No. Dokumen :
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit :
Halaman :
UPT PUSKESMAS
PULAU
PANGGUNG Nurbaiti, Am.kep.,SKM
NIP. 197010091993032005
1.Pengertian 1. Sosialisasi adalah proses yang membantu individu belajar dan menyesuiakan diri
terhadap bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berfikir kelompok, agar ia
dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
2. Sosialisasi Program TB Paru adalah proses yang membantu masyarakat, kelompok
masyarakat dan individu menerima kegiatan Program TB Paru.
2.Tujuan Sebagai acuan untuk menyampaikan informasi tentang kegiatan Program TB Paru
kepada masyarakat, kelompok masyarakat dan individu.
3.Kebijakan
4.Referensi Pedoman Program Penanggulangan TB Paru Nasional
UPT PUSKESMAS
PULAU
PANGGUNG Nurbaiti, Am.kep.,SKM
NIP. 197010091993032005
1. Pengertian Pendekatan kepada masyarakat guna meningkatkan peran serta masyarakat dalam
upaya penemuan kasus baru TB Paru dengan cara mengumpulkan masyarakat dan
memberikan penyuluhan sekaligus pengambilan dahak tersangka (suspek)
2. Tu.juan 1. Meningkatkan cakupan penjaringan suspek dan penemuan kasusu baru BTA positif
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tetang penyakit TB Paru
3. mengurangi angka kejadian TB Paru di masyarakat melalui penemuan kasus baru
secara
dini.
4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penemuan kasusu baru TB Paru
5. membntuk partisipasi aktif ( Toma, Toga, Kader ) untuk mendukung upaya
penemuan
kasus
3. Kebijakan
4. Referensi Pedoman Program Penanggulangan TB Paru Nasional
UPT PUSKESMAS
PULAU
PANGGUNG Nurbaiti, Am.kep.,SKM
NIP. 197010091993032005
1. Pengertian Seorang dengan batuk berdahak dalam 2-3 minggu atau lebih disertai rasa sakit didada,
batuk darah, selera makan menurun, BB kurang dan demam lebih dari satu bulan,
berkeringat pada malam hari.
2. Tujuan Deteksi dini penemuan penderita TB Paru BTA +
3. Kebijakan
4. Referensi Pedoman Program Penanggulangan TB Paru Nasional
UPT PUSKESMAS
PULAU
PANGGUNG Nurbaiti, Am.kep.,SKM
NIP. 197010091993032005
1.Pengertian Wadah yang dibentuk oleh, dari dan untuk masyarakat yang ada diwilayah
puskesmas untuk mendapatkan pelayanan ( Konseling dan pemeriksaan ) TB Paru
secara periodic dan berkesinambungan baik bagi tersangka ( suspek ) yang telah
positif menderita TB Paru maupun pasien paska pengobatan
2.Tujuan 1. meningkatkan penjaringan suspek TB Paru
2. meningkatkan penemuan BTA +
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit TB Paru melalui
penyuluhan
4. meningkatkan peran serta masyarakat dalam penangulangan penyakit TB Baru
5. mendekatkan jangkauan masyarakat dalam penanggulangan TB Paru.
6. mengurangi biaya ( COST ) dalam pengumpulan sasaran
7. memudahkan petugas untuk evaluasi bagi paisen yang akan, sedang maupun
paska pengobatan.
8. mengurangi angka drop out ( DO ) karna disiapkan OAT bagi pasien yang
sedang dalam pengobatan.
3.Kebijakan
4.Referensi Pedoman Program Penanggulangan TB Paru Nasional
SOP Terbitan :
No. Revisi :
Tgl. Terbit :
Halaman :
UPT PUSKESMAS
PULAU
PANGGUNG Nurbaiti, Am.kep.,SKM
NIP. 197010091993032005
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk pencatatan dan pelaporan pasien
TB yang disusun dan disajikan untuk memantau secara kohort
Pengertian
Perkembangan Pengobatan Pasien TB yang dilakukan pada setiap unit
Pelayanan Kesehatan sampai ke Kementerian Kesehatan.
1. Memastikan petugas melakukan pencatatan dan pelaporan Pasien TB
Tujuan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
2. Memantau secara kohort Perkembangan Pengobatan Pasien TB.
Kebijakan
a. Perawat membuat surat pemakaian barang yang meliputi pemakaian dan
sisa obat yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan OAT
b. Mencatat dalam kartu stok dan kartu stok induk setiap obat yang
Prosedur
dikeluarkan
c. Mencatat jumlah, tanggal kadaluwarsa dan tanggal penerimaan masing –
masing OAT kedalam kartu stok dan kartu stok induk.
Prosedur
1. Penemuan pasien TB secara pasif, dengan penyuluhan aktif dengan
melibatkan semua layanan dengan maksud untuk mempercepat
penemuan dan mengurangi keterlambatan pengobatan.
2. Penemuan secara aktif dapat dilakukan terhadap :
a. Kelompok khusus tang rentan atau resiko tinggi sakit TB seperti
pasien dengan HIV AIDS.
b. Kelompok yang rentan tertular TB (rumah tahanan), daerah
kumuh, keluarga atau kontak pasien TB, terutama mereka yang
dengan TB BTA positif.
c. Pemeriksaan anak < 5 tahun pada keluarga TB untuk menentukan
tindak lanjut apakah perlu pengobatan TB / pengobatan
pencegahan.
d. Kontak dengan pasien TB resistan obat.
3. Tahap awal penemuan dilakukan dengan menjaring mereka yang
memiliki gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama
2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan
yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas,
nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat
malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu
bulan.
4. Pengelola melalukan anamese dan mencatat mengenai
- Berapa lama batuk ?
- Berdahak/tidak ?
- Dahak bercampur darah/tidak ?
- Sesak nafas /tidak ?
- Nyeri dada / tidak ?
- Kurang nafsu makan/tidak ?
- Berat badan menurun / tidak ?
- Riwayat kontak dengan penderita TBC ?... dan
- Apakah pernah minum obat paru-paru selama kurang dari 1
bulan atau lebih dari 1 bulan ?
5. Mengisi buku daftar suspek form. TB.06
6. Pengelola memberi penjelasan mengenai pentingnya pemeriksaan
dahak dan cara batuk yang benar untuk mendapatkan dahak yang
kental dan purulen.
7. Memberikan pot dahak sewaktu kunjungan pertama dan
pengambilan dilakukan disamping Puskesmas.
8. Memeriksa kekentalan, warna dan volume dahak. Dahak yang baik
untuk pemeriksaan adalah berwarna kuning kehijau-hijauan
(mukopurulen), kental, dengan volume 3-5ml. Bila volumennya
kurang, pengelola harus meminta agar penderita batuk lagi sampai
volumenya mencukupi.
Jika tidak ada dahak keluar, pot dahak dianggap sudah terpakai dan
harus
dimusnahkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya
kontaminasi kuman TBC.
9. Memberikan label pada dinding pot yang memuat nomor identitas
sediaan dahak sesuai dengan TB.06
10. Memberikan pot dahak pagi yang sudah diberi label untuk diisi di
rumah penderita dan disuruh datang besok pagi membawa dahak
paginya dan kemudian petugas mengambil dahak sewaktu kunjungan
kedua.
11. Mengisi form. TB.05, mengirim sediaan ke laboratorium.
12. Menerima jawaban dengan form TB 05, kemudian memasukkan
hasil pemeriksaan ke TB 06.
13. Bila hasil pemeriksaan BTA positif, memberikan pengobatan sesuai
protap pengobatan TB.
14. Bila hasil pemeriksaan negative, dilakukan pemeriksaan dahak
ulang, bila hasilnya tetap negative diberikan pengobatan dengan
antibiotic selama dua minggu.
15. Bila masih tetap batuk dilakukan pemeriksaan rongsen thorax.
16. Bila hasil positif diobati sesuai dengan protap TB.
17. Pasien mendaftar di loket pendaftaran.
18. Buku rawat jalan pasien dibawa ke ruang BP berdasarkan nomor urut
pendaftaran.
19. Pasien disilahkan duduk sambil menunggu namanya di panggil.
20. Penderita masuk di ruang BP.
Unit terkait Penderita tersangka TB Paru ( Suspek )
UPT PUSKESMAS
PULAU
Nurbaiti, Am.kep.,SKM
PANGGUNG
NIP. 197010091993032005
Tata cara memberikan pengobatan penderita TB Paru sesuai tata laksana
Pengertian
pengobatan TB Nasional.
Untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah
Tujuan kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT).
Kebijakan
1. Kementerian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan
Pasien Tubeckulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI
Referensi
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan
Lingkungan
1. Register rawat jalan
2. Register TB 05
3. Register TB 06
Alat dan Bahan 4. FORM TB 01
5. Form TB 02
6. Form TB 03
7. Obat OAT
Prosedur
- Pasien yang telah diperiksa dahaknya dipersilahkan masuk ke ruang
BP.
- Pasien diberi penjelasan sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak di TB
05.
- Untuk pasien dengan hasil BTA positif diberikan pengobatan dengan
OAT kategori I, dan untuk pasien dengan BTA negative dan rongsent
mendukung diberikan pengobatan dengan kategori III sesuai berat
badan pasien.
Dan bila hasil pemeriksaan pada akhir tahap intensif negative dilanjutkan
tahap lanjutan, kemudian diperiksa dahak ulang pada akhir bulan ke V,
bila hasil negative dilanjutkan pengobatannya, dan dilakukan pemeriksaan
ulang pada akhir bulan ke VI atau akhir pengobatan.
Bila hasil pemeriksaan pada bulan ke VI negative dan pada awal
pengobatan positif pasien dinyatakan sembuh.
Dan bila pada akhir pengobatan hasil negative dan pada awal pengobatan
negative dengan rongsent positif pasien dikatakan pengobatan lengkap.
UPT PUSKESMAS
PULAU
PANGGUNG Nurbaiti, Am.kep.,SKM
NIP. 197010091993032005
1. Pengertian 1. Seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui, baik oleh petugas kesehatan
maupun pasien, selain itu harus disegani dan di hormati oeleh pasien
2. seseorang yang dekat dengan pasien
3. bersedia membantu pasien dengan suka rela
4. bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan besama-sama dengan pasien
2.Tujuan 1. agar mencegah terjadinya putus obat
2. agar mencegah terjadinya resistensi obat
3. Kebijakan
4. Referensi Pedoman Program Penanggulangan TB Paru Nasional
UPT PUSKESMAS
PULAU Nurbaiti, Am.kep.,SKM
PANGGUNG NIP. 197010091993032005
1. Pengertian Semua anggota keluarga yang tempat tingganya satu rumah dan
berintraksi sama lainnya.
2.Tujuan Penemuan Kontak serumah suspek TB
3. Kebijakan
4. Referensi Pedoman Program Penanggulangan TB Paru Nasional