Disusun Oleh:
MUHAMMAD IQBAL 220120200003
NAFISAH SYAHIDAH 220120200017
SHERLY MANURUNG 220120200002
TOBI PITORA 220120200018
saat yang bersamaan memfokuskan diri pada hubungan budaya minoritas dengan
budaya mayoritas yang seringkali tidak seimbang (Jary dan Jary 1999:429).
berasal dari suku-suku yang terdapat di tenggara Tiongkok, antara lain Hakka,
Hainan, Hokkian, Kantonis, Hokchia, dan Tiochiu. Sebagian besar dari orang-
mereka juga menetap dalam jumlah besar selain di daerah perkotaan adalah:
suatu fenomena budaya yang perlu diketahui dan dipahami oleh perawat,
meskipun asal suku Tionghoa ini bukan merupakan suku asli di Indonesia. Hal ini
bertujuan agar perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang utuh yang
tidak hanya berfokus pada kondisi fisik, namun secara keseluruhan yaitu bio-
budaya yang melekat pada klien. Pemahaman budaya oleh perawat dalam rangka
proses belajar dan praktek keperawatan yang berfoksus pada perbedaan dan
persamaan antar budaya yang terikat pada individu manusia sebagai objek yang
akan menerima asuhan keperawatan, konsep sehat dan sakit didasarkan pada nilai
asuhan keperawatan yang utuh khususnya terkait budaya dan keutuhan budaya
terhadap fenomena budaya yang terjadi sehigga dapat menilai apakah budaya
(Leininger & M.R, 2002). Mode konseptual yang dikembangkan oleh Leininger
ini dapat digunakan perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi
faktor agama dan falsafah, faktor sosial dan ketertarikan keluarga, nilai-nilai
budaya dan gaya hidup, faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku, faktor
ekonomi, dan faktor pendidikan (Andrew & Boyle, 1995). Berdasarkan fenomena
tersebut pada makalah ini penulis bertujuan untuk melakukan analisa budaya pada
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Melakukan analisa gambaran budaya pada populasi Tionghoa di Indonesia
berdasarkan pendekatan Sunrise Model?
TINJAUAN TEORITIS
untuk memulai pada puncak dari model ini dengan pandangan dunia dan
pikiran. Yang mana ini dapat mempengaruhi kesehatan dan perawatan atau
terpisahkan/tidak dapat dipisahkan dari budaya mereka. Suatu hal yang perlu
diketahui bahwa masalah dan intervensi keperawatan tidak tampak pada teori
dan model ini. Tujuan yang hendak dikemukakan oleh Leininger adalah agar
lainya.
Intervensi keperawatan ini dipilih tanpa menilai cara hidup klien atau
masalah keperawatan tidak selalu sesuai dengan apa yang menjadi pandangan
klien. Model ini merupakan suatu alat yang produktif untuk memberikan
panduan dalam pengkajian dan perawatan yang sejalan dengan kebudayan serta
penelitian ilmiah.
masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and
atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang perlu dikaji perawat seperti:
Faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat: nama
lengkap dan nama panggilan dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal
d. Faktor nilai budaya dan gaya hidup (Cultural Values and Lifeways)
yang dianggap baik dan buruk. Hal-hal yang perlu dikaji berhubungan
dengan nilai-nilai budaya dan gaya hidup adalah posisi dan jabatan, bahasa
yang ada pada umumnya dimanfaatkan klien antara lain asurannsi, biaya
kantor, tabungan. Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat antara lain
ilmiah yang rasional dan dapat beradaptasi terhadap budaya yang sesuai
terulang kembali.
2.1.2.2 Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang
suatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu
proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan
yang sesuai denganlatar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Ada
Boyle, 1995) yaitu: mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien
klien kurang menguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya
diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien
klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup
dan melaksanakannya
Bila perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa tidak
2.1.2.4 Evaluasi
kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau
budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan
faktor agama dan falsafah, faktor sosial dan ketertarikan keluarga, nilai-nilai
budaya dan gaya hidup, faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku, faktor
3.1.2 Pengkajian Faktor Agama dan falsafah pada Populsi Tionghoa di Indonesia
3.1.4 Pengkajian Faktor nilai budaya dan gaya hidup pada Populsi Tionghoa di
Indonesia
3.1.5 Pengkajian Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku pada Populsi
Tionghoa di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Andrew, & Boyle. (1995). Transcultural Concepts in Nursing Care, 2nd Ed.
Philadelphia: JB Lippincot Company.
Jary, D. dan J. Jary (peny.) 1999 Unwin Hyman Dictionary of Sociology. Edisi
ke-2. Leicester: Bookmart Ltd.
Leininger, & M.R, M. (2002). Transcultural Nursing : Concepts, Theories,
Research and Practice. USA: Mc-Graw Hill Companies.
Suryadinata, L. (2003). Kebijakan Negara Indonesia Terhadap Etnik Tiongho:
Dari Asimilasi ke Multikulturalisme. ANTROPOLOGI INDONESIA 71, 1-
11.
Soegihartono. (2015). Pengaruh Akulturasi Tionghoa dan Jawa Dalam
Perkembangan Bisnis di Semarang. RESPONS.