Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH HUKUM PEMERINTAHAN DAERAH

Dosen Pengampu:
H. A. Khair SH., MH.

Oleh:
Javier Athallariz Wuryantoro
D1A021174

Program Studi Ilmu Hukum


Fakultas Hukum
Universitas Mataram
A. Otonomi daerah

Pemberlakuan sistem otonomi daerah merupakan amanat yang diberikan oleh Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) Amandemen Kedua
tahun 2000 untuk dilaksanakan berdasarkan undang-undang yang dibentuk khusus untuk
mengatur pemerintahan daerah. UUD 1945 pasca-amandemen itu mencantumkan
permasalahan pemerintahan daerah dalam Bab VI, yaitu Pasal 18, Pasal 18A, dan Pasal 18B.
Sistem otonomi daerah sendiri tertulis secara umum dalam Pasal 18 untuk diatur lebih lanjut
oleh undang-undang.

Pasal 18 ayat (2) menyebutkan, “Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan.” Selanjutnya, pada ayat (5) tertulis, “Pemerintahan daerah menjalankan otonomi
seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai
urusan pemerintah pusat.” Dan ayat (6) pasal yang sama menyatakan, “Pemerintahan daerah
berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan
otonomi dan tugas pembantuan.

Secara khusus, pemerintahan daerah diatur dalam UndangUndang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah. Namun, karena dianggap tidak sesuai lagi dengan
perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah, maka
aturan baru pun dibentuk untuk menggantikannya. Pada 15 Oktober 2004, Presiden Megawati
Soekarnoputri mengesahkan UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (UU Nomor 32 Tahun
2004) memberikan definisi otonomi daerah sebagai berikut.

“Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.”
Undang undang No 23 tahun 2004 pada pasal 9 yang mengatur tentang klasifikasi urusan
pemerintahan.

1. Urusan Pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan absolut, urusan


pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum.
2. Urusan pemerintahan absolut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah
Pusat.
3. Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah
provinsi dan Daerah kabupaten/kota.
4. Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke Daerah menjadi dasar
pelaksanaan Otonomi Daerah.
5. Urusan pemerintahan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala
pemerintahan.
Sedangkan pada pasal 10 yang mengatur tentang urusan Pemerintahan Absolute

1. Urusan pemerintahan absolut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2)


meliputi:
a. politik luar negeri;
b. pertahanan;
c. keamanan;
d. yustisi;
e. moneter dan fiskal nasional; dan
f. agama.
2. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan absolut sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Pusat:

a. melaksanakan sendiri; atau


b. melimpahkan wewenang kepada Instansi Vertikal yang ada di
Daerah atau gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat berdasarkan
asas Dekonsentrasi
B. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat
Salah satu contoh peraturan daerah provinsi Jawa Barat yaitu, tentang petunjuk
pelaksanaan peraturan daerah provinsi Jawa Barat No 14 Tahun 2013 tentang
pembentukan badan usaha milik daerah bidang minyak dan gas bumi lingkup kegiatan
usaha hulu.

C. Peraturan Daerah Kota Bekasi


Salah satu contoh peraturan daerah Kota Bekasi No 14 tahun 2016 yaitu, tentang
pengubahan status Perseroan Terbatas Sinergi Patriot Kota Bekasi menjadi Badan
Usaha Milik Daerah, yang bergerak dalam gas bidang pertambangan, pengolahan, dan
perdagangan minyak, gas bumi dan energi lingkup hilir.

Jawaban
1. Kekuasaan dan kewenangan pemerintahan daerah diperoleh dari undang -
undang 1945 pasal 18, 18A, dan 18B setelah amandemen. Lalu undang -
undang No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang memberikan
definisi otonomi daerah, tetapi undang - undang No. 32 sudah diganti menjadi
undang – undang no. 23 tahun 2014 pasal 1 ayat 6, pengertian otonomi daerah
adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem negara kesatuan republic Indonesia.
2. undang – undang no. 23 tahun 2014 pasal 1 ayat 6.
3. Otonomi Daerah sendiri dapat diartikan sebagai hak wewenang dan kewajiban
daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tujuan dari kebijakan otonomi daerah yaitu: mengembangkan kehidupan
demokrasi, membatasi wewenang pemerintahan pusat, pemerataan, mencegah
maraknya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) keadilan, mendorong dalam
memberdayakan masyarakatnya, meningkatkan peran serta masyarakat,
mengembangkan peran dan fungsi DPRD juga memelihara hubungan baik
antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

Anda mungkin juga menyukai