Anda di halaman 1dari 50

RAHASIA

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran II Keputusan


Dirkuad
DIREKTORAT KEUANGAN Nomor Kep/ 3 /I/2022
Tanggal 6 Januari 2022

PENGETAHUAN SEJARAH KECABANGAN KEUANGAN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Sejarah Kecabangan Keuangan berfungsi sebagai sarana edukatif


untuk mengenang seluruh keberhasilan dan perjuangan yang telah
dialami guna menumbuhkan rasa kebanggaan, memperkokoh semangat
satuan Corps dan berpengaruh terhadap pembinaan mental serta usaha-
usaha pengembangan satuan. Dengan sejarah kita akan mengetahui asal
mula dan cikal bakal suatu kecabangan itu dibentuk, tumbuh dan
berkembang didukung dengan organisasi, personel dan peralatan guna
mengabdikan diri untuk kepentingan bangsa dan negara.

b. Pengetahuan Sejarah Kecabangan Keuangan perlu disampaikan


serta ditanamkan dalam diri peserta didik sedini mungkin dalam upaya
membentuk kepribadian, soliditas, loyalitas dan kebersamaan serta
memupuk dan membangkitkan semangat pengabdian dalam mengemban
tugas fungsi keuangan. Oleh karena itu, hal-hal yang mengandung nilai-
nilai kejuangan sebagai warisan dari generasi pendahulu perlu
dilestarikan, agar terjalin hubungan emosional yang berkesinambungan
dan meningkatnya rasa kebanggaan serta kesetiaan kepada Korps.
c. Mengingat pentingnya materi tersebut, perlu disusun bahan ajaran
tentang Sejarah Kecabangan Keuangan sebagai pedoman bagi Gadik dan
Siswa Dikjurba Keuangan Abit Dikmaba TNI AD di Lembaga Pendidikan
sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan secara berdaya dan
berhasil guna.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah Sekolah ini disusun sebagai pedoman Gadik dan


Perwira Siswa dalam proses belajar mengajar.

b. Tujuan. Agar Perwira Siswa mengerti Sejarah Kecabangan


Keuangan.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Pokok pembahasan dalam Naskah


Sekolah ini meliputi Latar Belakang Pembentukan Keuangan, Sejarah
Perkembangan Kecabangan Keuangan dan Dharma Bakti Keuangan, yang
disusun dengan tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan.
b. Latar Belakang Pembentukan Keuangan.
c. Sejarah Perkembangan Kecabangan Keuangan.
d. Dharma Bakti Kecabangan Keuangan.
e. Penutup.

RAHASIA
2

BAB II
LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN KEUANGAN

4. Umum. Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia


memproklamasikan kemerdekaannya yang berarti bangsa Indonesia mulai saat
itu bebas dari semua bentuk penjajahan dan dengan segera menyusun aparat
pemerintahannya, berita Proklamasi ini disebarkan ke segenap lapisan
masyarakat Indonesia bahkan ke seluruh penjuru dunia.

5. Latar Belakang Pembentukan. Hari Proklamasi Kemerdekan Republik


Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 merupakan Hari Keramat bagi bangsa
Indonesia yang kemudian diikuti oleh peristiwa-peristiwa penting antara lain:

a. Pada tanggal 5 Oktorber 1945 berdasarkan Maklumat Pemerintah


R.I Nomor 6/1945 dibentuklah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang
bertugas Mempertahankan Kemerdekaan Negara RI.

b. Pada tanggal 9 Oktober 1945, empat hari setelah berdirinya TKR,


maka segera dibentuk Markas Besar Tertinggi Tentara Keamanan Rakyat.
c. Untuk menunjang kebijaksanaan Pimpinan TKR dalam bidang
Keuangan, maka pada tanggal 27 Oktober 1945 lahirlah Jawatan
Keuangan Markas Tertinggi Tentara Keamanan Rakyat.
Dibentuk secara resmi oleh Kepala Staf Markas Tertinggi TKR
(MTTKR) Letnan Jendral Oerip Soemohardjo dan untuk pertama kalinya
Jawatan Keuangan dipimpin oleh Mayor Jendaral Arifin Abdurachman
(terakhir Prof. Dr. Almarhum). Jawatan Keuangan Markas Tertinggi
Tentara Keamanan Rakyat ini terus berkembang dan tidak dapat
dipisahkan dari pertumbuhan TKR, sehingga setelah mengalami proses
menjadi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), maka
Jawatan keuangan tetap menjadi bagian dari pada TNI AD yang masih
dirasakan penting perananya sebagai Satbamin.
Tugas menyelenggarakan dan membina administrasi keuangan terus
menerus mengambil peran sejak dari masa Perang Kemerdekaan I dan II,
peristiwa-peristiwa Gerakan Operasi Militer dalam penumpasan
gerombolan bersenjata di Tanah Air, sampai pada tugas-tugas
Internasional (Misi Kontingen Garuda Dan Vietnam).

d. Jawatan Keuangan MTTKR ini merupakan Koordinator dari Kepala-


kepala Keuangan Daerah/Divisi yang pada waktu itu sekaligus
diresmikan.
Di dalam rapatnya yang pertama antara Jawatan Keuangan MTTKR
dengan utusan Daerah/Divisi, Kepala Staf MTTKR Letnan Jendral Oerip
Soemohardjo memberikan amanatnya yang di dalam teks resminya antara
lain:
“Tentara Keamanan Rakyat sebagai suatu Organisasi kemiliteran
yang baru saja berusia 22 hari dan masih dalam taraf perjuangan
membebaskan Republik Indonesia dari rongrongan-rongrongan serdadu-
serdadu Inggris dan Belanda saat memerlukan adanya suatu administrasi
Keuangan yang beres dan sempurna. Kemenangan yang diperoleh di
medan pertempuran, tidak hanya tergantung pada kekuatan senjata,
melainkan juga sebagian tergantung pada beresnya administrasi di
Markas termasuk pula administrasi Keuangan”.
3

Setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya Letnan


Jenderal Y. Nagano Komandan dari bala tentara Jepang ke-10 mengumumkan
pembubaran Tentara Pembela Tanah Air (PETA). Dengan terlepasnya PETA dari
kekuasaan bala tentara Jepang, para Daidancho (Komandan Batalyon) di mana
terdapat bapak Sudirman segera bertindak cepat mengumpulkan dan menyusun
bekas laskar Peta, Heiho, Kaigun dan para pemuda untuk merebut kekuasaan
dari penjajah Jepang agar lebih terarah.

Dalam rangka merebut kekuasaan penjajahan Jepang, badan kelaskaran


tersebut sudah bertindak mewakili Tentara Rakyat Indonesia dimana dalam
organisasinya lengkap dengan badan keuangannya dari bekas Opsir
Chudancho/Shodancho menjabat Kepala Bagian Keuangan pada Daidan
(Batalyon) sedangkan bekas Budancho, Jurubayar/ Kepala dapur pada Chudan
(Kompi), walaupun secara resmi belum disahkan oleh Pemerintah Indonesia.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia dari hasil


perjuangan yang dirintis puluhan tahun, usaha pertama ke arah konsolidasi
negara yang baru diproklamasikan ialah menyusun dan melengkapi aparatur
pemerintahan di mana hasil Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) pada tanggal 22 Agustus 1945 di antaranya membentuk Badan
Keamanan Rakyat (BKR) sebagai bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban
Perang (BPKKP) yang dibentuk pada tanggal 20 Agustus 1945 yang anggotanya
terdiri dari bekas-bekas Peta, Heiho, Kaigun, KNIL beserta pemuda-pemuda
pada umumnya. Selanjutnya dalam perkembangan organisasi BKR secara
bertahap disempurnakan dan pimpinannya disentralisir untuk mempermudah
pengkomandoan menggunakan taktik dan strategi serta uniform, direncanakan
dari pusat sehingga kesatuan-kesatuannya tidak bertindak sendiri.

Maka pada tanggal 5 Oktober 1945 melalui Maklumat Pemerintah


Republik Indonesia dibentuk Badan Keamanan yang disebut Tentara Keamanan
Rakyat dan mengangkat Soeprijadi sebagai Menteri Keamanan Rakyat serta
menugaskan Mayor Oerip Soemohardjo untuk menyusun TKR dan berkantor
bersama dengan Menteri Keamanan Rakyat dan bekas Keiri Shodancho Arifin
Abdurrachman, Iding Rana dan bekas Daidancho Kaprawi di hotel Merdeka
Jalan Malioboro Yogyakarta.

Dalam usaha penyempurnaan maupun penunjukan pimpinan TKR


dilaksanakan kegiatan-kegiatan dengan mengadakan sidang MTTKR yang
menghasilkan Kolonel Sudirman sebagai Panglima TKR dan Letnan Jederal
Oerip Soemoharjo sebagai Kepala Staf Umum TKR. Setelah dibentuknya Divisi-
Divisi, Kepala Staf Umum TKR Oerip Soemohardjo memandang perlu adanya
bagian-bagian administrasi yang akan melengkapi organisasi MTTKR antara lain
bagian keuangan.

Maka dipanggil para bekas Keiri Chudancho/Shodancho pada tanggal 27


Oktober 1945 dengan menyelesaikan susunan bagian keuangan pusat dan
daerah maka Kepala Staf Umum MTTKR Oerip Soemohardjo meresmikan tanggal
tersebut sebagai tanggal berdirinya Jawatan Keuangan MTTKR sekaligus
merupakan badan tertinggi di tingkat pusat dan daerah, kemudian diangkatlah
bekas Keiri Shodancho Arifin Abdurrachman sebagai Kepala Keuangan MTTKR
dengan pangkat Jenderal Mayor serta pembantu bekas Keiri Shodancho Iding
Rana pangkat Mayor dan Achmad Djojosuparmono dengan pangkat Kapten.

6. Pemrakarsa. Berdirinya badan keuangan berawal dari perjuangan


panjang melawan penjajah dan atas prakarsa Kepala Staf Umum TKR Jenderal
Oerip Soemohardjo untuk melengkapi organisasi MTTKR yang dirasa perlunya
bagian administrasi khususnya bagian keuangan, maka setelah proklamasi
4

kemerdekaan Indonesia dalam rangka penyempurnaan aparatur pemerintahan


yang baru setelah dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan untuk
melengkapi struktur organisasi BKR maka diangkatlah bekas Keiri Shodancho
Arifin Abdurrachman sebagai kepala jawatan keuangan MTTKR dengan pangkat
Jenderal Mayor. Upacara peresmian Jawatan Keuangan MTTKR dan Keuangan
Daerah MTTKR beserta para pejabatnya dilantik oleh Kepala Staf Umum MTTKR
Jenderal Oerif Soemohardjo dan menyerahkan surat penetapannya yang
dikeluarkan oleh Kepala Bagian Personel MTTKR Jenderal Mayor Kaprawi
bertempat di Markas tertinggi MTTKR Yogyakarta.

7. Proses Pembentukan. Korps keuangan tumbuh dan berkembang dari


perlawanan dan perjuangan rakyat dalam perang melawan penjajah. Setelah
Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia, usaha pertama ke arah konsolidasi
negara yang baru diproklamasikan ialah menyusun dan melengkapi aparatur
pemerintahan di mana hasil sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) pada tanggal 22 Agustus 1945 di antaranya membentuk Badan
Keamanan Rakyat (BKR) sebagai bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban
Perang (BPKKP).

Selanjutnya dalam perkembangan organisasi BKR secara bertahap


disempurnakan dan pimpinannya disentralisasikan untuk mempermudah
pengkomandoan menggunakan taktik dan strategi serta uniform, direncanakan
dari pusat sehingga kesatuan-kesatuannya tidak bertindak sendiri-sendiri, maka
pada tanggal 5 Oktober 1945 melalui maklumat Pemerintah Republik Indonesia
dibentuk suatu badan keamanan disebut Tentara Keamanan Rakyat (TKR)
berintikan bekas BKR.

Satuan keuangan pada awalnya berada pada resimen dan batalyon yang
bertugas mengurus keuangan, perlengkapan perorangan dan perawatan dapur
umum (intendans). Untuk membiayai kegiatan peperangan tersebut para
mantan perwira keuangan PETA mendapat tugas untuk mengumpulkan uang
bekerja sama dengan badan pemerintahan sipil perjuangan lainnya untuk
mendapatkan uang Jepang dari Bung Karno, dari Javasche Bank Surabaya dan
Yogyakarta, selain itu di daerah perjuangan berusaha mencetak uang berupa
”Bon Tentara” dalam pecahan Rp.1,- dan Rp.10,- para mantan perwira keuangan
Peta (Keiri Shodancho) tersebut di antaranya adalah Arifin Abdurrachman, RM
Haryono, KRMH Soeryo Wiryohadiputro dan Iding Rana.

Pada tanggal 27 Oktober 1945 diresmikanya Bagian Keuangan Pusat dan


Daerah, oleh Kepala Staf Umum MTTKR Oerip Soemohardjo tanggal tersebut
diresmikan sebagai tanggal berdirinya Jawatan Keuangan MTTKR sekaligus
merupakan Badan Tertinggi di tingkat Pusat dan merupakan koordinator Badan-
badan Keuangan di tingkat Satuan. Pada tanggal 7-1-1946 Penetapan
Pemerintah No. 2/SD, Tentara Keamanan Rakyat diganti menjadi Tentara
Keselamatan Rakyat yang selanjutnya pada tanggal 25-1-1946 dengan
Penetapan Pemerintah No. 4/SD, Tentara Keselamatan Rakyat diganti menjadi
Tentara Republik Indonesia (TRI), Reorganisasi TKR menjadi TRI berpengaruh
pula atas kedudukan Jawatan Keuangan, pada bulan Mei 1946 termasuk dalam
Organisasi Jawatan Perlengkapan Angkatan Perang (DPAP) selanjutnya menjadi
Dinas Administrasi Tentara Angkatan Darat (DATAD) yang berkedudukan di
Benteng Yogyakarta, kemudian menjadi Dinas Administrasi Angkatan Perang
(DAMAP). Sejalan dengan gerak perjuangan pada perang kemerdekaan ke II
tahun 1948-1949, personel Jawatan Administrasi Militer Angkatan Perang
(DAMAP) ikut bergabung dengan pasukan-pasukan bersenjata sehingga (DAMAP)
menjadi Jawatan Administrasi Pusat (DAMPU) berkedudukan di Imogiri.
5

BAB III
SEJARAH PERKEMBANGAN KECABANGAN KEUANGAN

8. Umum. Pada tanggal 1 Januari 1950 Administrasi Pusat dipecah menjadi


Jawatan Bagian Keuangan Kementerian Pertahanan (BKKP) dan Dinas
Administrasi Militer Angkatan Darat (DAMAD). Sejalan dengan reorganisasi TNI
umumnya dan TNI Angkatan Darat khususnya, Dinas Administrasi Militer
Angkatan Darat (DAMAD) mengadakan pembaharuan dalam organisasi sehingga
DAMAD sebagai penjelmaan organisasi baru dari Jawatan Keuangan TNI
Angkatan Darat.

9. Sejarah Perkembangan Kecabangan Keuangan. Berdasarkan Ketetapan


Kepala Staf Angkatan Darat Np. PNTP 10-45 tanggal 15-8-1957 dan Instruksi
Direktur DAMAD Nomor: Instr 42/57 tanggal 26-10-1957 DAMAD (Dinas
Administrasi Militer Angkatan Darat) Menjadi ITKUAD (Inspektorat Keuangan
Angkatan Darat) dengan pimpinannya pada waktu itu disebut Inspektur.

Sementara itu dengan keluarnya Surat Keputusan Presiden Nomor :


19/1963 tentang keputusan bahwa Unsur Pemeriksa harus diadakan
pemisahan terhadap Unsur Pelaksana, sebagai realisasi Surat Keputusan
Presiden tersebut Men Pangad mengeluarkan Surat Ketetapan Nomor : TAP-10-
275 tanggal 18-8-1964 tentang pembentukan ITWASKUAD (Inspektorat
Pengawasan Keuangan Angkatan Darat). Dengan terbentuknya ITWASKUAD,
maka Bagian-bagian Verifikasi dan Inspeksi ITKUAD masuk bagian dari
ITWASKUAD dengan tugas utama meliputi pengawasan pelaksanaan anggaran
belanja keuangan Angkatan Darat dalam arti luas, pemeriksaan
pertanggungjawaban termasuk verifikasi auditing serta pelaksanaan atas
peraturan-peraturan/perundang-undangan perbendaharaan yang berlaku.
Setelah Bagian Verifikasi dan Bagian Inspeksi ITKUAD dimasukkan ke dalam
organisasi ITWASKU AD, maka ITKUAD menjadi DITKU-AD (Direktorat
Keuangan Angkatan Darat) berdasarkan Surat Keputusan Men Pangad Nomor :
Kep-931/9/2964 tanggal 2-9-1964. Organisasi dan tugas DITKUAD ditetapkan
dengan Surat Ketetapan Nomor : TAP-10-45 dengan tugas utama
menyelenggarakan pencatatan/pembukuan. Perhitungan serta laporan atas
kebutuhan untuk penyaluran biaya dan membuat laporan perhitungan
pelaksanaan angggaran belanja.

Reorganisasi Ditkuad akhirnya dapat menyelesaikan beberapa konsep


Struktur Organisasi Ditkuad menjadi 2 (dua) Struktur Organisasi Pusat
Keuangan (Pusku Kobangdiklat AD) dan Jawatan Keuangan TNI Angkatan Darat
(Jankuad) yang baru. Pada tanggal 1-5-1971 Ditkuad dihapus dan diganti
menjadi Jawatan Keuangan TNI Angkatan Darat berdasarkan Surat Keputusan
Kasad Nomor : Kep-255/5/1971 tanggal 1-5-1971 tentang pengesahan Ditkuad
menjadi Jankuad sedangkan sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan Likwidasi
Danjen Kobangdiklat AD Nomor : Juklak/3/IX/1978 tanggal 20-9-1978 perihal
penyusunan Naskah Laporan Likwidasi Pusat-pusat Kecabangan, pada akhirnya
Pusku Kobangdiklat AD dibubarkan.

Berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep/500/VI/1985 tanggal


6-6-1985 tentang Reorganisasi Dinas-dinas dan Jawatan-jawatan menjadi
Direktorat dalam jajaran TNI-AD dan Surat Perintah Kasad Nomor : Sprin/
1279/VI/1985 tanggal 6-6-1985 tentang perintah pelaksanaan reorganisasi
dengan mengadakan penyesuaian organisasi dan tugas di lingkungan Dinas-
dinas dan Jawatan-jawatan masing-masing. Maka Kasad mengeluarkan Surat
6

Keputusan Nomor : Kep/25/V/ 1985 tanggal 27-5-1985 tentang pengesahan


dan penetapan Organisasi dan Tugas Direktorat Keuangan TNI Angkatan Darat
beserta lampirannya dan penyesuaian organisasi dilaksanakan secara bertahap
dimulai sejak ditetapkan Keputusan ini, harus berfungsi sepenuhnya pada
tanggal 1-10-1985 sampai dengan sekarang.

Organisasi terus berkembang dan Jawatan Keuangan berganti nama


menjadi Dinas Administrasi Angkatan Perang (DAMAP), pada masa perang
kemerdekaan tahun 1947-1948 situasi semakin sulit, sehingga untuk
membiayai operasi menempuh jalan swadaya memanfaatkan kondisi masing-
masing daerah di antaranya :

a. Jawa.

1) Merebut dan menguasai gudang mesiu dan gudang sandang


bekas tentara Jepang.

2) Memanfaatkan pabrik tenun Garut dengan menjual kain


sarung tenun cap ”Padi”.

3) Membarter hasil perkebunan tembakau, karet dan lainya ke


Singapura dan Penang.
b. Sumatera. Sedangkan di Sumatera kegiatan para pejabat keuangan
antara lain Resimen Divisi X Gajah berusaha mencari biaya untuk
kebutuhan kesatuan menempuh jalan diantaranya dengan :

1) Membarter hasil perkebunan tembakau, karet dan lainnya ke


Singapura maupun Penang.

2) Mencetak uang berupa ”Bon Tentara” atas persetujuan


Gubernur Militer yang terdiri dari pecahan Rp. 1,- (Satu Rupiah) dan
Rp.10,- (Sepuluh Rupiah).

Setelah pertemuan Konferensi Meja Bundar disetujui pada tanggal 14


Desember 1949 di antaranya terdapat perjanjian tentang kemungkinan
penyediaan tenaga teknis oleh Pemerintah Belanda untuk membantu Republik
Indonesia yang baru merdeka. Termasuk di antaranya Perwira Administrasi
Belanda yang bertugas memberikan pelajaran administrasi keuangan, untuk itu
DAMAP membuka kursus Komptabiliteit dengan materi pelajaran sistem
administrasi KNIL, kemudian kursus SKAM (Sekolah Kader Administrasi Militer).
Setelah menguasai maka sistem keuangan yang semula berasal dari PETA
ditinggalkan dan diganti dengan sistem KNIL.

Pada tanggal 27 Desember 1949 di Amsterdam Pemerintah Belanda


dengan resmi melaksanakan pengakuan kedaulatan terhadap Negara RIS. Di
samping itu di Jakarta dilaksanakan pula penyerahan Pemerintahan Hindia
Belanda kepada RIS dan Jakarta kembali menjadi kota penting, karena Presiden
RIS dan Pusat Pemerintahannya berada di Jakarta. Sedangkan di Yogyakarta
telah dilaksanakan penyerahan kedaulatan Republik Indonesia kepada RIS.
Setelah pengakuan kedaulatan, Kepala Dinas Administrasi Militer Pusat
(DAMPU) yang dijabat oleh Mayor R.M. Harjono dipanggil ke Jakarta oleh
Pimpinan Pusat, maka pada tanggal 1 Januari 1950 Administrasi Pusat dipecah
menjadi jawatan :

a. Bagian Keuangan Kementerian Pertahanan (BKKP) dijabat oleh


Mayor R.M. Harjono.
7

b. Dinas Administrasi Militer Angkatan Darat (DAMAD) dijabat oleh


Mayor R. Soerjo Wirjohadipoetro.

Tindak lanjut Kepala Dinas Administrasi Militer Angkatan Darat (DAMAD)


Mayor R. Soerjo Wirjohadipoetro segera menyusun organisasi DAMAD dengan
pengisian personelnya, terdiri dari anggota TNI maupun bekas anggota KNIL
(Pengisian Personel KNIL merupakan realisasi hasil KMB yaitu kerja sama dalam
bidang kerja sama Militer) dalam rangka reorganisasi DAMAD untuk memulai
melaksanakan tugas, di mana pada masa perang kemerdekaan I dan II ikut
terbawa arus perjuangan bangsa mengikuti gerakan-gerakan maupun
pertempuran-pertempuran militer.

Untuk melengkapi unsur pelaksanaan pelayanan, di setiap Divisi pada


awal April 1950 dibentuk Pemegang Kas Militer (PKM) yang melayani belanja
personel, perjalanan umum, uang tempur dan pengadaan barang dinas. Mulai
saat itu PKM mempunyai Pos Kredit di Bank Indonesia yang dapat diambil setiap
awal bulan dengan cek dan apabila terdapat sisa pada akhir bulan disetor ke kas
negara, pedoman administrasi belum lengkap, belum terdapat rencana biaya
(program kerja) sehingga mengeluarkan uang cukup dengan perintah dari
KASUAD, pertanggungjawaban keuangan dikirim ke Bandung untuk verifikasi
(Coklit) selanjutnya dikirim ke Badan Pemeriksaan Keuangan di Bogor, kantor
Coklit di Bandung tersebut di kemudian hari menjadi kantor Dinas Administrasi
Militer Angkatan Darat (DAMAD).

Pada tanggal 15 Oktober 1950 DAMAD menerima penyerahan Jawatan


Territorium der Militaire Administratie di Bandung, maka selanjutnya
kedudukan DAMAD dipindahkan dari Jakarta ke Bandung dan kantornya
berada pada salah satu gedung yang ada pada Departement van Oorlog di jalan
Kalimantan Bandung. Selanjutnya DAMAD termasuk organisasi Staf “A”
Ajudan Jenderal yang menjabat sebagai Kepala adalah Kolonel Suhud. Untuk
mewakili DAMAD di Jakarta ditunjuk Kapten Soenjoto Djojosoedirjo sebagai
pejabat perwakilan.

Jabatan Wakil DAMAD yang dijabat Kapten Ahmad Djojosurparmono atas


permintaannya tidak ikut pindah ke Bandung dan selanjutnya bertugas pada
Bagian Keuangan Kementerian Pertahanan (BKKP), jabatan Wakil DAMAD
diganti oleh Lettu Soegijono selaku Pembantu Khusus Kepala DAMAD. Di
samping menyerahkan personel Jawatan Territorial der Militaire Administratie
kepada DAMAD tersebut, termasuk juga penyerahan personel pegawai
Administrasi Belanda yang selanjutnya dimasukkan ke dalam personel
organisasi DAMAD melalui persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan serta
disesuaikan pula dengan kedudukannya.

Susunan organisasi dan pejabat DAMAD adalah sebagai berikut :

a. Kepala DAMAD dijabat oleh Mayor R. Soerjo Wirjohadipoetro.


b. Pembantu Khusus dijabat oleh Lettu Soegijono.
c. Kepala Bagian Umum dijabat oleh Kapten Iding Rana.
d. Kepala Bagian Inspeksi dijabat oleh Kapten Suwondo Darsono.
e. Kepala Bagian Verifikasi dijabat oleh Kapten Padmosutodjo.
f. Kepala Bagian Anggaran dijabat oleh Kapten Soenjoto Djojosoedirjo.
g. Kepala Bagian Reglemen dijabat oleh Kapten Rey (bekas Aj Onder
Officer KNIL).
h. Kepala Bagian Pendidikan dijabat oleh Kapten R. Soemarto.
8

Susunan organisasi DAMAD setelah menerima penyerahan personel


administrasi Belanda lebih lengkap dengan adanya bagian pendidikan yang akan
mengurus serta menanggulangi masalah-masalah pendidikan. Ini
mencerminkan adanya peningkatan dalam membenahi organisasi DAMAD.

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan serta kemampuan para


pejabat administrasi Mayor R. Soerjo Wirjohadipoetro selaku Kepala DAMAD
berusaha menerbitkan buku-buku pedoman/peraturan yang merupakan Buku
Penuntun Administratur dalam keadaan 85% (delapan puluh lima persen)
berbahasa Belanda. Selanjutnya buku-buku tersebut dibagikan kepada :

a. Sekolah Kader Administrasi Militer untuk digunakan sebagai bahan


mata pelajaran pendidikan.

b. Para Administratur untuk digunakan sebagai pedoman dalam


melaksanakan tugas administrasi dan komandan kompi.

Dengan adanya Buku Penuntun Administrasi personel administrasi militer


akan lebih banyak mengenal :

a. Pembukuan Keuangan yang harus dipertanggungjawabkan/Gelden


Ter Goede Rekening (GTGR) pada tingkat juru bayar dan komandan
kompi.

b. Cara menghitung serta membuat daftar gaji yang dikerjakan secara


periodik oleh juru bayar.

c. Isi buku Penuntun Administrasi mengurai mengenai :

1) Pekerjaan urusan dalam.


2) Kepengurusan keuangan di tingkat kompi.
3) Tata cara membuat daftar gaji.
4) Pengetahuan Hukum Perdata yang berhubungan dengan
pejabat keuangan.
5) Peraturan pelanggaran-pelanggaran atas administrasi.
6) Pengetahuan kantor dan korespondensi.
7) Peraturan pengurusan pensiun.
8) Peraturan gaji militer 1950.
9) Persyaratan menjadi anggota tentara.

Pada tanggal 14 Maret 1951 Buku Penuntun Administratur mulai


diterbitkan dalam Bahasa Indonesia sebagai hasil terjemahan dari bahasa
Belanda ke dalam bahasa Indonesia. Dalam rangka pembinaan korps pada
tanggal 5 Oktober 1956 Direktur DAMAD menerbitkan Majalah “Administrasi
Militer” yang berisikan berita-berita korps serta pengetahuan-pengetahuan.
Melalui majalah ini personel DAMAD dapat meningkatkan ilmu pengetahuan
baik pengetahuan umum maupun administrasi terutama yang berhubungan
dengan administrasi militer. Majalah ini sebagai alat/sarana komunikasi timbal
balik antara warga korps administrasi militer baik yang di pusat maupun di
daerah. Susunan anggota redaksi Majalah adalah sebagai berikut :

a. Pimpinan Umum : Kapten Sogijono (selaku Direktur PPAM)


9

b. Ketua Redaksi : Lettu M. Sja’adillah (selaku Direktur SKAM


“A” Ter-III Jabar)
c. Sekretaris : Peltu R.P. Kamal (selaku Instruktur)

DAMAD di bawah pimpinan Letkol R. Soerjo Wirjohadipoetro telah berhasil


membenahi serta mengembangkan organisasi DAMAD, yaitu terlihat dengan
adanya:
a. Wadah fundamental.
b. Pola pendidikan.
c. Pola pembinaan kecabangan/korps.

Selanjutnya Letnan Kolonel R Soerjo Wiyohadipoetro diangkat menjadi


Kepala Bagian Keuangan Kemerdekaan Kementerian Pertahanan (BKKP)
menggantikan pejabat lama Letnan Kolonel R.M Harjono di Jakarta. Pada
tanggal 19 Desember 1956 Letnan Kolonel R. Soerjo Wirjohadipoetro
menyerahkan jabatan selaku Direktur DAMAD kepada penggantinya. Mayor
Buang Siswodarsono, pelaksanaan upacara serah terima di halaman Kantor
DAMAD Jl. Menado No. 8A Bandung dengan Inspektur Upacara Kolonel Gatot
Soebroto selaku Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (WKSAD). Pada tanggal 20
Desember 1956 pejabat baru Direktur DAMAD Mayor Buang Siswodarsono
mulai menggerakkan roda kepemimpinannya dalam rangka melanjutkan
kehidupan administrasi militer Angkatan Darat. Direktur lama dalam
menjalankan roda pimpinan DAMAD bertitik tolak pada kehidupan serta
kemajuan organisasi, pimpinan baru di samping kehidupan serta kemajuan
organisasi itu memikirkan serta mengusahakan atas kedudukan warga
administrasi militer.

Kalau ditinjau kegiatan yang dilaksanakan warga/anggota administrasi


militer secara teknis fungsional yang mempunyai kekhususan di bidang
administrasi, perlu adanya suatu wadah untuk menampung serta berkumpul
dan mengembangkan kegiatan warganya dalam satu wadah/korps. Dalam
rangka mewujudkan usaha untuk membentuk wadah/korps Direktur DAMAD
mengadakan pertemuan dengan Kepala Bagian Keuangan Kementrian
Pertahanan (BKKP) dijabat oleh Letnan Kolonel R. Soerjo Wirjohadipoetro dan
Wakil Kepala Perbendaharaan Angkatan Darat (D-III) Letnan Kolonel
Badarussamsi.

Keputusan dari hasil pertemuan mendapatkan satu pendapat, maka


dicetuskan IKRAR BERSAMA dari ketiga pejabat tersebut, bahwa DAMAD
mempunyai Rumah Asal (sebutan pada saat itu)/korps dan sekaligus
merupakan wadah bagi seluruh warga administrasi keuangan militer di
manapun mereka berada. Setelah pengucapan ikrar bersama tersebut secara
resmi berdiri Korps Administrasi Keuangan Militer Angkatan Darat dengan
memakai tanda Korps “Bulu Ayam”. Terhitung mulai tanggal 1 November 1957
selanjutnya DAMAD berdasarkan Ketetapan Kepala Staf Angkatan Darat
Np.PNTP 10-45 tanggal 15 Agustus 1957 dan Instruksi Direktur DAMAD Nomor :
Instr 42/57 tanggal 26 Oktober 1957 DAMAD diubah menjadi ITKUAD
(Inspektorat Keuangan Angkatan Darat) dengan pimpinannya disebut Inspektur.

Pada tanggal 1 Agustus 1958 Pimpinan ITKUAD diserahkan kembali oleh


Mayor Cku R. Soemarto kepada Letnan Kolonel Cku Buang Siswodarsono,
karena telah kembali dari tugas belajar di Amerika Serikat dan siap
melaksanankan tugas sebagai Pimpinan ITKUAD. Dalam rangka pemupukan
serta pembinaan jiwa korps, dirasakan perlu menetapkan adanya Hari Keuangan
dan Lembaga Keuangan Angkatan Darat. Untuk hal tersebut berdasarkan Surat
10

Keputusan IRKUAD Nomor:751/10-1958 tanggal 6 Oktober 1958 tepatnya pada


tanggal 16 Oktober 1958 dibentuk Pusat Panitia Sejarah Keuangan Angkatan
Darat di tingkat Pusat, untuk tingkat daerah sebagai pelaksana dibentuk Sub
Panitia Panji Keuangan Angkatan Darat dengan susunan panitia sebagai berikut
:
a. Ketua : Kapten Cku R. Soemantri Prawirohardjo.
b. Panitera : Lettu Cku Hari Kiswarto.
c. Anggota : Kapten Cku R.Soegoto.
Kapten Cku Sudarman.
Lettu Cku R.S. Hapsoro.
Letda Cku Bambang Sumono.
Letda Cku R.P. Kamal S.P
PNS Samekto.

Tugas dari Sub Panitia, mengumpulkan data-data serta bahan-bahan


dalam usaha menciptakan sebuah Lambang Keuangan Angkatan Darat dalam
waktu yang singkat sehingga pada kesempatan HUT Keuangan Angkatan Darat
yang pertama kali diperingati dapat diresmikan oleh Kasad.

Pada pertengahan 2 Mei 1959 Panitia dapat menyelesaikan tugasnya dan


setelah disahkan oleh Panitia Pusat melalui Berita Acara Nomor 01/SPS/5/1959
bahwa hari kelahiran Jawatan Keuangan Angkatan Darat adalah tanggal 27
Oktober 1945. Selanjutnya oleh Irkuad diajukan kepada Kasad untuk disahkan.
Pada tanggal 18 Juni 1959 Panji Keuangan disahkan oleh Kasad dengan
mengeluarkan Surat Keputusan Nomor : Kpts-417/6/1959 tanggal 18 Jui 1959.

Selanjutnya panji-panji keuangan Angkatan Darat tersebut dibuat di


perusahaan “SADINU” Surakarta di bawah pengawasan Kapten Cku R.S.
Hapsoro. Pada tanggal 27 Oktober 1959 bersamaan dengan HUT Keuangan
Angkatan Darat untuk pertama kalinya diperingati/dirayakan Panji keuangan
Angkatan Darat secara resmi diserahkan oleh Kolonel Inf A. Yani selaku pejabat
Kasad kepada ITKUAD dan diterima oleh Letnan Kolonel Cku Buang
Siswodarsono selaku Irkuad dilaksanakan di lapangan Diponegoro Bandung
dengan Komandan Upacara Mayor Cku R. Soemarto.

Pada hari ulang tahun Cku tgl. 27-10-1959 Irkuad Letkol Cku Buang S
menerima Pataka Corps Keuangan dari Bp. Kasad Kolonel Inf. A. Yani di
Lap. Diponegoro Bandung.
11

Motto Keuangan Angkatan Darat terdapat dalam Panji Keuangan tersebut


yang akan menjadi landasan kejiwaan dan landasan pelaksanaan dalam
pengembangan tugas pengabdian di bidang kepengurusan serta pembinaan
keuangan, di samping landasan-landasan kehidupan dan Sumpah Prajurit ialah
Motto Keuangan “Catur Brata”.

Rumusan Motto “Catur Brata” Keuangan Angkatan Darat ini lebih dahulu
keberadaannya dari pada peresmiannya. Hal ini dapat terlihat dalam Majalah
Keuangan Angkatan Darat terbitan bulan Pebruari 1958. Adapun rumusan-
rumusan :Catur Brata” yang lengkap disusun oleh Lettu Cku R.S. Hapsoro
salah seorang Perwira Instruktur Pusdikku Bandung yang menang dalam
sayembara pembuatan Panji Keuangan Angkatan Darat.

Dalam perjalanan sejarahanya, Korps Keuangan TNI AD tidak pernah


terpisahkan dari tubuh TNI AD yang terus berkembang, baik di waktu perang
maupun di masa damai. Selama ini peranan Jawatan Keuangan mengalami
tahapan/periode sebagai berikut:

a. Periode Perang Kemerdekaan I dan II (1945-1950);


b. Perode Rehabilitasi (1950-1956);
c. Periode Pemupukan Korps (1956-1960);
d. Periode Modernisasi/Otomatisasi dan Mekanisasi (1960-1970);
e. Periode Reorganisasi (1970-1971);
f. Periode Persiapan Dan Pemantapan Untuk Peralihan Pada Generasi
Muda (1972-1977); dan
g. Periode Reorganisasi dan bersatunya kembali Pusku Kobangdiklat
TNI AD dengan Janku TNI AD (1979-Sekarang).

Penjelasan:

1) Periode Perang Kemerdekaan I dan II (1945-1950).

Lahirnya Organisai Keuangan TNI AD berawal sejak lahirnya


BKR yang kemudian menjadi TKR dan selanjutnya menjadi TRI
akhirnya menjadi TNI AD. Sejak saat itu di tiap-tiap satuan, baik di
Markas Besar maupun Divisi, Resimen dan Batalyon sudah terwujud
adanya bagian keuangan yang berfungsi juga sebagai pengurus
perlrngkapan, perawatan, keuangan serta dapur umum. Dana yang
dipergunakan kecuali diperoleh dari atasan melalui saluran resmi,
diusahakan juga secara non konvensional dealam rangka
membiayai perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan
Negara Republik Indonesia, antara lain:

a) Bekas Syodanco Peta, Arifin Abdurachman (terakhir


Prof. Dr almarhum) selaku Perwira Keuangan BKR Pusat
mendapat tugas mengambil uang dari De Javasce Bank
Surabaya yang ada di Bank itu. Melalui hubungan dengan
BKR Jawa Timur yang dipimpin oleh Dr. Mustopo(sekarang
Prof.,Dr) dan Dr. Abutari maka tugas tersebut berhasil
mengangkat sejumlah uang dari Surabaya ke Yogyakarta
dengan menggunakan kereta api.
12

b) Bekas Keyrey Syodanco Iding Rana menerima perintah


dari pimpinan BKR untuk mengambil uang dari Bank Rakyat
Indonesia (BRI) dan berhasil.

c) Setelah berubah menjadi TKR, maka Jawatan Keuangan


Militer menerima penyaluran dana dari Kementrian Keamanan
RI tetapi biaya itu selaqlu tidak cukup untuk pembiayaan
perjuangan. Oleh karena itu ditempuh juga dengan jalan
menugaskan Bagian Usaha Sendiri untuk mendapatkan
keuangan secara non konvensional seperti memanfaatkan
Pabrik Tenun Garut (PTG) sehingga pernah terjadi masing-
masin g Devisi menerima biaya dan gaji tidak dalam bentuk
uang, tetapi berupa sejumlah kain sarung cap PADI dsari
pabrik tersebut yang kemudian diuangkan ke masyarakat.
Juga penguasaan pada pabrik lainnya dan bengkel yang
hasilnya menjadi sumber keuangan TKR.

d) Aksi Polisionil Tentara Belanda I (21 Juli 1947)


mengakibatkan sulitnya penyaluran biaya dari pusat, jika ada
maka jumlahnya selalu tidak mencukupi. Untuk itu maka tiap
kesatuan berusaha dengan cara sendiri untuk mencukupi
biaya satuannya. Untuk itu tiap kesatuan berusaha dengan
cara sendiri untuk mencukupi biaya kesatuannya. Pada waktu
clas II Yogyakarta diduduki oleh tentara Belanda, maka
Jawatan Keuangan Militer menyingkir ke daerah gerlya di luar
kota dan bergabung dengan pemerintah Darurat Pusat di
bawah pimnpinan Perdan Menteri Dr. Sukiman.Berdasarkan
intruksi Panglima Komando Jawa
Nomor:1/MBKD/Mobil/1948 tanggal 5 Desember 1948 maka
disusunlah pemerintah Militer baik di daerah pendudukan
Belanda maupun di daerah gerilya tingkat Proponsi yang
dipimpin oleh Gubernur Militer. Selanjutnya sistem
pembiayaan dibagi menurut sistem Wehkreisse, dalam periode
ini juga terjadi Menteri Perekonomian J. Kasimo memberi
wewenang kepada staf darurat militer pos usaha, bertempat di
daerah Gunung Kidul, setelah pindah dari kedudukan semula
di Imogiri. Klise uang semuanya berada di bawah pengawasan
langsung Menteri J. Kasimo yang disimpan di rumah
Komandan Distrik Militer (KDM) Wonogiri. Uang-uang tersebut
dicetak di atas kertas HVS dan kertas Leces di tempat
tersebar. Pemberian Nomor Seri Uang diawasi oleh Letnan
Satu Soedjono Humardani (Mayor Jenderal Almarhum).

2) Periode Rehabilitasi (1950-1956).

Selesainya Perang Kemerdekaan I dan II ditandai dengan


penyerahan kedaulatan kepada negara RI. Akibat perang tersebut
menimbulkan kerusakan dan korban harta benda, jiwa raga yang
tidak terhitung jumlahnya. Di balik kemenangan merebut kembali/
mempertahankan kemerdekaan dari tangan penjajah maka
dirasakan perlunya segera ada pembangunan dan perbaikan serta
penertiban di segala bidang. Salah satu segi yang sangat diperlukan
ialah membangun dan menyegarkan kembali personel malalui
berbagai usaha pendidikan dan latihan.

a) Berdasarkan Instruksi Kasad Nomor: 39/Kasad/50,


maka di tiap teritorim diadakan Sekolah Kader Administarsi
Militer A (SKAM A) dan Sekolah Kader Administarsi Militer B
13

(SKAM B). Tenaga pengajar dan instruktur terdiri dari anggota


missi Belanda. Sebelum dibukanya SKAM A dan SKAM B
maka DAMAD untuk pertama kalinya membuka kursus
Comptaliteit dengan sebutan Betaal Measter en Militair
Kashouder Cursus. Usaha lain dalam bidang pendidikan ialah
membuka Sekolah Perwira Administrasi Militer (SPAM) sampai
pada tanggal 1 Mei 1954 yang dilanjutkan dengan dibukanya
Pusat Pendidikan Administrasi Militer (PPAM).

b) Sejalan dengan kegiatan dalam bidang pendidikan


untuk menyempurnakan pelaksanaan administrasi, maka
disusunlah:

(1) Buku Petunjuk/Peraturan Administrasi


Keuangan.

(2) Buku Penuntun/Reglemen.

c) Mengirimkan/menugaskan Perwira Cku menempuh


pendidikan pada Finance School U.S. Army (FSUS) di Amerika
serikat.

d) Menghapuskan sistem laporan Sepuluh Harian menjadi


metode Harian. Selanjutnya dengan menggunakan metode
harian ini pertanggungjawaban dilaporkan sebulan sekali.

3) Periode Pemupukan Korps (1956-1960).

Sejak dibentuknya Divisi, Resimen, Batalyon dan seterusnya,


maka tenaga dan warga Korps Keuangan menjadi pelengkap di
masing-masing Kesatuan yang tersebar di seluruh pelosok tanah air.
Di dalam melaksanakan tugasnya di Kesatuan, maka warga Korps
Keuangan secara taktis administratif berada di bawah Komando
atasan di mana mereka di tugaskan. Sedangkan secara teknis
Administratif berada dalam wewenang DAMAD sebagai
wewenangnya. Hal ini dipertegas dengan suatu gagasan yang
akhirnya terwujud dalam suatu ikrar bersama antara:
a) Direktur DAMAD Mayor Cku Buang Siswodarsono;
b) Kepala BKKP Letkol Cku Soeryo Wiryohadiputro; dan
c) Wakil Kepala Perbendaharaan AD/DE-III Letkol Cku
Badarussamsi.

Ikrar tersebut menyatakan DAMAD adlah merupakan Rumah


Asal dari segenap warga Administrasi Keuangan Militer dimana
mereka ditugaskan. Dengan adanya ikrar tersebut maka berarti
berdirilah sejak itu Korps Administrasi Militer AD, dengan tanda
Korps berupa “Bulu Ayam” yang sekarang menjadi Korps Keuangan
TNI AD dengan Korps “kampil Kalam Bersilang”. Selanjutnya
ditetapkan bahwa tanggal 27 Oktober 1945 adalah merupakan
lahirnya Korps Keuangan TI Angkatan Darat.

4) Periode Modernisasi (1960-1970)

a) Kehidupan modern yang terus berkembang terus


menuntut lebih banyak lagi terhadap sesuatu yang telah
dicapai sebelumnya. Hal ini merupkan suatu konsekwensi
14

logis yang akibatnya mendorong manusia itu seniri untuk


secepat mungkin melakukan penyesuaian dan mengitkuti
perubahan itu. Dalam peralatan administrasi pun akhirnya
sampai pada kebutuhan akan laat yang serba otomatis/
mekanis dengan maksud untuk menghindari sesuatu
hambatan. Dalam hal ini Jawatan Keuangan TNI AD telah
menggunakan mesin tik IBM di tingkat Pusat dan di beberapa
daerah saja, untuk melayani sistem pembukuan yang berlaku
dengan hasil yang diharapkan antara lain sebagai berikut:

(1) Pimpinan Angkatan Darat mendapatkan data


secara tepat dan up to date;

(2) Pembuatan Statistik;

(3) Bahan pembuatan review dan analisis;

(4) Pelusan internal/external audit;dan

(5) Mempercepat atau mempermudah penyusunan


Anggaran penerimaan dan Belanja Angkatan Darat.

Dengan penuh perhatian Kasdam VIII /Bra wijaya beserta staf sedang rnendengarkan penjelas-
an tentang cars rata kerja IBM dalam merekam data-data yang diterima sehingga Pitnpinan
Angkatan Darat mendapat data secara tepat dan up to date. Pe jelasan disampaikan oleh Letda
Cku Soelistiono.

b) Pembangunan Pusdikku.

Kecuali hal yang tersebut di atas, dalam periode ini telah


berhasil dibangun Komplek Pendidikan Keuangan (Pusdikku)
dengan bermacam-macam sekolah dan kursus sebagai
berikut:
(1) Pendikan Pembentukan.

(a) Sekolah Calon Bintara (Secaba); dan


(b) Sekolah Calon Perwira (Secapa).
15

(2) Pendidkan pemngembangan Umum.

(a) Sarbang;
(b) Kupaltu; dan
(c) Kupalda.

(3) Pendidikan Spesialisai/MOS.

(a) Kursus Perbendaharaan/Bendaharawan


(Susben)
(b) MOS Perwira Pembukuan (MOS Pabuk)
(c) Kursus Kejuruan Administrasi Penghasilan
(Susjurminsil).

5) Periode Reorganisasi (1970-1971).

Menjelang berakhirnya tahun 1970, ialah tanggal 26 Desember


1970 Kasad mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 1970 dan lima
bulan berikutnya mengeluarkan pula Surat Keputusan Nomor: Kep-
225/V/1971 tanggal 1 Mei 1971. Dengan keluarnya kedua surat
keputusan tersebut berarti hapuslah Ditkuad dari tubuh TNI AD dan
lahirnya dua Instasi baru:
a) Pusku Kobangdiklat TNI AD; dan
b) Janku TNI AD.

6) Periode Persiapan dan Pemantapan untuk peralihan Generasi


Muda (1972-1977).

a) Pembentukan Pusku Kobangdiklat TNI AD dan Janku


TNI AD ternyata tidak dapat mendukung secara kompak
terhadap tugas pembinaan Keuangan TNI AD. Keberhasilan
Perwira-Perwira Cku dari Generasi Muda untuk masuk
Seskoad menimbulkan kepercayaan pada diri sendiri. Mulai
tahun 1973/1974 rintisan-rintisan pengembangan di dalam
Korps keuangan dimulai dan dapat menghasilkan landasan
mental Cku, landasan skill pembinaan keuangan dan pola
karier Perwira Cku yang sudah mulai dilaksanakan. Untuk
mengisi kekurangan tenaga Perwira dari kecabangan lain
melalui pendidikan Susjablihku dan Suspalihku.
b) Pada tahun 1975/1976 mulai timbul kesadaran,
walaupun ada dua badan ialah Pusku Kobangdiklat TNI AD
dan Junku TNI AD, namun pada hahekatnya dirasakan hanya
ada satu wadah, sehingga pemacahan masalah-masalah
kecabangan, personel dan lain-lain dilakukan secara bersama
dan menjurus kepada adanya satu badan keuangan dalam TNI
AD. Pemupukan kesadaran mental dan dedikasi yang tinggi
dalam usaha menerapkan asas-asas kepemimpinan ABRI dan
usaha-usaha peningkatan kemampuan bidang pengetahuan,
khususnya dalam pembinaan Keuangan TNI AD, disertai
dengan memanfaatkan dan melaksanakan tugas dengan
berusaha mencapai hasil yang optimal diberbagai bidang
penugasan, memberikan harapan yang menyakinkan dalam
pembentukan tenaga pengganti dari generasi muda yang
tangguh, tanggap dan tanggon, apalagi setelah setiap tahun
16

pembentukan tenaga pengganti dari generasi muda yang yang


tangguh, mulai ada beberapa Perwira berhasil lulus mengikuti
pendidikan di Seskoad.
c) Pada periode ini tertib Minku digagalkan, daftar
gaji/ULP, tunjangan jabatan dan Laporan Keuangan dibuat
dengan bantuan komputer. Dengan adanya komputerisasi ini
data-data disajikan lebih cepat, tepat dan benar. Dalam bidang
perkembangan teknologi yang semakin maju dan
pengorganisasian yang semakin sempurna maka Jawatan
Keuangan TNI AD sejak tahun 1976 hingga saat ini telah
menggunakan mesin-mesin komputer buatan IBM dengan tipe
S/402 (Unit Record) yang kemudian disempurnakan lagi
dengan tipe S/3740 (Mini Komputer). Dengan demikian
peranan sebagai unsur pelayanan Keuangan telah
ditingkatkan, sehingga hambatan dan kelambatan dapat
diatasi, Keuangan mengalami peningkatan, hingga kebocoran/
penyelewengan keungan dapat diperkecil/dibatasi.
d) Dalam rangka mengimbangi kemajuan teknologi
sekaligus kebutuhan organisasi, maka pada saat ini di
Pusdikku antara lain telah diselenggarakan
kursus-kursus/pendidikan sebagai berikut:

(1) Pendidikan Pengembangan Umum (Dikbangum)


(a) Sussarcabku; dan
(b) Suslapaku.

(2) Pendidikan Kejuruan (Dikbangspes).


(a) Susjur Pra Suslapa:
i. Susjurpabenwan;
ii. Susjurpabuk; dan
iii. Susjurpadalwas.
(b) Susjur Purna Suslpa:

i. Susjurbatibenwan;dan
ii. Susjurbabuk.

(3) Pendidikan Kejuruan untuk Bintara (Dikjurba)


(a) Susjurbatibenwan; dan
(b) Susjurbabuk.

7) Periode Regenerasi dan bersatunya kembali Pusku


Kobangdiklat TNI AD Jakanku TNI AD (1979-Sekarang).

Pada dasaarnya tidak ada batas yang tegas/nyata adanya


peralihan generasi, karena penggantian antara yang tua dan yang
muda berjalan secara alamiah sepanjang massa. Perwira-perwira
angkatan 45 sudah banyak yang mundur sejak sepuluh sampai
dengan lima belas tahun yang lalu digantikan oleh Perwira-Perwira
yang lebih muda, proses semacam ini akan berjalan terus. Yang
dimaksud regenerasi di sini ialah mulainya Perwira-Perwira generasi
muda yang dibentuk dan digembleng pada AKABRI maupun dari
sumber lain menduduki jabatan-jabatan teras Keuangan. Mulai dari
Kaku di daerah, Kabag/Kabina di Pusat dan seterusnya. Pada mas
17

ini telah diangkat Perwira-Perwira generasi muda sebagai Kakudam


serta Kabag/Kabina Jankuad.

8) Periode Reoganisasi dan Pemantapan.


Peningkatan fasilitas dan sarana yang ada serta terpilihnya
suasana yang sehat dan serasi diharapkan membawa pengaruh
terhadap peningkatan kreativitas dan menimbulkan semakin
berkembang rasa tanggung jawab.

Reoganisasi adalah salah satu usaha dalam rangka


penyempurnaan organisasi TNI AD perlu adanya organisasi dan
tugas Jankuad agar dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dapat
lebih berhasil dan berdaya guna. Maka pada tanggal 28 April 1976
keluar Skep Menhamkam/Pangab Nomor: Kep/18/IV/1976 tanggal
24 April 1976 tentang Pokok-pokok Organisasi dan Prosedur Kerja
TNI AD di mana tercantum tugas dan kewajiban Jankuad selaku
pembina fungsi teknis dan menyelenggarakan fungsi Pembinaan
Kecabangan Keuangan TNI AD serta Pembinaan Administrasi
Keuangan TNI AD. Adapun tugas dan kewajiban pembinaan fungsi
teknis keuangan dan menyelenggarakan pembinaan administrasi
keuangan TNI AD:

a) Merumuskan dan menyusun ketentuan pelaksanaan


sistem pembinaan keuangan Hankam dalam lingkungan
Keuangan TNI AD termasuk sarana dan prasarana dan
prosedur.

b) Menyusun rencana dan program pembinaan dan


administrasi keuangan, berdasarkan rencana dan program TNI
AD.

c) Menyelenggarakan/melaksanakan:
(1) Pembinaan fungsi teknis Keuangan TNI AD;
(2) Pembiayaan termasuk penyaluran dana-dana
sesuai rencana dan program TNI AD;
(3) Pembukuan Keuangan; dan
(4) Pembuatan laporan-laporan beserta bukti-bukti
penerimaan pemakaian dasar-dasar
pertanggungjawaban dan auditing.
d) Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan program-
program sehingga terjaminnya pencapaian sasaran secara
berhasil dan berdaya guna.
e) Mengajukan pertimbangan/saran kepada Kasad
khususnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
bidang tugasnya.

Untuk menjaga kelangsungan dan pengembangan organisasi


diperlukan adanya tunas-tunas muda secara berlanjut, sejalan
dengan semakin pesat kemajuan teknologi dan modernisasi di segala
bidang, di mana diperlukan tenaga-tenaga muda yang penuh
pengabdian dan adanya kesadaran mental dan dedikasi yang tinggi.
Khususnya bagi para Perwira Korps Keuangan TNI AD diberikan
kesempatan utnuk berkembang melalui bimbingan dan pendidikan
serta pengalaman penugasan yang tepat dan bervariasi, memberikan
harapan yang meyakinkan dalam pembentukan tenaga-tenaga
pengganti dari generasi muda yang tangguh, tanggap dan tanggon.
Hal ini menjadi kenyataan, karena setiap tahun mulai adanya
18

beberapa Perwira Korps Keuangan TNI AD dari generasi muda yang


berhasil, lulus untuk mengikuti pendidikan Seskoad selain itu juga
untuk pertama kalinya dalam sejarah Keuangan TNI AD di jajaran
Kupus Jankukad seorang Perwira Corps Wanita TNI AD (Kowad) atas
nama Kapten (K) Ny. Idaman S. NRP 24087 diangkat menjadi
Perwira Pemegang Kas (Pekas) pada Pekas Jankuad administrasi
Nomor (Minno) 5.356 berdasarkan Sprin Kajankuad Nomor:
Sprin/305/V/1978 tanggal 31 Mei 1978 dan Keputusan Kasad
Nomor: Skep/400/VII/1979 tanggal 10 Juli 1979 terhitung mulai
tanggal 1 Juni 1978.

Kapten (k) Ny. Idaman S. dilantik oleh


Kajankuad sebagai pejabat Pekas Jankuad

Setelah pengesahan pembentukan struktur organisasi


Jankuad dengan tugas dan kewajiban selaku pengguna fungsi teknis
termasuk juga menyelenggarakan pembinaan kecabangan dan
adminstrasi Keuangan TNI AD, maka berdasarkan surat Keputusan
Kasad Nomor: Skep/580/X/1979 tanggal 8 Oktober 1979 tentang
penyerahan kembali Pataka Keuangan TNI AD pada tanggal 27
Oktober 1979 bertepatan HUT Korps Keuangan TNI AD Ke-XXXIV.
Pataka Keuangan TNI AD dengan Moto “SUCI-BHAKTI-KARYA-
UTAMA” diserahkan oleh deputi Kasad Letjend TNI Poniman Kepada
Kajankuad, diterima oleh Brigjend TNI R. Sumarno selaku pejabat
Kajankuad pada waktu pelaksanaan upacara militer di Lapangan
Apel Majankuad. Pada tanggal 28 Maret 1980 selesai dibuat sebuah
duplikat Pataka Keuangan dengan Moto “SUCI-BHAKTI-KARYA-
UTAMA” yang berfungsi sebagai pendamping Pataka aslinya.
Pembuatan duplikat Pataka ini dibuat atas dasar surat ijin Kasad
Nomor: B/1915/XI/1979 tanggal 30 November 1979 dengan
pertimbangan bahwa keadaan fisik dari Pataka Asli tersebut telah
rapuh ditelan masa karena telah berusia 20 tahun lebih dengan
likuidasi/dibubarkan Pusku Kobangdiklat AD selaku Jankuad.
19

Pada HUT KUAD ke 34 Pataka Keuangan AD diserahkan kernbali oleh Deputi


Kasad Letjen TNI Poniman kepada Bp Kajanku Brigjen TN/ R. Soemarno di
Majankuad.

Pada periode ini usaha dalam pemantapan personel Korps


Keuangan TNI AD tetap dilanjutkan berdasarkan ST Kasad Nomor:
ST/48/1979 tanggal 16 Januari 1979 antara lain isinya pemberian
kesempatan berdinas aktif untuk usia pensiun minimal sampai
dengan usia maksimal, bukan berarti diperintahkan terus mencapai
usia pensiun maksimal tetapi secara selektif dan memperhatikan
kualitas dan tidak menghambat peremajaan dalam kebijaksanaan
Renstra II TNI AD (1979-1983), sebagai realisasi dari ST Kasad
tersebut, Kajankuad mengeluarkan Surat Keputusan Nomor:
Skep/21/XII/1980 tanggal 10 Desember 1980 tentang Pedoman
Rencana Pengembangan Personel Keuangan TNI AD
(Renbangperskuad) untuk kurun waktu tahun 1979-1983 yang
dihubungkan pula dengan Renstra II TNI AD salah astu bagian dari
Renbangperskuad tersebut mengarah pada pemanatapan personel
atas dasar kebijaksanaan personel Keuangan TNI AD yang
berhubungan dengan persiapan perdonel generasi penerus dengan
pertimbangan:

a) Mengingat terbatasnya sumber personel Keuangan TN


AD sesuai dengan kebutuhan organisasi dan masih perlunya
pemantapan bagi Perwira Keuangan TNI AD generasi muda,
sehingga masih perlu dipertahankan sebagai Perwira
Keuangan TNI AD dari generasi 1945 untuk:
(1) Menjamin terpeliharanya identitas TNI AD
umumnya dan kesinambungan hubungan warga Korps
Keuangan TNI AD pada khususnya;
(2) Mengisi jabatan-jabatan yang belum dapat diisi
oleh Perwira Korps Keuangan TNI AD generasi muda;
(3) Memanfaatkan semaksimal mungkin kemampuan
yang dimiliki Perwira Korps Keuangan TNI AD generasi
1945; dan
(4) Memanfaatkan semaksimal mungkin kemampuan
yang dimiliki Perwira Korps Keuangan TNI AD generasi
1945.
b) Mempertahankan Perwira generasi 1945 perlu adanya
pemisahan usia 53 dengan maksud:
20

(1) Memberikan kesempatan berkembanganya bagi


generasi penerus yang menonjol dalam presatasi, potensi
dan dedikasi; dan
(2) Sebagi sarana seleksi untuk mendapatkan tenaga-
tenaga yang baik.

c) Personel golongan Bintara/Tamtama dipisahkan pada


usia 46 tahun disesuaikan dengan ketentuan dalam pokok-
pokok Renbangperskuad tahun 1979-1983.

d) Penahanan dalam dinas aktif dilakukan dengan cara


selektif dengan dasar The Best Qualyfied Basis. Disamping itu
dalam rangka memelihara dan melestarikan kesinambungan
nilai-nilai TNI 45 khususnya nilai Korps Keuangan TNI AD
untuk mewujudkan serta memilihara moral, tata kehidupan
serta semangat juang prajurit personel Korps Keuangan TNI
AD sebagai landasan sarana dan senjata utama. Dalam
pengabdian warga Korps Keuangan TNI AD perlu adanya
rumusan mental Korps Keungan TNI AD. Yang akan menjadi
pedoman dan landasan kehidupan serta membentuk
kepribadian, membangkitkan semangat pengabdian dan
pengorbanan dalam mengemban tugas warga Korps Keuangan
TNI AD. Maka pada tanggal 21 Januari 1981 Kajankuad
mengeluarkan Surat Perintah Nomor: Sprin/10/I/1981
tentang perintah untuk merumuskan acara-acara dalam
pelaksanaan pembinaan mental melalui Tradisi Korps. Pada
tanggal 27 Januari 1981 Kajankuad mengelurkan Surat
Keputusan Nomor: Skep/02/I/1981 perihal pengesahan
“Buku Tradisi Korps Keuangan TNI AD” yang berisi antara
lain:
(1) Pemupukan jiwa kesatuan;
(2) Peringatan HUT keuangan TNI AD;
(3) Penggabdian yang bersifat monumental;
(4) Kuwera Ria;
(5) Acara penerimaan Warga Korps Keuangan TNI AD;
(6) Penghargaan terhadap prestasi hasil pendidikan
di Pusdikku;
(7) Pertemuan segar;
(8) Penghormatan kepada Perwira Korps Keuangan
TNI AD; dan
(9) Wisuda Purnawira.
Pada tanggal 17 Juni 1982 di Lapangan Upacara
Majankuad diadakan upacara dalam rangka penerimaan 52
Perwira Kowad untuk selanjutnya secara resmi menjadi warga
Korps Keuangan TNI AD. Penerimaan Perwira-Perwira Kowad
oleh Kajankuad berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor:
Skep/103/III/1982 tanggal 22 Maret 1982 tentang pemberian
kecabangan kepada Perwira-Perwira Kowad sebagai Korps
Keuangan TNI AD.
21

Dengan penyematan tanda Corps Keuangan TNI AD oleh Kajankuad


selaku pembina Corps kepada salah seorang perwakilan Pamen Kowad
maka sejak saat itu mereka resmi sebagai keluarga besar Corps
Keuangan TNI AD.

Berdasarkan Surat Keputusan Pangab Nomor:


Kep/08/P/III/1984 tanggal 31 Maret 1984 tentang Pokok-
Pokok Organisasi dan Prosedur TNI AD serta kebijaksanaan
pembangunan kekuatan TNI AD Renstra III tahun 1984-1988
yang mendasar dengan adanya kendali sumber daya dan
mendesaknya kebutuhan dalam usaha penigkatan
kemampuan nyata yang lebih terarah untuk mewujudkan
kekuatan siap TNI AD yang relatif kecil tetapi efektif untuk
menyelesaikan tugas-tugas pokok. Realisasi dari
kebijaksanaan ini diwujudkan dalam bentuk reorganisasi TNI
AD. Reorganisasi/ likuidasi badan-badan Keuangan TNI AD
mulai dilaksanakan berdasarkan Perintah Operasi Kasad
Nomor: Prinops-1 tanggal 22 September 1984. Reoganisasi dan
pemantapan badan-badan keuangan sejauh mungkin
disesuaikan dengan kebutuhan organisasi yang harus
dilayani, sehingga penyampaian hak-hak prajurit berjalan
lancar dan tidak mengalami hambatan.

Reorganisasi badan-badan Keuangan TNI AD sekaligus


merubah sistem pelayanan satuan (Unit Service) diubah
menjadi sistem pelayanan Wilayah (Areal ServiceI). Dalam
rangka pembinaan organisasi badan-badan Keuangan TNI AD
di mana akan terjadi penambahan dan pembubaran suatu
badan keuangan untuk meningkatkan daya guna dan hasil
guna organisasi perlu adanya tata cara pelaksanaan untuk
mengatur:
(1) Penjadwalan reorganisasi/likuidasi badan-badan
Keuangan disesuaikan dengan organisasi badan-badan
lainnya yang dilayani.
(2) Pekas-pekas dimantapkan dengan cara
penggabungan menjadi pelayanan wilayah (Areal service)
dengan bentuk yang lebih sederhana dan mampu
melayani Satker-satker dari tingkat pusat sampai tingkat
wilayah.

(3) Kupus akan melayani Lakpus yang berlokasi di


Jakarta dan Bandung:
22

(a) Kupus I melayani Satker-satker Lakpus di


Jakarta; dan

(b) Kupus II melayani satker-satker lakpus di


Bandung.

(4) Kudam Jayakarta/Pam Ibukota melayani Satker-


satker Jayakarta/Pam Ibukota;

(5) Kudam-kudam melayani Satker Kodam.


Sehubungan dengan itu Kajankuad mengeluarkan
petunjuk pelaksanaan Nomor: Juklak/02/II/1985 taggal 4
Februari 1985 tentang tata cara Likwidasi badan-badan
Keuangan, Kukotama/Lakpus dan Pekas-Pekas di lingkungan
TNI AD. Dilaksanakan secara bertahap dimulai dari badan-
badan yang terkecil disesuiakan atas dasar dan tanggung
jawabnya.

10. Sejarah Panji Keuangan Angkatan Darat.

PUSARA DIREKTORAT KEUANGAN TNI ANGKATAN DARAT

BAGIAN BELAKANG (KIRI) LAMBANG KEUANGAN AD


23

BAGIAN MUKA (KANAN) LAMBANG AD

Setiap Jawatan, Instansi atau satuan kemiliteran memiliki Panji.


Pentingnya Panji dalam satu Satuan antara lain:

a. Merupakan lambang kejayaan dan keluhuran;

b. Merupakan cerminan kinsafan akan kedudukan anggota sebagai


petugas keuangan;

c. Merupakan cerminan atas:


1) Kejujuran;
2) Keluhuran budi pekerti;
3) Keadilan dan kebijaksanaan;
4) Ketertiban kerja dalam berbakti kepada Negara.

d. Merupakan cerminan eratnya Corpsgeest dan L’ esprit de Corps.

Pada tanggal 17 November tersebarlah pamflet-pamflet sayembara Panji


Keuangan Militer yang disebarkan oleh Sub Panitia Panji Militer Angkatan
Darat Kepelosok-pelosok, melalui Perwira Ikuter dan PKM diseluruh Indonesia,
dan sebagai reaksi Inspektorat Keuangan dibanjiri oleh kiriman-kiriman ciptaan
bentuk-bentuk Panji Keuangan Militer. Sayembara ini disambut dengan penuh
kegembiraan oleh segenap warga Keuangan Angkatan Darat.

Sambutan dari keluarga CKU memang memuaskan, dibuktikan dengan


diterimanya berpuluh-puluh ciptaan, karenanya tampak pula kegiatan-kegiatan
dan kesibukan-kesibukan Sub Panitia yang terdiri dari Kapten Cku M.
Soemantri P. sebagai ketua, Kapten Cku Sudarman, Lettu Cku Kiswarto dan
Letda Cku R. P. Kamal sebagai anggota. Naskah-naskah Panji yang diterima itu
dikumpulkan dan dalam rapatnya yang pertama pada tanggal 15
November............. Dari sekian banyak ciptaan-ciptaan itu yang diterima dan
memenuhi syarat-syarat hanya sebanyak 19 (sembilan belas) buah ciptaan yaitu
buah tangan:

a. Peltu Soerodjo - Ikuter V


b. Serma Soeradji - Ikuter IV
c. Lettu Cku S. Hapsoro - PPKum
d. Sersan Soebagiyo - Ikuter V
e. Sdr. I. Soelianto - PKM. 5017
f. Sdr. R. M. Mansur - Ikuter V
24

g. Sdr. A. Rachem - Ikuter V


h. Lettu Cku Suherman - BKKP Bandung
i. Letda Cku B. Sumino - Itku
j. Sersan R. H. Sutjipto - Iku Koanda
k. Lettu Cku R. Widargo - PPKuM
l. Serma Ramelan - PKM 445
m. Sen F. Tariando - Ikudam NT
n. Sdr. S. A. Idie - BKKP
o. Sdr. Irsam - PKM. 417
p. Sdr. R. Soegiardjo - PKM. 417
q. Sdr. B. Moedjiardjo - PKM. 446
r. Sdr. Wirjonosumarjono - PKM. 708
s. Sdr. Moestarie - PKM. 427

Dari sekian banyaknya itu dengan sendirinya harus diadakan penjaringan


lagi dengan jalan pemilihan, sebab dari sekian banyak itu harus dipilih lagi
siapa di antara pencipta-pencipta itu menjadi pemenang 1, 2 dan 3 ciptaan-
ciptaan manakah yang dapat diterima untuk dijadikan bahan penjelmaan Panji
Keuangan itu.

Untuk ini panitia mengadakan lagi rapatnya pada tanggal 15 Januari


1959, yaitu rapat yang kedua. Dalam rapat mana tiap-tiap anggota
mengemukakan pendapatnya mengenai ciptaan itu dari segala segi penilaian.
Setelah mereka kurang lebih selama setengah bulan mempelajarinya, hasil sari
pada pembicaraan ini maka terciptanya delapan yang diterima untuk dimajukan
kepada sidang juri yang terakhir. Ciptaan-ciptaan yang diterima itu adalaha
ciptaan:

a. Serma. Soeradji
b. Lettu Cku S. Hapsoro
c. Sdr. Iksan Soelantio
d. Lettu Cku Suherman
e. Letda Cku B. Sumino
f. Lettu Cku R. Widargo
g. Sdr. S.A. Idie
h. Sdr. Moedjiardjo

Sidang terakhir menentukan pemenang 1, 2 dan 3, untuk pemenang-


pemenang tersebut diambil dari yang 8.

Pada tanggal 21-3-1959 rapat dilakukan lagi dan segenap anggota panitia
mendapatkan waktu kurang lebih 2 bulan untuk mempelajari ciptaan-ciptaan
itu. Setelah melampaui pemandangan, komentar, kritik, tanya jawab satu
dengan yang lainnya, maka diadakan penilaian terhadap ciptaan itu, dan
hasilnya sebagai berikut :

a. Serma. Soeradji mendapatkan 1317 angka


b. Lettu Cku S. Hapsoro mendapatkan 1914 angka
c. Sdr. Iksan Sulantio mendapatkan 1340 angka
d. Lettu Cku Suherman mendapatkan 1443 angka
e. Letda Cku B. Sumino mendapatkan 1840 angka
f. Lettu Cku R. Widargo mendapatkan 1809 angka
g. Sdr. S.A. Idie mendapatkan 1408 angka
h. Sdr. Moedjiardjo mendapatkan 1277 angka

Dengan adanya penilaian tersebut maka keluarlah pemenang-pemenang


sayembara itu adalah :
25

a. Pemenang pertama untuk 1914 angka ciptaan Lets. S. Hapsoro


b. Pemenang kedua untuk 1840 angka ciptaan Letd. B. Sumino
c. Pemenang ketiga untuk 1809 angka ciptaan Lets. R. Widargo

Dan dengan sendirinya ketiga pencipta ini dianggap sebagai tokoh-tokoh


Panji Keuangan Militer, dengan selesainya babak terakhir ini, maka selesailah
sayembara itu. Dalam itu diputuskan juga penentuan naskah bentuk rangka
Panji Keuangan Militer yang di ambil dari tiga ciptaan itu.

Ciptaan dari pemenang pertama dalam hal ini merupakan bentuk ranka
initi dari ke tiga ciptaan itu, dengan kata lain hanya diadakan perubahan
disana-sini dengan ulasan sebagai berikut:

Letnan S Hapsoro
a. Panji.

1) Warna dasar diambil sepenuhnya dari ciptaan pemenang


pertama yaitu hijau;

2) Huruf nama Keuangan Angkatan Darat dan motto Suci-


Bhakti-Karya-Utama di ambil seluruhnya dari pemenang pertama,
sedangkan pita diambil dari pemenang ke tiga;

3) Isi lambang sebelah muka ciptaan pemenang pertama, hanya


lambang padi dan kapas diambil dari pencipta pemenang kedua
sebagai pengganti lambang padi dan kapas yang diciptakan oleh
pemenang; dan

4) Isi lambang sebelah belakang tetap ciptaan pemenang pertama


ditambah dengan penambah bintang kecil ditiap-tiap lukisan yang
ada ditempat sudut.

b. Tunggul.

Diambil seluruhnya dari buah ciptaan pemenang pertama dengan


catatan perbaikan ukiran-ukiran, gambar ukir dan pelaksanaan tehnik
diadakan perubahan dan diserahkan kepada pelukis yang berkepentingan.

Dengan selesainya perumusan ini, berarti pula bahwa sub Panitia


Panji Keuangan Militer telah dapat menjelmakan sebuah naskah Panji
26

Keuangan Angkatan Darat yang akan melambangkan kejayaan dan


kesatuan, mencerminkan adanya I’ esprit de corps yang kuat dan murni
dari segenap anggota CKU. Dengan Berita Acara Nomor 03/BA/59 tanggal
21 Maret 1959 resmilah putusan panitia itu dan telah disahkan oleh Ketua
Panitia Pusat Sejarah Ku Mil Nomor 0003/PPSKM/59 tanggal 31 Mei
1959. Putusan ini telah diajukan juga dalam rapat CKU 1959 yang
berlangsung di Cipayung Bogor, pada tanggal 18 sampai 20 Juni 1959.
Didalam rapat tersebut Panji telah diterima dengan perubahan bahwa
bintang-bintang kecil tanda Corps ditiap sudut sebelah belakang Panji
dihilangkan.

11. Arti dan Makna Lukisan Panji.

a. Kampil.

Semacam kantong untuk tempat menyimpan uang atau barang-


barang berharga, yang dibuat dari kulit binatang, kain tebal, tapas pohon
kelapa dan lain sebagainya. Menurut kepercayaan purba dan menurut
hasil pe-nyelidikan, maka kampil tersebut sejak jaman purbakala telah
dipergunakan orang untuk menyimpan barang, emas, perak, perunggu
dan barang-barang berharga lainnya.Di dalam buku-buku dan patung-
patung (arca) purbakala yang terdapat di Museum-museum, maka
ternyata bahwa BATHARA KUREWA adalah Dewa Keuangan, juga
memegang sebuah kampil guns menyimpan uang dan lain sebagainya.Jadi
jelaslah bahwa kampil adalah tempat untuk me-nyimpan uang dan barang
berharga lainnya, telah digunakan orang sejak purbakala. Disini kampil
dimaksudkan sebagai lambang keuangan.

b. Kalam Bersilang.

Kalam adalah lidi enau yang oleh orang-orang dan petugas


Pemerintah Negara pada jaman purba dipergunakan untuk menulis dan
melukis. Jadi apabila orang-orang Barat pada jaman dahulu
menggunakan bulu angsa untuk menulis atau melukis, maka orang-orang
dan petugas-petugas Pemerintah Negara Indonesia pada jaman dahulu
sebagian besar menggunakan lidi enau yang kemudian dinamakan kalam.
Disini kalam diartikan sebagai lambang tugas-tugas administrasi dan
pengurusan.

c. Bintang. Melambangkan Angkatan Darat.

d. Padi dan Kapas.


Melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan. Jumlah daun
kapas 17, bunga 8 dan padi 45, artinya Hari Proklamasi 17 Agustus 1945.

e. Pita Merah – Putih mengikat tangkai. Melambangkan Ikatan


Nasional.
f. Tulisan SUCI – BHAKTI – KARYA – UTAMA atau disingkat CATUR
BRATA (*) (CATUR = Empat, BRATA = Pedoman baik) yang merupakan
motto dari Corps Keuangan Angkatan Darat, mempunyai makna sebagai
berikut:

1) SUCI berarti bersih, jujur.


2) BHAKTI berarti berbuat sesuatu karena keinsyafan untuk
menetapi kewajiban.
3) KARYA berarti bekerja, berbuat.
4) UTAMA berarti baik.
27

Jadi "CATUR BRATA" atau "EMPAT PEDOMAN BAIK" yang berisi


kejujuran, segala perbuatan selalu didasarkan atas keinsyafan untuk
menepati kewajiban, giat bekerja dan segala sesuatu ditujukan kepada
keutamaan atau kebaikan, adalah sifat yang harus dimiliki oleh setiap
petugas Keuangan Militer di dalam Berbakti dan mengabdi kepada
Angkatan Darat pada khususnya dan Negara dan Bangsa pada umumnya.

g. Tulisan "KEUANGAN ANGKATAN DARAT" guna menegaskan bahwa


Pusara ini adalah "PUSARA KEUANGAN ANGKATAN DARAT".

12. Unsur Pimpinan. Keuangan Angkatan Darat yang lahir dari dorongan
cita-cita bangsa Indonesia yang telah dirintis pada saat perjuangan melawan
penjajah, terus mengalami proses perkembangan terutama dalam proses
kepemimpinan. Proses awal terbentuknya sampai dengan perkembangannya
tidak terlepas dari adanya unsur kepemimpinan seiring berjalannya waktu, alih
generasi merupakan kejadian alami dalam pengabdian pada umumnya. Korps
Keuangan TNI Angkatan Darat telah mengalami pergantian kepemimpinan
melalui sumber daya manusia dan pemantapan personel yang disesuaikan
dengan waktu dan tujuan yang terarah sehingga tugas pokok dapat tercapai.

Generasi korps keuangan TNI AD akan terus berjalan sesuai dengan


perkembangan organisasi satuan dalam rangka membina, membimbing dan
memupuk jiwa Catur Brata yang merupakan landasan kejiwaan agar pada
waktunya generasi berikutnya telah siap dan mantap melanjutkan cita-cita
korps.

Pembinaan kecabangan khususnya di bidang pembinaan personel dan


pembinaan karier terutama penyiapan calon pemimpin kecabangan keuangan
TNI AD yang tanggap, tanggon, trampil dan trengginas, maka langkah
pembinaan personel secara mantap dan terarah terus dilaksanakan agar dapat
menjalankan tugas secara berhasil dan berdaya guna, serta melestarikan
kesinambungan kepeminpinan korps keuangan.

Kepemimpinan Korps Keuangan Angkatan Darat sejak mulai berdirinya


sampai dengan sekarang telah mengalami beberapa kali alih generasi dan
pengantian kepemimpinan seiring dengan perubahan dan tuntutan organisasi
yang terjadi. Ini dapat terlihat dari pejabat-pejabat Dirkuad dari sejak berdirinya
sampai dengan sekarang.

a. Pada tanggal 27 Oktober1945 diresmikan berdirinya Jawatan


Keuangan MTTKR oleh Kepala Staf Umum TKR Letnan Jenderal Oerip
Soemoharjo. Jawatan keuangan MTTKR ini merupakan koordinator dari
kepala-kepala keuangan daerah/divisi yang pada waktu itu seklaigus
diresmikan. di dalam raptnya yang pertama antara jawatan keuangan
MTTKR dengan utusan daerah/divisi, Kepala Staf MTTKR Letnan Jenderal
Oerip Sumoharjo memberikan amanatnya yang di dalam teks resminya
antara lain berbunyi: “Tentara Keamanan Rakyat sebagai suatu organisasi
kemiliteran yang baru saja berusia 22 hari dan masih dalam taraf
perjuangan membebaskan Republik Indonesia dari rongrongan-
rongrongan serdadu-serdadu Inggris dan Belanda sangat memerlukan
adanya suatu administrasi keuangan yang beres dan sempurna.
Kemenangan yang diperileh di medan pertempuran, tidak hanya
tergantung pada kekuatan senjata, melaikan juga sebagian tergantung
pada beresnya administrasi di dalam markas termasuh pula admnistrasi
keuangan”.
28

Pejabat-pejabat Kepala Jawatan Keuangan MTTKR, Kepala Dinas


Administrasi Angkatan Darat (DATAD) dan Kepala Dinas Administrasi
Pusat (DAMPU) dari tahun 1945 s.d. 1950.

1) Jenderal Mayor Arifin Abdurrachman Kajanku MTTKR 1945


s.d. 1946. (Purnawirawan)

2) Letkol Padmo Soewarno Kajanku DPAD/DATAD/


DAMAP 1946 s.d. 1947 (Purnawirawan)

3) Mayor Soewirjo Kajanku DAMAD 1947 s.d. 1948


(Purnawirawan)
4) Kapten Ahmad Djojosoeparmono 1948 s.d. 1949 Letkol (Purn)
5) Mayor R.M Harjono KADAMPU/BKKP 1949 Letkol (Purn)
29

b. Pada tanggal 1 Januari 1950 DAMPU diubah menjadi Dinas


Administrasi Angkatan Darat dengan pejabat Kepala dan Direktur Dinas
Administrasi Militer Angkatan Darat tahun 1950 s.d 1960.

1) Mayor Cku R. Soerjo Wiryohadipoetro. Ka DAMAD 1950.


Letjen TNI (Purn)

2) Mayor Cku Buang Siswodarsono DIRDAMAD 1956 s.d 1960.


Mayjen TNI (Purn)

c. Berdasarkan ketetapan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Np PNTP


10-45 tanggal 15 Agustus 1957 Dinas Administrasi Militer Angkatan Darat
diubah menjadi Inspektorat Keuangan Angkatan Darat dengan pejabatnya
dari tahun 1960 s.d 1964.

1) Kolonel Cku Badarussamsi IRKUAD 1960 s.d 1961. Brigjen


TNI (Purn)
30

2) Letkol Cku R Soemarto IRKUAD/DIRKUAD 1961 s.d 1970.


Mayjen TNI (Purn)

d. Berdasarkan Surat Keputusan Men Pangab Nomor Kep-931/9/1964


tanggal 2-9-1964 Inspektorat Keuangan Angkatan Darat diubah kembali
menjadi Direktorat Keuangan Angkatan Darat dengan pejabatnya dari
tahun 1970 s.d 1972 Kolonel Cku Slamet Harjono Kajanku 1970 s.d
1972. Brigjen TNI (Purn)
31

e. Berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor Kep-255/5/1971


tanggal 1-5-1971 Direktorat Keuangan Angkatan Darat diubah kembali
menjadi Jawatan Keuangan Angkatan Darat dengan pejabat-pejabatnya
dari tahun 1972 s.d 1984.

1) Kolonel Cku Soehanto Kajanku 1972 s.d 1973. Mayjen TNI


(Purn)

2) Brigjen TNI Maskanan Kajanku 1973 s.d 1976. Brigjen TNI


(Purn)

2) Brigjen TNI B Siregar Kajanku 1976 s.d 1977. Brigjen TNI


(Purn)
32

4) Brigjen TNI R. Soemarno Kajanku 1977 s.d 1981. Brigjen TNI


(Purn)

5) Brigjen TNI Hari Kiswarto Kajanku 1981 s.d 1983. Brigjen TNI
(Purn)
33

6) Brigjen TNI S Momon H. Adiputra Kajanku 1983 s.d 1984.


Brigjen TNI (Purn)

f. Berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor Kep-25/V/VIII/1985


tanggal 27-5-1985 mengubah kembali organisasi Jawatan Keuangan
Angkatan Darat menjadi Direktorat Keuangan Angkatan Darat dengan
Pejabat-pejabatnya dari tahun 1985 s.d. sekarang.

1) Brigjen TNI Soetarto Kajanku/Dirkuad 1984 s.d. 1989. Brigjen


TNI (Purn)

2) Brigjen TNI I Made Kerana Dirkuad 1989 s.d. 1993. Brigjen


TNI (Purn)
34

3) Brigjen TNI Suhendri, M, S.E., M.B.A. Dirkuad 1993 s.d. 1995.


Brigjen TNI (Purn)

4) Brigjen TNI Santoso Yuwono, S.E., S.H. Dirkuad 1995 s.d.


1996. Brigjen TNI (Purn)

5) Brigjen TNI Yayat Rochadiyat, M.M.,M.B.A. Dirkuad 1996 s.d.


2000. Brigjen TNI (Purn)
35

6) Brigjen TNI Minwar Hidayat, S.H. Dirkuad 2000 s.d. 2003.


Brigjen TNI (Purn)

7) Brigjen TNI Sumarwoto Dirkuad 2003 s.d 2008. Brigjen TNI


(Purn)

8) Brigjen TNI Hadi Rudito, S.E Dirkuad 2008 s.d. 2010. Brigjen
TNI (Purn)
36

9) Brigjen TNI Bambang Ratmanto, S.T., M.M. Dirkuad 2010 s.d.


2013. Brigjen TNI (Purn)

10) Brigjen TNI Yus Adi Kamrullah, S.E., M.Si. Dirkuad 2013 s.d.
2014.
37

11) Brigjen TNI Teddy Hernayadi, S.E. Dirkuad 2014 s.d 2014.

12) Brigjen TNI Sasongko Hardono, Dirkuad 2014 s.d.


Sekarang.

13. Personel. Perkembangan personel Ditkuad sejak berdiri sampai dengan


sekarang telah mengalami beberapa kali perubahan dalam rangka mengimbangi
tuntutan organisasi dan pemenuhan personel sesuai TOP/DSPP yang telah
disempurnakan. Kekurangan tenaga personel khususnya perwira keuangan TNI
Angkatan Darat terjadi periode tahun 1945 sampai dengan tahun 1964 karena
pada tahun 1964 tersebut baru ada penerimaan perwira keuangan.

a. Periode Jawatan Keuangan MTTKR, Dinas Administrasi Militer


Angkatan Perang, Dinas Administrasi Angkatan Darat, Dinas Administrasi
Militer Pusat tahun 1945 sampai dengan 1950 tidak terdapat data jumlah
personel korps keuangan Angkatan Darat pada masa itu.

b. Periode Dinas Administrasi Angkatan Darat tahun 1950 sampai


dengan 1960 tidak diketemukan data jumlah personel korps keuangan
pada masa itu.

c. Periode Inspektorat Keuangan Angkatan Darat dari tahun 1970


sampai dengan 1972 tidak ditemukan data jumlah personel korps
keuangan pada masa itu. Namun pada masa itu terjadi kekurangan
personel keuangan Angkatan Darat oleh karenanya berdasarkan Surat
Danpusku Kobangdiklat AD Nomor Skep 040/A/1973 tanggal 27-6-1973
38

tentang pola dasar karier korps keuangan TNI AD untuk melaksanakan


pembinaan personel korps keuangan Angkatan Darat dalam rangka
mengisi kekurangan personel khususnya perwira keuangan, namun
pembinaan tersebut belum berhasil mendidik tenaga-tenaga perwira
keuangan yang disiapkan sebagai calon-calon pejabat terutama calon
pimpinan sesuai dengan kebutuhan organisasi maka pada tahun 1978
sampai dengan 1980 terjadi kesenjangan kekurangan pimpinan di
lingkungan korps keuangan Angkatan Darat, maka diambil kebijaksanaan
untuk memenuhi kekurangan personel tersebut dengan dikeluarkannya
Surat Telegram Kasad Nomor : ST/41/1975 tanggal 10-1-1975 tentang
pengalihan beberapa personel Perwira Menengah di lingkungan Angkatan
Darat masuk kedalam kecabangan keuangan antara lain :

1) Korps Kavaleri sebanyak 6 (enam) Pamen.


2) Korps Zeni sebanyak 4 (empat) Pamen.
3) Korps Perhubungan 5 (lima) Pamen.

Usaha dalam rangka peningkatan pembinaan baik personel maupun


sarana dan prasarana terus mendapat perhatian dari organisasi maka
pada tanggal 17 Juni 1982 diadakan penerimaan 52 Perwira Korps Wanita
Angkatan Darat (KOWAD) untuk menjadi Warga Korps Keuangan TNI
Angkatan Darat.

d. Periode Direktorat Keuangan Angkatan Darat dari tahun 1972


sampai dengan 1984 tidak ada data yang valid mengenai jumlah personel
korps keuangan Angkatan Darat pada periode tersebut.

e. Periode Jawatan Keuangan Angkatan Darat dari tahun 1972 sampai


dengan 1984 tidak terdapat data yang valid jumlah personel keuangan
Angkatan Darat pada periode tersebut.

f. Periode Direktorat Keuangan Angkatan Darat dari tahun 1984


sampai dengan sekarang jumlah peronel Ditkuad sesuai DSPP 382 dengan
komposisi 176 Militer dan 206 PNS, sedangkan kondisi nyata anggota
Maditkuad berjumlah 350 dengan perincian 196 Militer dan 154 PNS
sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk personel militer dapat
dipenuhi 100% sedangkan untuk personel PNS terpenuhi 74%.
kekurangannya sekitar 26% sehingga masih ada jabatan yang tidak terisi
personelnya.

Direktorat Keuangan berusaha untuk memenuhi kebutuhan personelnya


melalui rekrutmen dan pengadaan yang dilaksanakan oleh TNI Angkatan Darat
serta menempatkan personel untuk satuan-satuan dibawahnya berdasarkan
prinsip tour of duty and tour of area hal ini diharapkan dapat memenuhi
pemerataan personel walaupun pada kenyataannya masih terdapat kendala
dalam pemenuhan pemerataan Personel ini.

14. Organisasi. Untuk melengkapi organisasi bagian keuangan maka pada


tanggal 27 Oktober 1945 dapat menyelesaikan susunan bagian keuangan pusat
dan daerah. Jawatan Keuangan MTTKR sekaligus merupakan badan keuangan
tertinggi di tingkat pusat yang merupakan koordinator badan keuangan di
tingkat satuan.

Organisasi Jawatan Keuangan (Janku MTTKR) termasuk jawatan yang


berkedudukan langsung dibawah Kepala Sfaf Umum MTTKR dengan membawai
tiga bagian seperti Struktur Organisasi JANKU MTTKR.
39

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI KAJANKU

K.S.U
MTTKR

KAJANKU

BAG BAG BAG


KEUANGAN PERLENGKAPAN USAHA

Dengan dipimpin oleh Kajanku MTTKR Jendral Mayor Arifin


Abdurrachman mengadakan rapat dalam rangka mempersatukan bagian-bagian
keuangan yang berkedudukan di daerah-daerah seperti :

a. Jawa Barat.
b. Jawa Tengah.
c. Jawa Timur.

Pada tanggal 1 Januari 1950 merupakan tanggal titik tolak untuk


melanjutkan DAMAD sebagai penjelasan organisasi baru tingkat pusat dari
jawatan keuangan MTTKR, dan di tiap-tiap daerah Militer/Gubernur Militer.
Dengan segala kemampuan Kepala DAMAD bersama perwira keuangan yang ada
pada saat itu, dapat membentuk serta menyusun organisasi DAMAD yang
disesuaikan dengan kondisi dan situasi.

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DAMAD


KEPALA DAMAD
WAKIL
WAKIL

BAG BAG BAG BAG


KOMPATI BEGROTINGS ANGGARA UMUM
BILITER BOEKHOUDIN N
G
Dan di tiap-tiap daerah dibentuk Dinas Administrasi Daerah Militer Antara
Lain :
a. Dinas Administrasi Militer I Medan meliputi Sumatera Utara dan
Aceh.
b. Dinas Administrasi Militer II Palembang meliputi Sumatra Utara,
Bangka Bilitung dan Riau.
c. Dinas Administrasi Militer III Bandung meliputi seluruh Daerah
Jawa Barat.
d. Dinas Administrasi Militer IV Semarang meliputi seluruh Daerah Jawa
Tengah.
40

e. Dinas Administrasi Militer V Malang meliputi seluruh Daerah Jawa


Timur.
f. Dinas Administrasi Militer VI Banjarmasin meliputi seluruh Daerah
Kalimantan.
g. Dinas Administrasi Militer VII Makasar meliputi seluruh Daerah NTT.

Sejalan dengan perubahan organisasi Angkatan Darat Republik Indonesia


yaitu sebagai Tentara Nasional, Tentara Revolusioner dan Tentara Kemerdekaan
Berdasarkan Instruksi Kepala Staf Angkatan Darat Nomor:62/KSAD/Instr/50
sebutan Gubernur Daerah Militer diganti dengan Sebutan Panglima Tentara &
Territorium dan Dinas Administrasi Militer Daerah diganti dengan Perwira
Administrasi Tentara & Territorium.

Pada tanggal 26 Oktober 1957 DAMAD (Dinas Administrasi Militer


Angkatan Darat) diganti menjadi ITKUAD (Inspektur Keuangan Angkatan Darat)
dengan pimpinan disebut Inspektur pada waktu itu di jabat oleh Letnan Kolonel
Buang Siswodarsono.

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI ITKUAD

IRKU
WAIRKU

A-I IRKU A–II IRKU

SEKERTARIAD PA.U.DALAM
ITKU ITKUAD

BAG
BEGROTINGS
BOEKHOUDING

DINAS DINAS DINAS DINAS DINAS


VERIFIKASI PEMERIKSAAN ORGANISASI ADMINISTRASI PENGENDALIAN
PENGAWASAN KEUANGAN KEUANGAN

Sedangkan sebutan Perwira Administrasi Militer Tentara & Teritorium


diubah menjadi Perwira Inspeksi Keuangan Teritorium (PA IKUTER).

Sementara itu berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat


Nomor : 952/10/1959 tanggal 24 Oktober 1954 Wilayah Indonesia dibagi
menjadi wilayah kekuasaan Kodam dan PA IKUTER diganti menjadi I KUDAM
yang di jabat oleh PA I KUDAM adapun I KUDAM – I KUDAM terdiri dari :

a. I KUDAM I / Iskandar Muda


b. I KUDAM II / Bukit Barisan
c. I KUDAM III / 17 Agustus
d. I KUDAM IV / Sriwijaya
e. I KUDAM V / Jayakarta
41

f. I KUDAM VI / Siliwangi
g. I KUDAM VII / Diponegoro
h. I KUDAM VIII / Brawijaya
i. I KUDAM X / Mulawarman
j. I KUDAM XI / Tanjung Bungai
k. I KUDAM XI / Lambung Mangkurat
l. I Kudam XII / Tanjungpura
m. I KUDAM XIII / Merdeka
n. I KUDAM XIV / Hasanudin
o. I KUDAM XV / Pattimura
p. I KUDAM XVI / Udayana
q. I KUDAM XVII / Cenderawasih

Berdasarkan Surat Kepusan Men Pangab Nomor: Kep-931/9/1964 tanggal


2 September 1964 Organisasi ITKUAD diganti menjadi DITKUAD ditetapkan
dengan Surat Keputusan Nomor: TAP 10-45 dengan Struktur Organisasi Ditkuad
sebagai berikut :

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DITKUAD

DIRKUAD
WADIRKUAD

AS I DIR AS II DIR AS III DIR


DAYA GUNA DAN
PERENCANA DAN PENINDAKAN PENGAWASAN
PENGEMBANGAN

SEKDITKUAD DENMA DITKUAD

Dan dengan berubahnya ITKUAD menjadi DITKUAD


BAGORDIK maka Keuangan di
BAG MIN PERS
LOK
Daerah I Kudam diubah menjadi Kudam dengan pejabatnya disebut Pa Kudam
meliputi :

a. Pa Kudam I / Iskandar Muda


b. Pa Kudam II / Bukit Barisan
DINAS c. Pa DINAS
Kudam III / 17 Agustus
DINAS DINAS DINAS
d. Pa Kudam IV / Sriwijaya
VERIFIKASI PEMERIKSAAN ORGANISASI ADMINISTRASI PENGENDALIAN
e. Pa Kudam
PENGAWASAN V / Jayakarta
DAN PERSONEL KEUANGAN KEUANGAN
f. Pa Kudam VI / Siliwangi
g. Pa Kudam VII / Diponegoro
h. Pa Kudam VIII / Brawijaya
i. Pa Kudam IX / Mulawarman
j. Pa Kudam X / Tanjung Bungai
INBANKU PUSDIKKU
42

k. Pa Kudam XI / Lambung Mangkurat


l. Pa Kudam XII / Tanjungpura
m. Pa Kudam XIII / Merdeka
n. Pa Kudam XIV / Hasanudin
o. Pa Kudam XV / Pattimura
p. Pa Kudam XVI / Udayana
q. Pa Kudam XVII / Cenderawasih

Dari masa ke masa organisasi selalu ditinjau kembali disesuaikan dengan


perkembangan negara dan bangsa Indonesia. TNI Angkatan Darat berkembang
menyesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan jaman, maka pada tanggal 13
April 1970 diadakan reorganisasi ABRI sesuai dengan Surat Keputusan
Menhankam/Pangab Nomor: Kep/A/157/IV/1970 tentang Pokok Organisasi dan
Prosedur Kerja Angkatan Darat.

Dalam menghadapi segala kemungkinan tersebut maka Dirkuad


membentuk Panitia Perumus Konsepsi Organisasi Keuangan Angkatan Darat
yang akan merumuskan struktur organisasi dan tugas Ditkuad dan sesuai Skep
Kasad Nomor Kep 752/XII/1970 tanggal 26 Desember 1970 Ditkuad diubah
kembali menjadi Jankuad.

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI JANKUAD

KEPALA
WAKIL KEPALA

POK BAN
PRI

SWAS SDAK
SREN SBINCA
B DENMA
SET
PEKAS

Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor Kep/41/VI/1979


beserta perubahannya dengan Surat Keputusan Nomor: Kep/41a/VI/1979
tanggal 3-12-1979 tentang keputusan pengesahan DSPP Ku Kotama/Lakpus
sekaligus penetapan perubahan sebutan Pimpinan Kukotama/Lakpus dari Pa
Kudam/Kupus menjadi Kepala (Ka Kudam/Lakpus) terdiri dari :
a. Ka Kudam I / Iskandar Muda
b. Ka Kudam II / Bukit Barisan
c. Ka Kudam III / 17 Agustus
d. Ka Kudam IV / Sriwijaya
e. Ka Kudam V / Jayakarta
f. Ka Kudam VI / Siliwangi
g. Ka Kudam VII / Diponegoro
h. Ka Kudam VIII / Brawijaya
i. Ka Kudam X / Mulawarman
j. Ka Kudam XI / Lambung Mangkurat
k. Ka Kudam XII / Tanjungpura
43

l. Ka Kudam XIII / Merdeka


m. Ka Kudam XIV / Hasanudin
n. Ka Kudam XV / Pattimura
o. Ka Kudam XVI / Udayana
p. Ka Kudam XVII / Cendrawasih
q. Kakukostrad.
r. Kakukobangdiklatad.
s. Kakupus Jankuad.

Reorganisasi dan pemantapan badan-badan keuangan sejauh mungkin


disesuaikan dengan kebutuhan organisasi yang harus dilayani, sehingga tugas
pokok dapat diselesaikan dengan baik untuk mengantisipasi perkembangan dan
perubahan yang terjadi maka berdasarkan Surat Keputusan Nomor
Kep/25/V/1985 tanggal 27 Mei 1985 organisasi Jankuad diubah kembali
menjadi Ditkuad dengan struktur organisasi sebagai berikut :

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DITKUAD

DIR

WADIR
SPRI

SETDIT

SUBDIT SUBDIT SUBDIT SUBDIT SUBDIT


BINCAB GARBIA BUKKU DALKU COKLIT

KUPUS I PUSDIKKU
KUPUS II

Reorganisasi badan-badan keuangan Angkatan Darat dengan perubahan


layanan dari satuan service menjadi pelayanan wilayah dengan bentuk yang
lebih sederhana dan mampu melayani satker-satker dari tingkat pusat dan
wilayah antara lain :
a. Kupus I melayani satker-satker Lakpus yang beralokasi di Jakarta.
b. Kupus II melayani satker-satker Lakpus beralokasi di Bandung.
c. Kudam melayani satker-satker di jajaran Kodam masing masing.
d. Ku Kostrad melayani satker-satker di jajaran Kostrad.
Dengan jumlah Pekas sebanyak 127 pekas terdiri dari :
a. Pekas tingkat I : 24 Pekas.
b. Pekas tingkat II : 57 Pekas.
c. Pekas tingkat III : 37 Pekas.
d. Pekas tingkat IV : 9 Pekas.

Pada tahun 1996 dibentuk satu Ku Kotama baru yaitu Ku Kopassus yang
mebawahi 3 Pekas tingkat II yang berkedudukan di Mako Kopassus Grup 1
Serang dan Grup 2 Solo.

Setelah beberapa kali mengalami perubahan organisasi dan perubahan


nama sejak berdiri sampai dengan sekarang Ditkuad juga terus melakukan
44

validasi dalam rangka penyempurnaan fungsi dan tugas pokok oleh karenanya
Ditkuad telah melaksanakan dua kali validasi orgas pada tahun 2001 sesuai
dengan Surat Keputusan Kasad Nomor Kep/3/III/2001 tanggal 6 Maret 2001
tentang Organisasi dan Tugas Direktorat Keuangan Angkatan Darat dan pada
tahun 2004 sesuai dengan Keputusan Kasad Nomor: Kep/17/II/2004 tanggal 10
Pebruari 2004 tentang Organisasi dan Tugas Direktorat Keuangan Angkatan
Darat.

SRUKTUR ORGANISASI DITKUAD


BERDASARKAN ESELON DAN JABATAN

DIRKUAD
WADIRKUAD

Eselon Pimpinan
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Eselon Pembantu
Pimpinan

IR

SUBDIT SUBDIT SUBDIT SUBDIT SUBDIT


BINCAB GARBIA BUKKU DALKU COKLIT

Eselon Pelayan

SES INFOLAHTA

KUPUS Eselon Pelaksana

Dengan Orgas Ditkuad tahun 2004 maka Ditkuad membawahi 17


Kukotama/ Lakpus dengan jumlah Pekas sebanyak 130 Pekas kemudian dengan
terjadinya perubahan Kotama dan pemekaran Kotama yang terjadi di Kostrad
maka pada tahun 2009 ditetapkan berdirinya Pekas baru di jajaran Kukostrad
sebanyak 1 Pekas tingkat III. Kemudian dengan terbentuknya Kodam baru yaitu
Kodam XII/Tanjungpura maka Pekas yang berada di jajaran Kodam
VI/Mulawarman sebagian dilikuidasi masuk ke Pekas jajaran Kodam XII/
Tanjungpura.

STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTORAT KEUANGAN ANGKATAN DARAT TAHUN 2013
(BERDASARKAN ESELON DAN JABATAN)

DIRKUAD

WADIRKUAD
Eselon Pimpinan

Eselon Pembantu Pimpinan


45

KASUBDIT KASUBDIT KASUBDIT KASUBDIT KASUBDIT


BINCAB LAKBIA AKUNTANSI DALKU BANKU

IRDITKUAD KASUBDIT
BINDIKLAT
Eselon Pelayanan

SES
KA INFOLAHTA

Eselon Pelaksana

KAKUPUS

15. Pembentukan serta Peningkatan Status dan Perubahan Kedudukan


Pekas di Lingkungan TNI AD.
Penetapan pembentukan serta peningkatan status dan mengubah
kedudukan Pekas di lingkungan TNI AD sesuai Peraturan Kepala Staf Angkatan
Darat Nomor : Perkasad/16/IX/2012 sebagai berikut:
a. Kodam I/BB. Meningkatkan status Pekas Gabrah 8
NA.2.03.08 dari Tingkat IV menjadi Tingkat II dan memindahkan
kedudukan dari Makodim 0315/Kepri ke Makorem-033/WP di Tanjung
Pinang.
b. Kodam II/Swj. Meningkatkan status Pekas Gabrah 16 NA 2.04.08
dari Tingkat IV menjadi Tingkat II dan memindahkan kedudukan dari
Makodim-0413/Bangka ke Makorem-045/Gaja di Pangkal Pinang.
c. Kodam XVI/Ptm.
1) Membentuk Pekas Tingkat II yang berkedudukan di Makodam
XVI/Ptm dan Pekas Tingkat III yang berkedudukan di Makodim
1506/Namlea.
2) Meningkatkan status Pekas Gabrah 79 NA.2.11.02 yang
berkedudukan di Makorem-152/Babullah dari Tingkat III menjadi
Tingkat II.
3) Memindahkan kedudukan Pekas Gabrah 78 NA.2.11.01 dari
Makodam ke Makudam XVI/Ptm.
d. Kodam Jaya.
46

1) Meningkatkan status Pekas Gabrah 93 NA. 2.11.01 dari


Tingkat III menjadi Tingkat II dan memindahkan kedudukan dari
Mayonif-202/TM di Bekasi ke Makorem-015/Wijayakarta di Bekasi.
2) Meningkatkan status Pekas Gabrah 94 NA 2.13.07 dari
Tingkat III menjadi Tingkat II dan memindahkan kedudukan dari
Mayonif-203/AK di Tangerang ke Makorem-052/Wijayakrama di
Tangerang.

STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTORAT KEUANGAN ANGKATAN DARAT
NOMOR 7 TAHUN 2017
(BERDASARKAN ESELON DAN JABATAN)

DIREKTUR
WAKIL DIREKTUR

Eselon Pimpinan
Eselon Pembantu Pimpinan

KASUBDIT KASUBDIT KASUBDIT KASUBDIT IR


BINCAB LAKBIA DALKU BANNISKU

KASUBDIT KASUBDIT KASUBDIT KASUBDIT UM


BINDIKLAT AKUNTANSI COKLIT

Eselon Pelayanan

KAINFOLAHTA KABAG URDAL

Eselon Pelaksanaan

KAKUPUS

16. Pembentukan serta Peningkatan Status dan Perubahan Kedudukan


Paku di Lingkungan TNI AD.

Dalam rangka Penyempurnaan Organisasi dan Tugas Keuangan di


lingkungan Angkatan Darat sesuai dengan:
a. Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor 7 Tahun 2017
tentang Organisasi dan Tugas Direktorat.

b. Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor 89 Tahun 2014


tentang Organisasi dan Tugas Keuangan Satuan Kerja Tingkat I.
c. Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor 90 Tahun 2014
tentang Organisasi dan Tugas Keuangan Satuan Kerja Tingkat II.
47

d. Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor 91 Tahun 2014


tentang Organisasi dan Tugas Keuangan Satuan Kerja Tingkat III.
e. Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor 92 Tahun 2014
tentang Organisasi dan Tugas Keuangan Satuan Kerja Tingkat IV.
f. Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor 66 Tahun 2016
tentang Pembentukan Ku Satker Dalam Rangka Pemenuhan Organisasi
Kodam XIII/Mdk, Kodam XVII/Ksr, Dislaikad dan 20 Rumkit Jajaran TNI
AD.

Dengan Keputusan-Keputusan Kasad tersebut maka Ditkuad membawahi


19 Kukotama/Lakpus dengan jumlah Paku sebanyak 231 Paku di lingkungan
keuangan Angkatan Darat termasuk pembentukan dua Kodam baru yaitu
Kodam XIII/Mdk dan Kodam XVIII/Ksr dan pembentukan 20 Paku Rumkit (Tk
II, III & IV). Serta adanya rencana pembentukan Divif 3 Kostrad di wilayah Papua
dan Brigif di wilayah Kodam IM sehingga akan diikuti dengan pembentukan
Paku Satker II, III dan IV.

BAB IV
DHARMA BAKTI KEUANGAN

17. Umum. Dalam sejarah perkembangannya, kecabangan Keuangan TNI AD


di Indonesia, telah tercatat dalam berbagai operasi baik OMP maupun OMSP
dalam rangka perjuangan menegakkan Proklamasi sejak tahun 1945 sampai
dengan sekarang.

18. Tugas Operasi Untuk Perang (OMP). Sesuai dengan Doktrin Kartika Eka
Paksi bahwa yang dimaksud dengan operasi militer untuk perang adalah operasi
militer tempur terhadap ancaman dari negara lain. Sejak kemerdekaan sampai
dengan sekarang Negara Republik Indonesia belum pernah melaksanakan
Operasi Militer Perang (OMP) maka secara tidak langsung Korps keuangan
belum pernah melaksanakan Operasi Militer untuk Perang.

19. Tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Operasi yang dilaksanakan
untuk mengatasi gerakan separatis bersenjata, pemberontakan bersenjata, aksi
terorisme, pengamanan wilayah perbatasan, pengamanan obyek vital, ikut
melaksanakan perdamaian dunia dan mengamankan Presiden dan Wakil
Presiden. Operasi tersebut pernah dilaksanakan oleh Korps Keuangan Angkatan
Darat antara lain:

a. Operasi Selain Perang Dalam Negeri.

1) Operasi Seroja Timor-Timur.


2) Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh.
3) Operasi Pemulihan Keamanan di Maluku.
4) Operasi Pengamanan Perbatasan.
5) Satgas Kolakops Tinombala 2015.
6) Satgas Kolakops Tinombala 2016.
7) Satgas Kolakops Tinombala 2017.

Personel Keuangan Angkatan Darat yang terlibat dalam penugasan


tersebut tergabung sebagai Koops serta ada juga personel yang langsung
terlibat dalam satuan tempur.
48

b. Operasi Perdamaian Dunia. Satuan Direktorat Keuangan Angkatan


Darat ikut melaksanakan tugas internasional dengan menyertakan
peronel-personel Ditkuad yang tergabung dalam kontingen pasukan
perdamaian dunia sebagai Pa pekas Operasi dan sebagai Military Officer
antara lain :

1) Kontingen Garuda I Mesir 1956.


2) Kontingen Garuda VII Vietnam 1974.
3) Kontingen Garuda VIII Mesir 1977.
4) Kontingen Garuda XII Kamboja 1984.
5) Kontingen Garuda XIII Croatia 1995.
6) Kontingen Garuda XIV Slovenia Timur 1995.
7) Kontingen Garuda XVII Bosnia 1996.
8) Kontingen Garuda XXD Kongo2007.
9) UNIFIL Libanon 2008.
10) UNMIS Sudan 2010.
11) Satgas TNI Konga Unifil Lebanon TA 2013.
12) Satgas TNI Konga Unifil Lebanon TA 2014.
13) Satgas TNI Konga Unifil Lebanon TA 2015.
14) Satgas TNI Konga Unifil Lebanon TA 2016.
15) Satgas Force Protection Company (FPC) TNI Konga XXVI-
12/UNIFIL TA 2016.
16) Satgas Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-L/UNIFIL Lebanon
TA 2016.

20. Personel Kecabangan Keuangan Berprestasi. Korps Keuangan banyak


menyumbangkan personel yang berprestasi di jajaran TNI Angkatan Darat,
sehingga menggambarkan fungsi organik militer di satuan keuangan berjalan
dengan baik, antara lain :

a) Serda (K) Archia Febra Novera atlet Renang, prestasi yang diperoleh:

1) Juara II 50M Gaya Kupu-Kupu P1 Senior Krapsi Cup Tahun


2015;
2) Juara II 50M Gaya Punggung P1 Senior Krapsi Cup Tahun
2015;
3) Juara III 100M Gaya Punggung P1 Senior Krapsi Cup Tahun
2015; dan
4) Juara I 2000 M Gaya Bebas Piala Panglima Tahun 2017.

b) Serda Yulianus Riyanto Bae atlet Taekwondo, prestasi yang di


peroleh:

1) Juara I Kejurda Taekwondo Sumsel Tahun 2016 Kelas Kiorigi;


dan
2) Juara II Kejurda Taekwondo Sumsel Tahun 2016 Kelas POM
C;

c) Sertu (K) Nova Susilawati atlet Yongmodo, prestasi yang di peroleh:

- Juara III PON Ke-XIX Jawa Barat Tahun 2016.

d) Sertu (K) Ratih Minarti atlet Yongmodo, prestasi yang di peroleh:

- Juara I Kelas dibawah 60 Kg Putri Turnamen Kasad Cup


Tahun 2014.

e) Serda (K) Nurul Fajri atlet Yongmodo, prestasi yang di peroleh:


49

1) Juara III Komite Putri 65 Kg Piala Kasad Yongmodo Cup IV di


Kalimantan Timur Tahun 2014; dan
2) Juara I Komite Putri 65 Piala Kasad Yongmodo Cup V di Jawa
Timur Tahun 2015.

f) Serda (K) Anisa Dwi Febriayanti atlet Yongmodo, prestasi yang di


peroleh:
- Juara I Yongmodo Cup Piala Kasad di Sumut Tahun 2016.

g) Sertu (K) Sri Rahayu Lubis atlet Muaythai prestasi yang di peroleh:
- Juara I Kejurnas Muaythai Indonesia ke II Piala Kasad, Kapolri
Kelas 51 Kg dan Kemenpora Cup Kelas 51 Kg di Jakarta Tahun
2014Juara III Komite Putri 65 Kg Piala Kasad Yongmodo Cup IV di
Kalimantan Timur Tahun 2014.

h) Serda (K) Andi Rahmawati R atlet Muaythai prestasi yang di


peroleh:

- Juara II Kejurnas Muaythai Indonesia ke II Piala Kasad,


Kapolri Kelas 51 Kg dan Kemenpora Cup Kelas 51 Kg di Jakarta
Tahun 2014.

i) Serda (K) Dini Asmawati atlet Karate, prestasi yang di peroleh:

- Juara III Kejuaraan Karate Piala Panglima TNI Ke III Komite-55


Kg Putri Tahun 2015.

j) Sertu (K) Faradilla Dora Bezen atlet Karate, prestasi yang di peroleh:

1) Juara I Kata Beregu Putri Piala Panglima TNI Tahun 2016


Juara II 50M Gaya Kupu-Kupu P1 Senior Krapsi Cup Tahun 2015;
2) Juara I Kumite Beregu Putri Paila Panglima TNI Tahun 2016;
dan
3) Juara II Komite Perorangan Putri Kelas 61 Kg Piala Panglima
TNI Tahun 2016.

k) Serda (K) Henna Rosdiana atlet Menembak, prestasi yang di


peroleh:

- Juara I lomba menembak Piala Kasad Cup Tahun 2016.

l) Serka (K) Sugiyarti atlet Menembak, prestasi yang di peroleh:


RAHASIA
1) Juara I Menembak Perorangan
49 Stage II Panglima Cup Tahun
2016;
2) Juara I Menembak Tim Overall Panglima Cup Tahun 2016;
dan
3) Juara III Menembak Perorangan Overall Panglima Cup Tahun
2016.

m) Serda (K) Aliffiah Mutiara Pratiwi atlet Menembak, prestasi yang di


peroleh:
1) Juara I Tembak Pistol Putri Stage I Tim Kasad Cup Tahun
2015;
50

2) Juara II Tembak Pistol Putri Stage II Tim Kasad Cup Tahun


2015; dan
3) Juara III Tembak Pistol Putri Stage II Tim Kasad Cup Tahun
2015.

n) Serda (K) Istiqomah Eka atlet Menembak, prestasi yang di peroleh:

1) Juara I Tim Menembak Panglima Cup Stage I TA 2015;


2) Juara I Tim Menembak Panglima Cup Stage II TA 2015; dan
3) Juara III Individu Match II Kasad Cup TA 2016.

o) Sertu (K) Inggar Puspita Rini atlet Menembak, prestasi yang di


peroleh:

1) Juara II Stage II Beregu Piala Kasad Tahun 2015; dan


2) Juara III Stage Perorangan Piala Kasad Tahun 2015.

BAB VI
PENUTUP

22. Penutup. Demikian Naskah Sekolah ini disusun untuk dapat digunakan
sebagai bahan ajaran bagi Gadik dan Siswa Perwira Keeuangan TNI AD dalam
rangka proses belajar mengajar di Lembaga Pendidikan.

Direktur Keuangan TNI AD,

Tony Suherman, S.Sos., C.Fr.A.


Brigadir Jenderal TNI

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai