ABSTRAK
Desa Sumberwringin merupakan salah satu desa sentra produksi kopi di wilayah Kecamatan
Sumberwringin Kabupaten Bondowoso Propinsi Jawa Timur. Wilayah Desa Sumberwringin
terletak pada ketinggian 600-700 m dari permukaan laut yang sebagian besar terdiri dari dataran
dengan tingkat kesuburan yang tinggi. Kopi yang dibudidayakan oleh petani di Desa
Sumberwringin umumnya adalah kopi arabika, sedangkan sebagian kecil petani
membudidayakan jenis kopi robusta. Metode pengambilan sampel menggunakan Porporsioned
Stratified Random Sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linier berganda, uji t untuk menganalisis pengaruh antar variabel, dan analisis
pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
pendapatan usahatani kopi di Desa Sumberwringin adalah jumlah produksi, biaya produksi,
harga jual, dan jumlah pohon. (2) penggunaan biaya produksi usahatani kopi di Desa
Sumberwringin adalah efisien. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata R/C ratio lebih dari
satu yaitu 2,583. (3) kontribusi pendapatan usahatani kopi di Desa Sumberwringin adalal
sedang. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata kontribusi usahatani kopi terhadap total
pendapatan total keluarga petani sebesar 61,96.%
Keywords: Kopi, efisiensi usahatani, kontribusi pendapatan usahatani, petani kopi, pendapatan
usahatani
ABSTRACT
Keywords: Coffee, farming efficiency, contributed farmer income, coffee farmers, farmer
income
PENDAHULUAN yang sudah turun-temurun dari nenek
Kopi merupakan salah satu moyang mereka. Adanya kondisi harga jual
komoditas perkebunan yang merupakan kopi yang saat ini dirasakan tidak stabil oleh
komoditas ekspor dan memiliki peranan para petani menyebabkan mereka resah
penting bagi perekonomian Indonesia. Luas dalam menjalankan usahataninya tersebut,
areal tanaman kopi di Indonesia pada tahun sehingga dalam menjalankan usahanya, tentu
2011 adalah 1.233.698 ha dengan produksi saja para petani kopi rakyat di Desa
638.647 ton. Berdasarkan data Direktorat Sumberwringin tersebut memperhitungkan
Jenderal Perkebunan (2011), dari total mengenai masalah biaya dan keuntungan
produksi tersebut, sebanyak 289.288 ton yang diperolehnya. Mereka berharap dari
diekspor dengan nilai 745.749 ribu US$ hasil usahataninya tersebut memperoleh
(Deptan, 2013). Areal kopi pada keuntungan seoptimal mungkin dengan biaya
perkebunan rakyat di Kabupaten seminimal mungkin sehingga dapat
Bondowoso tersebar pada 23 kecamatan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
dengan luas areal pada tahun 2011 adalah keluarganya sehari-hari. Berdasarkan latar
sebesar 1200 ha dan dengan jumlah belakang tersebut, peneliti hendak meneliti
produksi sebesar 918 ton. Areal
mengenai: (1) Faktor-faktor apa yang
perkebunan kopi yang mampu menembus
mempengaruhi pendapatan Usahatani Kopi di
pasar dunia di Kabupaten Bondowoso
Desa Sumberwringin?,(2) Apakah
adalah di Kecamatan Sumberwringin yaitu
penggunaan biaya produksi usahatani kopi
sebesar 50 ha. Pengusahaan komoditi kopi
rakyat di Desa Sumberwringin sudah
rakyat di Kecamatan Sumberwringin
efisien?,(3) Bagaimana kontribusi usahatani
memberikan sumbangan yang besar pada
kopi rakyat di Desa Sumberwringin terhadap
daerah Kabupaten Bondowoso (Dinas
pendapatan total keluarga petani kopi rakyat?
Perkebunan, 2011).
Jumlah petani yang mengusahakan
kopi rakyat di Desa Sumberwringin sebanyak
150 petani. Hal ini menunjukkan bahwa METODE PENELITIAN
potensi untuk dikembangkannya tanaman Penelitian dilakukan di Desa
kopi di daerah tersebut adalah cukup besar. Sumberwringin Kecamatan Sumberwringin
Jenis kopi yang diusahakan adalah jenis kopi Kabupaten Bondowoso Propinsi Jawa Timur.
Arabika, hal ini berdasarkan pertimbangan Daerah penelitian ini ditentukan secara
bahwa daerah tersebut memiliki ketinggian sengaja (purposive method). Penentuan
600-700 m dpl yang sangat cocok untuk daerah penelitian ini didasarkan bahwa
ditanamani tanaman kopi Arabika, dimana Desa Sumberwringin Kecamatan
tanaman kopi Arabika ini akan tumbuh subur Sumberwringin Kabupaten Bondowoso
pada ketinggian 700 – 1700 m dpl. Selain itu Propinsi Jawa Timur merupakan daerah
juga karena kopi Arabika tahan terhadap potensial penghasil tanaman kopi. Hal ini
penyakit karat daun dan tidak memerlukan dibuktikan dengan kopi arabikadi desa
syarat tumbuh dan pemeliharaan yang sulit Sumberwringin Kabupaten Bondowoso
telah menjadi kopi ekspor sampai
serta diperoleh produksi yang tinggi. Curah
menembus ke Negara Swiss pada tahun
hujan maupun suhu yang sesuai akan
2011. Pengambilan contoh yang digunakan
mempengaruhi tingkat produktivitas yang
untuk penentuan sampel adalah dengan
cukup besar bagi tanaman kopi Arabika
menggunakan metode “Porporsioned
tersebut.
Stratified Random Sampling” yaitu
Usahatani kopi rakyat diharapkan
pengambilan sampel yang distratifikasikan
mampu memberikan sumbangan yang cukup
secara acak berimbang. Penelitian ini
besar bagi peningkatan dan kesejahteraan
menggunakan data primer dan sekunder.
petani di Desa Sumberwringin Kecamatan
Di desa Sumberwringin terdapat 3
Sumberwringin Kabupaten Bondowoso.
kelompok tani yang melakukan usahatani
Sampai saat ini usahatani tersebut masih
kopi disajikan pada tabel 1:
terus berjalan sebagai mata pencaharian
mereka yang merupakan mata pencaharian
Berdasarkan jumlah populasi dari Keterangan:
tiga kelompok tani yang ada di desa bi = Koefisien persamaan regresi atau
Sumberwringin Kabupaten Bondowoso
adalah sebanyak 125 petani kopi rakyat. parameter regresi (untuk I = 1,2,….k)
Menurut (Setiawan, 2007), dalam Xi = Variabel bebas (untuk 1 = 1,2,….k)
menentukan sampel dengan menggunakan e = Error atau gangguan dalam persamaan
rumus slovin yaitu : Penelitian ini menggunakan empat variabel
bebas, sehingga formulasinya dapat
Tabel. 1.Penyebaran Populasi dan Sampel dituliskan sebagai berikut:
Anggota Kelompok Tani Berbasis Kopi Y = b0+ b1X1+ b2X2+ b3X3 + b4X4
No Kelompok Populasi Sampel Keterangan :
1 Darungan Jaya 50 13 Y = Pendapatan (Rp)
2 Tunas Harapan II 25 6 b0 = Konstanta
3 Tunas Harapan 50 13 b1 = Koefisien persamaan regresi atau
Jumlah 125 32 parameter regresi (untuk i = 1,2,3,4,)
X1 = Jumlah pohon kopi (batang)
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
X2 = Biaya produksi (Rp)
X3 = Harga jual (Rp/kg)
X4 = Jumlah produksi (kg)
N
Guna menguji apakah keseluruhan variabel
N.e2+ independen memberikan pengaruh pada
variabel dependen digunakan uji F dengan
Keterangan : formulasi sebagai berikut :
n = jumlah sampel Kuadrat Tengah Regres
N = jumlah populasi F −hitung
e = error 15% = Kuadrat Tengah Sis
maka berdasarkan perhitungan ditarik sampel
Kriteria
dari jumlah populasi tersebut, yaitu sebanyak pengambilan keputusan :
32 petani kopi rakyat. a) F-hitung ≤ F-tabel (a = 0.05), maka
Pengambilan contoh pada masing-masing menerima H0, berarti keseluruhan variabel
kelompok atau cluster adalah sebagai berikut independen tidak memberikan pengaruh
: pada pendapatan (variabel dependen).
b) F-hitung > F-tabel (a = 0.05), maka
ni = Ni menolak H0, berarti keseluruhan variabel
N x
independen memberikan pengaruh pada
Keterangan :
pendapatan (variabel dependen)
ni = jumlah sampel yang diambil dari Guna mengetahui seberapa besar
masing-masing sub variasi dependen disebabkan oleh variasi
Ni = jumlah anggota populasi variabel independen, maka dihitung nilai
N = jumlah populasi koefisien determinasi dengan rumus sebagai
n = ukuran sampel berikut:
Pengujian permasalahan pertama 2 Jumlah Kuadrat
mengenai faktor-faktor yang berpengaruh R = Regresi Jumlah Kuadrat
terhadap pendapatan usahatani kopi Tengah
digunakan Uji Regresi Linier Berganda
dengan formula sebagai berikut (Wibowo, Nilai R2 berkisar 0 ≤ R2≤ 1
2000): Seringkali nilai koefisien determinasi (R2)
Y = b0 + b1X1+ b2X2 + b3X3+ …… + bkXk meningkat jika jumlah variabel bebas
+e ditambahkan pada model sehingga
menurunkan derajad bebas. Penilaian tentang
hal ini dapat dipergunakan nilai koefisien Untuk menjawab permasalahan kedua
determinasi adjusted dengan rumus sebagai tentang efisiensi biaya pada usahatani kopi
berikut (Wibowo, 2000): rakyat digunakan metode analisis
R2 adjusted = R2 [(n-1)/(n-k-1)] (Soekartawi, 1995):
Keterangan:
k = Jumlah variabel bebas dalam model R
penduga R/ C ratio=a=
n = Jumlah data C
Apabila hasil pengujian diperoleh F-hitung >
F-tabel, maka dilanjutkan dengan uji-t untuk Kriteria Pengambilan Keputusan:
mengetahui pengaruh masing-masing 1. R/C ratio <= 1, maka penggunaan biaya
variabel bebas terhadap variabel terikat. produksi pada usahatani kopi rakyat
bi adalah tidak efisien.
t −hitung =
Sbi 2. R/C ratio > 1, maka penggunaan biaya
Jumlah Kuadrat Sisa produksi pada usahatani kopi rakyat
adalah efisien.
Untuk menjawab permasalahan
Sbi Jumlah Tengah Sisa ketiga tentang kontribusi pendapatan
=
√
Keterangan: usahatani kopi rakyat terhadap pendapatan
bi = Koefisien regresi ke-i total keluarga petani kopi rakyat digunakan
Sbi = Standart deviasi ke-i prosentase kontribusi dengan formulasi
sebagai berikut (Hasib, 2004):
Kriteria pengambilan keputusan:
a) t-hitung ≤ t-tabel (a = 0.05), maka A
Z= x 100
menerima H0 yang berarti variabel B
independen tidak memberikan pengaruh
yang nyata pada pendapatan (variabel Keterangan:
dependen). Z = % kontribusi pendapatan usahatani kopi
b) t-hitung > t-tabel (a = 0.05), maka rakyat terhadap pendapatan total
menolak H0 yang berarti variabel keluarga petani kopi rakyat.
independen memberikan pengaruh yang A = pendapatan usahatani kopi rakyat
nyata pada pendapatan (variabel (Rp/tahun)
dependen). B = pendapatan total keluarga petani kopi
Untuk pendapatan per hektar yang rakyat (Rp/tahun)
diperoleh petani kopi rakyat digunakan Menurut (Kumala, 2011), kriteria
analisis pendapatan (Soekartawi, 1995): pengambilan keputusan:
1. Z <= 33,3% maka kontribusi pendapatan
π = TR-TC usahatani kopi rakyat adalah rendah
terhadap pendapatan total keluarga petani
Keterangan: kopi rakyat.
π = Pendapatan (Rp/Ha) 2. 33,4% < Z <= 66,6% maka kontribusi
TR = Total penerimaan pendapatan usahatani kopi rakyat adalah
(Rp/Ha) TC = Total biaya sedang terhadap pendapatan total
(Rp/Ha) keluarga petani kopi rakyat
3. Z > 66,7% maka kontribusi pendapatan
Kriteria Pengambilan Keputusan : usahatani kopi rakyat adalah tinggi
• TR > TC, maka usahatani kopi terhadap pendapatan total keluarga petani
rakyat menguntungkan petani kopi rakyat
• TR < TC, maka usahatani kopi
rakyat merugikan petani
• TR = TC, maka usahatani kopi
rakyat mengalami impas (break event
point)
HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat pendidikan rata-rata petani
Profil Petani Kopi Desa Sumberwringin kopi di Desa Sumberwringin Kecamatan
Kecamatan Sumberwringin Kabupaten Sumberwringin Kabupaten Bondowoso
Bondowoso adalah 9,16 tahun atau setingkat kelas I
Petani dalam kehidupannya memiliki SLTA. Hal ini menunjukkan bahwa petani
lima kapasitas yang diperlukan untuk kopi di desa ini mempunyai pendidikan yang
pengembangan usahataninya, yaitu bekerja, tingkatan lebih tinggi jika dibandingkan
belajar, berfikir, kreatif dan bercita-cita. tingkat pendidikan dari kebanyakan
Kesungguhan untuk bekerja dan berfikir masyarakat di Desa Sumberwringin yang
yang menyebabkan petani memiliki hanya tamat SD. Tingkat pendidikan
keterampilan menjadi penggerak dan manejer seseorang dapat merubah pola pikir, daya
dalam usahataninya. Kemampuan belajar dan penalaran yang lebih baik, sehingga makin
bercita-cita yang dimilikinya membuat petani lama seseorang mengenyam pendidikan akan
berusaha mempelajari teknologi baru. semakin rasional. Soekartawi (1994)
Tabel 2 Profil Petani Buah Kopi di Desa menyatakan bahwa mereka yang
Sumberwringin Kecamatan Sumberwringin berpendidikan tinggi adalah relatif lebih
Kabupaten Bondowoso Tahun 2012 cepat dalam melaksanakan adopsi inovasi.
No Uraian Satuan Rata-Rata Begitu pula sebaliknya mereka yang
1 Umur Tahun 44,16 berpendidikan rendah, agak sulit untuk
2 Pendidikan Tahun 9,16 melaksanakan adopsi inovasi dengan cepat.
3 Pengalaman Tahun 8,63 Secara umum petani yang berpendidikan
Usahatani tinggi akan lebih baik cara berfikirrnya,
4 Jumlah Anggota Jiwa 4 sehingga memungkinkan mereka bertindak
Keluarga lebih rasional dalam mengelola usahataninya.
5 Luas Lahan Ha 1,55 Rata-rata petani kopi di Desa
6 Jumlah Pohon Batang 2.293,00 Sumberwringin Kecamatan Sumberwringin
Sumber : Data Primer Diolah, 2013 Kabupaten Bondowoso telah berpengalaman
selama 8,63 tahun. Pengalaman bertani
Beberapa aspek yang mempengaruhi sangat berpengaruh terhadap kematangan
keterampilan petani dalam mengelola petani dalam mengelola suatu usahatani,
usahataninya adalah: umur, pendidikan, sehingga akan lebih meningkatkan
pengalaman bertani, jumlah anggota kemampuannya dalam menguasai dan
keluarga, luas lahan dan jumlah pohon. Profil mengembangkan teknologi pertanian.
petani kopi di Desa Sumberwringin Jumlah rata-rata anggota keluarga
Kecamatan Sumberwringin Kabupaten petani kopi di Desa Sumberwringin
Bondowoso tahun 2012 disajikan pada tabel Kecamatan Sumberwringin Kabupaten
2. Bondowoso adalah 4 jiwa per kepala
Dari tabel 2 menunjukkan bahwa keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa bisa
rata-rata umur petani buah kopi di Desa saja pengusahatanian kopi di Desa
Sumberwringin Kecamatan Sumberwringin Sumberwringin dilakukan sebagai usahatani
Kabupaten Bondowoso adalah 44,16 tahun. yang dikelola oleh keluarga. Rata-rata lahan
Umur petani termasuk dalam usia produktif, yang diusahakan oleh petani kopi di Desa
hal ini menandakan kematangan cara berfikir Sumberwringin adalah 1,55 ha dengan
seseorang jumlah pohon sebanyak 2.293 batang.
melaksanakan kegiatan usahatani dan
mengatasi problem yang dihadapi. Ditinjau Faktor-faktor yang Mempengaruhi
dari segi kematangan cara berpikir dan cara Pendapatan Usahatani Kopi pada Petani
pengambilan keputusan yang perlu diambil di Desa Sumberwringin Kecamatan
pada pelaksanaan usahatani, maka petani Sumberwringin Kabupaten Bondowoso
yang berusia tua akan lebih cermat dan Tujuan dari suatu usahatani adalah
akurat. untuk memperoleh keuntungan, demikian
pula dengan petani di Desa Sumberwringin
yang sebagian besar mengusahakan tanaman
kopi rakyat sebagai mata pencaharian utama sebesar Rp Rp 17.330/kg untuk pengolahan
mereka yang merupakan usahatani yang basah. Harga jual ini merupakan rata-rata
sudah turun-temurun dari nenek moyang harga jual kopi ose setelah melalui proses
mereka. Keuntungan petani pada usahatani pengolahan kering serta harga jual kopi ose
kopi di Desa Sumberwringin dapat diketahui setelah melalui pengolahan basah yang telah
melalui pengurangan antara besarnya dikonversikan ke pengolahan kering.
penerimaan per hektar yang diperoleh petani Responden (petani kopi) sebanyak 32 orang
dengan jumlah biaya per hektar yang secara keseluruhan menggunakan proses
dikeluarkan oleh petani. Penerimaan per pengolahan kering, namun ada 10 dari
hektar petani pada usahatani kopi di Desa responden tersebut yang juga melakukan
Sumberwringin tersebut diperoleh dari hasil proses pengolahan basah. Jadi, harga tersebut
perkalian antara jumlah produksi kopi per merupakan harga rata-rata dari hasil
satu satuan luas lahan (produktivitas) dengan penjualan kopi ose pengolahan kering dan
harga jual kopi ose per kilonya. Rata-rata pengolahan basah. Rata-rata total penerimaan
Total Penerimaan (TR) petani pada usahatani (TR) yang diperoleh setiap petani untuk olah
kopi di Desa Sumberwringin Kecamatan kering dan olah basah di Desa
Sumberwringin pada tahun 2012 dapat Sumberwringin adalah sebesar Rp
dilihat pada Tabel 3. 22.312.096/ha/tahun dan Rp
Tabel 3 Rata-rata Produktivitas, Harga Jual 35.844.554/ha/tahun. Jumlah penerimaan ini
dan Penerimaan Per Hektar Usahatani kopi merupakan pendapatan kotor yang diterima
pada Petani di Desa Sumberwringin Tahun petani sebelum dikurangi dengan biaya-biaya
2012 yang dikeluarkan oleh setiap petani di Desa
Uraian Olah Kering Olah Basah Sumberwringin tersebut.