Anda di halaman 1dari 2

RISALAH KEBIJAKAN

STRATEGI PREVENTIF POLEMIK


DESA HANTU PEMAKAN ANGGARAN

PANDE PUTU DEVI WIDYA SAVITRI OKA/22/MA 6-05

RINGKASAN EKSEKUTIF
Dana desa merupakan salah satu sumber pendapatan desa yang tentunya memiliki tujuan yang jelas. Penggunaan atas setiap Rupiah dana desa telah
diatur oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku karena merupakan sumber yang krusial dalam pendapatan desa. Menteri Keuangan Republik
Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa terdapat kemunculan desa-desa baru sebagai imbas adanya kucuran dana desa.
Permasalahan ini muncul disebabkan oleh efektivitas inspektorat daerah dalam mengawasi pengelolaan keuangan masih rendah. Selain itu, aduan
masyarakat tidak dikelola dengan baik. Pemerintah dinilai lemah dalam melakukan verifikasi pengalokasian dana desa yang menyebabkan munculnya
desa fiktif. Adapun rekomendasi yang dapat dipertimbangkan dalam rangka upaya pencegahan persoalan dana desa fiktif terulang kembali antara lain
peran pemerintah pusat dan daerah senantiasa harus kian memperkuat koordinasi dan pengawasan pelaksanaan program dana desa dan
pembentukan desa. Penyelesaian permasalahan desa fiktif pun harus dilakukan secara komprehensif untuk menutup celah kejadian serupa dan
memberikan sanksi kepada para pihak yang terlibat didalamnya agar menimbulkan efek jera. Data Base pengelolaan dana desa sebagai kunci dari
identifikasi keberadaan dana desa di seluruh Indonesia harus secara berkesinambungan dilakukan verifikasi atau updating data. Peran dan fungsi
lembaga legislatif dalam hal ini Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam mengawasi pelaksanaan Dana Desa harus perlu kian dioptimalkan.

PENDAHULUAN
Kebijakan pemerintah berupa alokasi dana desa kepada tiap desa di seluruh wilayah Indonesia, dilandasi dari dikeluarkannya Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2004 tentang Desa. Adanya undang-undang tersebut memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi
pendapatan, anggaran, serta belanja desa. Pengaruh yang ditimbulkan dalam artian setiap desa memiliki sumber pendapatan yang
cukup signifikan. Hal itu pun menjadikan setiap desa memiliki perencanaan dan anggaran yang mandiri. Dana desa merupakan salah
satu sumber pendapatan desa yang tentunya memiliki tujuan yang jelas. Penggunaan atas setiap Rupiah dana desa telah diatur oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku karena merupakan sumber yang krusial dalam pendapatan desa. Merujuk pada hal
tersebut, pengelolaan dan penggunaan dana desa pun merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam struktur Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa, atau yang disingkat dengan APBDesa. Alokasi dana desa dari pemerintah pusat yang relatif besar harus
benar-benar dimanfaatkan dan dikelola secara hati-hati agar tepat sasaran pada tujuan yang hendak dicapai. Disamping itu pula,
pengelolaan dan penggunaan dana desa harus berdasarkan pada prinsip efektifitas dan efisiensi anggaaran, serta akuntabel. Bila mana
pengelolaan dan penggunaan dana desa yang relatif besar tersebut tidak tepat sasaran maka dapat memicu atau menimbulkan adanya
penyalahgunaan kewenangan pengelolaan dan penggunaan dana desa.
DESKRIPSI MASALAH
Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa terdapat kemunculan desa-desa baru sebagai imbas adanya kucuran
dana desa. Sri Mulyani di depan anggota Komisi XI DPR, mengungkapkan bahwa terdapat laporan banyak desa baru yang tidak berpenduduk dibentuk
dengan tujuan agar mendapat kucuran dana desa secara rutin tiap tahun. Sementara itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membantu Kepolisian
Daerah Sulawesi Tenggara untuk menangani dugaan kasus korupsi dana desa fiktif. Perkara yang ditangani tersebut adalah dugaan tindak pidana
korupsi membentuk atau mendefinitifkan desa-desa yang tidak sesuai prosedur dengan menggunakan dokumen yang tidak sah. Permasalahan ini muncul
disebabkan oleh efektivitas inspektorat daerah dalam mengawasi pengelolaan keuangan masih rendah. Selain itu, aduan masyarakat tidak dikelola
dengan baik. Pemerintah dinilai lemah dalam melakukan verifikasi pengalokasian dana desa yang menyebabkan munculnya desa fiktif. Menurut Direktur
Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Robert Endi Jaweng, secara administratif, setiap desa memiliki kode wilayah yang
terdaftar di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Alokasi dana desa yang tidak tepat sasaran ini diduga karena walaupun kode wilayah desa
tersebut tidak ada, pemerintah tetap mengalokasikan dana desa walau penyalurannya diberikan kepada kabupaten atau kota terlebih dahulu.

REKOMENDASI REKOMENDASI
Perkuat Pengawasan Oleh Penindakan Tegas
Aparat Pemerintah Penyelesaian permasalahan desa fiktif pun harus dilakukan secara
Peran pemerintah pusat dan daerah senantiasa harus kian komprehensif untuk menutup celah kejadian serupa dan memberikan
memperkuat koordinasi dan pengawasan pelaksanaan program sanksi kepada para pihak yang terlibat didalamnya agar
dana desa dan pembentukan desa. Pemerintah pusat melalui menimbulkan efek jera. Kementerian Dalam Negeri sebagai pihak
pemerintah provinsi sebagai perpanjangan tangan pemerintah yang bertanggung jawab atas pengelolaan dana desa harus
pusat harus kuat koordinasi dan pengawasannya dengan menjatuhkan tindakan tegas terhadap pihak yang terbukti
pemerintah tingkat II dalam menata desa dan pembentukan desa. melanggar aturan di kasus desa fiktif agar ada efek jera serta
Regulasi pengawasan dan pembentukan desa baru harus seluruh dana desa yang sempat digunakan pun harus dikembalikan
ditetapkan bentuk pengawasan oleh banyak pihak berwenang ke kas negara. Bilamana tidak dikembalikan harus dilanjutkan hingga
agar tidak seolah-olah pembentukan suatu desa cenderung tahap pengadilan. Sebab dana desa disalurkan dengan tujuan yang
mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja. mulia dan berasal dari uang rakyat sehingga harus memberikan
manfaat bagi masyarakat dan terhindar dari penyalahgunaan oleh
siapapun itu

REKOMENDASI REKOMENDASI
Verifikasi Ulang Data Base Optimalisasi Peran
Pengelolaan Dana Desa Lembaga Legislatif
Data Base Pengelolaan Dana Desa sebagai kunci dari identifikasi Peran dan fungsi lembaga legisllatif dalam hal ini Dewan
keberadaan dana desa di seluruh Indonesia harus secara Perwakilan Rakyat (DPR) dalam mengawasi pelaksanaan Dana
berkesinambungan dilakukan verifikasi atau updating data. Hal ini Desa harus perlu kian dioptimalkan. Pengawasan yang dilakukan
harus dilakukan bertujuan untuk memperkecil peluang DPR harus lebih efektif, dengan merujuk pada tugas dan
pembentukan desa baru yang menyalahi aturan atau desa fiktif kewenangan DPR yang dapat menelusuri penggunaan dana APBN
terulang kembali. Melalui verifikasi Data Base ini diharapkan dalam seluruh sektor. DPR kedepannya harus lebih proaktif dan
memperkuat database mengenai pengelolaan Dana Desa yang benar-benar menetapkan suatu kebijakan yang nyata dalam hal
dapat digunakan untuk monitoring keberadaan Dana Desa. mengawasi penggunaan Dana Desa di setiap wilayah tanpa
Setiap tingkatan wilayah dimulai dari provinsi, kabupaten, terkecuali, sehingga bisa mengantisipasi penyelewengan Dana
kecamatan hingga desa untuk melakukan verifikasi ulang Desa lebih dini. Hal ini mengingat DPR memiliki kewenangan
terhadap keberadaan desa di wilayah masing-masing. Disamping dalam hal persetujun alokasi Dana Desa bersama Pemerintah
itu pula, perlu diterapkan pula sinkronisasi Data Base antara dalam Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD). Sebelum
setiap pemangku kepentingan baik Kementerian Keuangan menetapkan persetujuan harus ditinjau dan dipertimbangkan
maupun Kementerian Dalam Negeri agar tidak adanya persoalan secara lebih komprehensif terkait kesesuaian data yang diperoleh
baru yang timbul akibat data yang dimiliki oleh setiap pemangku dengan data base pengelolaan dana desa telah sesuai atau
kepentingan berbeda-beda. masih terdapat hal-hal yang masih perlu diteliti kembali.

REFERENSI UTAMA
Muhtada D., Diniyanto A., & Qory Alfana G. (2020). Model Pengelolaan Dana Desa: Identifikasi
Problem, Tantangan, dan Solusi Strategis. Jurnal Riset, Inovasi dan Teknologi, 29-30.
Mulyana, C. (2019, November 18). Perlu Kuatkan Pengawasan Dan Koordinasi Atasi Desa Fiktir.
Diakses dari https://m.mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/272350/perlu-kuatkan-
pengawasan-dan-koordinasi-atasi-desa-fiktif
Hariyanto, I. (2019, November 06). Heboh Desa Hantu KPK Sudah Ramalkan Sejak 2015. Diakses dari
https://news.detik.com/berita/d-4774574/heboh-desa-hantu-kpk-sudah-ramalkan-sejak-2015/2
Mega Purnamasari,D. (2019, November 06). Masalah Desa Fiktif Pemerintah Dinilai Lemah
Memverifikasi Dana Desa. Diakses dari https://nasional.kompas.com/read/2019/11/06/
21090521/masalah-desa-fiktif-pemerintah-dinilai-lemah-memverifikasi-dana-desa

Anda mungkin juga menyukai