)] 132,1 0,0 0,00 0,43 1
Tes 1,2[D+E(T)] 122,7 0,0 0,00 0,43 1
Operasi 1,2[D+E(O)]+0,5Wx 113,2 3,7 0,03 0,43 1
Operasi 1,2[D+E(O)]+0,5Wz 113,2 0,0 0,00 0,43 1
Operasi 0,9[D+E(E)]+1,0[Wx] 65,5 7,4 0,11 0,43 1
Operasi 0,9[D+E(E)]+1,0[Wz] 65,5 0,0 0,00 0,43 1
Operasi 0,9[D+E(O)]+1,0[Wx] 84,9 7,4 0,09 0,43 1
Operasi 0,9[D+E(O)]+1,0[Wz] 84,9 0,0 0,00 0,43 1
Tes 1,2[D+E(T)]+1,0Wx 122,7 7,4 0,06 0,43 1
Tes 1,2[D+E(T)]+1,0Wz 122,7 0,0 0,00 0,43 1
Operasi (1,2+0,2Sds)[D+E(O)]+1,0[Vx+0,3Vz] 127,4 47,7 0,37 0,43 1
Operasi (1,2+0,2Sds)[D+E(O)]+1,0[Vz+0,3Vx] 127,4 14,3 0,11 0,43 1
Tabel 114. Cek eksentrisitas untuk menentukan distribusi tegangan pada arah
Sumbu Y
Komb. Aksial Mx e (m) 1/6 Bf Kond.
Kombinasi beban
beban ( kN ) (kNm) (m) (kN)
Kosong 1,2[D+E(E)] 87,4 0,0 0,00 0,38 1
Operasi 1,2[D+E(O)] 113,2 0,0 0,00 0,38 1
Operasi 1,4[D+E(O)] 132,1 0,0 0,00 0,38 1
Tes 1,2[D+E(T)] 122,7 0,0 0,00 0,38 1
Operasi 1,2[D+E(O)]+0,5Wx 113,2 0,0 0,00 0,38 1
Operasi 1,2[D+E(O)]+0,5Wz 113,2 3,2 0,03 0,38 1
Operasi 0,9[D+E(E)]+1,0[Wx] 65,5 0,0 0,00 0,38 1
Operasi 0,9[D+E(E)]+1,0[Wz] 65,5 6,4 0,10 0,38 1
Operasi 0,9[D+E(O)]+1,0[Wx] 84,9 0,0 0,00 0,38 1
Operasi 0,9[D+E(O)]+1,0[Wz] 84,9 6,4 0,08 0,38 1
Tes 1,2[D+E(T)]+1,0Wx 122,7 0,0 0,00 0,38 1
Tes 1,2[D+E(T)]+1,0Wz 122,7 6,4 0,05 0,38 1
Operasi (1,2+0,2Sds)[D+E(O)]+1,0[Vx+0,3Vz] 127,4 14,3 0,11 0,38 1
Operasi (1,2+0,2Sds)[D+E(O)]+1,0[Vz+0,3Vx] 127,4 47,7 0,37 0,38 1
jdih.pu.go.id
- 239 -
jdih.pu.go.id
- 240 -
Komb. Vu Ac Vu/Ac
Kombinasi beban σmax kPa σmid kPa
beban kN m2 MPa
203 1,2[D+E(T)] 20,52 20,52 23,60 0,13 0,181
204 1,2[D+E(O)]+0,5Wx 20,36 18,94 22,60 0,13 0,173
205 1,2[D+E(O)]+0,5Wz 20,33 18,94 22,58 0,13 0,173
206 0,9[D+E(E)]+1,0[Wx] 13,82 10,96 14,25 0,13 0,109
207 0,9[D+E(E)]+1,0[Wz] 13,75 10,96 14,21 0,13 0,109
208 0,9[D+E(O)]+1,0[Wx] 17,06 14,20 17,98 0,13 0,138
209 0,9[D+E(O)]+1,0[Wz] 16,99 14,20 17,94 0,13 0,137
210 1,2[D+E(T)]+1,0Wx 23,38 20,52 25,24 0,13 0,193
211 1,2[D+E(T)]+1,0Wz 23,31 20,52 25,20 0,13 0,193
212 (1,2+0,2Sds)[D+E(O)]+1,0[Vx+0,3Vz] 45,95 22,97 39,63 0,13 0,304
213 (1,2+0,2Sds)[D+E(O)]+1,0[Vz+0,3Vx] 47,63 23,81 41,08 0,13 0,315
Tulangan baja
SNI 2052, BJTS-420B atau setara
Fy kuat leleh tulangan ulir = 420 MPa
Fyv kuat leleh tulangan polos = 280 MPa
Selimut beton = 50 mm
Tebal efektif fondasi = hf-c-1,5*Фrebar =
0,13 m = 131 mm
jdih.pu.go.id
- 241 -
Vu max / Ac =
= 0.75 x 21^0.5 x 2/12
0,31 MPa < = 0.57
jdih.pu.go.id
- 242 -
w = 1 .11 10 −6
fs
Dimana :
w = lebar retak (mm)
β = factor tinggi (1,2 untuk balok, 1,35 untuk
pelat) = 1,35
fs = tegangan tulangan terhitung pada beban
layan (MPa), sebaiknya 0,6 Fy dari retak
maksimum = 252 MPa
c = tebal selimut beton (mm) = 50 mm
ds = selimut beton + 1,5 diameter tulangan=
69,5 mm
Ae = luas tarik efektif pada beton di
perletakan tulangan 2*ds*β = 187,650
mm2
s = spasi (mm) = 200
N = 1.000/s = 5
A = Ae/N = 37.530,0 mm2
Maka :
w = 1,11e-6 x 1,35 x 252 x (50 x 37.530)^(1/3)
= 0,046577 mm < 0,33 mm OKE
jdih.pu.go.id
- 243 -
jdih.pu.go.id
- 244 -
jdih.pu.go.id
- 245 -
Pc' = 2.5kg/cm2
Pc' = 0.5kg/cm2
jdih.pu.go.id
- 246 -
Parameter tanah/batuan
Jenis = Spill
Jenis tanah = Clay
N-SPT N =7
Kedalaman muka air tanah Dw = 7,3 meter
RQD =-%
Kohesi tanah c = 27,46 kN/m2
UCS = - Mpa
Sudut gesek tanah ɸ = 2,86 °
Berat jenis tanah ɣs = 16,00 kN/m³
Rasio Poisson µ = 0,35 kN/m³
Persegi
Menerus
Lingkaran
Faktor keamanan SF = 3
Kapasitas daya dukung tanah izin Qall = 63,93
kN/m²
= 0,65 kg/cm²
= 6,52 ton/m²
jdih.pu.go.id
- 247 -
i. Kesimpulan
1) Berdasarkan kondisi yang diberikan dalam analisis
struktur dan desain beton fondasi SPBU Mikro 3 kl
dianggap cukup memenuhi kriteria desain.
2) Berdasarkan desain dan kalkulasi, faktor keamanan
fondasi SPBU Mikro 3 kl sebagai berikut:
a) Kondisi Permanen
Daya dukung tanah : σmaks = 17,10 < σs = 63,93
OKE
Momen guling : Tidak ada beban
Stabilitas geser : Tidak ada beban
b) Kondisi Sementara
Daya dukung tanah : σmaks = 35,86 < σs = 85,03
OKE
Momen guling : SFM = 10,98 > 2 OKE
Stabilitas geser : SFH = 2,4 > 1.1 OKE
3) Berdasarkan desain dan kalkulasi, penurunan fondasi
SPBU Mikro 3 kl sebagai berikut:
4) Fondasi pelat panjang 2.6m x lebar 2.3m x tebal 0.2m
dengan D13 - 200 mm untuk penulangan untuk layer
atas dan bawah.
5) Berdasarkan desain dan kalkulasi fondasi, tulangan
geser tidak diperlukan.
a. Umum
1) Latar Belakang
Latar belakang diadakan SPBU Mikro 3 kl sebagai
berikut:
a) Mewujudkan “One Village One Outlet” sebagai
solusi ketahanan energi masyarakat;
b) Memenuhi ketersediaan energi ke seluruh pelosok
negeri;
jdih.pu.go.id
- 248 -
2) Tujuan
Dokumen ini mencakup analisis modul SPBU Mikro 3
kl pada saat diletakkan di atas fondasi.
3) Referensi
Berikut merupakan daftar referensi untuk desain SPBU
Mikro 3 kl:
4) Standar/Acuan
Standar/acuan yang digunakan pada pendesainan
SPBU Mikro 3 kl antara lain:
Tabel 119. Standar/Acuan
No. Nomor Dokumen Nama Dokumen
1. SNI 1726 Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung
2. SNI 1727 Beban Minimum untuk
Perancangan Bangunan Gedung
dan Struktur Lain
3. SNI 1729 Spesifikasi untuk Bangunan
Gedung Baja Struktural
jdih.pu.go.id
- 249 -
b. Metodologi
Metode yang digunakan yaitu perhitungan sederhana
dengan membandingkan tekanan maksimum yang terjadi
pada tanah dengan total tekanan permukaan desain dari
beban roda kendaraan.
c. Sistem Satuan
Sistem unit berikut harus diadopsi dalam dokumen desain:
1. Panjang (besar) : meter (panjang profil, joint co-
ordinates )
2. Panjang (kecil) : mm (dimensi balok/kolom,
defleksi, dan lain-lain)
3. Gaya : kg
4. Momen : kg.m
5. Massa : kg
6. Tegangan : kg/m2
d. Parameter Tekanan
Parameter pengecekan tekanan dari fondasi yang didesain
dan tekanan permukaan beban kendaraan kelas III yaitu:
e. Model
1) Dimensi
Berikut merupakan gambar desain dari modular SPBU
Mikro 3 kl:
jdih.pu.go.id
- 250 -
Struktur Atas
Fondasi
2) Program Komputer
Perhitungan menggunakan in-house spreadsheet
dengan program Microsoft Excel atau sejenisnya.
jdih.pu.go.id
- 251 -
2) Penggolongan Kendaraan
Tabel 121. Penggolongan kendaraan menurut MKJI
No. Tipe Kendaraan Golongan
1 Sedan, jeep, st.wagon 2
2 Pick-up, combi 3
3 Truk 2 as (L), micro truck, mobil 4
hantaran
4 Bus kecil 5a
5 Bus besar 5b
6 Truk 2 as (H) 6
7 Truk 3 as 7a
8 Trailer 4 as, truk gandeng 7b
9 Truk s.trailer 7c
jdih.pu.go.id
- 252 -
jdih.pu.go.id
- 253 -
jdih.pu.go.id
- 254 -
c) Cek Rasio
Menentukan rasio perbandingan yang dihasilkan
antara tekanan maksimum desain SPBU Mikro 3
kl + Fondasi yang terjadi pada tanah harus lebih
kecil dari tekanan permukaan beban kendaraan
kelas III yaitu:
35,9 < 41,4832
g. Kesimpulan
1) Desain fondasi ini hanya berlaku dengan kondisi tanah
seperti dalam parameter analisa fondasi.
2) Apabila tidak dilakukan pengujian tanah untuk
mengetahui parameter tanah maka bisa menggunakan
perbaikan tanah seperti pada perbaikan tanah dasar
untuk jalan kelas III C.
jdih.pu.go.id
- 255 -
jdih.pu.go.id
- 256 -
jdih.pu.go.id
- 257 -
Catatan:
1) Nozzle orientation & Projection shall be detail in DED
2) All Nozzle flanges shall be as per ASME B16.5
3) Vendor to calculate overal weight of the tank with all of tank
internals.
4) Vendor to calculate and specify final thikness, nozzle reinformcement,
stiffener details, lifting lusg, etc.
5) Tank painting procedure shall be refer to Client specification
6) Material shall be complete with certificate.
7) Vendor re calculate for thickness insulation required.
2. Spesifikasi Dispenser
(Nomor Dokumen 002/IGI/MEC/MDS-PSHOP/VI/2021)
Tabel 125. Data Sheet Dispenser
DATA DESAIN
Design Code : Standar Manufaktur
Service : BBM
Capacity Design : Max. 120 lpm untuk Cairan Kelas II, dan 150
lpm untuk Cairan Kelas III
KONDISI SITE
Desain Angin : 120 km/h
Desain Seismik : SNI 1726
Temperatur Ambient : 25 ~ 55 ◦ C
Kelembapan Relatif : 20 ~ 95 %
CONSTRUCTION
Desain Konstruksi : Standar Manufaktur
Konstruksi : Las
Rating Keselamatan : Tersertifikasi ATEX
Koneksi Inlet : Dispenser satu sisi, 1-2 produk bahan bakar
(bensin, solar, dll)
- Ukuran : 1 1/2 " (VTA)
jdih.pu.go.id
- 258 -
B. PERALATAN PERPIPAAN
1. Spesifikasi Perpipaan
(Nomor Dokumen 001/IGI/PIP/MDS-PSHOP/VI/2021)
Tabel 126. Data Sheet Kelas Perpipaan
KELAS PERPIPAAN: 150A
LAYANAN: DIESEL, PERTALITE, PERTAMAX, PREMIUM KELAS ASME: ACUAN:
150 # RF ASME B31.3 LATEST
TEKANAN MAKSIMUM YANG DIIZINKAN
(BERDASARKAN TEMPERATUR).:
oF -20 s.d. 200 300 400
100
MATERIAL: PIPA: CARBON STEEL PSIG 230 195 175 160
AKSESORIS: CARBON STEEL CORROSION 3MM
ALLOWANCE:
jdih.pu.go.id
- 259 -
jdih.pu.go.id
- 260 -
C. PERALATAN ELEKTRIKAL
1. Spesifikasi Kebal NYFGBY 4 X 2,5 mm & Batang Pembumian
(Nomor Dokumen 001/IGI/ELE/MDS-PSHOP/VI/2021)
jdih.pu.go.id
- 261 -
D. PERALATAN INSTRUMEN
(NOMOR DOKUMEN 001/IGI/INS/MDS-PSHOP/VI/2021)
Tabel 129. Data Sheet Instrumen
No Gambar Spesifikasi
EMERGENCY VENT
UL Listed reference to
Referensi :
UL 2085-2583
Ukuran : 6 inci
Diameter : 8,5 inci
Tekanan dalam
Kapasitas Venting / : 2,5 psi
1 SCFH
Pengaturan Tekanan : 8 atau 16 oz/in2
Tinggi : 3,4 inci
Celah Baut : 2,6 inci
Alumunium /
Badan / Penutup /
Alumunium / FKM /
Dudukan / Baut
Zinc Plated Steel
PRESSURE VACUUM VENT
Tipe : Flame Arrester
UL Listed reference to
Referensi :
UL 2085 - 2583
Ukuran : 2 inci
Dimensi : 6 x 4 x 4 inci
2
Berat : 2 lbs
Pengaturan Tekanan 2,5 s.d. 6,0 in.wc
:
Pengaturan Vakum 6,0 s.d. 10 in.wc
7000 SCFH pada
Laju Aliran Maks Tinggi :
penurunan tekanan 2
jdih.pu.go.id
- 262 -
No Gambar Spesifikasi
psi
Konstruksi Tahan
: Duratuff
Korosi
EMERGENCY PUSH BUTTON
Ukuran : 1½ inci
Lubang Pemasangan : 0,87 inci
Arus Rated : 10 A
3 Voltase Rated : 660 V
Berat : 100 gr
Terminal : 4
Ukuran Body : 1,83 x 2,95 x 0,51 inci
EMERGENCY SHUT OFF VALVE
Ukuran : 1½ inci
Aliran Rating : 0 s.d. 120 L/men
Tekanan : 0,2 MPa
: NPT = 1½ inci ; BSP =
4 Drat Inlet
1½ inci (Female)
: NPT = 1½ inci ; BSP =
Drat Outlet
1½ inci (Female, Male)
Berat : 2.500 gr
FOOT VALVE
Ukuran : 1½ inci
Tipe : Double Poppet Foot
Valve
Dimensi : 3 x 3 x 6 inci
Berat : 2.041 gr
5 Penyaringan : 20 mesh Stainless Steel
Kuningan (Body, Seat,
Konstruksi Material :
dan Poppets)
Kecepatan Penutupan
: 0,55
Katup
Temperatur Operasi : 3,8°F s.d. 131°F
BALL VALVE THREE PIECES
Ukuran : 1½ inci
Material : Stainless Steel,
Kuningan
6 Tekanan Kerja : 1000 psi (Air, Minyak,
Gas)
Temperatur Fluida : -20°F s.d. 410°F
Temperatur Body : -60°F s.d. 450°F
ANTI SYPHON
Ukuran : 1½ inci
Tekanan Rated : 50 psi
Temperatur rated : -20°F s.d. 125°F
Ketinggian Rated : 90°
7
Berat : 2.944 gr
Tutup / Pegas / : Stainless Steel
Plunger
Body : Ductile Iron
jdih.pu.go.id
- 263 -
No Gambar Spesifikasi
CAMLOCK COUPLING
Ukuran : 2 inci
: A (Male Adaptor x
Tipe
Female Thread)
Berat : 1.200 gr
Tekanan : 250 psi
8
Temperatur : -6,2°F s.d. 482°F
Material : Stainless Steel,
Kuningan
: Hose Shank / Threaded
Tipe Sambungan
(BSPT / NPT)
OVERFILL PREVENTION VALVE
Ukuran : 2 inci
Temperatur Operasi : -10°F s.d. 185°F
Tekanan Desain : 145 psi
9 Tekanan Kerja : 116 psi
Berat : 1.200 gr
: Brass Metal, Kuningan,
Material
Stainless Steel
CHECK VALVE
Ukuran : 2 inci
Tipe : Swing Check Valve
Tekanan (Maks) : 200 psi
10
Temperatur (Maks) : 4,8°F s.d. 302°F
Dimensi : 5,51 x 3,20 x 1,97 inci
Material : Stainless Steel
jdih.pu.go.id
- 264 -
jdih.pu.go.id
- 265 -
jdih.pu.go.id
- 266 -
jdih.pu.go.id
- 267 -
b. Secondary Containment
1) Setelah menyelesaikan pengujian pada tangki primer,
tangki sekunder ini diuji kebocorannya menggunakan
metode seperti yang telah dijelaskan pada huruf a.
2) Setelah menyelesaikan pengujian pada tangki primer
dan sekunder akan dilakukan tekanan lagi
menggunakan metode yang telah dijelaskan pada poin
a dan tunggu selama 1 (satu) jam untuk memeriksa
kebocorannya. Jika terdapat penurunan tekanan yang
terus menerus maka dianggap sebagai bukti kebocoran.
3) Sambil menjaga tekanan pada tangki primer, ruang
interstitial (annular) yang dibatasi oleh tangki primer
dan sekunder agar diuji tekanan sesuai dengan huruf a
dan periksa untuk kebocoran bagian luar dengan
menggunakan leak detection solution. Tidak harus ada
bukti kebocoran atau tanda deformasi permanen pada
pengujian ini. Dinding tangki, head, atau atap dapat
mengalami defleksi tetapi harus kembali ke posisi dan
bentuk aslinya saat tekanan uji dilepaskan.
4) Seperti pada pilihan pengujian kebocoran pada angka
2) dan 3) yang telah dijelaskan, ruang interstitial ruang
annular dapat diuji dengan melakukan vakum
setidaknya 13 inci merkuri (43,9 kPa) selama minimal
12 jam. Jika tangki tidak bisa menjaga vakum (plus
atau minus 2 inci merkuri) dengan waktu yang
ditentukan, tangki harus diuji ulang menggunakan
metode yang dijelaskan pada angka 2) dan 3).
ttd
M. BASUKI HADIMULJONO
jdih.pu.go.id