Anda di halaman 1dari 36
| KEGIATAN BELAIAR I a | “PENCEGAHAN INFEKS! _ Jujuan Pembelojaran Umum etelah mengikuti pembelajaran laboratorium ini, Saudara mahasiswa dibarapkan nampa melakukan keterampitan datam pencezahan infeks\ ‘Tujuan Pembetojaran Khusus Setelah mengikuti pembelajaran Iaboratorium ini, Saudara mehasiswa diharapkan mampu melakukan: 1, Mencuci tangan dengan benar 2, Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) 3, Pemrosesan alt. 4, Penanganan Sampah Pokok-pokok Materi ‘A. Transmisi Kuman B. Teknik Isolasi C. Mencuei Tangan D. Teknik Aseptik dan Antiseptik FE. Pemrosesan Alat Penanganan Sampah A. Transmisi Kuman Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat paling membahayakan inane. Organisme penginfeksi, atau patogen, mengeunakan sarana yang dimiliki mang untuk depat memperbanyak diri, yang akhirnya akan merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal nang dan dapat berakibar pada luka kronik, gangrene, kebilangan organ tubub, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen dikategorikan sebagai organisme mikroskopik, _walaupun sebenarnya definisinya iebih luas, mencakup bakteri, parasit, fungi, virus, prion, dan viroid. ¢ peor | | | Gambat 1, Mekanisme Terjadinya Infeksi Prinsip Pencegahan Infeksi 1. Setiap orang (ibu, bayi baru Tahir, penolong persalinan) harus dianggap dapat menularkan penyakit karena infeksi yang terjadi bersifat asimptomatik (tanpa gejala). 2. Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi. 3, Permukaan tempat pemeriksaan, peralatan dan benda-benda Iain yang akan dan telah bersentuhan dengan kulit tak utuh, selaput mukosa, atau darah harus dianggap terkontaminasi sehingga setelah selesai digunakan harus dilakukan proses pencegahan infeksi secara benar. 4, Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya telah diproses dengan benar, harus dianggap telah terkontaminasi 5. Risiko infeksi tidak dihilangkan secara total tetapi dapat dikurangi hingga sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan-tindakan pencegahan infeksi yang tepat Pengertian Trasmisi Kuman 1. Transmisi ‘Transmmisi berasal dari kata trunsmition yang berarti pengiriman atau pergerakan 2. Kuman Kuman (bakteri) adalah makhluk hidup yang memiliki ukuran 1-2 mikron (1 mikron = sepersejuta meter). Ukuran kuman yang sangat kecil, tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Kuman terdapat dimana-mana: di udara, air, tanah, tanaman don hewan bahkan pada makanan yang kite makan. Sebagian besar kuman yang eda di alam, tidak berbahaya bagi manusia dan beberapa diantaranya bahkan bermanfaat bagi manusia, Contohnya, beberapa jenis kuman digunaken untuk membuet produk makanan seperti yoghurt, keju, tempe, dan beberapa kuman baik membantu menjaga kesehatan organ pencernaan manusia. Ada pula kuman yang menyebabkan efek merugikan. Di dalam makanan, kita mengenal kurnar pembusuk dan kuman penyebab penyakit (kuman patogen). Kuman pembusuk mungkin tidak menyebaban kita menjadi sabit, tetapi perumbuban mereka pada makanan akan menyebabkan Kerusakan pada makanan (misalnya terbentuk lendir, perubaban bau, wama dan rasa) schingga makanan menjadi tidak layak lagi untuk dikonsumsi. Kuman patogen merupakan penyebab terjadinya keracunan makanan. Kuman patogen tidak selalu menyebabkan perubahan penampakan, bau, wama afaupun rasa makanan, schingga kita tidak mungkin menilai suatu makanan terkontaminasi cman patogen dengan mencium, melihat atau merasakennya, Safu-satunya cara untuk melindungi iri dari kuman tersebut dengan menerapkan_prinsip-prinsip sanitasi dan penanganan makanan yang baik. Kuman adalah organisme kecil seperti virus, bakteri, jamur, protozoa mikroskopik jahat yang dapat menyebabkan suatu penyakit alau gangguan Kesehatan. Kuman bisa mengakibatkan penydkit atau gangguan Kesehatan ringan maupun berat pada tubuh orgenisme inangnya seperti manusia, hewan dan sebagainy Kuman pada umumnya tidak dapat terlihat dengan mata telanjang namun ada di mana-mana, Mungkin kita tidak sadar bahwa pada tubuh manusia terdapat banyak sekali kuman yang dapat menyebabkan penyakit atau gangguang kesehatan. Di dalam mulut, di daerah lipatan tubuh, di rongga hidung, di kulit dan Iain-lain terdapat kuman yang siap meayerang kita jika kekebalan tubuh kita sedang lemah. Kuman juga ada pada benda seperti handphone, remote ty, uang, sepatu, pensil, dan lain sebagainya. Kuman pun tidak mengenal ampun, karena kuman terdapat pada anak yang baru lahir sampai manula terdapat kuman di tubuhnya. Untuk itu perlu diperbatikan kebersihan benda-benda yang sering dipergunakan. Benda yang tampak bersib dilihat olch mata, belum tentu bebas dari kuman karena kuman tidak dapat dilibat secara kasat mata Beberapa penyakit / gangguan Kesehatan akibat kuman yaitu seperti pilek batuk, radang tenggoroken, tbe, hepatitis, hiv, diare, dan lain sebagainya. Kuman bertanggung jawab atas banyak penyakit yang parah dan tidak parah pada manusia, Untuk itulah kita remungkan kembali seria secara preventif menghindar dari kuman dengan cara menjaga kebersihan diri serta meningkatkan ketahanan tubub kita dari kuman-kuman nakal penyebab penyakit. Walaupun kecil, kuman dapat menduplikasikan / menggandakan diti ‘menjadi dalam waktu kurang lebih 20 detik. Untuk membunuh kuman yang ada di sekitar badan, kita bisa mandi dengan sabun antiseptik yang mampu membunuh kuman, sikat gigi dengan odol, mencuci pakaian dengan sabun deterjen yang dapat membunuh kuman, dan aktivitas lain yang dapat terhindar dari berbagai kuman yang merugikan. Selain itu dalam mengkonsumsi obat antibiotik tidak sembarangan dan selalu mematuhi perintah dokter agar kuman yang ada di dalam tubuh tidak menjadi kebal terhadap obat antibiotik yang diberikan, Obat antibiotik adalah obat yang berbahaya jika salah cara penggunaannya karena dapat menyebabkan efek yang sangat berbahaya serta merugikan keschatan. ‘Transmisi kuman merupakan proses masuknya kuman ke dalam tubuh manusia yang dapat menimbulkaa radang atau poses tersebut melibatkan beberapa unsur di antaranya: Dalam proses transmisi kuman, melibatkan beberapa komponen yaitu: 1. Reservoir yaitu habitat yang digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme seperti manusia, hewan, tumbulan dan tanah, 2. Jalan Masuk yaitu jalan untuk masuknya mikroorganisme ke tubuh manusia seperti saluran pernafssan, pencernaan, kulit dsb. host yaitu tempat berkembangbiaknya suatu mikroorganisme yang dapat didukung oleh ketahan kuman 4, Jalan keluar yaitu tempat keluarnya mikroorganisme dari reservoir seperti saluran pemafasan, pencernaan, kulit dan sebagainya. 5, Jalar penyebaran yaitu jalur yang dapat menyebarkan berbagai kuman mikroorganisme ke berbagai tempat seperti air, makanan, udara. C —“Fempat Keluar Pr : bec ae _ Sambar | Pejamt Renton | ( thersic: ain & || kexebalon lemah: Poses | erutan oer Kontak (langsung. #0 Persiaton Tanocung. sete? manuigtciee | peat oe | meres "smemederes’ | Peper intel [MIMY LZ ‘i | aoeiiem. Cara Penvlaran Gambar 2. Tramsmisi Kuman Jadi transmisi kuman adalah proses masuknya kuman ke dalam tubuh manusia yang dapat menimbulkan penyakit atau radang. Cara Penularan Mikroorganisme Proses penularan mikroorganisme ke dalam tubub manusia dapat melalui berbagai cara antara lain: 1. Kontak tubuih Kuman masuk ke dalam tubuh manusia dapat melalui proses penyebaran langsung melalui sentuhan kulit maupun tk langsung melalui benda yang terkontaminasi dengan kuman. 2. Makananan dan minuman Kuman dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan atau minoman. Jalur masuk penyakit melalui makanan saat ini merupakan jahar masuk yang sangat dominan, Semua makanan bisa saja menjadi sumber penyakit, belum lagi kebersihan dari makanan tersebut. Sifainya ada yang cepat seperti Keacunan makanan dan ada juga yang lambat seperti pengoruh bahan kimia dalam makanan itu sendiri yang dapat menyebabkan kanker. 3, Serangge/binatang Serangga dapat membantu kuman masuk ke dalam tubuh manusia seperti nyamuk, tikus. 4, Udara ‘Udara dapat membantu penyebaran kuman masuk ke dalam tubuh manusia. ‘Ada banyak penyakit yang menjadikan udara sebagai perantara untuk masuk ke dalam tubuh manusia Udara yang manusia hiup mengandung kuman, bakteri atau ‘virus yang berbahaya bagi Kesehatan, Contohnya penyakit Hin1, Ispa, TBC. ‘Tranfusi darah. Jalur masuk kuman melalui transfuse darah, sekarang ini menjadi perhatian yang serius, Sterilis j kunci utama agar terhindar dari penyakit yang disebubken oleh transfusi darah ini. Calon donor darah sebelum diambil darahnya perlu dicek Kondisi kesehatannya dan alat yang digunakan untuk transfusi ke dalam tubuh juga perlu dicek steriitasnya, Contoh penyakit yang dapat menyebar melalui transfuse darah adalah hepatitis dan KIV. 6. Hubungan sex. Banyak yang berangeapan jalur ini adalah jalur sengsara membawa nikmat Dari hubungan sex yang tidak aman kuman penyakit dapat ditularkan, Berbagai ponyakit mengerikan yang dapat ditularkan melalui hubungan seks antara Iain: HIV, Gonorog, Sipilis dan masih banyak lagi lainnya. 7. Air. Jalur masuk melalui air bisa disebut water borne disease seperti penyakit diare. 8, Kult. Kulit sebagai perantara dan sekaligus ebagai pinta masuk kuman. Contohnya penyakit panu, kudis, kusta dan banyak lagi. 9, Peralatan yang tidak steril. Faktor —faktor yang mempengaruhi proses infeksi 1, Sumber penyakit dapat mempengaruhi penyakit berjalan cepst atau lambat 2. Kuman penyebab dapat menentukan mikroorganisme, _kemampuan mikroorganisme masuk ke dalam tubuh manusia dan virulensinye B. Teknik Isolasi ‘Ada 3 poin uiama yang perlu diiugat untuk teknik isolasi : 1. Teknik isolasi adalah sebutan untuk metode perawatan pasien dengan penyakit yang mudah tertular. 2. Penting bahwa setiap orang bertanggung jawab dan menggunakan teknik isolasi yang tepat untuk mencegah penyebaran penyakit untuk orang lain, 3. Seluruh benda-benda yang berhubungan dengan eksresi, sekresi, darah atau cairan tubuh yang mengandung mikroba yang sudah dikenal atau masih dalam dugaan harus dianggap terkontaminasi bahan-bahan potensial inspeksi, ini harus diberlakukan dengan cara khusus. ‘Sesuai dengan kebijakan ini yang dikembangkan pada 1970, semua pasien yang diketahui terinfeksi penyakit menular melalui tes wajib diisolasi. Kebijakan ini menentukan kategori isolasi berdasarkan sifat infeksinya (daya menular, ganas). Teknik isolasi dapat mengurangi jumlah infeksi nosokomial, tetapi timbul beberapa tantangan: 1. Peningkatan dalam jenis dan jumlah infeksi menular, sehingga semakin banyak tes harus dilakukan, dan semakin banyak pasien harus diisolasi 2. Hasil tes sering ditecima terlambat, sering setelah pasien pulang 3. Biaya sangat tinggi, bila semua orang dites untuk setiap infeksi 4, Stigma dan diskriminasi meningkat bila hanya pasien yang dianggap beris tinggi dites untuk menenkankan biaya 5. Hasil tes dapat negatif palsu (hosil negatif walau terinfeksi), terutama dalam ‘masa jendela, dengan akibat petugas layanan kesehatan kurang waspada 6. Sebaliknya hasil tes positif palsu (hasil positif walau tidak terinfeksi), dengan akibat kegelisahan untuk pasien dan petugas layanan kesebatan 7. Perhatian pada hak asasi mengharuskan pasien memberi informed consent (disertai oleh konseling untuk HIV) ~ apa yang dilakukan bila pasien tidak menyetujui tes? 8. Sangat sulit menjaga kerahasiaan ul Pada umumnya ruang isolasi digunaken oleh pibak rumah sakit, Rumah sakit merupakan suatu tempat dimana orang yang skit cirawat dan ditempatkan dalam jarak yang sangat dekat. Di tempat ini pasien mendapatkan ferapt dan erawatan untuk dapat sembub. Selain untuk mencari Kesembuhan, rama sak juga merupakan tempat bagi berbagai macam penyakit yang berasal dark pendeite maupun dari pengrjung yang berstatus kar. Kuman penyaksit ini dapat hidup dan peckembang i Tingkungan rumah sakit, seperti dara, air, antai, makanan dan benda-benda medis maupun non medis. ‘Terjadinya infeksi nosokomial akan menimbulkan banyak kerugian, antare hain: 5. lama hari perawatan bertambab panjang 2. penderitaan bertambah 3. biaya meningkat Di beberapa rumah sakit menyedian unit isolasi dapat berupa ruangan idhusus, Ruangan dengan fasilitas cuci tangan dan ruangan yang berdampingan deengnn fasilitas kamar mandi dan toilet adalah unit isolast yamg tera, Ruangan Ikhusus dianjurkan untuk pasien yang = 1. Sangat infeksias 2, Mempunyai higiene pribadi yang buruk 3, Membutubken prosedur pengendalian udara yang khusus dalam Kamar C. Meneuei Tangan ‘Meneuci kedua tangan merupakan prosedur awal yang dilakukan bidan atau petugas Kesehatan dalam memberikan tindaken. ‘Tindakan ini bertujuan untuk rmembersihkan tangan dari segata kotoran, mencegah terjadi infeksi silang melalui tangan dan persiapan bedab atan tindakan pembedahan agar miroorganisme yang dapat mengakibatkan infeksi tidak berpindah ke pasien, pengunjung, dan tensa kesehatan. uci tangan harus dilakukan oleh scorang bidan pada sat: 1. lah tiba di tempat kerja. 2, Sebelum dan sesudah kontak fisik tangsting dengan ibu dan bayi bana lahie. 3, Sebelum menyediakan makanan dan menywapi pasien 4, Sebelum menylapkan obat bagi pasien 5, Sebelum memukai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi (DTT) atau ster. 6. Setelah melepaskan sarung tangan (sarung tangan yang berlubang atau robek dapat berkontaminasi dengan tanga). 7. Setelah menyentuh benda yang mungkin terkontaminasi oleh darah atau calran tubuh lainnya atau setelah menyentuh selaput lendir (mukosa), mis nya mata, hidung, mulut, dan vagina meskipun saat itu sedang menggunakan sarung tangan 8. Setelah ke kamar mandi 9, Sebelum pulang kerja. Adapun teknik -tekaik mencuci tangan ada 3: 1. Teknik meneuci biasa a, Alat dan bahan: 1) air bersih 2) handuk 3) sabun, 4) sikat lunak b. Prosedur ker} 1) Lepaskan segala perhiasan di tangan dan pergelangan tangan seperti cincin, gelang atau jam tangan. 2) Basahi jari tamgan, lengan hingga siku dengan aie yang menggalir. 3) Gosok kedua tangan dengan kuat, gunskan sabun biasa atau sabun ¢air yang, rengandung anti mikroba selama 15-30 detik (pastikan menggosok sela-sela jari) dan sikat bila perlu. 4) Tangan yang terlihat kotor harus dicuci lebih lama. 5) Bilas tangan dengan air bersih yang mengalir. 6) Biarkan tangan kering dengan cara diangin-anginkan atau keringkan dengan estas tisu atau handuk pribadi yang bersih dan kering. 2. Teknik meneuci dengan desinfeksi a, Alat dan baban: 1) Air bersi 2) Larutan desinfsktan lisol/savlon 3) Handuk/lap kering 13 b, Prosedur kerja 1) Lepaskan segala yang melekat pada daerah tangan, seperti cincin atau jam tangan. 2) Basahi jari tangan, Iengan hingga siku dengan air, kemudian dengan larutan desinfektan (lisol atau savlon) dan sikat bila periu. 3) Bilas dengan air bersih yang mengalir dan keringkan dengan handuk atau lap ering, 3. Teknik mencuei steril a. Alat dan bahan: 1) Air mengalir 2) Sikat steril dalam tempat 3) Alkohol 70% 4) Sabun b. Prosedur kerja: . 1) Lepaskan segala yang melekat pada daerah tangan.seperti cincin atau jam tangan. 2) Basahi jari tangan,lengan hingga siku dengan air,kemudian alirkan sabun(2-S mike tangan dan gosokkan tangan serta lengan sampai S cm diatas siku,kemudian sikat ujung jari,tangan lengan,dan kukn sebanyak kurang lebih 15 kali gosokan,sedangkan telapak tangan 10 kali gosokan hingga siku. 3) Bilas dengan air bersih yang mengalir 4) Setelah selesai tangan di bilas dan tetap diarahkcan ke atass 5) Gunakan sarung tangan steril Pedoman saat mencuci tangan mengingat mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang lembab atau air yang tidak mengalir: 1. Bila menggunakan sabun padat (misalkan sabun batangan), gunakan dalam potongan-potongan keeil dan tempatkan sabun dalam wadah yang berlubang- Tubang untuk mencegah air menggenangi sabun tersebut. 2. Jangan mencuci tangan dengan cara mencelupkan tangan ke dalam wadah berisi air meskipun air tersebut sudah ditambabkan larutan antiseplik 3. Mikroorganisme dapat bertahan hidup dan berkembang biak dalam farutan tersebut 4. Bila tidak tersedia air mengalir: a. Gunakan ember tertutup dengan keran air yang bisa ditutup saat mencuci tangan dan dibuka kembali saat membilas tangan, b. Gunakan botol yang sudah dilubangi agar air bisa mengalir. ¢. Minta orang lain menyiramkan air ke tangan, atau d. Gunakan pencuei tangan yang mengandung anti mikroba berbahan dasar alkohol, Campurkan 100 ml 60-90 % alkohol dengan 2 ml gliserin. Gunakan kkurang lebih 2 ml dan gosnk kedua tangan hinggu kering, ulangi 3 kali. 5. Keringkan tangan dengan handuk bersih dan Kering. Jangan menggunakan handuk yang juga digunakan orang lain. Handuk basah / lembab merupakan tempat yang baik buat mikroorganisme berkembang biak. 6. Bila tidak ada saluran air untuk membuang air yang sudah digunakan, campulkan ait di baskom Jali buang ke saluran limbah atau jamban di kamar mandi. 7. Apabila persalinan dan kelahiran bayi terjadi di rumah maka pastikan bahwa feman dan anggota keluarga mencuci tangan mereka, Di bawah ini gambar teknik mencuci tangan. Gambar 3. Teknik Mencuci Tangan D. Teknik Aseptik dan Antiseptik 1. Aseptik Aseptik yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan Kesehatan, Istilah ini dipakai untuk menggambarkan semua usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi. Tujuan akhimya adalah mengurangi atau menghilangkan jumlah mikroorganisme, baik pada permukaan benda hidup maupun benda mati agar alat-alat Kesehatan dapat dengan aman digunakan. Contoh: Pencucian alat dengan menggurakan sabun. Tujuan aseptik adalah: membasmi jumlsh mikroorganisme pada permukaan hidup (culit dan jaringan) dan obyek mati (alat-alat bedah dan barang-barang yang lain) 2. Antiseptic Antiseptik yaitu upaya yang dilakukan untuk mencegah infeksi dengan cara ‘membunvh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya, Kulit dan selaput mukosa tidak dapat disterilkan maka penggunaan antiseptik akan sangat mengurangi jumlah mikroorganisme yang dapat mengkontaminasi luka terbuka dan menyebabkan infeksi, Cuci tangan secara teratur di antara Kontak dengan setiap ibu dan bayi baru lair, juga membantu untuk ‘menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada kulit, 3. Antiseptik dan Larutan Disinfektan Meskipun istilah “antiseptik” dan “disinfektan” kadang-kadang digunakan secara bergantian tetapi antiseptik dan disinfektan digunakan untuk tyjuan yang berbeda, Laruten antiseptik digunakan pada kulit atau jaringan yang tidak mampu menahan konsentrasi bahan aktif yang terlarut dalam larutan disinfektan. Larutan disinfektan dipakai juga untuk mendekontaminasi peralatan atau instrumen yang digunakan dalam prosedur bedah, Membersihkan permukaan tempat periksa atau meja operasi dengan disinfeltan yang sesuai (balk terkontaminasi atau tidak) sotidaknya sekali schari, adalah cara yang mudah dan murah untuk mendisinfel suatu peralatan yang memiliki permuksan tuas (misalnya, meja instrumen atau ranjang bedah). 16 Larutan antiseptik (seperti alkohol) memerlukan waktu beberapa menit setelah dioleskan pada permukaan tubuh agar dapat mencapai manfaat_yang optimal. Karena itu, pengeunaan antiseptik tidak diperlukan untuk tindakan keeil dan segera (misalnya, penyuntikan oksitosin secara IM pada penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga, memotong tali pusat) asalkan peralatan yang digunakan sudah didisinfeksi tingkat tinggi atau steril Larutan antiseptik berikut bisa diterima: a. Alkohol 60-909 b. Setrimid atau Klorheksidin glukonat, berbagai kensentrasi (Savion) Klorheksidin glukonat 4% (Hibiscrub®, Hibitane®, Hibiclens®) ¢. Heksaklorofen 3% (Phisohex®) ce. Paraklorometaksilenol (PCMX) atau kloroksilenol), berbagai konsentrasi (Dettol®) f Todine 1-3% larutan yang dicampur alkohol atau encer (e.g Lugol®) atau tinctur (iodine dalam alkohoi 70%). Iodine tidak boleh digunakan pada selaput miukosa seperti vagina g. lodofor, berbagni konsentrasi (Bethadine) Klorheksidin glukonat dan iodophor adalah antiseptik yang paling baik Lil, isopropil, atau metil spiritus untuk digunakan pada selaput mukosa, Persiapkan kulit/ jaringan dengan cara ‘mengusapkan kapas atau kasa yang sudah dibasahi iaratan antiseptik secara melingkar dari tengah ke war seperti spiral Larutan antiseptik dan disinfektan juga dapat terkontaminasi. Mikroorganisme yang ‘mampu mengkontaminasi larutan tersebut adalah Stafilokokus, baksil Gram-negatif dan beberapa macam endospora, Mikroorganisme tersebut dapat menyebabkan infeksi nosokomial berantai jika larutan yang terkontaminasi digunakan untuk mencuci tangan atau dioleskan pada kulit klien. Cara mencegah kontaminasi larutan antiseptik dan disinfektan dengan: a. Hanya menggunakan air matang untuk mengencerkan (jika pengenceran diperlukan) b. Berhati-hati untuk tidek mengkontaminasi pinggiran wadah pada saat menuangkan larutan wadah yang lebih kecil (pinggiran wadah larutan yang utama tidak boleh bersentuhan dengan wadah yang lebih kecil) Wy ¢. Mengosongkan dan mencuei wadah dengan sabun dan air serta membiarkannya Kering dengan cara diangin-anginkan setidaknya sekali seminggu (lempetkan label bertuliskan tanggal pengisian ulang) d. Menyimpan larutan di tempat yang dingin dan gelap E. Pemrosesan Alat Tiga proses pokok yang direkomendasikan untuk proses peralatan dan benda-benda lain dalam upaya pencegahan infeksi adalab: 1, Dekontaminasi (Proses Peralatan Bekas Paksi) Dekontaminasi adalah langkah penting pertama untuk menangani peralatan, perlengkapan, sarang tangan dan benda-benda lin yang terkontaminasi. Dekontaminasi membuat benda-benda lebih aman untuk ditangani dan dibersihkan oleh petugas. Untuk perlindungan lebih jauh, pakai sarang tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga yang terbuat dari bahan Iateks jike akan ‘menangani peralatan bekas pakai atau kotor. Segera setetah digunakan, masukkan bendsebenda yang terkontaminasi ke dalam larutan Klorin 0,5% selama 10 menit. Prosedur ini dengan cepat mematikan virus Hepatitis B dan HIV. Pastikan bahwa benda-benda yang terkontaminasi terendam seluruhnya oleh larutan Klorin. Daya Kerja larutan klorin, cepat mengalami penurinan schingea harus diganti paling sedikit setiap 24 jam, atau lebih cepat jike terlihat kotor atau kerub. Cara menyiapkan klorin 2. Janatah bagian air = 2, Tembahkon 9 bagian Ipembuloton ke Bawah dar 88) air ke dalam 1 bagian aruton Morin konsentrat (S25%1 Gambar 4, Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair 18 Gambar 5. Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari serbuk kering ‘Sumber: Pocket Guide for Family Planning Service Providers, JHPTEGO, 1995 2. Pencucian dan Pembilasan (Proses Peralatan Bekas Pakai) Pencucian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada peralatan’ perlengkapan yang kotor atau yang sudah digunakan, Baik sterilisasi maupun disinfeksi tingkat tinge menjadi kurang efektif tanpa proses pencucian scbelumnya, Jika benda-benda yang terkontaminasi tidak dapat dicuct segera setelah didckontaminasi, bilas peralatan dengan air untuk mencegah korosi dan menghilangkan bahan-bahan organik, alu cuci dengan seksama secepat mungkin, Seperti yang diperlihatkan pada tabel 1, sebagian besar (hingga 80%) mikroorganisme yang terdapat dalam darah dan bahan-bahan organi Jainnya bisa dihilangkan melalui proses” pencucian, Peneucian juga dapat menurunkan jumlah endospora bakteri yang menyebabkan tetanus dan gangren, pencueian ini penting karena residu bahan-bahan organik bisa menjadi tempat kolonisasi mikroorganisme (termasuk endospora) dan melindungi mikroorganisme dari proses sterlisasi atau disinfeksi kimiawi, Sebagian contoh virus hepatitis B bisa tetap hidup pada darah yang hanya 10° ml (yang tidak bisa difihat dengan mata biasa) dan bisa menyebabkan infeksi jika terpercik ke mata. 19 Jika perlengkapan untuk proses sterilisasi tidak tersedia, pencucian secara seksama merupakan proses fisik satu-satunya untuk menghilangkan sejumlah endospora bakteri Tabel 1: Efektifitas berbagai proses eradiksi mikroorganisme pada alat bekas pakai DekontaminasiPencucian Pencucian VTT' Sterilisasi! (hanya air) (deterjen dan bilas) Efektifitas Membunuh — Hingga 50% Hinggn 95% — 100% (menghilamgkan atau virus AIDS dan 80% menonaktifkan Hepatitis mikroorganisme) ‘Walktu yang diperlukan Rendam selama Cuci hingga Cuci Rebus, Kukus: 20-30 agar proses berjalan 10 menit bersih hingga —kukus_ menit 106 cfektit - terlihat atau kPa 121°C bersih secara Panas kering kkimia: 60 menit 20° pada suhu menit 170°C Perlengkapaty bahan-bahan untuk mencuci peralatan termasuk: a, Sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks b. Sikat (bole menggunakan sikat gigi) ¢. Tabung suntik (minimal ukuran 10 ml: untuk kateter, termasuk kateter penghisap lendir) 4. Wadah plastik atau baja anti-karat (stainless steel) ©. Air bersih £. Sabun atau deterjen ‘Tahap-tahap pencucian dan pembilasan: a, Pakai sarung tangan karet yang tebal pada kedua tangan b. Ambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminasi (hati-hati bila memegang peralatan yang tajam, seperti gunting dan jarum jahit) 20 ce. Agar tidak merusak benda-benda yang terbuat dari plastik atau Karel, jangan dicuci secara bersamaan dengan peralatan dari logan d. Cuci setiap benda tajam secara terpisah dan hati-hati: 1) Gunskan siket dengan air dan sabun untuk nenghilamgkan sisa dasah dan kotoran 2) Buka engsel gunting dan klem 3) Sikat dengan seksama terutama di bagian sambungan dan sudut peralatan 4). Pastiken tidak ada sisa dareh dan kotoran yang tertinggal peda peralaian 5) Cuci setiap benda sedikitnya tiga kali (atau lebih jika pertu) dengan air dan sabun atau deterjen 6) Bilas benda-benda tersebut dengan air bersi 7) Ulangi prosedur tersebut pada benda-benda Iain 8) Jika peralatan didisinfeksi tingkat tinggi secara kimjawi (misalkan dalam Jarvian Klorin 0,5%) tempatkan peralatan dalam wadah yang bersib dan biarkan kering sebelum memulai proses DIT. ‘Atasan: Jika peralatan masih basah mungkin akan mengencerkan larutan kimia dan membuat Jarutan menjadi kurang efektif 9) Peralatan yang akan didisinfeksi ingkat tinggi dengan dikulus atau dirchus, atau disterlisasi di dalam otoklaf atau oven panas kering, tidak perlu éikeringkan dulu sebelum proses DTT atau sterilisasi dimualai 10) Selagi masih memakai sarung tangan, cuci sarung tanga dengan air dan sabun dan kemaudian bilas dengan seksama menggunakan ai bersih 11) Gantungkan sarung tangan dan biarkan Kering dengan cara diangin-anginkan, 12) Bola karet penghisap lendir tidak boleh dibersihkan dan digunakan wlang untuk Jebih dari satu bayi. Bola karet seperti itu harus dibuang setelah digunakan, kecuali jika dirancang untuk dipakai ulang. Secara ideal kateter penghisap DeLee harus dibuang setetah satu kali igunakan; jika hal ini tidak memungkinkan, kateter harus dibersihkan dan didesinfeksi tingkat tinggi dengan seksama. Kateter urin sangat sulit dibersihkan dan didesinfeksi tingkat tinggi. Penggunaan kateter dengan kondisi tersebut di atas pada lebih dari satu ibu dapat meningkatkan risiko infeksi jika tidak diproses dengan benar. Untuk mencuci kateter (termasuk selang atau pipa plastik penghisap lendir), ikuti tahap-tahap berikut: a. Pakai sarung tangan keret yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks pada kedua tangan b. Lepaskan penutup wadah penampung lendir (untuk kateter penghisap lendir c. Gunakan tabung suntik besar untuk mencuci bagian dalam kateter sedikitnya tiga Kali (atau let jika perlu) dengan air dan sabun atau deterjen d. Bilas kateter menggunakan tabung suntik dan air bersih fe. Letakkan kateter dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum dilakukan DIT. Catatan: Kateter harus didisinfeksi tingkat tinggi secara kimia (DTT Kimiawi). Kateter bila rusk jika didisinfeksi tingkat tinggi dengan direbus. 3. Disinfeksi Tingkat Tinggi dan Sterilisasi (Proses Peralatan Bekas Paki) a, Disinieksi Tingkat Tinggi Meskipun sterilisasi adalah cara yang paling efektif untuk membunuh mikroorganisme tetapi proses sterilisasi tidak selalu memungkinkan dan praktis. DT7 adalah satu-satunya alternatif dalam situasi terscbut: DTT dapat dilakukan dengan cara merebus, mengukus atan kimiawi. Untuk peralatan, perebusan seringkali merupakan metode DIT yang paling sedethana dan efisien, 1) DTT dengan Cara Merebus a) Gunakan panei dengan penutup yang rapat b) Ganti air sctiap kali mendesinfeksi peralatan cc) Rendam peralatan di dalam air sehingga semuanya terendam air d) Mulai panaskan air ©) Mulai hitang waktu saat air mendidih, 1) Jangan tambahkan benda apapun ke dalam air mendidih setelah penghitungan waktu dimulai g) Rebus selama 20 menit 1h) Catat lama waktu perebusan peralatan di dalam buku khusus i) Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan sebelum digunakan 2) Disinfeksi Tingkat Tinggi Sarung Tangan dengan Menggunakan Uap Air Setelah sarung tangan didekontaminasi dan dicuci, maka sarang tangan ini siap untuk DTT menggunakan vap panas (jangan ditaburi dengan bubuk talk) a) Gunakan panci perebus dengan tiga susun nampan kukus b) Gulung bagian atas sarung tangan schingga setclah DIT selesai sarang tangan dapat dipakaikan tanpa membuat terkontaminasi baru ©) Letakkan sarung tangan pada nampan pengukus yang berlubang di bawahnya. Agar mudah dikeluarkan dari bagian atas nampan pengukvs, letakkan 5-15 pasang. sarung tangan dengan bagian jarinya mengarah ke tenga nampan. Agar proses DTT berjalan efektif, harap perhatikan jumlah maksimal sarung tangan dalam satu nampan (tergantung dari diameter nampan) @ Ulangi proses tersebut hingga semua nampan pengukus terisi sarung fangan. Letakkan sebuah Susun tiga nampan pengukus di atas panci perebus yang berisi a panci perebus kosong di sebelah kompor ¢) Letakkan penutup di atas nampan pengukus paling stas dan panaskan air hingga mendidih, Jika air mendidih perlahan, hanya sedikit uap air yang dihasilkan dan suhunya mungkin tidak cukup tinggi untok membunuh mikroorganisme. Jika air mendidih terlalu cepat, air akan menguap dengan cepat dan ini merupakan pemborosan bahan bakar 1) Jika uap mulai keluar dari celah-celah di antara panci pengukus, mutailah perhitungan waktu. Catat pengukusan sarung tangan dalam buku khusus 2) Kukus sarung tangan selama 20 menit, buka tutup panei dan letakkan dalam posisi terbalik hh) Angkat nampan pengukus paling atas yang berisi sarung tangan dan goyangkan perlahan-lahan agar air yang tersisa pada sarung tangan dapat menetes keluar i) Letakkan nampan pengukus di atas panei perebus yang kosong di sebelah kompor j) Ulangi langkah tersebut hingga semua nampan pengukus yang berisi sarung tangan tersusun di atas panci perebus yang kosong. Letakkan penutup di atasnya agar sarung tangan menjadi dingin dan kering tanpa terkontaminasi (tuang air perebus ke dalam wadah DTT) B “Ingal: Jangan, menempatkan nampan peagukus berlubang yang berisi sarung tangan di alas meja atau tempat iain karena sarung tangan dapat terkontaminasi oleh cemaran dari luar melalui Iubang bewah nampar 4) Biarkan sarung tangan kering dengan diangin-anginkan sampai kering di dalam nampan selama 4-6 jam, Jka diperlukan segera, biarkan sarung tangan menjadi dingin selama 5-10 menit dan kemudian gunakan dalam waktu 30 menit pada saat masih basah atau lembab (setelah 30 menit bagian jari sarung tangan akan menjadi Jengket dan membuat sarung tangan sulit dipakai atau digunakan) 1) Jika sarung tangan tidak akan dipakai segera, setelah kering gunakan penjepit atas pinset disinfeksi tingkat tinggi untuk memindahian sarung tangan. Letakkan sarung tangan tersebut dalam wadah disinfeksi tingkat tinggi lal tutup rapat (arung tangan bisa disimpan di dalam panei pengukus yang berpenutup rapat)- Sarung tangan tersebut bisa disimpan sampai satu minggu. 3) DIT Kimiawi Bahan kimia yang biasa digunakan untuk DIT adalah: a) Klorin dan ghutaraldchid (Cidex®). b) Alkohol, iodine dan indofor tidak digolongkan scbagai disinfektan tingkat tinggi. Alkohol tidak membunuh virus dan spesies pseudomonas bisa tarmbul dalam larutan iodine. Larutan-larutan tersebut hanya boleh digunakan sebagai disinfektan jika disinfektar yang dianjurkan tidak tersedia, Lysol®, Karbol® dan Densol® (asam Karbolik 5% atau fenol 1-2%) digolongkan sebagai disinfektan tingkat rendah dan tidak dapat digunakan untuk dekontaminasi atau proses DTT. ©) Tablet formalin hanya efektif dalam subu tinggi dan datam bentuk gas jenub, Penggunaan tablet formalin sangat tidak dianjurkan. Mcletakkan tablet bersama sarung tangan, bahan-bahan alan perlengkapan dalam botol kaca yang tertutup tidak akan bekerja secara efcktif, Formaldehid (formalin) merupakan bahan karsinogenik sehingga tidak boleh lagi digunakan sebagai disinfektan, Larutan disinfektan tingkat tinggi yang selal tersedia dan tidak mahal adalah Klorin, karena larutan Klorin bersifat korosif dan proses DTT memerfukan perendaman selama 20 menit maka, peralatan yang sudah didisinfeksi tingket tinggi secara kimiawi harus segera dibilas dengan air matang, 24 Langkah-langkah kunei pada disinfeksi tingkat tinggi sccara kimia termasuk: a) Letakkan peralatan dalam Keadaan Kering (sudah didekontaminasi dan cuci bilas) ke dalam wadah dan tuangkan desinfektan “Ingat: Jka peralatan basah sebelum direndam dalam larutan kimia maka akan erjadi pengenceran larutan tersebut sehingga dapat mengurangi daya kerja atau efektifitasnya” ») Pastikan peralatan terendam seluruhnya dalam laratan kimia ©) Rendam peralatan terendam seluruhnya dalam larutan kimia 4) Rendam peralatan selama 20 menit ©) Catat lama waktu peralatan direndam dalam laratan kimia di buku khusus 1) Bilas peralatan dengan air matang dan angin-anginkan sampai kering di wadai disinfeksi tingkat tinggi yang berpenutup 2) Setclah kering, peralatan dapat segera digunaken atau disimpan dalam wadah disinfeksi tingkat tinggi berpenutup rapat. 4) DTT kateter secara kimiawi: a) Persiapkan larutan klorin 0,59% b) Pakai sarung tangan lateks atau sarung tangan rumah tangga pada kedua tangan ©) Letakkan kateter yang sudah dicuei dan dikeringkan dalam larutan Klorin. Gunekan tabung suntik steril atau DTT untuk membilas bagian dalam kateter dengan menggunakan laratan klorin, Ulangi pembilasan tiga kali. Pastikan kateter terendam dalam jarutan d) Biarkan kateter terendam selama 20 menit ©) Gunakan tabung suntik steril ateu DTT untuk membilas kateter dengan air ptr f) Kaicter dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dan setelah ini dapat segera digusiakan atau disimpan dalam wadah DIT yang bersih b. Sterilisasi Teknik sterilisasi pada dasarnya dapat ditempuh melalui dus cara 1) Secara Fisis, 2) Secara kimia/chemical. 23 Dalam modul ini hanya membahas tentang sterilisasi secara fisis, Sterilisasi secara fisis meliputi beberapa metode antara lain sebagai berikut, a). Metode Radiasi Dalam mikro biologi radiasi gelombang elektromagnetik yang banyak digunakan adalah radiasi sinar ultraviolet, radiasi sinar gamma atau sinar X dan sinar matahari. Sina matahari banyak mengancung sinar ultraviolet, schingea secara Iangsung dapat dipakai untuk proses sterilisasi; hal ini telah Jama diketahui orang. Sinar ultraviolet bisa diperoleh dengan menggunakan katoda panas (emisi temmis) y ‘tu ke dalam tabung katoda bertekanan rendah diisi dengan uap air raksa; panjang gelombang yang dihasilkan dalam proses ini biasanya dalam orde 2.500 s/d 2,600 Angstrom. Tampu merkuri yang banyak ‘terpasang di jalan-jalan sesungguhnya banyak mengandung sinar ultraviolet. Namun sinar ultraviolet yang dihasitkan itu banyak diserap oleh tabung gelas yang dilaluinya, sehingga dalam proses sterilisasi hendaknya memperhatikan dosis ultraviolet, ultraviolet. Sinar ultraviolet yang diserap oleh sel organisme yang hidup, khususnya oleh nukleotida maka elektron-elektron dan molekul sel hidup akan mendapat tambahan energi. Tambahan energi ini kadang-kadang cukup kuat untuk mengganggu bahkan merusak ikatan intramolekuler, misalnya ikatan atora hidrogen dalam DNA. Perubahan intramolekuler ini menyebabkan kematian pada sel-sel tersebut, Beberapa plasma sangat peka terhadap sinar ultraviolet sehingga nmudah menjadi rasa. Sinar gamma mempunyai tenaga yang lebih besar dan pada sinar ultraviolet dan merupakan radiasi pengion. Interaksi antara sinar gamaa dengan materi biologis sangat tinggi sehingga mampu memukul elektro pada kulit atom sehingea menghasilkan pasangan ion (pair production). Cairan sel baik intraselluler maupun cekstraselfuler akan terionisasi schingga menyebabkan kerusakan dan kematian pada mikro organisme tersebut Sterilisasi dengan penyinaran sinar gamma berdaya tinggi dipergunakan untuk objek-objek yang tertutup plastik (stick untuk swab, jarum suntik). Untuk makanan maupun obat-obatan tidak boleh menggunakan sinar gamma untuk sterilisasi oleh karena akan terjadi perubahan struktur kimia pada makanan maupun obat-obatan tersebnt. 26 >). Metode pemanasan dengan wap air dan pengaruh tekanan (aulo slave) Benda yang ekan disuci hamakan diletakkan di atas lempengant saringan dan tidak langsung mengenai air di bawahnya, Pemanasan dilakukan hingga air mendidih (diperkirakan pada suhu 100°C), pada tekanan 15 Tb temperatur mencapai 121°C. Organise yang tidak berspora dapat dimatikan dalam waktu 10 menit saja. Banyalk jer tetapi ada beberapa jenis spora dapat bertahan pada temperatur ini selama beberapa spora hanya dapat mati dengan pemanasan 100°C selania 30 menit jam. Spora-spora yang dapat bertahan selama 10 jam pada temperatur 100°C: dapat dimatikan hanya dalam waktu 30 menit apabila air yang mendidih ini ditambah dengan natrium carbonat (Na2 COS )- ©). Metode pemanasan secara kering. Pemanasan kering ini Kurang efektif apabila temperatur kurang tinggi. Untuk mencapai efektivitas diperfukan pemanasan mencapai temperatur antara 160°C sampai dengan 180°C. Pada temperatur ini akan menycbabkan Kerusakan pada sel-sel hidup dan jaringan, hal ini disebabkan terjadinya auto oksidasi sehingga bakteri pathogen dapat terbakar, Pada sistem pemanasan kering terdapat udara, dimana udara merupakan penghantar panas yang buruk sehingga sterilisasi mclalui pemanasan kering memerlukan waktu cukup lama, rata-rata waklu yang diperlukan 45 menit, Pada temperatur 160°C memerlukan waktu 1 jam, sedangkan pada temperatur 180°C memerlukan wakta 30 menit, Pads metode pemanasan ering ini secara rutin dipergunakan untuk mensterilisasikan alat-alat pipet, tabung reaksi, stick swab, jarum operasi, jarum suntik, syringe. Oleh karena temperatur tinggi sangat mempengarubi ketajaman jarum atau gunting maka hindarilah tindakan steril si dengan metode panas kering terhadap jarum dan eunting. 4), Metode pemanasan secara intermittent/terputus-putus John ‘Tyndall (1877) memperoleh dati hasil penelitiannya bahwa pada temperatur didih (100°C) selama 1 jam tidak dapat membunuh semua mikroorganisme tetapi apabila air dididihkan berulang-ulang sampai lima kali dan setiap air mendidih istirahat berlangsung 1 menit akan sangat berhasil untuk membunuh kuman, Hal ini dapat dimengerti oleh Karena dengan pemanasan intermittent lingkaran hidup pembentukan spora dapat diputuskan. e). Metode incineration (pembakaran langsung), Alot-alat platina, Khrome yang akan disteril dapat dilakukan melalui pembakaran secara langsung pada ayala Jampu bunzen hingga mencapai merah padam. Hanya saja dalam proses pembakaron langsung ini alat-alat tersebut lama kelamaan menjadi resak. Keurfungannya: mikroorganisme akan hancur semuanya. 4). Metode penyaringan (filtration) Metode penyaringan berbeda dengan metode pemanasan. Sterilisasi dengan metode pemanasan dapat membunuh mikroorganisme tetapi mikroorganisme yang ‘mati tetap berada pada material tersebut, sedangkan sterilisasi dengan metode penyaringan mikroorganisme tetap hidup hanya dipisahkan dari material, Bahan filter/penyaringan adalah sejenis porselin yang berpori yang dibuat khusus dari ‘masing-masing pabrik. ‘Ada banyak macam filter yaitu : (1) Berkefeld V. (2) Coarse N, M dan W. (3) Fine. (4) Chamberland. (5) Seitz, (6) Sintered glass. Metode filtrasi ini hanya dipakai untuk sterilisasi larutan gula, cairan lain seperti serum atau sterilisasi hasil produlcsi mikroorganisme seperti enzym dan exotoxin dan untuk memisahkan fitrable virus dan bakteria dan organisme lain. Benda-benda steril atau DTT harus disimpan dalam keadaan kering dan bebas debu. Jaga agar bungkusan-bungkusan yang tetap kering dan utuh sehingga kondisinya tetap terjaga dan dapat digunakan hingga sat minggu setelah diproses. Peralatan steril yang dibungkus dalam —lastic bersegel, tetap kering dan utuh masih dapat digunakan hingga satu bulan setelah proses. Peralatan dan bahan disinfeksi tingkat tinggi dapat disimpan dalam wadah tertutup yang sudah didisinfeksi tingkat tinggi, masih boleh digunakan dalam kisaran waktu satu minggu asalkan tetap kering dan bebas debu. Jike peralatan-peralatan tersebut tidak digunakan dalam tenggang waktu penyimpanan tersebut maka proses Kembali dulu digunakan 28 Kembali. Jenis prosedur dan tindakan apapun yang dilakukan, cara pemrosesan peralatan atau perlenekapan tersebut tetap sama, Lihat gambar bagan di bawa ini: Gambar 6. Bagan Pemrosesan Peralatan Bekas Pakai F, Penanganan Sampah Medis, 1. Pengertian Sampah Sampah atau waste (Inggris) memiliki banyak pengertian dalam batasan imu pengetahuan, Namun pada prinsipnya, sampah adalah suatu bahen yang, terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang bbelum memiliki nilai ckonomis. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhimnya suata proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terdkhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumiah besar datang dari aktivitas nisi biasa dikaitkan dengan polusi industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya _pertambang manufaktur, dan konsumsi, Hampir semua produk industri akan menjadi sampah 29 pada suata waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. 2. Macam ~macam Sampah Sampah yang berada disckitar kita secaraq garis besar ada tiga macam, yail : sampah basah atau sampah organik, sampah kering ata: sampah anorganik, dan sampab tajam. a. Sampah Basab / sampah onganic Sampah basah / sampah organik adalah sampah yang, berasal dari makhiuk hidup, Contohnya adalah daun daunan, sampah dapur, dan lainnya. Sampah jenis ini dapat terdegradasi / membusuk / bancur secara alumi Proses pembusukan sering kali menimbulkan bau yang sangat tiduk sedap sehingga menimbulkan polusi udara. Bahan — baban yang dapat membusuk ini sanget penting diketahui dalam usaha pengumpulan dan pengolahan sampah secara berdaya guna dan berhasil guna. Sampah basah kadang juga mengeluarkan cairan yang dapat mengganggu lingkungan. Selain itu tumpukan sampah basah bila terlalu besar / tinggi dapat menyebabkan longsor yang membahayakan lingkungan sekitamya. Sampah jenis ini bisa dihasilkan pada tempat pemukiman, rumah makan atau warung, pasar, dan sebagainya, Banyak orang menangani sampah basah dengan cara yang salah seperti di bakar, padahal daur ulang,/ penanganan sampah basah sangat mudah di lakukan, yaitu di jadikan pupuk onganik / kompos. b. Sampah Kering / Sampah anorganik Sampah kering adalah sampah yang ihasitkan dari bahan — bahan non hayati, baik berupa produk, sinterik, maupun hasil proses tekhnologi pengolahan aban tambang, tidak termasuk sisa makanan dan benda —benda yang sangat mudah membusuk, Sampah ering terdiri dari sampah yang dapst terbakar ataupun yang tidak dapat terbakar, yang dihasilkan oteh rumah tanga, Kantor — kantor, perdagangan, rumah sakit, dan sebag ya, Sampak ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkns makanan, botol dan gelas bekas minurnan, kaleng, kaca dan kertas, baik kertas koran, HVS, atau karton, 30 c. Sampah Tajam Sampah tajam adalah sampal yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung ateu bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit, Misalaya adalah alat ‘medis atau alat kesehatan, pecahan gelas, pecahan botol. Selain itu meliputi benda- benda tajam yang terbuang yang mungkin terkontaminasi oleh darab, eairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif. Penanganan sampah tajam harus dilakukan secara hati — hati agar tidak menimbulkan suatu permasalahan barn, 3. Permasalahan Sampah ‘Sampah_ selalu timbul menjadi persoalan rumit dalam masyarakat_ yang eurang meimiliki kepekaan terhadap lingkungan. Ketidakdisiplinan mengenai kebersihan dapat menciptakan suasana semrawut akibat timbunan sampeh. Begit banyak kondisi tidak menyenangkan akan muncul. Bau tidak sedap dan gangguan penyakit siap menghadang di depan mata, Pada musim bujan, sampah terlantar ini dapat menjadi momok paling menakutkan. Tumpukan sampah yang tidak tertangani dengan baik bisa menyumbat saluran drainase. Pembuangan sampah di sembarang tempat, terutama sungai akan menghambat laju air hujan dan mengakibaikan banjir. Walaupun telah Sberpengalaman’ menghadapi situasi sama setiap tahun, tampaknya inti masalah sian terbaik. Semakin banyak dan beragamaya sampah, tentu saja diperlukan pengolahan sampah terpadu yang akibat sampab ini belum pula memperoleh penyel: efektif tanpa mengandalkan pihak lain untuk menanggulangi masalah sampah yang telah sewajamya menjadi tanggung jawab masing — masing. 4, Pengolahan Sampab ‘Tujuan penanganan sampah medis adalah: a. Melindungi petugas pengelola sampah dari luka atau cedera tidak sengaja oleh benda-benda tajam yang sudah terkontaminasi. b. Melindungi penyebaran infeksi terhadap para petugas Kesehatan. c, Mencegah penularan infeksi terhadap para petugas keschatan, dd. Mencegah penularan infeksi pada masyarakat sekitamya. e. Membuang bahan-bahan berbahaya (bahan toksik dan radioaktif) dengan aman, Sempah bisa terkontaminasi atau tidak terkontaminasi. Sampah yang tidak terkontaminasi tidak mengandung risiko bagi petugas yang menanganinya, ‘Sebagian besar limbah persalinan dan kelahiran bayi adalah sampah terkontaminasi. Jika tidak dikelola dengan benar, sampah terkontaminasi berpotensi untuk menginfeksi siapapun yang melakukan kontak atau menangani sampah tersebut termasuk anggota masyarakat. Sampab terkontaminasi termasuk darah, nanah, urin, kotoran manusia dan benda-benda yang kotor oleh cairan tubub, Berikut adalah prinsip — prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolaban sampah, Prinsip ~ prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu : L. Reduce (Mengurangi) Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan, Semakin banyak kita mengeunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan. 2. Reuse (mengeunakan kembali) Scbisa mungkin pilihloh barang — barang yang bisa dipakai kembali Hindari pemakaian barang~ barang yang sekali pakai, 3. Recycle (mendaur ulang) Sebisa mungkin barang — barang yang sudah tidak berguna didaurulang lagi. sudah banyak industri tidak ‘Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat i resmni dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain. 4, Replace (mengganti) Meneliti barang yang kita pakai sehari — hari. Mengganti barang — barang yang hanya bisa dipakai sckali dengan barang yang lebih taluan lama. Berikut ini adalah beberapa cara pengolahan sampah berdasarkan jenisnya. 1. Pengolahan Sampah Organik Sampah organik dapat diolah menjadi kompos. Komposting adalah cara pengolahan sampah organik secara ilmiah dengan hasil akhir tidak membahayakan lingkungan dan mempunyai manfaat sebagai pupuk. Berikut adalah cara — cara pembuatan kompos menggunakan drum plastik: a, Bahan dan peralatan yang digunakan 1) Ember atau drum plastik yang telah dimodifikasi (dibuat berlubang) dengan kapasitas minimum 100 kg. 2) Bioaktivator cair (metodle nerob) atau bioaktovator padat (metode anaerob) 3) Bahan baku sampah organik (hindari daging, tulang, duri ikan, sisa makanan berlemak, susu, kotoran anjing, kotoran kucing, dan kotoran babi) b. Cara pembuatan kompos 1) Cacah bahan baku hingga berukuran 2 ~ 5 em 2) Taburkan Bioktivator Orgadec 0.5 % ke atas bahan baku, aduk hinges tereampur rata 3) Siram dengan air hingga diperoleh kelembapan yang diinginkan (50%-60%), Jangsung masukkan ke dalam drum plastic 4) Inkubasi selama 1-2 minggu, tergantung dari bahan bakunya 5) Pada hati ketiga atau hari kedelapan perlu difakukan pengadulcan atau pembalikan secara manual agar aerasi di dalam drum berlangsung baile 2. Pengolahan Sampah Anorganik ‘Sampah anorganik perlu waktu yang sangat Jama untuk dapat diurai. Maka cara terbaik adalah dengan mendaur ulang sampah ~ sampah tersebut atau dijadikan bahan atau benda Iain yang bermanfaat misalnya dijadikan bahan kerajinan yang ‘mempunyai nilai ekonomis, Sampah anorganik bisa dikumpulkan berdasarkan jenisnya, kenmadian dijual kepada pengumpul berang bekas untule didaur ulang. 3. Pengolahan Sampah Tajam ‘Sampah tajam ada beberapa macam yaitu alat medis, botol, alat-alat rumah tangga. a. Pembuangan sampah benda tajam non medis 1). Pokailah sarung tangan rumah tangge yang tebal 2) Dekontaminasi dengan larutan klorin 0,5%, semprotkan sebanyak 3 x 3) Masulkkan benda tajam kedalam wadah yang tahan tusukan 4) Jika wadah sudah terisi % bagian, pindabkan dari ares tindakan untuk dibuang. 5) Wadah yang telah berisi % bagian ditutup atau disumbat atau diplester dengan rapai, pastikan tidak ada bagian benda tajam yang menonjol keluar wadabs. 6) Buang wadah dengan cara dikubur 7) Lepaskan sarung tangan, cuei setiap bari atau setiap Kali textihat kotor 8) Cuci tangan dan bersihkan dengan handuk bersih b, Penanganan sampah tajam alat medis Pengelolaan sampah medis akan memiliki penerapan pelaksanaan yang berbeda-beda antar fasilitas-fasilitas Kkeschatan, yang umumnya terdiri dari penimbulan, penampungan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan 1) Penimbulan (Pemisahan dan pengurangan) Proses pemilalian dan reduksi sampah hendaknya merupakan proses yang kontinyu yang pelaksanaannya harus mempertimbangkan: kelancaran penanganan dan penampungan sampah, pengurangan volume dengan perlakuan pemisahan limbal: B3 (logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn) dan non B3 serta menghindari penggunaan behan kimia B3 pengemasan dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis sampah untuk efisiensi biaya, petugas dan pembuangan. 2) Penampungan Penampungan sampah ini menggunakan wadah yang memiliki sifat kuat, tidak mudah bocor atau berlumut, terhindar dari sobek atau pecah, mempunyai tutup dan tidak overload, Penampungen dalam pengelolaan sampah medis dilakukan perlakuan standarisasi kantong dan kontainer seperti dengan menggunakan kantong yang bermacam wama seperti telah ditetapkan dalam Permenkes RI no, 986/Men.Kes/Per/1992 dimana kantong berwarna kuning dengan lambang biohazard untuk sampah infeksius, kantong berwama ungu dengan simbol citotoksik untuk limbah citotoksik, kantong berwarna merah dengan simbol radioaktif’ untuk limbah radioaktif dan kantong berwama hitam dengan tulisan “domestik” fg | ost Gambar 7. Jenis Wadah dan Label Limbah Medis Padat sesuai Katagorinya 34 3) Pengangkutan Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan intenal dan eksternal. a) Pengangkutan internal berawal dari tik penampungan awal ke tempat pembuangan atau ke incinerator (pengolahan on-site). Dalam pengangkutan internal biasanya digunakan kercta dorong sebagai yang sudah diberi tabel, dan dibersikan secara berkala serta petugas pelaksana dilenekapi dengan alat proteksi dan pakaian kerja khusus. b) Pengangkutan eksternal yaitu pengangkutan sampah medis ketempat pombuangan di far (offsite). Pengangkulan ckstemal memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan harus dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk memenubi peraturan angkutan Lokal. Sampah medis diangkut dalam kontainer khusus, harus kuat dan tidak bocor. 4) Pengolaban dan pembuangan Metode yang digunaken untuk mengolah dan membuang sampah medis tergantung pada faktor-faktor Khusus yang sesuai dengan institusi yang berkeitan dengan peraturan yang berlaku dan aspek lingkungan yang berpengaruh terhadap masyarakat, Teknik pengolahan sampah medis (medical waste) yang mungkin diterapkan adalah: 1. Incinerasi Beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila incinerator akan digunakan di rumah sakit antara lain: ukuran, desain, kapasitas yang disesuaikan dengan volume sampah medis yang akan dibakar dan disesuaikan pula dengan pengaturan pengendalian peneemaran udara, penempatan lokasi yang berkaitan dengan jalur pengangkutan sampah dalam kompleks rumah sakit dan jalur pembuangan abu, serta perelatan untuk melindungt incinerator dari bahaya kebakaran, Keuntungan me winakan incinerator adalah dapat mengurangi volume sampah, dapat membakar beberapa jenis sampah termasuk sampah B3 (toksik menjadi non toksik, infeksius menjadi non infeksius), Jahan yang dibutuhkan relatif tidak luas, pengoperasiniya tidak tergantung pada iklim, dan resida abu dapat digunakan untuk mengisi tanah yang rendah, Sedangkan kerugiannya adalah tidak sen jenis sampah dapat dimusnahkan teratama sampah dari logam dan botol, serta dapat menimbulkan pencemaran udara bila tidak dilengkapi dengan pollution control berupa cyclon (udara berputar) atau bag filter (penghisap debu), Hasil pembakaran berupa residu serta abu dikeluarkan dari incinerator dan ditimbun dilahan yang rendah. Sedangkan gas/pertikulat dikeluarkan melalui cerobong setelah melaiui sarana pengolah pencemar udara yang sesuai. 2. Sterilisasi dengan uap panas/autoclaving (pada kondisi uap jenu bersuhu 121 og 3. Sterilisasi dengan gas (gas yang digunakan berupa ethylene oxide atau formaldehyde) 4. Desinfeksi zat kimia dengan proses grinding (menggunakan cairan kimia sebagai desinfektan) Inaktivasi suhu tinggi Radiasi (dengan ultraviolet atau ionisasi radiasi seperti Co6 Microwave treatment Grinding dan shredding (proses homogenisasi bentuk atau ukuran sampah) Pemampatan / pemedatan, dengan tujuan untuk mengurangi volume yang terbentuk Kelebihan dan Kekurangan Pengolahan sampah antara lain: 1, Sampah Basah / Sampah Organik ‘a. Kelebihan yr aa 1) Mampu meayediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungen 2) Mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan disekitar tempat tingeal 3) Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat 4) Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) 5) Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir 6) Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan macet, banjir, tanah longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh seranggs dan binatang pengera 7) Mengurangi jumlah sampah organik: 8) Menyuburkan tanaman dengan pupuk organic 36 9) Menghasilkan pupuk yang murah b. Kekurangan Setelah menjadi pupuk kompos, pupuk siap untuk digunakan sebagai penyubur tanah, Adapun kekurangan pupuk Kompos adalah 1) Unsur hara relatif lama diserap tumbuhan 2) Pembuatan pupuk kompos lama 3) Sulit dibuat dalam skala besar Oleh karena itu untuk mendukung peningkatan hasil — hasil pertanian tetap diperlukan pupuk buatan, 2. Sampah Kering / sampah Anorganik 2, Kelebihan 1) Meneiptakan suatu produk baru yang lebih bermanfiat 2) Menciptakan lapangan kerja baru 3) Mengurangi tumpukan sampah anorganik yang berserakan disekitar tempat tinggal 4) Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat 5) Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) 6) Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir 7) Menyelamatkan lingkungen dari kerusakan dan gangguan berupa selokan ‘macet, banjir, tanah longsor, serta polusi udara jika sampah tidak dibekar. b. Kekurangan 1) Membutuhkan beberapa alat tambahan 2) Membutuhkan dana untuk promosi produk baru 3. Sampah Tajam a. Kelebihan Penanganan sampah medis menggunakan incinerator: 1) Dapat mengurangi volume sampah 2) Dapat membakar beberapa jenis sampah 3) Lahan yang dibutubkan relatif tidak luas 4) Pengoperasinnya tidak tergantung pada iklim 5) Residu abu dapat digunakan untuk mengisi tanah yang rondah, b. Kelemahan 37 1) Tidak semua jenis sampah dapat dimusnahkan terutama sampah dari logam dan botol 2) Dapat menimbulkan pencemaran udara bila tidak dilengkapi dengan pollution kontrol berupa cyclon (udara berputar) atau bag filter (penghisap debu). 3) Menurut Depkes Republik Indonesia berbagai jenis buangan yang dihasilkan rumah sakit dan unit-unit pelayanan kesehatan yang mana dapat membahayakan dan menimbulkan gangguan Kesehatan bagi pengunjung, masyarakat terutama petugas yang = menanganinya —disebut sebagai. limbah _klinis. Limbah klinis berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi, veterinary, farmasi atau yang sejenisnya seria limbah yang dihasilkan rumah sakit pada saat dilakukan perawatan, peagobatan atau penelitian, Berdasarkan potensi bahaya yang ditimbulkannya limbah klinis dapat digolongkan dalam limbah benda tajam, infeksius, jaringan tubuh, citotoksik, farmasi, kimia, radio aktif dan limba plastik. a) Limbah Benda Tajam Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol_yang dapat memotong atau menusuk kulit. Misalnya : jarum hipodermik, perlengkapan intervena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah, Selain itu meliputi benda-benda tajam yang terbuang yang mungkin feckontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radio aktif, b) Limbah Infeksius Limbah infeksius mefiputi limbah yang berkaitan dengan pasien yang ‘memerlukan isolasi penyakit menular seria limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik, wang perawaran dan ruang isolasi penyakit menular, Yang termasuk limbah jenis ini entara lain: sampah mikrobiologis, produk sarah manusia, benda tajam, bangkai —binatang terkontaminasi, bagian tubuh, sprei, limbah raung isolasi, limbah pembedahan, limbah unit dialisis dan peralatan terkontaminasi (medical waste). ¢) Limbah Jaringan Tubub Limbah jaringan tubuh meliputi jaringan tubuh, organ, anggota badan, placenta, darah dan cairan tubuh lain yang dibuang saat pembedahan dan autopsi. Limbah jaringan tubuh tidak memerlukan pengesahan penguburan dan hendaknya dikemas khusus, diberi label dan dibuang ke incinerator. d) Limbah Jaringan Tubuh Limbah jaringan tubuh meliputi jaringan tubub, organ, anggota badan, placenta, darah dan cairan tubuh Iain yang dibuang saat pembedahan dan autopsi. Limbah jaringan tubuh tidak memerlukan pengesahan penguburan dan hendaknya dikemas khusus, diberi label dan dibuang Ke incinerator ‘¢) Limbah Citotoksik Limbah citotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat citotoksik sclama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi citotoksik. Limbah yang terdapat limbah citotoksik didalamnya hharus dibakar dalam incinerator dengan sui diatas 100% 4) Limbah Farmasi Limbah farmasi berasal dari: obat-obatan kadaluwarsa, obat-obatan yang terbuang karena batch tidak memenuhi spesifikasi atau telah terkontaminasi, obat- obatan yang terbuang atau dikembalikan oleh pasien, obat-obatan yang sudah tidak dipakai lagi karena tidak diperfukan dan limbah hasil produksi obat-obatan. g) Limbah Kimia Limbah kimia dibasilkan dasi penggunaan kimia dalam tindakan medis, vetenary, laboratorium, proses sterilisasi dan riset. Limbah kimia juga meliputi limbah farmasi dan limbah citotoksik h) Limbah Radio Aktif Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radionucleida. Asal limbab ini antara lain dari tindakan kedokteran nuklit, radioimmunoassay dan bakteriologis yang dapat berupa padat, eair dan gas, i) Limbah Plastik Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh Klinik, rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lain seperti barang-barang dissposable yang terbuat dari plastik dan juga pelapis peralatan dan perlengkapan medis, 39 G. Alat dan Bahan 1. Troli 2. Sepatu boat 3. Celemek 4. Topi 5. Masker 6. Kaca mata 7. Sarung tangan sterii dan rumah tangea 8, Larutan clorin 9, Waskom 10, Deterjen 11, Sikat gigi bekas 12. Alat sterilisator 13. Sabun cuci tangan 14, Tissu 45. Lap kerja 16, Tempat sampah 17, Kantong plastik sampah wara hitam, kuning, mera, ungu, coklat 1. Setelah saudara mempelaiari Kegiatan Belajr ini, cobalah melakukan tndakan pencegahan infeksi dengan menggunakan panduan ceklisv/rabrik sebagai pedoman melakukan praktikum. 2. Setiap perasat tindakan terdapat tiga item penilaian metiputi Keterampllan dengan bobot 5, pengetahnan dengan bobot 3 dan sikap bobotnya 2. 3, Cara menilai langkah Klinik dengan skala 0-3: Nilai 3: jika langkah Klinik dilakukan dengan tepat dan benar Nilai Nilai jika langkah Minik dilakukan dengan benar tapi kurang, efektif + jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepavtidak berurwan Nilai 0: jike langkah Klinik tidak dilakukan 40

Anda mungkin juga menyukai