Anda di halaman 1dari 13

SOSIALISASI PROGRAM P2 TB PARU

No. Dokumen :
/PKM.T.P/2020
SOP Terbitan : 01
No. Revisi : 0
Tgl. Terbit : 02 Januari 2020
Halaman : 1/1
PUSKESMAS NUHDI ARFARYSY,
TANJUNG PURA ST.M.Kes

1.Pengertian 1. Sosialisasi adalah proses yang membantu individu belajar dan menyesuiakan diri
terhadap bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berfikir kelompok, agar ia
dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
2. Sosialisasi Program TB Paru adalah proses yang membantu masyarakat,
kelompok masyarakat dan individu menerima kegiatan Program TB Paru.
2.Tujuan Sebagai acuan untuk menyampaikan informasi tentang kegiatan Program TB Paru
kepada masyarakat, kelompok masyarakat dan individu.

3.Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No.001/PKM.T.P/I/2020 tentang Standar Pelayanan


Publik Puskesmas Tanjung Pura
4.Referensi Pedoman Program Penanggulangan TB Paru Nasional

5.Alat dan 1. Sound System


Bahan 2. Laptop
3. LCD
4. Media KIE
5. Alat Tulis
6.Prosedur 1. Penangung jawab program menginventaris kegiatan-kegiatan berdasarkan
anaslisi
2. Peangunng jawab program mengkonsultasikan kegiatan-kegiatan yang sudah di
inventariskan kepada kepala Puskesmas
3. Penagung jawab Program dan Kepala Puskesmas membuat prioritas kegiatan
yang akan dilaksanakan
4. Penagung jawab Program mencatat hasil konsultasi
5. Penagung jawab Program menindak lanjuti rekomendasi dari Puskesmas dengan
menyusun kegiatan-kegiatan yang sudah diperioritaskan
6. Penagung jawab Program mensosialisasikan kegiatan-kegiatanyang akan
dilaksanakan dengan cara mengumpulkan peserta dalam sebuah tempat/ruangan
kemudian mensosialisasikan program pengendalaian TB Paru kepada
masyarakat
7. Penagung jawab Program mendokumentasikan semua kegiatan
7.Unit Terkait Toma, Toga, Kades, Kadus, Tokoh Pemuda, LSM, dan masyarakat
8.Dokumen Buku panduan Penagulangan Program TB Paru Nasional
Terkait Absensi
ALUR PEMERIKSAAN SUSPEK TB PARU

No. Dokumen :
SOP Terbitan :
/PKM.T.P/2020
01
No. Revisi : 0
Tgl. Terbit : 02 Januari 2020
Halaman : 1/1
PUSKESMAS NUHDI ARFARYSY,
TANJUNG PURA ST.M.Kes

1. Pengertian Seorang dengan batuk berdahak dalam 2-3 minggu atau lebih disertai rasa sakit
didada, batuk darah, selera makan menurun, BB kurang dan demam lebih dari satu
bulan, berkeringat pada malam hari.
2. Tujuan Deteksi dini penemuan penderita TB Paru BTA +

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Lenek No: 001/PKM.T.P/2020 tentang Standar


PelayananPublik Puskesmas Tanjung Pura
4. Referensi Pedoman Program Penanggulangan TB Paru Nasional

5. Alat dan 1. Media KIE


Bahan 2. Alat Tulis
3. Tensi Meter dan Stetoscop
4. Timbangan Berat Badan
5. Pot dahak
6. Prosedur
Suspek TB Paru

Pemeriksaan dahak mikroskopis sewaktu pagi sewaktu (SPS)

Hasil BTA Hasil BTA Hasil BTA


+++ +-- ---

Antibiotic Non OAT

Tidak ada ada perbaikan


perbaikan

Foto torak dan Pemeriksaan dahak


Pertimbangan Doter mikroskopis
Hasil BTA Hasil BTA
+++ ---
++-
+-- Foto torak dan
pertimbangan
dokter

TB Paru Bukan TB Paru

7. Unit Terkait Masyarakat Potensial/orang yang dicurigai TB Paru ( suspek )


8. Dokumen Buku panduan penanggulangan TB Paru Nasional
terkait Buku register
PENEMUAN SUSPEK TB PARU

No. Dokumen :
SOP /PKM.T.P/2020
Terbitan : 01
No. Revisi : 0
Tgl. Terbit : 02 Januari 2020
Halaman : 1/2
PUSKESMAS NUHDI ARFARYSY,
TANJUNG PURA ST.M.Kes
Cara / metode menemukan secara cepat dan tepat kasus TB Paru dengan
Pengertian serangkaian kegiatan terdiri dari penjaringan suspek, diagnosa,
penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien.
Mendapatkan/menemukan kasus TB melalui serangkaian kegiatan
Tujuan sehingga segera dapat dilakukan pengobatan agar sembuh dan tidak
menularkan penyakit kepada orang lain.
Keputusan Kepala Puskesmas No.001/PKM.T.P/I/2020 tentang Standar
Kebijakan Pelayanan Publik Puskesmas Tanjung Pura
1. Kementerian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan
Pasien Tubeckulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI
Referensi Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan
Lingkungan
2. Kementerian Kesehatan RI (2012). Panduan Pengelolaan
Logistik Program Pengendalian Tuberkulosis . Jakarta
1.      Ruang Pengelola.
2.      Pengelola P2 TB.
3.      Meja, kursi dan kipas angin.
Alat dan Bahan 4.      ATK dan buku register.
5.      Buku penderita TB.05 dan TB.06
6.      Pot dahak

Prosedur 1. Penemuan pasien TB secara pasif, dengan penyuluhan aktif dengan


melibatkan semua layanan dengan maksud untuk mempercepat
penemuan dan mengurangi keterlambatan pengobatan.
2. Penemuan secara aktif dapat dilakukan terhadap :
a. Kelompok khusus tang rentan atau resiko tinggi sakit TB seperti
pasien dengan HIV AIDS.
b. Kelompok yang rentan tertular TB (rumah tahanan), daerah
kumuh, keluarga atau kontak pasien TB, terutama mereka yang
dengan TB BTA positif.
c. Pemeriksaan anak < 5 tahun pada keluarga TB untuk menentukan
tindak lanjut apakah perlu pengobatan TB / pengobatan
pencegahan.
d. Kontak dengan pasien TB resistan obat.
3. Tahap awal penemuan dilakukan dengan menjaring mereka yang
memiliki gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama
2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan
yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas,
nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat
malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu
bulan.
4. Pengelola melalukan anamese dan mencatat mengenai
- Berapa lama batuk ?
- Berdahak/tidak ?
- Dahak bercampur darah/tidak ?
- Sesak nafas /tidak ?
- Nyeri dada / tidak ?
- Kurang nafsu makan/tidak ?
- Berat badan menurun / tidak ?
- Riwayat kontak dengan penderita TBC ?... dan
- Apakah pernah minum obat paru-paru selama kurang dari 1
bulan atau lebih dari 1 bulan ?
5. Mengisi buku daftar suspek form. TB.06
6. Pengelola memberi penjelasan mengenai pentingnya pemeriksaan
dahak dan cara batuk yang benar untuk mendapatkan dahak yang
kental dan purulen.
7. Memberikan pot dahak sewaktu kunjungan pertama dan
pengambilan dilakukan disamping Puskesmas.
8. Memeriksa kekentalan, warna dan volume dahak. Dahak yang baik
untuk pemeriksaan adalah berwarna kuning kehijau-hijauan
(mukopurulen), kental, dengan volume 3-5ml. Bila volumennya
kurang, pengelola harus meminta agar penderita batuk lagi sampai
volumenya mencukupi.
Jika tidak ada dahak keluar, pot dahak dianggap sudah terpakai dan
harus
dimusnahkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya
kontaminasi kuman TBC.
9. Memberikan label pada dinding pot yang memuat nomor identitas
sediaan dahak sesuai dengan TB.06
10. Memberikan pot dahak pagi yang sudah diberi label untuk diisi di
rumah penderita dan disuruh datang besok pagi membawa dahak
paginya dan kemudian petugas mengambil dahak sewaktu
kunjungan kedua.
11. Mengisi form. TB.05, mengirim sediaan ke laboratorium.
12. Menerima jawaban dengan form TB 05, kemudian memasukkan
hasil pemeriksaan ke TB 06.
13. Bila hasil pemeriksaan BTA positif, memberikan pengobatan sesuai
protap pengobatan TB.
14. Bila hasil pemeriksaan negative, dilakukan pemeriksaan dahak
ulang, bila hasilnya tetap negative diberikan pengobatan dengan
antibiotic selama dua minggu.
15. Bila masih tetap batuk dilakukan pemeriksaan rongsen thorax.
16. Bila hasil positif diobati sesuai dengan protap TB.
17. Pasien mendaftar di loket pendaftaran.
18. Buku rawat jalan pasien dibawa ke ruang BP berdasarkan nomor
urut
pendaftaran.
19. Pasien disilahkan duduk sambil menunggu namanya di panggil.
20. Penderita masuk di ruang BP.
Unit terkait Penderita tersangka TB Paru ( Suspek )

Dokumen terkait Buku Panduan Penangulangan TB Paru Nasional


Buku Register Paisien
PENGOBATAN TB PARU

No. Dokumen :
/PKM.T.P/2020
SOP Terbitan : 01
No. Revisi : 0
Tgl. Terbit : 02 Januari 2020
Halaman : 1/2
PUSKESMAS NUHDI ARFARYSY,
TANJUNG PURA ST.M.Kes
Tata cara memberikan pengobatan penderita TB Paru sesuai tata laksana
Pengertian
pengobatan TB Nasional.
Untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah
Tujuan kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT).
Keputusan Kepala Puskesmas No.001/PKM.T.P/I/2020 tentang Standar
Kebijakan
Pelayanan Publik Puskesmas Tanjung Pura
1. Kementerian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan
Pasien Tubeckulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI
Referensi
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan
Lingkungan
1. Register rawat jalan
2. Register TB 05
3. Register TB 06
Alat dan Bahan 4. FORM TB 01
5. Form TB 02
6. Form TB 03
7. Obat OAT

Prosedur
- Pasien yang telah diperiksa dahaknya dipersilahkan masuk ke ruang
BP.
- Pasien diberi penjelasan sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak di TB
05.
- Untuk pasien dengan hasil BTA positif diberikan pengobatan dengan
OAT kategori I, dan untuk pasien dengan BTA negative dan rongsent
mendukung diberikan pengobatan dengan kategori III sesuai berat
badan pasien.

Dengan dosis pemberian sesuai tabel sebagai berikut :


Tabel 01. pemberian obat TB paru sesuai BB pasien
Berat Badan Tahap intensif tiap hari Tahap Lanjutan 3 kali
selama 56 hari RHZE seminggu selama 16
(150/75/400/275) minggu RH (150 /150)

30-37 kg 2 tablet 4 KDT 2 tablet 2 KDT


38-54 kg 3 tablet 4 KDT 3 tablet 2 KDT
55-70 kg 4 tablet 4 KDT 4 tablet 2 KDT
>71 kg 5 tablet 4 KDT 5 tablet 2 KDT

Setelah pengobatan tahap intensif akhir bulan ke II, dilakukan


pemeriksaan BTA, bila hasil negative dilanjutkan tahap lanjutan, dan bila
hasil pemeriksaan BTA positif diberikan sisipan dengan dosis sesuai berat
badan pasien.
Dengan dosis sesuai tabel sebagai berikut :
Tabel 02. Pemberian obat sisipan sesuai BB
Berat Badan Tahap intensif (150/75/400/275)

30-37 kg 2 tablet 4 KDT


38-54 kg 3 tablet 4 KDT
55-70 kg 4 tablet 4 KDT
>71 kg 5 tablet 4 KDT

Dan bila hasil pemeriksaan pada akhir tahap intensif negative dilanjutkan
tahap lanjutan, kemudian diperiksa dahak ulang pada akhir bulan ke V,
bila hasil negative dilanjutkan pengobatannya, dan dilakukan
pemeriksaan ulang pada akhir bulan ke VI atau akhir pengobatan.
Bila hasil pemeriksaan pada bulan ke VI negative dan pada awal
pengobatan positif pasien dinyatakan sembuh.
Dan bila pada akhir pengobatan hasil negative dan pada awal pengobatan
negative dengan rongsent positif pasien dikatakan pengobatan lengkap.
Unit terkait P2TB Paru

Dokumen Terkait Buku Panduan Penangulangan TB Paru Nasional


Register TB 01 dan TB 06

PENGAWASAN MENELAN OBAT (PMO)

No. Dokumen :
/PKM.T.P/2020
SOP Terbitan : 01
No. Revisi : 0
Tgl. Terbit : 02 Januari 2020
Halaman : 1/1
PUSKESMAS NUHDI ARFARYSY,
TANJUNG PURA ST.M.Kes
1. Pengertian 1. Seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui, baik oleh petugas kesehatan
maupun pasien, selain itu harus disegani dan di hormati oeleh pasien
2. seseorang yang dekat dengan pasien
3. bersedia membantu pasien dengan suka rela
4. bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan besama-sama dengan pasien
2.Tujuan 1. agar mencegah terjadinya putus obat
2. agar mencegah terjadinya resistensi obat
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No.001/PKM.T.P/I/2020 tentang Standar Pelayanan
Publik Puskesmas Tanjung Pura
4. Referensi Pedoman Program Penanggulangan TB Paru Nasional
5. Alat dan 1. OAT Katagor I atau II
Bahan 2. Timbangan berat badan
3. Lembar Kuning pengambilan obat
4. Alat Tulis
6. Prosedur 1. Mebuat perjanjian dengan pasien, siapa yang dipercaya/ ditunjuk untuk menjadi
PMO
2. mengisi kartu kuning pengambilan OAT
3. menjelaskan tehnis pemberian OAT tepat waktu, tepat dosis, tepat obat
4. menejlaskan efek samping dari OAT
5. Menjelaskan waktu Follow Up dahak
7. Unit Terkait Pasien TB Paru PMO, kontak serumah
8. Dokumen Lembar TB 01, TB 06.
Terkait
PEMERIKSAAN KONTAK SERUMAH

No. Dokumen :
/PKM.P.R/2020
SOP Terbitan : 01
No. Revisi : 0
Tgl. Terbit : 02 Januari 2020
Halaman : 1/1
PUSKESMAS NUHDI ARFARYSY,
TANJUNG PURA ST.M.Kes
1. Pengertian Semua anggota keluarga yang tempat tingganya satu rumah dan berintraksi sama
lainnya.
2.Tujuan Penemuan Kontak serumah suspek TB
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No.001/PKM.T.P/2020 tentang Standar Pelayanan
Publik Puskesmas Tanjung Pura
4. Referensi Pedoman Program Penanggulangan TB Paru Nasional
5. Alat dan 1. Lembar Anamnese
Bahan 2. Pot dahak
6. Prosedur 1. Anggota keluarga yang memiliki keluhan batuk lebih dari 2 minggu
2. Pemeriksaan Vital Sigen
3. Pengambilan dahak sewaktu
4. Membekali pot dahak pagi sewaktu
7. Unit Terkait Laboratorium Microscopik, Puskesmas
8. Dokumen Lembar permintaan pemeriksaan dahak
Terkait
SCREENING PASIEN DENGAN TB
(TUBERCULOSIS)
No. Dokumen :
/PKM.T.P/2020
SOP Terbitan : 01
No. Revisi : 0
Tgl. Terbit : 02 Januari 2020
Halaman : 1/1
PUSKESMAS NUHDI ARFARYSY,
TANJUNG PURA ST.M.Kes

1.Pengertian Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang
paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.
2.Tujuan Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
3.Kebijakan Puskesmas Tanjung Pura mendukung pelaksanaan TB dengan Strategi DOTS.
Puskesmas Tanjung Pura melaksanakan pelayanan TB DOTS hanya sebatas
proses skrining.
Puskesmas Tanjung Pura melakukan system rujukan ke RS yang mempunyai
pelayanan TB DOTS untuk pasien – pasien terdiagnosa TB.
4.Prosedur 1. Petugas melakukan Anamnesa dan pemeriksaan fisik.
2. Apabila pada anamnesa pasien mengatakan sudah menderita batuk lebih
dari 2 minggu, maka segera sarankan pasien untuk melakukan
pemeriksaan Laboratorium tes BTA 3x.
3. Petugas memberikan pengantar rujukan internal ke laboratorium.
4. Apabila hasil tes BTA positif pada pasien maka dilakukan pengobatan
rujukan ke UPK lain.
Mekanisme Rujukan Pasien Ke UPK Lain:
1. Pasien yang sudah melakukan pemeriksaan dahak dan dinyatakn positif
TB dihubungi kembali untuk mengambil hasil BTA.
2. RS memberikan surat rujukan ke UPK yang dituju dan menyertakan hasil
pemeriksaan BTA.
RS memberikan informasi langsung melalui telpon / sms ke UPK terkait.

5.Unit Terkait Perawat UGD dan Poliklinik


Rekam Medis
Pendaftaran
9.Dokumen Buku panduan Penagulangan Program TB Paru Nasional
Terkait Absensi

Anda mungkin juga menyukai