Anda di halaman 1dari 51

ANALISIS DASAR HUKUM

ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
1 Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Pasal 18 Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Landasan konstitusional pengaturan
Dasar Negara Republik Indonesia ayat (1) Dasar Negara Republik Indonesia negara atas ruang termaktub di dalam
Tahun 1945; Mner Deny\ Tahun 1945. Ketentuan Pasal 18 ayat beberapa pasal Undang-Undang Dasar 1945. 
Pasal 18 (6) UUD NRI 1945, menentukan
ayat 2 Pemerintahan daerah berhak Pertama, secara politik penataan ruang

menetapkan peraturan daerah dan berakar pada amanat Pasal 1 ayat (1) yang
Pasal 33 peraturan-peraturan lain untuk menyatakan bahwa "Negara Indonesia adalah
(ayat) 3 melaksanakan otonomi dan tugas negara kesatuan yang berbentuk Republik. 

pembantuan. Hak yang diberikan oleh


konstitusi itu merupakan bentuk dari Kedua, dari aspek pemerintahan  (daerah),

pembagian negara yang diatur dalam penataan ruang juga berakar pada Pasal 18

Pasal 18 ayat (6) UUD NRI 1945, ayat (1) yang menyatakan bahwa "NKRI

berdasarkan ketentuan-ketentuan di dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah

atas maka Pemerintah Daerah Kota provinsi itu  dibagi atas kabupaten dan kota,
yang tipe-tipe provinsi, kabupaten, dan kota
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
Paradigma baru yang diletakkan oleh itu mempunyai pemerintahan daerah, yang
UUD 1945 setelah dilakukan diatur oleh UU”. 
perubahan terkait kewenangan
pemerintahan daerah, yaitu: Ketiga   dari segi ekonomi bersumber pada
1. Pemerintah daerah di susun dan Pasal 33 ayat (3), yang menyebutkan bahwa
dijalankan berdasarkan prinsip (asas) "Bumi air dan kekayaan alam yang
otonomi dan tugas pembantuan. terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
2. Pemerintahan daerah dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
disusun dan dijalankan kemakmuran rakyat".  
berdasarkan prinsip otonomi Selanjutnya pengaturan kebijakan tata ruang 
yang seluas-luasnya:
3. Pemerintah daerah Pada prinsipnya kebijakan tentang penataan

memiliki kewenangan untuk ruang di Indonesia, telah dilaksanakan secara

mengatur dan mengurus programatik. Dalam Pembangunan Lima

semua urusanpemerintahan Tahun (Pelita), dikembangkan pembinaan

(administratif regelen en tata ruang melalui kegiatan: (1) tata guna

bestuur) di daerah,ke cuali tanah, yakni pemetaan penggunaan tanah dan


ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
oleh atau berdasarkan kemampuan tanah; (2) tata kota dan daerah,
ketentuan undang-undang yakni penyusunan rencana pengembangan
ditentukan sebagai urusan kota dan daerah; dan (3) tata agraria, yakni
(kewenangan) pemerintah pendaftaran, penertiban, serta pengawasan
pusat. hak-hak atas tanah.

Pada Pasal 18 ayat (2) UUD Negara Republik


Indonesia Tahun 1945 dengan tegas
menyatakan bahwa pemerintahan daerah
provinsi, kabupaten dan kota mengatur dan
mengurus sendiri pemerintahan menurut asas
otonomi dan tugas pembantu. Sedang pada
ayat (5) dinyatakan bahwa pemerintahan
daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya,
kecuali urusan pemerintahan yang oleh
undang – undang sebagai urusan pemerintah
pusat. Berdasarkan pada ketentuan tersehut di
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
atas berarti ada paradigma

Paradigma baru yang diletakkan oleh UUD


1945 setelah dilakukan perubahan terkait
kewenangan pemerintahan daerah, yaitu:
1. Pemerintah daerah di susun dan dijalankan
berdasarkan prinsip (asas) otonomi dan tugas
pembantuan.
2. Pemerintahan daerah disusun dan
dijalankan berdasarkan prinsip otonomi yang
seluas-luasnya:
3. Pemerintah daerah memiliki kewenangan
untuk mengatur dan mengurus semua
urusanpemerintahan (administratif regelen
en bestuur) di daerah,ke cuali oleh atau
berdasarkan ketentuan undang-undang
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
ditentukan sebagai urusan (kewenangan)

Dalam rangka menjalankan urusan-urusan


tersebut di atas, berdasarkan pasal 18 ayat (6)
UUD 1945: “Pemerintah
daerahberwenangmenetapkanperaturan
daerah dan peraturan-peraturan lain untuk
melaksanakan otonomi dan tugas
pembantuan".
2 UNDANG-UNDANG REPUBLIK Pasal 3 Kota Manado terletak di ujung utara CAKUPAN WILAYAH, IBU KOTA, DAN
INDONESIA NOMOR 5 TAHUN Huruf N Pulau Sulawesi dan merupakan kota KARAKTERISTIK PROVINSI SULAWESI
2022 TENTANG PROVINSI terbesar di belahan Sulawesi Utara UTARA
SULAWESI UTARA (LEMBARAN sekaligus sebagai ibukota Propinsi Dalam Pasal 3, disebutkan bahwa
NEGARA REPUBLIK INDONESIA Sulawesi Utara. Secara geografis Provinsi Sulawesi Utara terdiri atas 11
TAHUN 2022 NOMOR 65, terletak di antara 10 25′ 88″ – 10 39′ (sebelas) Kabupaten dan 4 (empat) Kota,
TAMBAHAN LEMBARAN 50″ LU dan 1240 47′ 00″ – 1240 56′ yaitu:
NEGARA REPUBLIK INDONESIA
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
NOMOR 6776) 00″ BT. a. Kabupaten Bolaang Mongondow;
b. Kabupaten Bolaang Mongondow
Kota Manado adalah ibu kota dari
Selatan;
Provinsi Sulawesi Utara. Kota
c. Kabupaten Bolaang Mongondow
Manado terletak di Teluk Manado,
Timur;
dan dikelilingi oleh daerah
d. Kabupaten Bolaang Mongondow
pegunungan. 
Utara;
Rencana Tata Ruang Wilayah e. Kabupaten Kepulauan Sangihe;
(RTRW) Kota merupakan sebuah f. Kabupaten Kepulauan Talaud;
rencana tata ruang yang bersifat g. Kabupaten Kepulauan Siau
umum dari sebuah wilayah kota. Tagulandang Biaro;
Dalam Undang Undang Nomor 26 h. Kabupaten Minahasa;
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, i. Kabupaten Minahasa Selatan;
pemerintah mengamanatkan kepada j. Kabupaten Minahasa Tenggara;
pemerintah daerah untuk k. Kabupaten Minahasa Utara;
melaksanakan penataan ruang l. Kota Bitung;
wilayah kabupaten yang meliputi
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
perencanaan tata ruang wilayah kota, m. Kota Kotamobagu;
pemanfaatan ruang wilayah kota, dan n. Kota Manado; dan
pengendalian pemanfaatan ruang o. Kota Tomohon.
wilayah kota. RTRW Kota memuat
tujuan, kebijakan, dan strategi
penataan ruang wilayah kota atau
penataan kota; rencana struktur ruang
wilayah kota; rencana pola ruang
wilayah kota; penetapan kawasan
strategis kota; arahan pemanfaatan
ruang wilayah kota; dan ketentuan
pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kota.
Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota berlaku selama 20
tahun dan dilakukan peninjauan
kembali setiap 5 tahun. Hasil
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
Peninjauan Kembali (PK) dapat
berupa kesimpulan yang menyatakan
bahwa RTRW Kota tersebut perlu
direvisi atau tidak perlu direvisi.
Beberapa hal yang menjadi dasar
perlu direvisinya Peraturan Daerah
RTRW Kota adalah terjadinya
perubahan kebijakan nasional dan
strategi yang mempengaruhi
pemanfaatan ruang wilayah kota;
dan/atau terjadi dinamika internal
kota yang mempengaruhi
pemanfaatan ruang secara mendasar,
seperti bencana alam skala besar atau
pemekaran wilayah yang ditetapkan
melalui peraturan perundang-
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
undangan
3 Undang-Undang Nomor 5 Pasal 1 ayat Pasal 1 ayat (1) dan ayat (2). Seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan
Tahun 1960 tentang Peraturan (1) (1) Seluruh wilayah Indonesia adalah tanah-air dari seluruh rakyat Indonesia yang
Dasar Pokok-Pokok Agraria kesatuan tanah-air dari seluruh rakyat bersatu sebagai bangsa Indonesia.
(Lembaran Negara Republik Indonesia yang bersatu sebagai Penataan Ruang dapat dipandang sebagai
Indonesia Tahun 1960 Nomor bangsa Indonesia. sebuah pendekatan dalam pengembangan
78, Tambahan Lembaran wilayah yang bertujuan untuk mewujudkan
Negara Republik Indonesia (2) Seluruh bumi, air dan ruang ruang yang nyaman, produktif, dan
Nomor 2043); Mner Deny angkasa, termasuk kekayaan alam berkelanjutan.   
yang terkandung didalamnya dalam
wilayah Republik Indonesia, sebagai Ruang kehidupan yang nyaman  mengandung
karunia Tuhan Yang Maha Esa adalah pengertian adanya kesempatan yang luas bagi
bumi, air dan ruang angkasa bangsa masyarakat untuk mengartikulasikan nilai-
Indonesia dan merupakan kekayaan nilai sosial budaya dan fungsinya sebagai
nasional. manusia.

Sedangkan ruangyang produktif mengandun
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
g pengertian bahwa proses produksi dan
distribusi berjalan secara efisien sehingga
mampu memberikan nilai tambah ekonomi
untuk kesejahteraan masyarakat sekaligus
meningkatkan daya saing.

Sementara berkelanjutan mengandung
pengertian dimana kualitas lingkungan fisik
dapat dipertahankan bahkan dapat
ditingkatkan, tidak hanya untuk kepentingan
generasi saat ini, namun juga generasi yang
akan datang.

Keseluruhan tujuan ini diarahkan untuk


mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas,
berbudi luhur, dan sejahtera; mewujudkan
keterpaduan dalam penggunaan sumber daya
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
alam dan sumber daya buatan dengan
memperhatikan sumber daya manusia dan
mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan
mencegah serta menanggulangi dampak
negatif terhadap lingkungan

Berdasarkan dari pemahaman di atas, maka


setiap tahap penataan wilayah  yang terdiri
atas perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang,
haruslah diletakan pada pemikiran
pembangunan yang berkelanjutan
(sustainable development) yang di dalamnya
terkandung pula prinsip wawasan lingkungan
(pro-environment).
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT

Amanat konstitusi yang menyatakan bahwa


bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat hingga saat ini masih
menunjukkan slogan.

Artinya, ketimpangan penguasaan dan


konflik tanah dan sumberdaya agraria masih
tinggi, petani termarjinalkan dan keadilan
agraria masih sekadar harapan.

Dalam konteks ini keadilan agraria hanya


dapat dicapai melalui agenda reforma agraria
(RA) yang merupakan upaya penataan ulang
atau restrukturisasi penguasaan, pemilikan,
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT

penggunaan dan pemanfaatan sumberdaya


agraria secara berkeadilan dan mengatasi
ketimpangan.

Agenda-agenda di atas masih sebatas pada


agenda keadilan agraria, belum menyentuh
dan terintegrasi dengan keadilan penataan
ruang. Untuk mewujudkan keadilan agraria
dan penataan ruang diperlukan agenda
bersama dan terintegrasi. Utamanya dalam
kebijakan penguasaan dan pemilikan tanah
serta kebijakan pemanfaatan ruang.

Penguasaan tanah adalah hubungan hukum


antara orang per orang, kelompok orang, atau
badan hukum dengan tanah sebagaimana
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
pokok Agraria.

Penggunaan tanah adalah wujud tutupan


permukaan bumi baik yang merupakan
bentukan alami maupun buatan manusia.

yang dimaksud dengan tanah ialah tanah


yang langsung dikuasai oleh negara dan
tanah yang dipunyai dengan sesuatu hak oleh
perseorangan atau badan hukum.

Faktor penyebab konflik tanah adalah


pemahaman masyarakat tentang peraturan
bidang pertanahan yang kurang dan desakan
perekonomian yang menyebabkan sehingga
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
masyarakat sering menghalalkan segala cara
untuk mendapatkan sebidang tanah. Mulai
dari penggandaan sertifikat, hingga klaim
tanah yang tak beralasan hukum kuatpun
sering digunakan sebagai dasar pertikaian.
Persoalan ini menunutut tanggungjawab
negara sebagai pelindung dan pengayom
masyarakat. Negara melalui Undang undang
Dasar 1945 serta peraturan perundangan dan
Peraturan lainnya, telah mengatur secara jelas
bahwa penggunaan lahan milik orang lain
secara ilegal adalah melanggar hukum. 
Berdasarkan penjelasan ini, maka kedudukan
tanah yang legal hanyalah berada di bawah
kepemilikan yang sah oleh orang atau
perseorangan dan badan hukum dengan
wewenang penuh yang diberikan kepadanya
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
dari Negara berdasarkan undang-undang
yang berlaku.
4 1. Undang-Undang Nomor 25 Pembangunan Nasional Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional :
Tahun 2004 tentang Sistem Pasal 2 diselenggarakan berdasarkan “Agar kegiatan pembangunan berjalan
Perencanaan Pembangunan ayat (1),(2), demokrasi dengan prinsip-prinsip efektif, efisien, dan bersasaran maka
Nasional (Lembaran Negara (3) dan (4). kebersamaan, berkeadilan, diperlukan perencanaan pembangunan”
Republik Indonesia Tahun berkelanjutan, berwawasan
2014 Nomor 104, Tambahan Pasal 3 ayat lingkungan, serta kemandirian dengan Sistem perencanaan pembangunan nasional
Lembaran Negara Republik (1) menjaga keseimbangan kemajuan dan dan perencanaan tata ruang sama-sama
Indonesia Nomor 4421); Mner kesatuan Nasional. menekankan suatu proses untuk menentukan
Pasal 5 ayat tindakan masa depan yang tepat melalui
Deny
(1), (2) dan Perencanaan Pembangunan Nasional urutan pilihan (prioritas) secara berhirarki
(3). disusun secara sistematis, terarah, dengan memperhitungkan sumberdaya yang
terpadu, menyeluruh, dan tanggap tersedia.
Pasal 28 terhadap perubahan.
ayat (1) Landasan Filosofis:
Sistem Perencanaan Pembangunan Cita-cita Nasional sebagaimana tercantum
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
Pasal 33 Nasional diselenggarakan dalam Pembukaan UUD Negara Republik
ayat (1), berdasarkan Asas Umum Indonesia Tahun 1945 adalah berkehidupan
(2), (3), dan Penyelenggaraan Negara. kebangsaan yang bebas, bersatu, berdaulat,
(4). adil, dan makmur;
Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional bertujuan untuk: Tujuan Nasional dengan dibentuknya
a. mendukung koordinasi pemerintahan adalah untuk melindungi
antarpelaku pembangunan; segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
b. menjamin terciptanya Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
integrasi, sinkronisasi, dan mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
sinergi baik antarDaerah, melaksanakan ketertiban dunia;
antarruang, antarwaktu,
antarfungsi pemerintah Tugas Pokok Setelah Kemerdekaan adalah
maupun antara Pusat dan menjaga kemerdekaan serta mengisinya
Daerah; dengan pembangunan yang berkeadilan dan
c. menjamin keterkaitan dan demokratis yang dilaksanakan secara
konsistensi antara
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
perencanaan, penganggaran, bertahap dan berkesinambungan;
pelaksanaan, dan pengawasan; Agar kegiatan pembangunan berjalan efektif,
d. mengoptimalkan partisipasi efisien, dan bersasaran maka diperlukan
masyarakat; dan perencanaan pembanagunan.
e. menjamin tercapainya
penggunaan sumber daya Tujuan Sistem Perencanaan Pembangunan
secara efisien, efektif, Nasional
berkeadilan, dan berkelanjutan yaitu:
(1) Mendukung koordinasi antar-pelaku
Perencanaan Pembangunan Nasional pembangunan.
mencakup penyelenggaraan (2) Menjamin terciptanya integrasi,
perencanaan makro semua fungsi sinkronisasi, dan sinergi baik antar-
pemerintahan yang meliputi semua Daerah, antar-ruang, antar-waktu,
bidang kehidupan secara terpadu antar-fungsi pemerintah maupun
dalam Wilayah Negara Republik antara Pusat dan Daerah
Indonesia. (3) Menjamin keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran,
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
pelaksanaan, dan pengawasan.
Perencanaan Pembangunan Nasional (4) Mengoptimalkan partisipasi
terdiri atas perencanaan masyarakat
pembangunan yang disusun secara (5) Menjamin tercapainya penggunaan
terpadu oleh Kementerian/Lembaga sumber daya secara efisien, efektif, 
dan perencanaan pembangunan oleh berkeadilan, dan berkelanjutan
Pemerintah Daerah sesuai dengan
kewenangannya.

(1) RPJP Daerah memuat visi,


misi, dan arah pembangunan
Daerah yang mengacu pada
RPJP Nasional.
(2) RPJM Daerah merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan
program Kepala Daerah yang
penyusunannya berpedoman
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
pada RPJP Daerah dan
memperhatikan RPJM
Nasional, memuat arah
kebijakan keuangan Daerah,
strategi pembangunan Daerah,
kebijakan umum, dan program
Satuan Kerja Perangkat
Daerah, lintas Satuan Kerja
Perangkat Daerah, dan
program kewilayahan disertai
dengan rencana-rencana kerja
dalam kerangka regulasi dan
kerangka pendanaan yang
bersifat indikatif.
(3) RKPD merupakan penjabaran
dari RPJM Daerah dan
mengacu pada RKP, memuat
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
rancangan kerangka ekonomi
Daerah, prioritas
pembangunan Daerah,
rencana kerja, dan
pendanaannya, baik yang
dilaksanakan langsung oleh
pemerintah maupun yang
ditempuh dengan mendorong
partisipasi masyarakat.
(4) Pengendalian pelaksanaan
rencana pembangunan
dilakukan oleh masing-masing
pimpinan
Kementerian/Lembaga/Satuan
Kerja Perangkat Daerah.
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT

Pasal 33
(1) Kepala Daerah menyelenggarakan
dan bertanggung jawab atas
perencanaan pembangunan Daerah
didaerahnya.

(2) Dalam menyelenggarakan


perencanaan pembangunan Daerah,
Kepala Daerah dibantu oleh Kepala
Bappeda.

(3) Pimpinan Satuan Kerja Perangkat


Daerah menyelenggarakan
perencanaan pembangunan Daerah
sesuai dengan tugas dan
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
kewenangannya.

(4) Gubernur menyelenggarakan


koordinasi, integrasi, sinkronisasi,
dan sinergi perencanaan
pembangunan antar
kabupaten/kota
5 Undang-Undang Nomor 27 Tahun Pasal 2 Pasal 2 Kewenangan Pemerintah Daerah dalam
2007 tentang Pengelolaan Wilayah Tujuan Sistem Perencanaan Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Pasal 6 Pembangunan Nasional: Dalam perspektif daerah, dimana daerah
(Lembaran Negara Republik mempunyai Kewenanganmelakukantindakan-
Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Pasal 7 Mendukung koordinasi antar-pelaku Tindakan untuk keamanan daerah
Tambahan Lembaran Negara ayat (1) pembangunan. berdasarkan asas dekonsentrasi yang
Republik Indonesia Nomor 4739); Menjamin terciptanya integrasi, merupakan bagian dari otonomi daerah.
sebagaimana telah diubah dengan Pasal 7 ayat sinkronisasi, dan sinergi baik antar-

Undang-Undang Nomor 1 Tahun (3) Daerah, antar-ruang, antar-waktu, Pengertian otonomi yaitu kebebasan
2014 tentang Perubahan Atas antar-fungsi pemerintah maupun bergerak yang diberikan kepada daerah
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
Undang-Undang Nomor 27 Tahun Pasal 16 antara Pusat dan Daerah otonom untuk mengurus kepentingan
2007 tentang Pengelolaan Wilayah ayat (1) Menjamin keterkaitan dan konsistensi penduduk, atas prakasa sendiri, dengan kata
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil antara perencanaan, penganggaran, lain, otonomi yaitu kebebasan untuk
(Lembaran Negara Republik pelaksanaan, dan pengawasan. membuat keputusan sendiri, dengan tetap
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2, Mengoptimalkan partisipasi menghormati
Tambahan Lembaran Negara masyarakat
Republik Indonesia Nomor 5290); Menjamin tercapainya penggunaan Perundang-undangan di atasnya.
Mner Deny sumber daya secara efisien, efektif,  UU No. 23 Tahun 2014 tentang
berkeadilan, dan berkelanjutan Pemerintahan Daerah pasal 1 ayat (5)
mendefinisikan Otonomi daerah yaitu hak,
wewenang dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri
Pasal 6 urusan pemerintahan dan kepentingan
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan masyarakat setempat sesuai dengan
Pulau-Pulau Kecil sebagaimana perundang-undangan yang berlaku.
dimaksud dalam Pasal 5 wajib
dilakukan dengan cara
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
mengintegrasikan kegiatan: Bahwa daerah otonom yaitu kesatuan
a) antara Pemerintah dan masyarakat hukum yang mempunyai batas
Pemerintah Daerah; -batas wilayah yang berwenang mengatur
b) antar-Pemerintah Daerah; dan mengurus urusan pemerintahan dan
c) antarsektor; kepentingan masyarakat setempat menurut
d) antara Pemerintah, dunia prakasa sendiri berdasarkan aspirasi
usaha, dan Masyarakat; masyarakat dalam sistem Negara
e) antara Ekosistem darat dan Kesatuan.
Ekosistem laut; dan
f) antara ilmu pengetahuan dan Dalam penyelenggaraan otonomi daerah
prinsip-prinsip manajemen. ada tiga asas yang diterapkan yaitu
desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas
pembantuan.
Perencanaan
Bagian Kesatu Umum Tugas Pembantuan adalah: Penugasan dari
Pasal 7 Pemerintah kepada daerah dan /atau desa,
(1) Perencanaan Pengelolaan Wilayah dari pemerintah provinsi kepada kabupaten,
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
Pesisir dan PulauPulau Kecil kota, dan atau desa serta dari pemerintah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal kabupaten atau kota kepada desa untuk
5, terdiri atas: melaksanakan tugs tertentu.
a. Rencana Strategis Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Dekonsentrasi
yang selanjutnya disebut Yaitu pelimpahan sebagian wewenang
RSWP-3-K; pejabat tingkat pusat kepada pejabat di
b. Rencana Zonasi Wilayah Wilayah negara.
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
yang selanjutnya disebut Oleh karena itu, di daerah terdapat suatu
RZWP-3-K; wilayah yang merupakan wilayah kerja

c. Rencana Pengelolaan Wilayah pejabat yang menerima Sebagian wewenang


Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dari pejabat pusat.
yang selanjutnya disebut
RPWP-3-K; dan Gubernur sebagai pemegang asas

d. Rencana Aksi Pengelolaan dekonsentrasi terutama dalam pelimpahan


Wilayah Pesisir dan kewenangan dari pusat termasuk masalah
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
PulauPulau Kecil yang urusan penanganan keamanan yang menjadi
selanjutnya disebut RAPWP- kewenangan pusat di dalam sistem
3-K pemerintahan daerah. Gubernur sebagai
perpanjangan tangan pemerintah pusat
mempunyai wilayah kerja pejabat untuk
Pasal 7 ayat (3): pejabat pusat yang berada di daerah
Pemerintah Daerah wajib menyusun disebut wilayah administrasi. Wilayah
semua rencana sebagaimana administrasi yaitu wilayah kerja pejabat
dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan pusat yang menyelenggarakan kebijakan
kewenangan masing-masing. (4) administrasi di daerah sebagai wakil dari
Pemerintah Daerah menyusun pemerintah pusat. Wilayah administrasi
rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir terbentuk akibat
dan Pulau-Pulau Kecil
dengan diterapkannya asas dekonsentrasi.
melibatkan masyarakat berdasarkan
norma, standar, dan pedoman Kewenangsan pengelolaan atas wilayah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2). pesisir dan pulau-pulau kecil telah menjadi
(5) Pemerintah Daerah keweangan Pemerintang Provinsi,
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
Kabupaten/Kota menyusun Rencana berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014.
Zonasi rinci di setiap Zona Kawasan
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil tertentu Pengelolaan wilayah pesisir dan laut sendiri
dalam wilayahnya. telah diatur dalam undang-undang 27 tahun
2007 jo undang-undang no 1 tahun 2014
tentang pengelolaan wilayah pesisir dan
Pasal 16 pulau-pulau kecil. Proses pengelolaan terdiri
(1) Setiap Orang yang melakukan dari kegiatan perencanaan, pemanfaatan,
pemanfaatan ruang dari sebagian pengawasan, dan pengendalian terhadap
Perairan Pesisir dan pemanfaatan interaksi manusia dalam memanfaatkan
sebagian pulau-pulau kecil secara sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil
menetap wajib memiliki Izin Lokasi. serta proses alamiah secara berkelanjutan
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
(2) Izin Lokasi sebagaimana masyarakat dan menjaga keutuhan NKRI
dimaksud pada ayat (1) menjadi serta dilakukan dengan cara
dasar pemberian Izin Pengelolaan. mengintegrasikan kegiatan: antara
Pemerintah-Pemerintah Daerah, antar
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
Pemerintah Daerah, antar sektor, antara
Pemerintah,dunia usaha dan masyarakat,
antara ekosistem daratan dan lautan; dan
antara ilmu pengetahuan dan manajemen.
 
Pemanfaatan wilayah pesisir harus sesuai
dengan perencanaan yang telah ditetapkan
baik oleh Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah daerah berdasarkan
kewenangannya. Oleh Undang-undang 23
tahun 2014 tentang pemerintah daerah telah
menjelaskan pembagian kewenangan
pengelolaan wilayah pesisir dan laut dimana
pemerintah provinsi mempunyai kewenangan
untuk mengatur dan mengkoordinasikan
penggunaan sumber daya pesisir dalam batas
12 mil laut dari garis pangkal kearah perairan
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
Indonesia. Sedangkan pemerintah pusat
memiliki kewenangan diluar 12 mil laut dan
di dalam 12 mil laut yang merupakan
kawasan strategis nasional.  
 
Sebagai bentuk pengelolaan wilayah pesisir
dan laut, Pemerintah Provinsi diwajibkan
menyusun dokumen Rencana zonasi wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K)
yang mengatur alokasi ruang dan
pemanfaatan ruang di wilayah laut dan
ditetapkan melalui perda. Dokumen
RZWP3K ini merupakan amanah dari
undang-undang 27 tahun 2007 dan setara
kedudukannya dengan dokumen RTRW di
darat yang merupakan amanah undang-
undang 26 tahun 2007 tentang Penataan
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
Ruang. Untuk memastikan kegiatan
pembangunan tersebut sesuai dengan
perencanaan maka setiap orang yang
melakukan pemanfaatan ruang dari sebagian
Perairan Pesisir dan pemanfaatan sebagian
pulau-pulau kecil secara menetap wajib
memiliki Izin Lokasi Perairan yang mana izin
lokasi ini menjadi dasar pemberian izin
pengelolaan (UU Nomor 1 Tahun 2014 pasal
(16). Tentang pemberian izin lolasi di
wilayah perairan

6 1. Undang-Undang Nomor 11 Pasal 1 Pasal 1 angaka 1 Termuat dalam unsur peta dasar yakni unsur
Tahun 2010 tentang Cagar angka 1 Cagar Budaya adalah warisan budaya perairan meliputi badan air (air permukaan)
Budaya (Lembaran Negara bersifat kebendaan berupa Benda dan peta rencana struktur ruang jaringan
Republik Indonesia Tahun Pasal 1 Cagar Budaya, Bangunan Cagar sumberd aya air dan peta rencana pola ruang
2010 Nomor 130, Tambahan Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
Lembaran Negara Republik angka 6 Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar sebagai zona badan air.
Indonesia Nomor 5168); Budaya di darat dan/atau di air yang
Mner Deny Pasal 1 perlu dilestarikan keberadaannya
angka 26 karena memiliki nilai penting bagi
sejarah, ilmu pengetahuan,
Pasal 9 pendidikan, agama, dan/atau
Pasal 10 kebudayaan melalui proses
Pasal 11 penetapan.

Pasal 1 angka 6
Kawasan Cagar Budaya adalah satuan
ruang geografis yang memiliki dua
Situs Cagar Budaya atau lebih yang
letaknya berdekatan dan/atau
memperlihatkan ciri tata ruang yang
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
khas.

Pasal 1 angka 26.


Zonasi adalah penentuan batas-batas
keruangan Situs Cagar Budaya dan
Kawasan Cagar Budaya sesuai
dengan kebutuhan.

Situs dan Kawasan


Pasal 9
Lokasi dapat ditetapkan sebagai Situs
Cagar Budaya apabila: a.
mengandung Benda Cagar Budaya,
Bangunan Cagar Budaya, dan/atau
Struktur Cagar Budaya; dan b.
menyimpan informasi kegiatan
manusia pada masa lalu.
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT

Pasal 10
Satuan ruang geografis dapat
ditetapkan sebagai Kawasan Cagar
Budaya apabila: a. mengandung 2
(dua) Situs Cagar Budaya atau lebih
yang letaknya berdekatan; b. berupa
lanskap budaya hasil bentukan
manusia berusia paling sedikit 50
(lima puluh) tahun; c. memiliki pola
yang memperlihatkan fungsi ruang
pada masa lalu berusia paling sedikit
50 (lima puluh) tahun; d.
memperlihatkan pengaruh manusia
masa lalu pada proses pemanfaatan
ruang berskala luas; e.
memperlihatkan bukti pembentukan
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
lanskap budaya; dan f. memiliki
lapisan tanah terbenam yang
mengandung bukti kegiatan manusia
atau endapan fosil.

Pasal 11
Benda, bangunan, struktur, lokasi,
atau satuan ruang geografis yang
atas dasar penelitian memiliki arti
khusus bagi masyarakat atau
bangsa Indonesia, tetapi tidak
memenuhi kriteria Cagar Budaya
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 sampai dengan Pasal 10
dapat diusulkan sebagai Cagar
Budaya
7 1. Undang-Undang Nomor 12 Pasal 1 Pasal 1 Pembentukan peraturan perundang-undangan
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
Tahun 2011 tentang angka 1, 2 didasarkan pada Undang-Undang Nomor 12
Pembentukan Peraturan dan angka 1. Pembentukan Peraturan Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan 8. Perundang-undangan adalah Perundang-Undangan sebagaimana telah
(Lembaran Negara Republik pembuatan Peraturan diubah dengan Undang-Undang Nomor 15
Indonesia Tahun 2011 Nomor Pasal 8 ayat Perundang-undangan yang Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-
82, Tambahan Lembaran 2 dan 2 mencakup tahapan Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Negara Republik Indonesia perencanaan, penyusunan, Pembentukan Peraturan Perundang-
Nomor 5234), sebagaimana Pasal 44 pembahasan, pengesahan atau Undangan.
telah diubah dengan Undang- penetapan, dan
Undang Nomor 15 Tahun pengundangan.
2019 tentang Perubahan atas 2. Peraturan Perundang- Bahwa untuk memenuhi kebutuhan
Undang-Undang 12 Tahun undangan adalah peraturan masyarakat atas peraturan perundang-
2019 tentang Pembentukan tertulis yang memuat norma undangan yang baik, perlu dibuat peraturan
Peraturan Perundang- hukum yang mengikat secara mengenai pembentukan peraturan perundang-
Undangan (Lembar Negara umum dan dibentuk atau undangan yang dilaksanakan dengan cara dan
Republik Indonesia Tahun ditetapkan oleh lembaga metode yang pasti, baku, dan standar yang
2019 Nomor 183, Tambahan negara atau pejabat yang mengikat semua lembaga yang berwenang
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
Lembaran Negara Republik berwenang melalui prosedur membentuk peraturan perundang-undangan.
Indonesia Nomor 6398); yang ditetapkan dalam
Mner Deny Peraturan Perundang-
undangan.

Pasal 1 angka 8
8. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
adalah Peraturan Perundang-
undangan yang dibentuk oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota dengan persetujuan
bersama Bupati/Walikota.

Pasal 8 ayat (1)


Jenis Peraturan Perundang-undangan
selain sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
yang ditetapkan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, Mahkamah
Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan
Pemeriksa Keuangan, Komisi
Yudisial, Bank Indonesia, Menteri,
badan, lembaga, atau komisi yang
setingkat yang dibentuk dengan
Undang-Undang atau Pemerintah atas
perintah Undang-Undang, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi,
Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten/Kota,
Bupati/Walikota, Kepala Desa atau
yang setingkat.
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT

Pasal 8 ayat (2) Peraturan Perundang-


undangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diakui keberadaannya
dan mempunyai kekuatan hukum
mengikat sepanjang diperintahkan
oleh Peraturan Perundang-undangan
yang lebih tinggi atau dibentuk
berdasarkan kewenangan.
(2)

Pasal 44
(1) Penyusunan Naskah
Akademik Rancangan
Undang-Undang dilakukan
sesuai dengan teknik
penyusunan Naskah
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
Akademik.
(2) Ketentuan mengenai teknik
penyusunan Naskah
Akademik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran I
yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari
Undang-Undang ini.

8 1. Peraturan Pemerintah Republik Pasal 2 ayat Pasal 2 Pembagian Kewenangan Pusat dan Daerah 
Indonesia Nomor 38 Tahun (1) (1) Urusan pemerintahan terdiri
2007 tentang Pembagian atas urusan pemerintahan Kewenangan Daerah mencakup kewenangan
Urusan Pemerintahan Antara yang sepenuhnya menjadi dalam seluruh bidang pemerintahan kecuali
Pemerintah, Pemerintahan Pasal 7 kewenangan Pemerintah dan kewenangan dalam bidang politik luar negeri,
Daerah Provinsi dan Huruf e urusan pemerintahan yang pertahanan keamanan, peradilan, moneter
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
Pemerintah Kabupaten/Kota dibagi bersama antar dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang
(Lembaran Negara Republik tingkatan dan/atau susunan lain.
Indonesia Tahun 2007 Nomor pemerintahan. Kewenangan bidang lain tersebut meliputi
82, Tambahan Lembaran kebijakan tentang perencanaan nasional dan
Negara Republik Indonesia pengendalian pembangunan nasional secara
Nomor 4737); Mner Deny Pasal 7 huruf e makro, dana perimbangan keuangan, sistem
administrasi negara dan lembaga
Urusan Pemerintahan yang Menjadi perekonomian negara, pembinaan dan
Kewenangan Pemerintahan Daerah pemberdayaan sumber daya manusia,
pendayagunaan sumber daya alam serta
e. penataan ruang
teknologi tinggi yang strategis, konservasi,
dan standardisasi nasional.

Kewenangan Pemerintahan yang diserahkan


kepada Daerah dalam rangka desentralisasi
harus disertai dengan penyerahan dan
pengalihan pembiayaan, sarana dan
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
prasarana, serta sumber daya manusia sesuai
dengan kewenangan yang diserahkan
tersebut.
Kewenangan Pemerintahan yang
dilimpahkan kepada Gubernur dalam rangka
ekonsentrasi harus disertai dengan
pembiayaan sesuai dengan kewenangan yang
dilimpahkan tersebut.
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah
Otonom mencakup kewenangan dalam
bidang pemerintahan yang bersifat lintas
Kabupaten dan Kota, serta kewenangan
dalam bidang pemerintahan tertentu   lainnya.

Kewenangan Propinsi sebagai Daerah


Otonom termasuk juga kewenangan yang
tidak atau belum dapat  dilaksanakan Daerah
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
Kabupaten dan Daerah Kota.

Kewenangan Propinsi sebagai Wilayah


Administrasi mencakup kewenangan dalam
bidang pemerintahan yang dilimpahkan
kepada Gubernur selaku wakil Pemerintah.

Daerah berwenang mengelola sumber daya


nasional yang tersedia di wilayahnya dan
bertanggung  jawab memelihara kelestarian
lingkungan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Kewenangan Daerah di
wilayah laut meliputi:
Eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan
pengelolaan kekayaan laut sebatas wilayah
laut tersebut;
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
Pengaturan kepentingan administratif;
Pengaturan tata ruang;
Penegakan hukum terhadap peraturan yang
dikeluarkan oleh daerah atau yang
dilimpahkan   kewenangannya oleh
pemerintah; dan
Bantuan penegakan keamanan dan
kedaulatan negara.

Kewenangan Daerah Kabupaten dan Daerah


Kota di wilayah laut adalah sejauh sepertiga
dari batas laut Daerah Propinsi. Pengaturan
lebih lanjut mengenai batas laut diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

Kewenangan Daerah Kabupaten dan Daerah


Kota mencakup semua kewenangan
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
pemerintahan selain kewenangan yang
dikecualikan seperti kewenangan dalam
bidang politik luar negeri, pertahanan
keamanan, peradilan, moneter dan fiskal,
agama, serta kewenangan bidang lain yang
mencakup kebijakan tentang perencanaan
nasional dan pengendalian pembangunan
nasional secara makro, dana perimbangan
keuangan, sistem administrasi negara dan
lembaga perekonomian negara, pembinaan
dan pemberdayaan sumber daya manusia,
pendayagunaan sumber daya alam serta
teknologi tinggi yang strategis, konservasi,
dan standarisasi nasional.

Kewenangan Daerah Kabupaten dan Daerah


Kota tidak mencakup kewenangan
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah Propinsi.

Bidang pemerintahan yang wajib


dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten dan
Daerah Kota meliputi pekerjaan umum,
kesehatan, pendidikan dan kebudayaan,
pertanian, perhubungan, industri dan
perdagangan, penanaman modal, lingkungan
hidup, pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja.

Pemerintah dapat menugaskan kepada


Daerah tugas-tugas tertentu dalam rangka
tugas pembantuan disertai pembiayaan,
sarana dan prasarana, serta sumber daya
manusia dengan kewajiban melaporkan
pelaksanaannya dan
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
mempertanggungjawabkannya kepada
Pemerintah. Setiap penugasan ditetapkan
dengan peraturan perundang-undangan.

9 1. Peraturan Menteri Dalam Pasal 1 Ketentuan Umum Pembentukan produk hukum daerah tetap
Negeri Republik Indonesia angka Pasal 1 harus merujuk pada Program Legislasi
Nomor 80 Tahun 2015 tentang 1,2,3,dan 4. 1. Daerah adalah Provinsi dan Daerah (Prolegda) yang merupakan
Pembentukan Produk Hukum Kabupaten/Kota. instrumen untuk merencanakan pembentukan
Daerah; Mner Deny Pasal 4 2. Kepala Daerah adalah Gubernur Perda. Prolegda tidak hanya menjadi pijakan
ayat (1) dan Bupati/Walikota. bagi pembentukan Perda, tetapi juga bagi
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, produk hukum daerah lainnya yang bersifat
Pasal 6 ayat yang selanjutnya disingkat DPRD pengaturan.
(6) adalah lembaga perwakilan rakyat
daerah provinsi dan kabupaten/kota Produk hukum daerah meliputi berbagai
sebagai unsur penyelenggara produk pengaturan atau penetapan
pemerintahan daerah. (keputusan). Yang termasuk bentuk
4. Peraturan Daerah Provinsi atau pengaturan adalah Peraturan Daerah atau
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
nama lainnya dan Peraturan Daerah dengan nama lain disebut Peraturan Kepala
Kabupaten/Kota atau nama lainnya, Daerah, Peraturan Bersama Kepala Daerah,
yang selanjutnya disebut perda adalah dan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat
peraturan perundang-undangan yang Daerah (DPRD).
dibentuk oleh DPRD dengan
persetujuan bersama kepala daerah. Sedangkan yang berbentuk keputusan
meliputi Keputusan Kepala Daerah,
Pasal 4 Keputusan DPRD, Keputusan Pimpinan
(1) Perda sebagaimana dimaksud DPRD, dan Keputusan Badan Kehormatan
dalam Pasal 3 huruf a terdiri atas: Badan DPRD. Pemerintah Daerah (Pemda)
a. perda provinsi; dan mempunyai kewenangan membentuk produk
b. perda kabupaten/kota. hukum daerah untuk menjalankan otonomi
daerah, tugas pembantuan atau untuk
(2) Perda memuat materi muatan: menyelesaikan masalah khusus di daerahnya.
a. penyelenggaraan otonomi daerah
dan tugas pembantuan; dan Salah satu kewenangan yang ada pada Pemda
b. penjabaran lebih lanjut ketentuan adalah yang terkait dengan masyarakat
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
peraturan perundang-undangan yang hukum adat. Sesuai dengan peraturan
lebih tinggi. perundang-undangan yang berlaku, Pemda
dapat membentuk produk hukum daerah
terkait dengan kelembagaan adat, peradilan
Pasal 4 adat dan hukum adat, wilayah, tanah, hutan
(6) Perda kabupaten/kota adat dan sumber daya alam lainnya,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) keberadaan masyarakat hukum adat, desa
huruf b memuat materi muatan untuk adat dan kelembagaan pelaksana produk
mengatur: hukum daerah mengenai masyarakat hukum
a. kewenangan kabupaten/kota; adat.
b. kewenangan yang lokasinya dalam
daerah kabupaten/kota; Dengan adanya kewenangan yang dimiliki
c. kewenangan yang penggunanya oleh Pemda tersebut, maka Pemda diberikan
dalam daerah kabupaten/kota; kekuasaan untuk menuangkan pengakuan dan
d. kewenangan yang manfaat atau perlindungan masyarakat hukum adat dalam
dampak negatifnya hanya dalam produk hukum daerah yang dibentuknya.
daerah kabupaten/kota; dan/atau Dengan mengelaborasi urusan pemerintahan
ANALISIS
PASAL
NO DASAR HUKUM DAN
MUATAN KETERANGAN
AYAT
TERKAIT
yang menjadi kewenangan Pemda, maka
materi muatan produk hukum daerah bisa
sangat luas.
e. kewenangan yang penggunaan
sumber dayanya lebih efisien apabila Sehingga tidak seharusnya Pemda
dilakukan oleh daerah mempersempit kewenangannya sendiri dalam
kabupaten/kota. menuangkan materi muatan dalam produk
hukum daerah. Hal ini dimaksudkan agar
produk hukum daerah tersebut menjadi solusi
dari berbagai permasalahan penataan ruang

10 1.
11
12 1.
13

Anda mungkin juga menyukai