Anda di halaman 1dari 8

Jenis-jenis Badan Usaha

November 5, 2015 by niamora

Pengertian Badan Usaha sendiri ialah suatu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis
dimana memiliki tujuan untuk mencari laba atau keuntungan. Badan Usaha sangat sering
disamakan atau identik dengan perusahaan, namun sebenarnya memiliki perbedaan yang
sangat besar. Perbedaan utamanya, Badan Usaha adalah lembaga sementara perusahaan
adalah tempat dimana Badan Usaha itu mengelola faktor-faktor produksi. Jadi, Badan Usaha
memiliki ruang lingkup yang lebih besar karena sebuah badan usaha bisa memiliki satu atau
beberapa perusahaan. Jenis- jenis Badan Usaha dapat dikelompokkan berdasarkan kegiatan
yang dilakukan, kepemilikan modal, dan wilayah Negara.

Jenis badan usaha berdasarkan kegiatan yang dilakukan, terdiri dari:

 Badan Usaha Ekstraktif: Badan usaha ini mengambil apa yang telah tersedia di
alam. Contoh badan usaha ekstraktif: PT Pertamina dan PT Bukit Asam.
 Badan Usaha Agraris: Badan usaha ini berusaha membudidayakan tumbuh-
tumbuhan atau segala kegiatan yang berkaitan dengan pertanian. Contoh badan usaha
agraris: PT Perkebunan Negara, Badan Usaha Pembibitan, dan Badan Usaha Tambak.
 Badan Usaha Industri: Badan usaha ini berusaha meningkatkan nilai ekonomi
barang dengan jalan mengubah bentuknya. Contoh badan usaha industri: PT Kimia
Farma.
 Badan Usaha Perdagangan: Badan usaha ini bergerak dalam aktivitas yang
berhubungan dengan menjual dan membeli barang tanpa mengubah bentuknya untuk
memperoleh keuntungan. Contoh badan usaha perdagangan: PT Matahari.
 Badan Usaha Jasa: Badan usaha ini memenuhi kebutuhan konsumen dengan jalan
menyediakan jasa kepada masyarakat. Contoh badan usaha jasa: PT Bank Rakyat
Indonesia.

Jenis Badan Usaha berdasarkan kepemilikan modal, terdiri dari:

 Badan Usaha Milik Swasta (BUMS): Badan Usaha Milik Swasta adalah badan
usaha yang modalnya dimiliki oleh pihak swasta (nasional dan asing) dan mempunyai
tujuan utama mencari laba.
 Badan Usaha Milik Negara (BUMN): Badan Usaha Milik Negara adalah badan
usaha yang pemilik modalnya adalah Negara atau pemerintah. Contoh BUMN: PT
Kereta Api, PT Timah Bangka, dan PT Peruri.
 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD): Badan Usaha Milik Daerah adalah badan
usaha yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Contoh BUMD: Bank Pembangunan
Daerah (BPR).
 Badan Usaha Campuran: Badan usaha campuran adalah badan usaha yang
modalnya sebagian dimiliki swasta dan sebagian lagi dimiliki oleh pemerintah.
Contoh Badan usaha campuran: PT Pembangunan Jaya yang modalnya dimiliki oleh
Pemda DKI Jakarta dan pihak swasta.

Jenis-jenis badan usaha berdasarkan wilayah negara, terdiri dari:


 Badan Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri: Badan Usaha Penanaman Modal
Dalam Negeri adalah badan usaha yang modalnya dimiliki oleh masyarakat Negara
itu sendiri.
 Badan Usaha Penanaman Modal Asing: Badan Usaha Penanaman Modal Asing
adalah badan usaha milik masyarakat luar negeri yang beroperasi di dalam negeri.

Badan usaha mempunyai fungsi antara lain fungsi komersial, fungsi sosial, dan fungsi
pembangunan ekonomi.

 Fungsi Komersial: Salah satu tujuan badan usaha adalah untuk memperoleh


keuntungan. Untuk memproleh keuntungan secara optimal, setiap badan usaha harus
menghasilkan produk yang bermutu dan harga bersaing.
 Fungsi Sosial: Fungsi sosial badan usaha berhubungan dengan manfaat badan usaha
secara langsung atau tidak langsung terhadap kehidupan masyarakat. Misalnya, dalam
penggunaan tenaga kerja, hendaknya badan usaha lebih memprioritaskan tenaga kerja
yang berasal dari lingkungan disekitar badan usaha.
 Fungsi Pembangungan Ekonomi: Badan usaha merupakan mitra pemerintah dalam
pembangunan ekonomi nasional dan dapat membantu pemerintah dalam peningkatan
ekspor dan sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam pemerataan pendapatan
masyarakat.

Di bagian bawah ini adalah jenis-jenis dari badan usaha yang ada di Indonesia, diantaranya
sebagai berikut ini:

1. BUMN (Badan Usaha Milik Negara)

BUMN yaitu badan usaha yang semua modalnya ataupun sebagaian modalnya dimiliki oleh
pemerintah dan status pegawai yang bekerja di BUMN adalah pegawai negeri. BUMN saat
ini ada 3 (tiga) macam, diantaranya yaitu:

 Perjan

Perjan yaitu bentuk BUMN yang semua modalnya dimiliki oleh pemerintah. Badan usaha ini
berorientasi pada pelayanan masyarakat. Karena selalu mengalami kerugian sekarang ini
sudah tidak ada lagi perusahaan BUMN yang memakai model Perjan, sebab besarnya biaya
yang digunakan untuk memelihara perjan tersebut. Contoh Perjan misalnya seperti: PJKA
yang sekarang sudah berganti menjadi PT. KAI (PT Kereta Api Indonesia).

 Perum

Perum yaitu Perjan yang sudah diubah. Sama seperti Perjan, Perum dikelolah oleh
pemerintah dengan status pegawainya yaitu pegawai negeri. Akan tetapi perusahaan ini masih
mengalami kerugian meskipun status Perja telah diubah menjadi Perum. Sehingga
pemerintah harus menjual sebagian sahamnya kepada publik dan statusnya berubah menjadi
Persero.

 Persero

Persero yaitu badan usaha yang dikelola oleh pemerintah atau negara. Sangat berbeda dengan
Perjan maupun Perum, tujuan dari Persero adalah untuk mencari keuntungan dan untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga Persero tidak akan mengalami kerugian.
Biaya untuk mendirikan persero sebagian atau seluruhnya berasal dari kekayaan negara dan
pemimpin Persero disebut dengan Direksi, serta pegawai yang bekerja berstatus sebagai
pegawai swasta. Perusahaan ini tidak mendapatkan fasilitas dari negara Dan badan usaha
Persero ditulis dengan PT (Nama dari perusahaan).

Beberapa contoh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini, misalnya seperti: PT Jasa
Raharja, PT Telekomunikasi Indonesia, PT Bank Negara Indonesia, PT Bank Rakyat
Indonesia dan lain-lain.

2. BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)

BUMS yaitu badan usaha yang dimodali maupun didirikan oleh seseorang ataupun kelompok
swasta. Macam-macam BUMS yang diantaranya sebagai berikut ini.

 Firma (Fa)

Firma yaitu suatu Badan Usaha yang didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih, yang dimana
setiap anggotanya mempunyai tanggung jawab penuh terhadap perusahaan. Untuk
mendirikan firma dilakukan dengan cara membuat akta perjanjian dihadapan Notaris. Yang
dimana perjanjian itu memuat nama dari pendiri Firma, cara membagi-bagi keuntungan yang
diperoleh, serta waktu dimulai maupun diakhirinya perjanjian tersebut.

 CV (Commanditaire vennotschap) atau Persekutuan Komanditer

CV merupakan badan usaha yang didirikan olah 2 (dua) sekutu orang ataupun lebih, yang
dimana sebagian merupakan sekutu aktif dan sebagian lainnya lagi merupakan sekutu pasif.
Sekutu aktif yaitu mereka yang menyertakan modal sekaligus menjalankan usahanya
sedangkan sekutu pasif yaitu mereka yang menyertakan modal dalam usaha tersebut. Sekutu
aktif mempunyai tanggung jawab penuh terhadap semua kekayaan dan terhadap utang
perusahaan, sedangkan sekutu pasif hanya mempunyai tanggung jawab terhadap modal yang
diberikan.

 PT (Perseroan Terbatas)

PT merupakan badan usaha yang modalnya terbagi atas saham-saham, tanggung jawabnya
terhadap perusahaan bagi para pemiliknya hanya sebatas sebesar saham yang dimiliki. Saat
ini ada 2 (dua) macam PT yaitu PT Tertutup dan PT terbuka. Yang dimaksud dengan PT
tertutup adalah PT yang dimana pemegang sahamnya terbatas hanya dikalangan tertentu saja
seperti misalnya hanya di kalangan keluarga, sedangkan yang dimaksud dengan PT terbuka
adalah PT yang saham-sahamnya dijual kepada publik atau umum.

Beberapa contoh Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) saat ini, misalnya seperti: PT Pupuk
Kaltim, PT Union Metal, PT Djarum, PT Holcim, PT Karakatau Steel dan lain-lain.

     3. Koperasi

Menurut UU No. 25 tahun 1992, koperasi adalah bentuk badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya pada
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi raktyat yang berdasar atas azas
kekeluargaan. 
Prinsip koperasi :
1. keanggotaan bersifat sukarela
2. pengelolaan dilakukan secara demokratis
3. pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
4. kemandirian

Ciri-ciri koperasi:
1. lebih mementingkan keanggotaan dan bersifat kebersamaan
2. angota-anggotanya bebas keluar masuk
3. koperasi didirikan secara tertulis dengan akte pendirian dan notaries
4. tanggung jawab kelancaran usaha koperasi berada ditangan pengurus
5. kekuasan tertinggi didalam rapat anggota

Dalam melaksanakan tugas – tugasnya koperasi memiliki prinsip dasar kerja yang berbunyi
“Dari Anggota, Untuk Angota dan Oleh Anggota”. Dari prinsip kerja tersebut memangla
terungkap bahwa semata-mata untuk kepentingan bersama para anggota-anggotanya dan
tidak menyangkupan kebutuhan pihak lain ataupun pihak lain.Bentuk koperasi ini dapat
digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Koperasi Konsumsi
2. Koperasi Kredit
3. Koperasi Produksi
4. Koperasi Jasa
5. Koperasi Serba Usaha
Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang bergerak dalam usaha untuk memenuhikehidupan
hidup sehari-hari bagi para anggotanya, misal : beras, sabun, gula, dll.
Contoh bentuk ini :
a. Koperasi Pegawai Negri (KPN) 
b. Koperasi Mahasiswa (KOPMA) dll.
Koperasi Kredit berusaha untuk mengumpulakn uang simpanan dari para anggota
dankemudian meminjamkannya lagi kepada anggota yang lain yang membutuhkan
modaluntuk keperluan hidup. Koperasi Produksi berusaha bersama dalam pengadaan alat
– alat perlengkapan produksi,bahan baku, bangunan gudang penyimpanan hasil produksi
dari para anggotanya. Koperasi Jasa bergerak dibidang jasa pelayanan umum yang
diperlukan para anggota. Contoh : Kopata(Koperasi Angkutan Kota), Kopedes(Koperasi
AngkutanPedesaan) dll. Koperasi Serba Usaha adalah berusaha untuk mengelola berbagai
jeniskebutuhan yang diperlukan bagi para anggotanya. Contoh : KUD yang
mengusahakan bermacam –macam kebutuhan warga desa yang umumnya petani, mengelola
mulai darikebutuhan masyarakat tani peternak dan nelayan maupun kebutuhan sehari-hari.

sumber :

http://badanusaha.com/

http://www.pengertianahli.com/2014/01/pengertian-jenis-fungsi-badan-usaha.html

https://www.academia.edu/6192636/Bentuk_usaha_di_indonesia
agi perusahaan yang go public
10. Dapat menghimpun dana dari pihak lain, baik berupa bank maupun nonbank
11. Direksi bertanggung jawab penuh atas BUMN, dan mewakili BUMN di pengadilan

Tujuan Pendirian BUMD:


1.         Memberikan sumbangsih pada perekonomian nasional dan penerimaan kas negara
2.        Mengejar dan mencari keuntungan
3.        Pemenuhan hajat hidup orang banyak
4.        Perintis kegiatan-kegiatan usaha
5.        Memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha kecil dan lemah
6.        Melaksanakan pembangunan daerah melalui pelayanan jasa kepada masyarakat
7.        Penyelenggara kemanfaatan umum, dan peningkatan penghasilan pemerintah daerah

Berdasarkan kategori sasarannya secara lebih detail, BUMD dibedakan menjadi dua
yaitu sebagai perusahaan daerah untuk melayani kepentingan umum yang bergerak di bidang
jasa dan bidang usaha. Tetapi, jelas dari kedua sasaran tersebut tujuan pendirian BUMD
adalah untuk meningkatkan PAD

Badan Usaha Milik Daerah


BUMD adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
Daerah.1[1] Daerah dapat mendirikan BUMD. Pendirian BUMD tersebut ditetapkan
dengan Peraturan Daerah (Perda).2[2]

BUMD terdiri atas:3[3]


1.    perusahaan umum Daerah, dan
2.    perusahaan perseroan Daerah.

Pendirian BUMD bertujuan untuk:4[4]


a.   memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian Daerah pada umumnya;
b.   menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa
yang bermutu bagi pemenuhan hajat hidup masyarakat sesuai kondisi, karakteristik
dan potensi Daerah yang bersangkutan berdasarkan tata kelola perusahaan yang
baik; dan

1
2
3
4
c.    memperoleh laba dan/atau keuntungan.

Pendirian BUMD tersebut didasarkan pada:5[5]

a. kebutuhan Daerah; dan

b. kelayakan bidang usaha BUMD yang akan dibentuk.

Sumber Modal BUMD

Bicara soal kepemilikan saham BUMD, maka sumber modal BUMD terdiri atas:6[6]
a.    penyertaan modal Daerah;
b.    pinjaman;
c.    hibah; dan
d.    sumber modal lainnya.

Sumber modal lainnya adalah:7[7]


a.    kapitalisasi cadangan;
b.    keuntungan revaluasi aset; dan
c.   agio saham.

Penyertaan modal Daerah itu dapat dilakukan untuk pembentukan BUMD dan
penambahan modal BUMD. Penyertaan modal Daerah dapat berupa uang dan barang
milik Daerah. Barang milik Daerah dinilai sesuai nilai riil pada saat barang milik Daerah
akan dijadikan penyertaan modal. Nilai riil diperoleh dengan melakukan penafsiran harga
barang milik Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.8[8]

Kepemilikan Saham pada Perusahaan Perseroan Daerah

Ketentuan kepemilikan saham pada Perusahaan Perseroan Daerah terdapat pada Pasal
339 ayat (1) UU 23/2014 yang berbunyi:
 
Perusahaan Perseroan Daerah adalah BUMD yang berbentuk perseroan terbatas
yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruhnya atau paling sedikit
51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh satu Daerah.

5
6
7
8
Perusahaan perseroan Daerah setelah ditetapkan dengan Perda, pembentukan badan
hukumnya dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
perseroan terbatas. Dalam hal pemegang saham perusahaan perseroan Daerah terdiri
atas beberapa Daerah dan bukan Daerah, salah satu Daerah merupakan pemegang
saham mayoritas.9[9]

Jadi berdasarkan penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa BUMD adalah badan
usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Daerah. Bagi BUMD yang
berbentuk Perusahaan Perseroan Daerah, modalnya terbagi dalam saham yang
seluruhnya dimiliki oleh satu daerah atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki
oleh satu daerah. Itu artinya, selain saham BUMD dapat dimiliki seluruhnya atau 100
persen oleh daerah, tapi juga terbuka kesempatan bagi pihak lain untuk memiliki saham
dengan ketentuan jumlah yang dimiliki oleh Daerah paling sedikit 51% saham.

Hal senada juga disampaikan oleh Begin Troys, Direktur Utama PT Jabar Hulu Energi
dalam artikel Mitra BUMD Hengkang Karena Urusan Saham Blok Migas
sebagaimana yang kami akses dari laman Tempo.co. Menurutnya, pendirian perusahaan
dengan 100 persen saham dimiliki pemerintah daerah tidak melanggar Undang-Undang
Perseroan Terbatas karena ada pengecualian. Untuk perusahaan di luar pemerintah
minimal harus dua pihak, tapi kalau pemerintah boleh satu.

Dasar hukum:

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana


yang telah diubah terakhir oleh Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah.

Referensi:

https://m.tempo.co/read/news/2015/12/01/090723880/mitra-bumd-hengkang-karena-
urusan-saham-blok-migas diakses pada Jumat, 22 September 2017, pukul 15.45 WIB.

10
[1] Pasal 1 angka 40 UU 23/2014
11
[2] Pasal 331 ayat (1) dan (2) UU 23/2014

9
10
11
12
[3] Pasal 331 ayat (3) UU 23/2014
13
[4] Pasal 331 ayat (4) UU 23/2014
14
[5] Pasal 331 ayat (5) UU 23/2014
15
[6] Pasal 332 ayat (1) UU 23/2014
16
[7] Pasal 332 ayat (2) UU 23/2014
17
[8] Pasal 333 UU 23/2014
18
[9] Pasal 339 ayat (2) dan (3) UU 23/2014

12
13
14
15
16
17
18

Anda mungkin juga menyukai