Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu permasalahan yang besar dalam pembelajaran Bahasa Inggris

di sekolah sekolah, adalah aktivitas dalam pembelajaran bahasa Inggris masih

sangat rendah. Siswa jarang sekali mengajukan pertanyaan walaupun guru telah

memancing dengan pertanyaan-pertanyaan yang sekirannya siswa belum jelas.

Selain itu, aktivitas siswa dalam membaca, memahami kalimat, mengemukakan

pendapat dan bekerja kelompok masih rendah. Rendahnya aktivitas siswa

tersebut dapat mengakibatkan proses belajar yang telah disajikan oleh guru

menjadi tidak tuntas dan berdampak pada prestasi belajar siswa. Agar proses

pembelajaran berhasil mencapai KKM yang sudah ditetapkan maka seorang

guru harus dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi

pokok yang diajarkan yang akan mempermudah siswa memahami pelajaran

sehingga dapat meningkatkan minat adan motivasi belajar siswa.

Dalam proses pembelajarana harus terjadi interaksi multi arah antara

guru dengan siswa, siswa dengan siswa, sehingga proses pembelajaran yang

terjadi lebih interaktif

Tinggi rendahnya kadar kegiatan belajar banyak dipengaruhi oleh

pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Oleh sebab itu seorang

guru harus kreatif dan inovatif dalam memilih, menentukan dan mempraktikkan

model pembelajaran yang melibatkan

1
Membaca merupakan suatu proses untuk memahami teks tertulis

termasuk mengenali dan memahami apa yang tertulis, khususnya kata-kata.

Membaca juga dapat dimaknai sebagai pusat pengajaran dan pembelajaran yang

berupaya untuk mengembangkan keahlian siswa yang dibutuhkan untuk

menambah dan mengisi arti dari sebuah teks (Khusniyah, Rasyid, &

Lustiyantie, 2017). Dalam kegiatan membaca, seseorang akan memetik serta

memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis (Finochiaro

and Bonomo dalam Tarigan, 2015). Tujuan utama dalam membaca adalah

untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna

bacaan, makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud, tujuan

atau intensif kita dalam membaca (Tarigan, 2015). Aspek-aspek membaca

meliputi: 1) keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat

dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order) dan 2)

keterampilan yang bersifat pemahamana (comprehension skills), yang dianggap

pada urutan yang lebih tinggi (high order) (Tarigan, 2015). Salah satu jenis

membaca adalah membaca pemahaman. Kegiatan ini dapat diartikan sebagai

kegiatan membaca yang berupaya memahami teksmelalui pemahaman makna

kata dan ungkapan yang digunakan oleh penulis, makna eksplisit dan makna

tersirat, serta membuat kesimpulan (Simbolon & Marbun, 2017).

Dalam berbagai langkah pengajaran Bahasa Inggris khususnya, para siswa

memerlukan suasana yang menarik agar konsentrasi dapat terjaga, terutama pada

bab tertentu, karena begitu banyak kata kata (Reading- Writing) berbahasa Inggris

yang relatif masih baru bagi siswa kelas X MIPA, maka di harapkan pengajar lebih

2
kreatif untuk menggunakan strategi atau cara baru dalam penyampaian materi,

karena suasana menarik akan mempengaruhi minat belajar siswa yang dangat

berdampak pada pencapaian prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi diketahui permasalahan pada siswa kelas X

MIPA di SMA Negeri 1 Mertoyudan yaitu masih rendahnya pencapaian hasil

belajar siswa pada pelajaran Bahasa Inggris pada tahun pelajaran 2019/2020, hal ini

dinyatakan oleh guru Bahasa Inggris kelas X MIPA, hanya sekitar 50% dari 36

siswa yang dapat mencapai KKM. Adapun yang menyebabkan masih rendahnya

pencapaian hasil belajar adalah pembelajaran yang hanya berpusat pada guru,

kurangnya media pembelajaran, terbatasnya Lembar Kerja Siswa (LKS) yang

menanamkan pemahaman, banyaknya materi pelajaran yang harus dipahami dan

dikuasai oleh siswa. Beberapa penyebab di atas merupakan faktor penentu

keberhasilan belajar, dan dapat menyebabkan siswa menjadi tidak semangat untuk

belajar. Hal ini tentunya berdampak terhadap rendahnya hasil belajar yang

diperoleh siswa pada saat dilakukan tes.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan suatu model

pembelajaran yang lebih menarik serta membuat siswa aktif dalam pembelajaran

sehingga alur proses pembelajaran tidak hanya berasal dari guru menuju siswa,

melainkan siswa juga bisa saling mengajar dan belajar secara kooperatif.

Salah satu pembelajaran yang dapat dijadikan alternative adalah coopera-

tive learning atau pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan

system pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa atau anak didik un-

tuk bekerja sama dengan sesame siswa dalam tugas tugas terstruktur (Lie, 2004:12).

3
Berdasarkan penelitian penelitian yang telah dilakukan, Slavin dalam Mus-

limin(2000:16) menyatakan bahwa kelas kooperatif menunjukkan hasil belajar

yang signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas control. Teknik teknik pem-

belajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil hasil belajar diband-

ingkan dengan pengalaman pengalaman individual atau kompetitif. Linda Ludgren

dalam Muslimin (2000:18) juga menyatakan bahwa pembalajaran kooperatif memi-

liki dampak yang amat positif bagi siswa yang hasil belajarnya rendah.

Siswa yang berkemampuan lebih akan menjadi tutor bagi siswa yang berke-

mampuan kurang. Bagi siswa yang berkemampuan kurang akan memperoleh ban-

tuan khusus dari teman sebaya yang mempunyai orientasi dan bahasa yang sama.

Bagi siswa yang berkemampuan lebih akan meningkatkan kemampuan

akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor sebaya membutuhkan

pemikiran mendalam tentang materi. Jadi, dalam pembelajaran kooperatif antara

siswa yang berkemampuan lebih sampai dengan siswa berkemampuan kurang sama

sama memperoleh keuntungan.

Pembelajaran kooperatif yang memanfaatkan kecenderungan siswa untuk

berinteraksi ini juga dapat menanamkan nilai moral dalam diri siswa seperti saling

menghargai, sabar bertanggung jawab, dan bekerja sama. Salah satu model pembe-

lajaran kooperatif yang dapat digunakan dalam rangka mengaktifkan dan mengem-

bangkan potensi siswa adalah model pembelajaran Teams Games Tournament

(TGT). Model pembelajaran TGT merupakan salah satu model pembelajaran koop-

eratif yang dapat dijadikan alternative guru untuk mengajar selain model pembela-

jaran lain yang selama ini diterapkan.

4
Dengan membentuk kelompok kelompok keci; heterogen (terdiri dari prestasi

akademik, jenis kelamin, ras dan etnis yang berbeda beda) yang beranggotakan 4-5

orang dalam satu kelompok untuk mengerjakan soal latihan sebagai tim. Tugas tim

dianggap belum selesai apabila salah satu anggota tim belum menguasai materi.

Kemudian diadakan game atau permainan antar kelompok.

Selanjutnya dibentuk kelompok homogen untuk diadakan turnamen. Mengin-

gat pentingnya proses pembelajaran Bahasa Inggris sebagai langkah untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa, maka kelemahan kelemahan proses pembela-

jaran harus diperbaiki.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian tindakan kelas dengan judul ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Teams Games Tournament (TGT) Materi Pokok Teks Narative Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Kelas X MIPA3 SMA Negeri 1

Mertoyudan”

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : apakah

dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament

(TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi pokok Teks Narative?

Dari permasalahan pokok tersebut, dirinci kedalam pertanyaan penelitian atau sub

masalah sebagai berikut .

1. Bagaimana nilai aspek pengetahuan siswa dengan penerapan model pembela-

jaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)?

5
2. Bagaimana nilai aspek sikap siswa dengan penerapan model pembelajaran ko-

operatif tipe Teams Games Tournament (TGT)?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui nilai aspek pengetahuan siswa dalam pembelajaran Teks Narative

dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tourna-

ment (TGT)?

2. Mengetahui nilai aspek sikap siswa dalam pembelajaran Teks Narative dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament

(TGT)?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagi peneliti, menambah wawasan keilmuan, kompetensi dan profesionalisme

peneliti sebagai guru dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, yaitu :

menyiapkan bahan ajar, melaksanakan proses pembelajaran, mengevaluasi dan

memberikan layanan tindak lanjut.

2. Bagi rekan guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan

konseptual dalam meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran Bahasa

Inggris.

3. Bagi siswa

1) Meningkatkan hasil belajar siswa

2) Meningkatkan partisipasi aktif siswa

6
3) Membuat pelajaran lebih menarik dan mudah dipahami siswa

Anda mungkin juga menyukai