:SCOPING REVIEW
Rizky Meilando1, Sherly Manurung1, Muhammad Iqbal1, Yanny Trisyani2, Ristina Mirawanti2
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
Abstrak
Pandemi COVID-19 telah berdampak pada sistem pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Karena
kasus COVID-19 yang serius dan kritis, pentingnya meningkatkan system pelayanan kesehatan
secara efektif untuk menangani pandemi di masa depan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisa literatur-literatur terkait pelayanan kesehatan pada masa post COVID-19. Kami
menggunakan metode penelitian scoping review. Pencarian literatur menggunakan database,
Pubmed, Science Direct, CINAHL dan Google Scholar. Kata kunci: Healthcare OR Health
System AND covid-19 OR Post Covid-19. Seleksi literatur menggunakan pendekatan PRISMA
dengan identifikasi artikel, screening duplikat dan kelayakan dengan kriteria inklusi yaitu artikel
dengan tahun terbit mulai dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2021 dengan bahasa inggris,
penelitian yang dipublish di jurnal yang peer-reviewed dan membahas terkait Sistem pelayanan
kesehatan di era post Covid-19. Data dianalisis secara kualitatif dengan bantuan tabel ekstraksi
data dan disusun secara tematik berdasarkan content analisis. Hasil analisa menunjukan bahwa
sistem pelayanan kesehatan dengan mengunakan telemedicine meningkat pada masa pandemic
covid-19 dan menjadi salah satu rekomendasi untuk perbaikan sistem kesehatan pada masa
setelah covid-19. Kemudian perlu asuransi kesehatan untuk penggantian biaya
telehealth/telemedicine dan perlunya peningkatan kesiapsiagaan bencana rumah sakit untuk
penyakit menular akibat virus. Diharapkan setelah pandemic covid-19 sistem pelayanan
kesehatan nasional menjadi lebih kuat, dan dapat dijalankan secara merata pada seluruh pihak
masyarakat.
Kata Kunci: pelayanan kesehatan, post covid-19
Abstract
Covid-19 pandemic has been affecting healthcare system all around the world. Due to the
serious and critical cases of covid-19, it is important to improve the health care system
effectively to deal with future pandemics. This studi aim to analyze and summaryze the articles
related to health services in the post-COVID-19 period. Scoping review is chosen as the method
of this study. We conducted article search using Pubmed, Science Direct, CINAHL and Google
Scholar database. Keywords : Healthcare OR Health System AND covid-19 OR Post Covid-19.
The articles were identified and screened using inclusion criteria based of PRISMA approach to
get the eligible articles for this review. Data were analyzed qualitatively with the help of data
extraction tables and arranged thematically based on content analysis. Results show that use of
telehealth/telemedicine increased during the COVID-19 pandemic and became the most
recommended system for improving the health system in the post-covid-19 period. Health
insurance is required for telehealth/telemedicine costs as well as home disaster preparedness for
viral diseases. It is expected that after the COVID-19 pandemic, the national health service
system will become stronger, and can be run evenly on all sides of the community.
Keywords: Healthcare System, Post covid-19
PENDAHULUAN meluas untuk mencegah penyebaran virus
COVID-19 telah mengubah banyak COVID-19 (Hooda, 2020).
hal, Setelah diumumkan sebagai pandemi Berita di CNN bulan april 2021
global pada 11 Maret 2020 oleh WHO, menjelaskan bahwa India telah menembus
Covid-19 benar-benar menjadi ancaman kasus harian Covid-19 tertinggi dunia
nyata yang sangat mempengaruhi sektor dengan angka kematian paling banyak sejak
kesehatan, sosial, ekonomi, dan keuangan. pandemi berlangsung di negara itu,
Berawal dari Tiongkok, virus Covid-19 Kementerian Kesehatan India melaporkan
dengan cepat menyebar ke belahan dunia dalam 24 jam, jumlah kasus harian terinfeksi
lain. Covid-19 mencapai 295.000 kasus dan
Sistem pelayanan kesehatan di angka kematian 2.023. Sehingga total
seluruh dunia kewalahan saat menghadapi kematian di India menjadi 182.553 orang
pandemic covid-19. Pada tahap awal Menjadi tren yang umum di banyak
pandemic telah menjelaskan bahwa system negara Asia Selatan dengan peringatan
kesehatan tidak mampu menghentikan bahwa infeksi masih meningkat. Sementara
penyebaran virus dan menjadi beban bagi serangkaian lockdown telah membantu
pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, memperlambat penyebaran infeksi, sistem
Negara Korea Selatan telah mendapat pujian kesehatan tetap kewalahan di beberapa
dengan keberhasilan menangani pandemi negara-negara yang terkena tetap berdampak
covid-19. Mereka bekerja bersama membuat buruk akibat lalainya masyarakat dalam
strategi mitigasi pandemi, karena menyadari melaksanakan kebijakan yamng berlaku.
pentingnya peningkatan kapasitas layanan Sementara akses ke layanan kesehatan non-
kesehatan berbasis proyeksi untuk COVID sangat dibatasi karena orientasi
menangani wabah berulang COVID-19 yang layanan kesehatan publik yang sudah lemah
tak terhindarkan pada populasi yang rentan. dan lelah dalam menangani COVID-19. Saat
Langkah-langkah pendekatan utama untuk berhadapan dengan kehadiran COVID-19
respons epidemi, pemerintah membuat yang berkepanjangan, layanan kesehatan
berbagai kebijakan untuk memberikan yang semakin lemah mulai dikritik oleh
fasilitas kesehatan kuratif secara umum dan public (Hooda, 2020).
Karena kasus COVID-19 yang serius (covid-19)) OR (post covid-19). Hasil artikel
dan kritis, pentingnya meningkatkan system kemudian direduksi kembali menggunakan
pelayanan kesehatan secara efektif untuk kriteria inklusi dan ekslusi yang telah
menangani pandemi di masa depan. Ada ditentukan sebelumnya. Adapun kriteria
kebutuhan mendesak akan rumah sakit atau inklusi dan ekslusi yang digunakan dalam
perawatan umum di setiap negara dan penelitian ini adalah sebagai berikut.
memerlukan tanggapan keadaan darurat
1. Kriteria Inklusi
kesehatan perlu dilakukan rencana
Rekonstruksi Kesehatan Pasca-COVID yang a. Artikel yang terbit dari tahun 2020
komprehensif (Wagstaff, 2020). sampai dengan tahun 2021
Berdasarkan hal tersebut peneliti
b. Artikel menggunakan bahasa Inggris
melakukan review literature untuk
menganalisa sistem pelayanan kesehatan c. Artikel penelitian yang dipublish di
terutama setelah era pandemi Covid-19 jurnal yang peer-reviewed
Penyedia layanan
kesehatan di daerah dengan
SVI tinggi hampir dua kali
lebih mungkin
menggunakan telepon
sebagai modalitas telehealth
utama dibandingkan
penyedia di daerah dengan
SVI rendah (41,7% vs
23,8%;)
Berdasarkan hasil,
kemudian di berikan
program secara individu
untuk mengarahkan pasien
melakukan mobilitas
pernapasan dan kebutuhan
aktivitas hidup sehari-hari
(ADL).
dampak yang signifikan diberbagai aspek beradaptasi pada kebiasaan baru (new
Situasi yang belum pernah terjadi kebiasaan baru (new normal) meliputi
melakukan pekerjaan dari rumah, menjaga secara otomatis, program edukasi untuk
jarak, pembatasan tenaga medis dan pasien obat-obat untuk pencegahan, komunikasi
diruang isolasi, membatasi kunjungan di kolaboratif dengan tenaga kesehatan,
panti jompo, serta pemakaman tidak dihadiri konseling pasien dan lain-lain (Lee & Lee,
oleh kerabat (Jamaludin et al, 2020). 2021).
Saat kondisi pandemi berlangsung Pada pasien bedah, implikasi
juga terjadi perubahan pelayanan kesehatan telehealth atau telemedicine dapat
dari tatap muka menjadi pemanfaatan mempermudah proses evaluasi kondisi
tekhnologi telehealth ataupun telemedicine pasien baik pada fase pre operatif, pasca
dalam pelayanan kesehatan. Kebebasan operatif, maupun follow up visite saat
china dari pandemi COVID-19 secara pandemi dan mengurangi resiko penyebaran
keseluruhan sangat bergantung pada inovasi COVID-19 (De Biase et al, 2020).
tekhnologi dan perkembangan ilmu Telehealth atau telemedicine ini juga
pengetahuan (Sun et al, 2021). Saat pandemi sangat bermanfaat untuk membantu
terjadi semua fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat yang tempat tinggalnya jauh dari
beralih sangat cepat ke penggunaan fasilitas kesehatan menjadi lebih mudah
telehealth, masyarakat didaerah perdesaan dalam mendapatkan akses kesehatan.
cenderung menggunakan telehealth melalui Telemedicine juga bisa mengurangi
layanan telefon, sedangkan masyarakat kemiskinan diantara kelompok rentan dan
didaerah perkotaan cenderung menggunakan komunitas yang sulit dijangkau di Afrika
telehealth melalui layanan video conference dengan anggaran pemerintah yang sesuai.
(Chan et al, 2021). Aplikasi skype dan Akan tetapi dengan kurangnya pendanaan di
whattsapp digunakan untuk mengevaluasi Afrika, tantangan dalam
kondisi pasien post perawatan karena mengimplementasikan telemedicine
COVID-19, hasilnya sangat efektif dan memerlukan strategi global dan nasional
bermanfaat untuk evaluasi pasien sebelum bisa menunjukan hasil yang
(Worsowich, 2020). Telehealth pada masa diharapkan (Akintunde et al, 2021).
pandemi membuat lingkup pelayanan Telemedicine telah menjadi solusi sistem
kesehatan contactless lebih luas dari pada perawatan kesehatan dimasa pandemi tetapi
pelayanan diagnostic melalui telemedicine, tidak menjamin tingginya quality of service
mencakup monitoring tanda vital pasien (QOS) yang diberikan. Untuk menjamin
QOS diperlukan adanya aplikasi khusus kurikulum pendidikan profesi kesehatan
untuk menunjang telemedicine yang untuk mendorong penggunaan tekhnologi
diberikan kepada pasien (Anthony et al, internet dalam pelayanan kesehatan dimasa
2020). depan (Sun et al, 2021).
Kedepannya telehealth mempunyai B. Ansuransi Kesehatan
kapabilitas yang kuat untuk merubah Telehealth/Telemedicine
ekosistem pelayanan kesehatan secara Asuransi kesehatan merupakan
menyeluruh, terutama di negara berkembang bagian integral dari perawatan kesehatan
seperti india dalam krisis pasca COVID-19 dengan demikian, penggantian biaya
(Bhatia, 2021). Telemedicine telah telehealth/telemedicine harus dipopulerkan.
membawa banyak manfaat terhadap Dengan integrasi asuransi kesehatan ke
pelayanan kesehatan selama masa pandemi dalam perawatan kesehatan berbasis
COVID-19 dan menjadi salah satu Internet. Pasien dapat menikmati konsultasi
rekomendasi untuk perbaikan sistem online, penggantian biaya perawatan online,
kesehatan setelah masa pandemi COVID-19. dan pengiriman obat tanpa meninggalkan
Meskipun terdapat beberapa tantangan agar rumah. Serta pasien di daerah pedesaan
telemedicine ini dapat di teruskan dimasa dapat mengakses fasilitas kesehatan melalui
setelah pandemi berlangsung. Peran internet rumah sakit (Sun et al, 2021).
telemedicine pasca pandemi bergantung Pada Maret 2020, klaim telehealth di
pada regulasi mengenai biaya yang Amerika Serikat meningkat 4,347 %
ditetapkan dan didukung ketersediaan dan dibandingkan Maret 2019. Hampir setengah
pemerataan internet berkecepatan tinggi dari semua kunjungan perawatan primer
(Chonteras et al, 2020). Peraturan telehealth Medicare disediakan melalui telehealth pada
oleh negara, jaminan kualitas layanan April 2020, mewakili peningkatan 350%
telehealth, jaringan internet yang stabil, dalam kunjungan dari tingkat pra-pandemi.
jaminan privasi pasien, dan keamanan data Secara total, lebih dari 9 juta penerima
tetap menjadi prioritas utama yang harus di Medicare menerima layanan telehealth dari
perhatikan untuk implikasi telehealth dimasa pertengahan Maret hingga pertengahan Juni
post pandemi COVID-19. Serta pelayanan 2020 (HRSA, 2019). Angka-angka yang
kesehatan berbasis tekhnologi dan jaringan mencolok ini menunjukkan bahwa telehealth
internet perlu di integrasikan kedalam sekarang mungkin menjadi perlengkapan
yang menonjol dalam pandangan perawatan kuat di Pakistan diperlukan untuk
kesehatan Amerika yang akan terus menyelidiki dan menganalisis laporan
membentuk pemberian dan akses perawatan pandemi dengan cepat, menilai besarnya
kesehatan di masa mendatang. Meskipun risiko pada kesehatan publik, berbagi
layanan telehealth sangat bermanfaat namun informasi real-time, dan menerapkan
terdapat kesenjangan yang muncul dari dua langkah-langkah pengendalian kesehatan
bentuk kesenjangan digital: satu di antara masyarakat yang terpadu dan sistematis
penyedia layanan kesehatan, dan yang (Shaikh, 2021).
lainnya di antara pasien (Gelburd, 2020).
KESIMPULAN