HALAMAN JUDUL
Diajukan oleh :
Pande Putu Devi Widya Savitri Oka
NPM 4302190102
PERSETUJUAN
KARYA TULIS TUGAS AKHIR
HALAMAN PERSETUJUAN
Mengetahui Menyetujui
Ketua Program Studi, Dosen Pembimbing,
ii
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN
iii
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN
PERNYATAAN KEASLIAN
KARYA TULIS TUGAS AKHIR
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya Karya Tulis Tugas Akhir ini
adalah hasil tulisan saya sendiri dan/atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan
tulisan yang saya salin atau tiru tanpa memberikan pengakuan pada penulis
aslinya. Bila terbukti melakukan plagiarisme, saya siap dinyatakan tidak lulus dan
dicabut gelar yang telah diberikan.
Tangerang Selatan, 14 Mei 2022
Yang memberi pernyataan,
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah dan selalu memberikan karunia, berkat, rahmat, kesehatan, kekuatan, dan
kelancaran bagi penulis dalam menyusun dan menyelesaikan Karya Tulis Tugas
Oleh Panitia Urusan Piutang Negara Pasca Penerapan Crash Program Pada
Dalam penulisan karya tulis ini, tidak luput dari adanya berbagai rintangan
serta hambatan yang penulis hadapi. Namun, penulis telah menerima banyak
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang senantiasa membantu secara
moril maupun materiil baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
kepada:
1. Bapak dan Mama, selaku orang tua penulis yang senantiasa setia menemani,
Manajemen Aset.
4. Bapak Prayudi Nugroho, S.S.T., Ak., M.Si. selaku Dosen Pembimbing dan
Dosen Penilai I penulis, yang telah memberikan ilmu, arahan, masukan, saran,
v
dan motivasi kepada penulis sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan
dengan baik.
5. Bapak Tanda Setiya S.E., M.E. selaku Dosen Penilai II penulis, atas
bimbingan, saran, dan arahan yang telah diberikan kepada penulis selama
6. Ibu Ni Made Sukanari, selaku Kepala Seksi Piutang Negara KPKNL Denpasar
8. Seluruh dosen PKN STAN yang telah memberikan ilmu, pengalaman, dan
kesah, memberi masukan, saran, dan dukungan kepada penulis, dan telah
perkuliahan.
vi
11. Team Netnot Mutia, Sarah, Indyra, Dina, Pinkan, Safau, Kia, dan Alma
kelucuan dan bahasan menarik yang tidak ada habisnya tiap harinya selama 2
12. Teman-teman Praktik Kerja Lapangan penulis, Hadi, dan Angga yang
menemani penulis menyusun KTTA ini selama PKL dan memberi berbagai
13. Team Squad Dayu Ari, Dewayu Tria, Wuriti, dan Triska yang telah
pembimbing.
15. Teman-teman Manajemen Aset XXV yang telah bersama-sama melewati suka
16. Anggota Grup Band BTS, atas karya-karyanya yang telah menghibur penulis
17. Seluruh pihak yang belum disebutkan yang selalu mendoakan, memberi
mencurahkan waktu, tenaga, dan usaha untuk memberikan hasil yang semaksimal
mungkin. Penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan manfaat dan berguna
vii
bagi seluruh pihak yang membacanya. Namun, penulis menyadari bahwa Karya
pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis terbuka atas kritik
dan saran dari pembaca yang membangun agar selanjutnya di lain kesempatan,
penulis dapat menyusun Karya Tulis yang lebih baik. Akhir kata, penulis
memohon maaf atas segala kekurangan dan kekeliruan yang penulis lakukan.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
ix
2.3.7 Penetapan Jumlah Piutang Negara ................................................... 22
2.3.8 Surat Paksa ....................................................................................... 22
2.3.9 Penyitaan .......................................................................................... 23
2.3.10 Pembayaran Hutang ....................................................................... 23
2.3.11 Piutang Negara Selesai ................................................................... 23
2.3.12 Pelunasan Piutang Negara .............................................................. 24
2.4 Konsep Dasar Optimalisasi Piutang Negara ....................................... 24
2.5 Crash Program Penyelesaian Piutang Negara .................................... 25
2.6 Piutang Negara Yang Dapat Diselesaikan (PNDS) ............................ 28
2.6.1 Pembayaran Piutang Negara ............................................................ 28
2.6.2 Pengembalian Piutang Negara ......................................................... 28
2.6.3 Piutang Negara Sementara Belum Dapat Ditagih (PSBDT) ............ 29
2.6.4 Surat Pernyataan Piutang Negara Lunas (SPPNL) .......................... 29
2.6.5 Penarikan Piutang Negara ................................................................ 29
2.7 Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) ............................................. 30
LAMPIRAN .......................................................................................................... 92
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 Transkrip Wawancara dengan Bapak I Gede Abdi Negara, Juru Sita
Seksi Piutang Negara KPKNL Denpasar .............................................................. 98
xiii
ABSTRAK
Kata kunci: Piutang Negara, Crash Program, PMK Nomor 240 Tahun 2016,
PMK Nomor 15 Tahun 2021, KPKNL Denpasar
xiv
ABSTRACT
This research was motivated by a new policy by the Directorate General of State
Assets Management, Ministry of Finance, that was addressing various problems
in managing the state’s receivables that arose and reducing the burden of debt
insurers in the midst of the Covid-19 pandemic. In response to this, the authors
conducted research with the aim of (1) Examining the differences in procedures
for managing the state’s receivables according to Regulation of the Minister of
Finance Number 240 of 2016 concerning Management of The State’s Receivables
with Management of The State’s Receivables according to Regulation of the
Minister of Finance Number 15 of 2021 concerning Crash Programs, (2)
Researching problems and obstacles during the management of the state’s
receivables which were handed over to KPKNL Denpasar, and (3) Researching
the achievement of Resolvable State’s Receivables (PNDS) after the Crash
Program mechanism at KPKNL Denpasar. This research was carried out by
applying a number of data collection methods, including literature review
methods and field research methods. The results of the study show that there are
significant differences related in the mechanism for managing the state’s
receivables before and after the Crash Program. The implementation of
management through the Crash Program mechanism tends to be more optimal
because it requires a shorter time and is more efficient and effective. The
management of the state’s receivables is often has several problems that was
faced by PUPN so that it becomes an obstacle in optimizing the management of
the state’s receivables. The achievement of Resolvable State’s Receivables
(PNDS) after the Crash Program mechanism was obtained was quite optimal. The
optimization of the management of the state’s receivables can be seen from the
settlement of the state’s receivables through the Crash Program mechanism,
which contributes significantly to the revenue obtained by the Denpasar KPKNL
State’s Receivable Section.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
pun berkaitan erat dengan pendapatan negara yang dihimpun dari berbagai sumber
2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa pendapatan negara terdiri atas
penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, dan hibah. Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) menjadi salah satu sumber penerimaan yang penting disamping
penerimaan yang bersumber dari pajak. Hal ini karena realisasi penerimaan pajak
setiap tahunnya yang cenderung tidak mencapai target dari APBN (Ridwan &
sebagai salah satu sumber Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) perlu
maksimal.
(PMK) Nomor 240 Tahun 2016 tentang Pengurusan Piutang Negara menyatakan
bahwa piutang negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada negara
1
2
berdasarkan suatu peraturan, perjanjian atau sebab apapun. Potensi piutang negara
nasional (Jonathan et al., 2016). Disamping itu, piutang negara saat ini
memberikan indikasi yang sangat besar dan potensial, baik apabila dilihat dari
segi besaran piutang maupun segi kepentingan keuangan negara atau pemerintah
mandat dalam hal pengurusan piutang negara dalam hal ini Panitia Urusan
merupakan salah satu bentuk upaya penyelamatan aset negara. Berkaitan dengan
hal tersebut, piutang negara yang berasal dari penyerahan oleh instansi
usaha BUMN/BUMD wajib diurus oleh PUPN. Merujuk pada piutang negara
merupakan salah satu sumber dari kekayaan negara yang diatur oleh undang-
itu pengelolaan piutang negara harus dikelola seoptimal mungkin serta taat pada
3
pada akhir tahun 2020 mencatat terdapat sebanyak 59.514 Berkas Kasus Piutang
yang tergolong tinggi atas Berkas Kasus Piutang Negara (BKPN) oleh Panitia
negara tidak semudah yang diharapkan (Jonathan et al., 2016). Dipicu pula
piutang negara yang tidak dapat diselesaikan. Perangkat hukum yang ada dalam
Oleh karena itu, dirasakan perlu untuk melakukan terobosan hukum baik
sebagai upaya pengurusan piutang negara yang lebih efektif, efisien transparan,
piutang negara yang timbul dan mempercepat penyelesaian piutang negara serta
2021. Pada Peraturan Menteri Keuangan ini Crash Program didefinisikan sebagai
bentuk pemberian keringanan utang atau moratorium tindakan hukum atas piutang
negara. Crash Program ini diberlakukan tidak hanya dalam lingkup kantor pusat
DJKN namun hingga mencakup lingkup operasional paling bawah yakni salah
Piutang Negara Oleh Panitia Urusan Piutang Negara Pasca Penerapan Crash
masalah yang dibahas dalam Karya Tulis Tugas Akhir ini antara lain sebagai
berikut:
Denpasar?
5
Ruang lingkup dalam penulisan Karya Tulis Tugas Akhir ini meliputi
prosedur pengurusan piutang negara berdasarkan PMK Nomor 240 Tahun 2016
terbatas pada ruang lingkup poin-poin yang diatur dalam PMK Nomor 15 Tahun
pengurusan piutang negara yang dilakukan oleh KPKNL Denpasar apakah telah
sesuai dan relevan dengan peraturan yang ada atau belum. Dalam tulisan ini
piutang negara melalui mekanisme Crash Program. Selain itu, penulis membahas
KPKNL Denpasar.
Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai pada penyusunan Karya Tulis
Tugas Akhir ini, penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan manfaat antara
negara.
7
yang sudah ada dalam ilmu pengetahuan terkait dengan pengurusan piutang
negara.
c. Sebagai referensi dan bahan kajian lebih lanjut untuk penelitian selanjutnya
piutang negara.
melakukan upaya secara optimal dalam pengurusan piutang negara serta sebagai
serta pengalaman terkait dengan penerapan secara langsung teori yang telah
8
BAB I PENDAHULUAN
piutang negara, Crash Program penyelesaian piutang negara, piutang negara yang
dalam penulisan ini, gambaran umum KPKNL Denpasar sebagai objek penulisan,
Nomor 240 Tahun 2016, problematika dalam pengurusan piutang negara, tinjauan
atas praktik pengurusan piutang negara pasca Peraturan Menteri Keuangan Nomor
15 Tahun 2021, dan pencapaian piutang negara yang dapat diselesaikan (PNDS)
BAB IV SIMPULAN
sebelumnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam rangka proses bisnis, perjanjian dengan pihak lain terkait dengan
kekayaan/harta yang terjalin diantara dua pihak atau lebih, yang menimbulkan
suatu kewenangan atau hak untuk memperoleh prestasi atau menunaikan prestasi.
kredit. Dasar dari timbulnya suatu perjanjian kredit adalah adanya hubungan
menyerahkan sejumlah uang maupun harta kepada debitur untuk digunakan dalam
pengembalian atas sejumlah uang maupun harta yang telah dipinjamkan itu pada
10
11
piutang adalah harta kekayaan berupa tagihan sejumlah uang dengan adanya
pembuktian melalui surat yang dimiliki oleh pihak terkait berlandaskan pada
perjanjian utang-piutang.
Rahardjo (2002, dalam Lestari, 2014), piutang adalah hak tagih terhadap
kepadanya. Piutang timbul sebagai akibat dari adanya kegiatan penjualan produk
atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan proses bisnis atau usaha perusahaan.
Piutang diartikan pula bahwa timbulnya hak penagihan bagi perusahaan terhadap
pihak lain yang berlangganan dan mengharap adanya pembayaran yang dilakukan
Menurut Yuliana (2018), piutang merupakan salah satu unsur dari aset
lancar dalam neraca perusahaan yang berasal dari adanya penjualan barang
maupun jasa atau pemberian kredit terhadap debitur. Secara umum timbulnya
piutang berasal dari adanya transaksi penjualan barang dagang melalui mekanisme
kredit. Dalam artian luas, piutang digunakan untuk seluruh pengakuan hak atau
klaim atas uang, barang, maupun jasa. Apabila aktivitas bisnis suatu perusahaan
bergerak di sektor bisnis penjualan barang atau pelayanan jasa secara kredit, maka
oleh perusahaan dari pihak lain, sebagai akibat penyerahan barang dan pelayanan
12
jasa secara kredit ataupun akibat pembayaran kas yang berlebih kepada pihak lain
klaim atau tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dapat dilakukan pelunasan
ke dalam dua kategori antara lain piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang
usaha berasal dari adanya penjualan produk maupun jasa dalam rangka aktivitas
normal usaha. Piutang yang berasal di luar aktivitas normal usaha dikategorikan
sebagai berikut:
maupun jasa yang merupakan aktivitas bisnis perusahaan. Dalam artian lain,
piutang ini muncul ketika perusahaan telah menyediakan suatu produk atau
tunai. Piutang dagang merupakan jenis piutang yang seringkali ditemukan dan
13
Piutang usaha merupakan sejumlah hak tagih yang berasal dari penjualan
kredit periode pendek dan umumnya dapat ditagih diperkirakan dalam waktu 30
sampai 60 hari. Secara umum piutang usaha tidak membebankan adanya bunga,
namun tidak menutup kemungkinan bahwa pembayaran bunga maupun biaya jasa
bentuk pengakuan utang dengan membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal
tertentu di masa mendatang. Periode waktu wesel tagih umumnya memiliki waktu
tagih antara 60 sampai dengan 90 hari atau dapat lebih lama serta membebankan
pihak yang berutang untuk dilakukan pembayaran atas bunga. Sumber wesel tagih
Wesel tagih dapat memiliki periode waktu yang pendek maupun periode yang
Dalam artian lain, piutang lain-lain terkait dengan tagihan perusahaan kepada
pelanggan atau pihak lain akibat dari adanya transaksi yang berhubungan secara
tidak langsung dengan aktivitas normal usaha perusahaan. Piutang lain-lain antara
14
lain meliputi piutang pegawai, piutang bunga, piutang dividen, piutang dari
2.1.3 Faktor Internal dan Eksternal Timbulnya Piutang Tak Tertagih (Bad
Debt Expense)
mendasari timbulnya suatu kondisi bahwa atas suatu piutang dinyatakan telah
tidak dapat dilakukan pelunasan atau tak tertagih. Faktor pemicu ini berasal dari
samping itu, terdapat kelemahan SDM, dana, metode, dan sarana pendukung serta
Faktor eksternal timbul dari konsumen ataupun debitur antara lain pelanggan tidak
a. Kelemahan Administrasi
kredit yang kurang tepat, sistem pengawasan dan administrasi kredit yang kurang
memadai atau tidak adanya sistem pengawasan yang tertib dan terintegrasi.
langsung usaha milik debitur serta portofolio perkreditan secara menyeluruh dan
Seperti contohnya adanya bukti penjualan fiktif, tidak tersedianya bukti tertulis
transaksi jual beli senantiasa menuntut kualitas produk yang terbaik dan sesuai
Apabila tidak terpenuhinya pelayanan sesuai dengan harapan maka hal ini
menunjukkan nota asli ke pelanggan, dan nyatanya hasil tagihan juga tidak
16
Perolehan perusahaan dalam hal penagihan atas produk atau layanan jasa yang
telah diberikan.
dan Penagihan, khususnya pada konsumen yang membayar lewat jatuh tempo
kegiatan bisnis perusahaan tidak dapat terselenggara secara optimal serta efektif
penagihan piutang kepada pelanggan. Keadaan seperti ini yang tidak kunjung
teratasi memicu adanya peningkatan kredit macet yang berlebih bahkan hingga
imbalan kepada kreditur atau penjual karena produk atau layanan yang diberikan
tidak sesuai dengan harapan pembeli atau melanggar kesepakatan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
b. Unsur Kesengajaan
sengaja sering berganti identitas serta data dan alamatnya tidak sesuai dengan
kenyataan.
memaksa antara lain adanya musibah seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, dan
kondisi keuangan tidak sehat atau kesulitan keuangan. Kondisi ini memaksa
18
kebangkrutan.
Undang Nomor 49 Tahun 1960. Piutang negara adalah sejumlah uang yang wajib
dibayar kepada negara atau badan-badan secara langsung maupun tidak langsung
dikuasai oleh negara berdasarkan suatu peraturan, perjanjian atau sebab apapun.
a. Secara langsung timbulnya hutang kepada negara dan maka dari itu harus
Paksa.
Pemerintah Pusat ataupun hak Pemerintah Pusat yang dapat dinilai dengan uang
atas adanya perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan atau akibat
lainnya yang sah. Hal serupa dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 35 Tahun
Pemerintah Pusat atau hak Pemerintah Pusat yang dapat dinilai dengan uang
akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan maupun akibat lainnya
yang sah.
Piutang negara merupakan jumlah uang yang wajib dibayar kepada negara
sesuai dengan yang diamanatkan dalam PMK Nomor 240 Tahun 2016 tentang
mengenai piutang negara. Piutang negara sebagai jumlah uang yang wajib dibayar
kepada K/L atau BUN yang dapat diukur dengan uang akibat perjanjian atau
akibat lainnya berdasarkan peraturan yang berlaku atau akibat lainnya yang sah.
akibat adanya penyerahan uang, barang, maupun jasa oleh pemerintah atau akibat
suatu simpulan bahwa piutang negara merupakan sejumlah uang yang wajib
dibayar kepada pemerintah pusat atau menjadi hak pemerintah pusat secara
langsung maupun tidak langsung yang dapat dinilai dengan uang akibat adanya
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 240 Tahun 2016 tentang Pengurusan Piutang
Negara. Tahapan pengurusan Piutang Negara (PN) antara lain sebagai berikut:
yang macet, namun tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Penyerah piutang
Penyerah piutang negara yang dimaksud antara lain Instansi Pemerintah termasuk
Negara, Komisi Negara, dan Badan Hukum lainnya. Adapun Badan Usaha Milik
yang bersumber dari Instansi Pemerintah melalui pola channeling atau risk
sharing.
piutang negara tidak dapat dipenuhi oleh kreditur/penyerah piutang sehingga tidak
dapat dibuktikan keberadaan dan besaran piutang negara sah secara hukum.
Adapun kondisi penyerah piutang dalam waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal surat
Pengurusan Piutang Negara (SP3N) oleh PUPN Cabang, maka tahapan berikutnya
Kantor Pelayanan.
datang menghadap karena sesuatu dan lain hal, maka akan dibuat surat panggilan
terakhir. Penerbitan surat panggilan terakhir dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari
kerja sejak tanggal menghadap yang dicantumkan dalam surat panggilan pertama.
Dalam hal surat panggilan yang disampaikan kepada debitur, dan debitur
datang menghadap, maka dilakukan wawancara dan disusun berita acara tanya
ditempuh dalam pernyataan bersama terkait dengan besaran hutang yang wajib
utang tidak mengakui jumlah utang atau kalau pun datang menghadap namun
atau peristiwa tersebut maka diterbitkan Surat Penetapan Jumlah Piutang Negara
penerbitan dan penyampaian surat paksa (SP) setelah ditandatangani oleh Ketua
(satu kali dua puluh empat) jam terhitung sejak tanggal disampaikan surat paksa.
2.3.9 Penyitaan
Bilamana setelah lewat tenggang waktu 1 x 24 (satu kali dua puluh empat)
hutang oleh debitur, panitia cabang menerbitkan Surat Perintah Penyitaan (SPP).
kekayaan lainnya milik debitur dalam hal ini barang bergerak maupun barang
tidak bergerak.
Dalam hal usulan penarikan atas pengurusan piutang negara disetujui serta
bahwa, “Optimization is the process of finding the best solution to some problem
solusi yang paling baik, dan tidak selalu berkaitan dengan keuntungan yang paling
itu, tidak selalu mengacu pada biaya paling minimal yang mampu ditekan apabila
untuk membuat sesuatu hal menjadi lebih efektif guna membantu pelaksanaan
suatu pekerjaan.
9 Tahun 2020 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran
piutang negara yang diterapkan secara terpadu dalam hal pemberian keringanan
rupiah);
Sangat Sederhana (KPR RS/RSS) dengan pagu sisa hutang paling banyak
Atas piutang instansi dapat diurus dalam hal pengurusan piutang negara
telah diserahkan kepada PUPN dan telah dilakukan penerbitan Surat Penerimaan
Dalam hal sisa kewajiban debitur berbentuk mata uang asing, dengan batasan sisa
berdasarkan pada kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal surat persetujuan
keringanan utang.
jaminan antara lain penanggung utang yang memiliki barang jaminan berupa
tanah dan bangunan dan tidak memiliki barang jaminan tanah dan bangunan.
Piutang negara yang melampirkan kepemilikan atas jaminan tanah dan bangunan,
keringanan diberikan atas utang pokok sebesar 35%, serta Bunga Denda Ongkos
(BDO) sebesar 100%. Di lain sisi, atas piutang negara yang tidak melampirkan
kepemilikan jaminan tanah atau tanah dan bangunan, keringanan diberikan atas
27
utang pokok sebesar 60%, serta bunga denda ongkos (BDO) sebesar 100%.
a. Piutang negara yang diperoleh atas adanya tuntutan ganti rugi ataupun
c. Piutang Negara yang diperoleh dari aset kredit eks Bank Dalam Likuidasi
(BDL);
efektif, telah kedaluwarsa atau adanya kondisi lainnya, tidak dapat lagi
KPKNL dan diterima secara keseluruhan paling lambat tanggal 1 Desember 2021.
akan diikuti oleh penanggung utang. Dalam hal permohonan atas keringanan
peristiwa penyelesaian serta alur tahapan yang berbeda. Konsep dari indikator
yang menjadi bagian dari Piutang Negara Yang Dapat Diselesaikan (PNDS)
dimaksud antara lain adanya kekeliruan penyerah piutang, piutang terjerat perkara
pidana, dan penyerah piutang atau kreditur tidak menunjukkan sikap kooperatif.
Adanya peristiwa atas piutang terdapat ketetapan putusan lembaga peradilan baik
dalam perkara perdata maupun tata usaha negara serta piutang negara yang
pembangunan daerah, dan rekening dana investasi pada Perusahaan Daerah Air
piutang negara dalam hal sisa piutang negara masih menjadi kewajiban debitur
alamat tempat tinggal penanggung hutang tidak diketahui dan barang jaminan
tidak ada, telah ditebus, terjual, atau tidak lagi memiliki nilai ekonomis. Namun
lanjut.
dapat dilakukan dalam hal adanya tujuan untuk dilakukan restrukturisasi kredit
oleh kreditur disertai dengan melampirkan proposal dari debitur. Panitia cabang
Negara sebagai bukti bahwa usulan penarikan pengurusan tidak dapat disetujui.
keuangan negara yang perlu segera diurus melalui serangkaian proses yang
pengurusan piutang negara. Dengan kata lain, pengurusan piutang negara tidak
pengurusan dengan optimal dan berpedoman pada peraturan yang berlaku. Pihak
PUPN dalam peraturan ini, dinyatakan pula bahwa memiliki tugas dan
fungsi untuk melakukan pengurusan piutang negara yang keberadaan dan besaran
telah pasti menurut hukum, namun debitur tidak melunasi sebagaimana mestinya.
keanggotaan PUPN saat ini terdiri dari PUPN Pusat dan PUPN Cabang.
Keuangan.
Jabatan anggota antara lain diemban oleh Kepala Biro Hukum Kementerian
Keuangan dan Direktur II Ekonomi dan Khusus pada Badan Reserse, Kriminal
Mabes Polri. Adapun anggota lainnya yaitu Direktur Pemulihan dan Perlindungan
Hak pada Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara Kejaksaan
Agung. Keanggotaan PUPN Cabang dalam hal terdapat Kantor Wilayah DJKN di
tiap provinsi terdiri dari jabatan Ketua diemban oleh Kepala Kantor Wilayah
DJKN. Jabatan anggota diemban oleh Kepala KPKNL, Direktur Reserse dan
Kriminal/pejabat lain, Asisten Perdata dan Tata Usaha Negara/pejabat lain serta
49 Tahun 1960 dinyatakan pula bahwa Panitia Urusan Piutang Negara memiliki
cukup alasan yang kuat, bahwa Piutang-piutang Negara tersebut harus segera
yang telah dikeluarkan oleh Negara/Badan-badan Negara, dalam hal kredit itu
c. Melakukan penetapan jumlah piutang negara dalam hal akibat suatu dan lain
anggaran. Rapat PUPN dijalankan untuk PUPN Pusat dalam periode waktu 4
(empat) bulan sekali sedangkan untuk PUPN Cabang dalam periode waktu 2 (dua)
bulan sekali. Dalam tingkatan rapat PUPN Pusat hal-hal yang dibahas mengenai
piutang negara serta materi lainnya yang dianggap perlu untuk didalami lebih
34
lanjut. Pelaksanaan rapat oleh PUPN cabang membahas tentang rancangan kerja
negara, dan penyelesaian piutang negara yang dianggap perlu untuk dirapatkan.
PUPN harus dihadiri oleh lebih dari 50% anggota termasuk Ketua PUPN.
Bilamana kehadiran anggota PUPN tidak dapat terpenuhi, maka rapat PUPN
dan data melalui dukungan berbagai macam material yang ada di perpustakaan.
Material yang dimaksud seperti buku, dokumen, majalah, kisah-kisah sejarah, dan
Tulis Tugas Akhir ini berupa pengumpulan data ditentukan dengan menelaah
literatur dan bahan pustaka yang relevan terhadap masalah yang diteliti. Sumber
literatur baik dari buku, artikel, jurnal yang berkaitan dan peraturan terutama yang
responden. Dengan kata lain, penelitian ini dilakukan dengan mengangkat data
35
36
a. Metode Observasi
data yang sistematis baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap obyek
gejala-gejala obyek penelitian yang diselidiki. Di sisi lain, observasi tak langsung
yang diteliti melalui perantara sebuah alat. Penelitian dapat dilaksanakan di dalam
suatu perbandingan atas perbedaan dan atau persamaan antara teori dan praktek
yang tengah penulis teliti terkait pengurusan piutang negara serta optimalisasi
dengan adanya peraturan baru mengenai Crash Program. Metode observasi yang
digunakan dalam Karya Tulis Tugas Akhir ini yaitu dengan melakukan
pengamatan dan peninjauan pada Kantor Kekayaan Negara dan Lelang Denpasar
b. Metode Wawancara
wawancara dapat diketahui lebih mendalam informasi terkait topik yang dibahas.
komunikasi yang dilakukan paling sedikit oleh 2 (dua) orang, didasarkan atas
trust sebagai landasan utama dalam proses memahami (Sidiq & Choiri, 2019).
verbal atau teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab antara
peneliti dengan obyek yang diteliti bertujuan untuk memperoleh suatu informasi.
penting dalam artian hasil interview yang diteliti bergantung pada kemampuan
setiap jawaban.
38
Karya Tulis Tugas Akhir ini yaitu dengan mengajukan daftar pertanyaan yang
Lelang Denpasar.
KPKNL Denpasar merupakan salah satu unit instansi vertikal Eselon III di
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan
berada di bawah naungan serta bertanggung jawab secara langsung kepada Kantor
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi didasari dari adanya
secara mendetail dan terintegrasi terkait tugas dan wewenang yang harus
39
Adapun tanggung jawab terkait pengajuan usul sebagai bahan pertimbangan atas
kebijakan baru yang dikenal dengan Crash Program. Kebijakan ini dirumuskan
Implementasi peraturan ini berlaku bagi seluruh unit vertikal Eselon III di
baru dalam hal keringanan utang ini bertujuan sebagai jalan keluar bagi debitur
dari pandemi Covid-19, namun penanggung hutang memiliki itikad baik untuk
negara KPKNL Denpasar terdiri atas Kepala Seksi Piutang Negara dibantu
tahapan wawancara yang ditempuh oleh penulis dengan Kepala Seksi Piutang
Negara dan Juru Sita Seksi Piutang Negara pada KPKNL Denpasar. Pengurusan
piutang negara yang ditempuh oleh Seksi Piutang Negara KPKNL Denpasar
menjadi acuan dalam penetapan jumlah piutang negara yang dibebankan pada
Piutang macet yang dapat diserahkan pada PUPN tidak terikat ataupun
terbatas pada rentang jumlah nominal tertentu. Dalam artian lain tidak terdapat
ketentuan yang mengatur minimal jumlah nominal piutang yang dapat diajukan
bahwa piutang telah ditetapkan sebagai piutang macet dan besarannya telah pasti.
terkait hal-hal yang wajib dipenuhi dan diserahkan saat mengajukan permohonan
j. Rincian hutang yang meliputi saldo hutang pokok, bunga, denda, dan
ongkos/beban lainnya;
negara.
resume berkas kasus piutang negara, adapun beberapa dokumen yang harus
piutang;
piutang.
PUPN Cabang Denpasar dalam hal ini seksi piutang negara menjalankan
penelitian atas dasar resume dan dokumen penyerahan guna menganalisis adanya
dan besarnya piutang negara. Hasil penelitian tersebut dicantumkan dalam resume
44
hasil penelitian kasus. Dalam hal hasil penelitian oleh PUPN Cabang menyatakan
bahwa piutang negara telah relevan dengan syarat dan ketentuan maka diterbitkan
telah diterima. Dengan terbitnya SP3N hal ini menandakan telah berpindahnya
pengurusan piutang negara dari penyerah piutang kepada PUPN Cabang. Adapun
Dalam hal atas dasar resume dan dokumen piutang negara tidak lengkap
dan besaran piutang telah pasti dimata hukum. Adapun kondisi bahwa hasil
penelitian BKPN ternyata piutang negara macet tengah dalam kondisi sengketa.
Disamping itu pula apabila diketahui bahwa perjanjian utang piutang tidak benar
bukti bahwa piutang negara yang diserahkan oleh penyerah piutang telah ditolak.
Dalam hal ini Kepala KPKNL Denpasar memberi penugasan pada Kepala Seksi
Piutang Negara untuk membuat surat panggilan pertama. Penerbitan atas surat
panggilan ini paling lambat pada bulan yang sama dengan penerbitan SP3N. Surat
dengan adanya suatu kondisi atau peristiwa. Kondisi dimaksud antara lain telah
disampaikan oleh kurir atau dengan menggunakan jasa pos. Dalam hal ditemukan
kondisi di lapangan seperti halnya alamat tidak tercantum secara lengkap dan jelas
hal tersebut, seksi piutang negara berkoordinasi dengan penyerah piutang terkait
keadaan yang dihadapi serta pertimbangan dari penyerah piutang. Dalam hal agar
ditemukan.
dan besarannya telah pasti menurut hukum. Dengan mengacu pada persyaratan
wawancara dengan debitur terkait kebenaran dan besaran piutang negara serta
Berdasarkan berita acara tanya jawab maka disusun Pernyataan Bersama dengan
47
memuat tanda tangan PUPN Cabang, debitur dan paling sedikit memuat 2 (dua)
orang saksi. Ketentuan mengenai saksi yang telah dianggap dewasa menurut
telah menikah.
sebanding dengan putusan hakim. Dalam hal menetapkan atau memutus suatu
perkara perdata yang berkekuatan pasti maka dari itu pernyataan bersama
berkepala “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dalam hal
Jumlah Piutang Negara merupakan surat keputusan yang diterbitkan oleh PUPN,
memuat jumlah besaran hutang yang wajib dilunasi oleh penanggung hutang.
Dalam hal tidak adanya suatu perubahan/koreksi atas besaran piutang maka
penyelesaian piutang negara tetap mengacu pada dokumen dari penyerah piutang.
Seksi piutang negara KPKNL Denpasar sebagai Panitia Cabang jarang ditemukan
kasus koreksi atas besaran piutang negara atau restrukturisasi utang. Penetapan
negara.
48
cabang dalam hal ini seksi piutang negara terlebih dahulu melaksanakan
penelitian lapangan. Kegiatan ini ditempuh bertujuan guna memastikan situasi dan
kemampuan debitur serta hal lain yang berkaitan dengan penetapan surat paksa.
“Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhan Yang Maha Esa”. Disamping itu surat
paksa memuat pula kekuatan hukum yang sebanding dengan grosse dari putusan
hakim dalam hal penetapan keputusan atas suatu perkara perdata. Dengan kata
lain tidak dapat diajukan tahapan banding atas keputusan yang termuat dalam
surat paksa.
penanggung hutang, besaran sisa hutang yang harus dilunasi oleh debitur, dan
alasan yang menjadi dasar penagihan. Surat paksa harus memuat pula perintah
kepada debitur untuk melunasi seluruh sisa kewajibannya dalam rentang waktu 1
x 24 (satu kali dua puluh empat) jam sejak tanggal pemberitahuan surat paksa.
Penyampaian surat paksa oleh juru sita piutang negara dengan membacakan dan
beberapa hal. Hal-hal dimaksud antara lain hari, tanggal dan pemberitahuan surat
paksa, identitas juru sita piutang negara, identitas yang menerima, dan tempat
3.3.1.9. Penyitaan
Beberapa hal yang termuat dalam surat perintah penyitaan antara lain
pertimbangan dan dasar hukum penerbitan SPP, surat tugas juru sita piutang
negara, dan rincian barang yang hendak disita. Adapun tempat dan tanggal
diterbitkan SPP, dan tanda tangan pengesahan dari panitia cabang harus termuat
dalam SPP.
menunjukkan kartu tanda pengenal, surat tugas, surat perintah penyitaan, dan
pemberitahuan terkait maksud dan tujuan penyitaan. Disamping itu, juru sita
membuat berita acara penyitaan dengan membubuhkan tanda tangan juru sita,
apabila debitur menolak untuk menerima atau menanda tangani berita acara
penyitaan. Dalam hal keberadaan barang yang hendak disita di luar wilayah kerja
keberadaan barang yang hendak disita. Penerbitan bantuan tertulis disertai dengan
bendahara penerima ataupun secara tunai. Dalam hal pengecekan dan verifikasi
berkolaborasi dengan seksi Hukum dan Informasi. Kolaborasi ini bertujuan guna
negara. Disamping itu, debitur ataupun penjamin hutang sebagai pihak pemilik
tanpa melalui lelang. Tidak jarang ditemui bahwa penanggung hutang memilih
pengurusan piutang negara yang menunjukkan bahwa piutang negara telah selesai.
Dalam kaitannya piutang negara selesai tidak hanya berasal dari piutang
negara lunas. Indikator lain dari piutang negara selesai dalam hal piutang tersebut
telah sampai pada tahapan piutang negara sementara belum dapat ditagih
Penetapan PSBDT atas piutang negara ditinjau lagi dalam kurun waktu 2 (dua)
kewajibannya. Mengacu pada hal tersebut maka piutang negara selesai belum
tentu piutang negara yang telah lunas. Di sisi lain, piutang negara yang telah
sampai pada tahap pelunasan maka dapat dinyatakan sebagai piutang negara
selesai.
3.3.1.12. Pelunasan
Dalam hal hasil verifikasi membuktikan bahwa piutang negara telah lunas
atau tidak terdapat lagi kewajiban bagi penanggung hutang/debitur maka PUPN
SPPNL maksimal dalam jangka waktu 1 (satu) hari saat verifikasi pembayaran
SPPNL oleh Panitia Cabang paling lambat pada hari berikutnya setelah
keringanan hutang, Kepala Kantor Wilayah Bali dan Nusa Tenggara dan Kepala
Bentuk keringanan hutang antara lain keringanan atas besaran hutang yang terkait
penyelesaian hutang. Adapun keringanan atas besaran hutang yang terkait bunga,
konversi satuan mata uang asing ke dalam satuan mata uang rupiah. Penyampaian
satuan mata uang asing yang setara, pemberian keringanan yang dapat diberikan
antara lain:
persen);
b. Rentang waktu paling lama 5 (lima) tahun atas sisa kewajiban debitur paling
c. Rentang waktu paling lama 7 (tujuh) atas sisa hutang lebih dari
persen) sekaligus keringanan periode waktu paling lama 5 (lima) tahun atas
rupiah); dan
persen) sekaligus keringanan periode waktu paling lama 7 (tujuh tahun untuk
sejumlah Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) atau sisa pokok hutang dalam
satuan mata uang asing yang setara maka pemberian keringanan antara lain:
a. Bunga, denda, dan/ atau ongkos atau beban lainnya hingga sebesar 100%
(seratus persen);
c. Bunga, denda, dan/atau ongkos atau beban lainnya sampai dengan 100%
(tiga) tahun.
Denpasar menurut pendapat penulis, telah dijalankan sesuai dengan yang diatur
dalam PMK 240 Tahun 2016. Serangkaian tahapan pengurusan piutang negara
tidak adanya satu pun tahapan yang terlewati ataupun tidak dijalankan.
tertentu telah dijalankan secara tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan. Pengurusan atas BKPN kian diupayakan segera sampai pada tahapan
54
PJPN maupun surat paksa dalam hal memberikan kepastian dan kejelasan atas
yang matang, koordinasi dengan penyerah piutang serta senantiasa mengacu pada
peraturan. Atas BKPN yang dapat ditempuh melalui pelunasan diberi beberapa
opsi pilihan baik melalui penjualan barang jaminan melalui mekanisme lelang
Negara KPKNL Denpasar senantiasa menjalin kerja sama yang harmonis dengan
rangka pelunasan. Disamping itu, terjalin pula kerja sama dengan Seksi Hukum
dan Informasi dalam hal pengecekan penerimaan pelunasan piutang negara pada
dalam hal ketika PUPN mendatangi alamat kediaman milik debitur. Dalam artian
lain, tidak adanya potensi untuk melakukan suatu upaya pembelaan diri yang
paksa maupun penyitaan terhadap barang jaminan milik debitur. Hal ini
memberikan suatu bentuk keamanan dan kenyamanan yang lebih bagi panitia
dalam rangka pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pengurusan piutang negara.
KPKNL Denpasar
oleh PUPN dalam hal ini Seksi Piutang Negara KPKNL Denpasar. Problematika
yang timbul didominasi berasal dari faktor eksternal yang memberikan pengaruh
kemungkinan pula bahwa adanya faktor kondisi ekonomi suatu wilayah turut
oleh penyerah piutang atau kreditur antara lain alamat tempat tinggal atau domisili
identitas debitur bergantung pada data yang diperoleh dari penyerah piutang.
Warga Negara Indonesia (WNI). Hal ini mempersulit panitia dalam pengurusan
diketahui. Berkas kasus ini berasal dari penyerah piutang oleh Rumah Sakit
dalam tahapan penyerahan piutang negara dalam hal verifikasi berkas kasus
Dalam artian lain, diidentifikasi bahwa piutang negara memiliki peluang rendah
untuk dapat dilunasi oleh penanggung hutang. Adapun pula penanggung hutang
yang tidak mengakui piutang namun tidak dapat membuktikan secara pasti bahwa
kewajibannya.
panggilan, tidak jarang penanggung hutang tidak hadir menghadap atau mangkir
dari panggilan. Ketidakhadiran ini dipicu dari adanya sikap penanggung hutang
Disamping itu, surat panggilan yang telah dikirimkan sesuai dengan alamat
yang diberikan ternyata tidak valid ataupun pihak penerima tidak ditemukan. Hal
tersebut pun dipicu karena penanggung hutang tersebar hingga luar wilayah
Provinsi Bali. Berkas kasus piutang negara yang pernah diurus oleh seksi piutang
negara berasal dari wilayah Jakarta hingga sampai ke wilayah Provinsi Papua.
57
bersama atau lalai dalam menjalankan pembayaran atas hutang yang dimilikinya.
Adapun permasalahan yang timbul di tahapan surat paksa dalam hal ketika juru
sita turun ke lapangan untuk menyampaikan surat paksa, alamat yang tercantum
pada berkas kasus piutang negara tidak dapat ditemukan. Kondisi lain yang timbul
Kemajuan teknologi yang kian berkembang pesat seperti saat ini menuntut
segala aktivitas dijalankan secara online atau memanfaatkan sistem informasi. Hal
ini pun ternyata menjadi suatu pemicu rintangan yang dihadapi dalam rangka
pengurusan piutang negara. Penanggung hutang tidak sedikit yang masih kurang
menjalankan pengurusan. Hal ini karena PUPN harus selangkah demi selangkah
Adanya kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi PUPN dalam memberikan
Pengenaan atas BIAD PN tidak dapat dihindarkan karena telah dimuat dan diatur
dalam peraturan yang berlaku. Dalam ruang lingkup internal KPKNL Denpasar
Nominal jumlah piutang negara yang telah dibayarkan angka nya seringkali tidak
ataupun seksi terkait lainnya. Dengan adanya permasalahan tersebut panitia harus
penyelesaian yang diterapkan oleh PUPN Cabang Denpasar. BKPN yang tidak
sama dengan aparat setempat untuk memberikan informasi secara lengkap terkait
keberadaan debitur tidak diketahui ataupun alamat tidak valid. PUPN mengajukan
permintaan atas surat keterangan kepada aparat setempat agar BKPN dapat
yang dijalankan antara lain dengan membimbing debitur secara bertahap dalam
mengantarkan debitur yang mengalami kendala ke Bank yang dituju dalam hal
memberikan saran kepada debitur untuk mengajak keluarga yang sekiranya dapat
dan situasi debitur. Seringkali ditemui debitur yang dengan sengaja melakukan
kembali agar kian lebih efektif dalam meminimalisir kejadian serupa terulang
atau taktik baru yang lebih efektif serta memberi dampak yang nyata bagi debitur.
Kaitannya dengan diperlukan suatu ketetapan baru yang lebih mengikat bagi
60
debitur untuk melaksanakan pernyataan bersama tanpa kurang satu pun seperti
halnya pengenaan denda atau sanksi. Adapun permasalahan terkait debitur yang
kembali secara lebih mendalam terkait kelengkapan identitas dari debitur. Bila
negara belum lengkap sepenuhnya. Berkaitan dengan hal tersebut, Seksi Piutang
panggilan pertama hingga terakhir maka perlu dianalisis secara lebih mendalam
faktor penyebab yang mendasari debitur. Analisis ini menjadi suatu pedoman
dalam hal merancang upaya baru yang hendak ditempuh oleh PUPN agar dapat
teratasi secara tepat sasaran serta terhindar dari adanya suatu persoalan baru.
Negara dan Juru Sita Seksi Piutang Negara pada KPKNL Denpasar. Alur yang
Piutang Negara
persyaratan yang harus dipenuhi. Disamping itu pula, demi memastikan informasi
tersampaikan secara lebih meluas dan terintegrasi, panitia cabang menjalin kerja
pula melalui media komunikasi antara lain dalam lingkungan indoor dan outdoor.
dan diterima secara keseluruhan paling lambat hingga tanggal 1 Desember 2021.
Crash Program yang hendak ditempuh baik berupa permohonan keringanan utang
ataupun permohonan moratorium tindakan hukum atas piutang negara. Bila mana
terdapat penanggung hutang yang tidak cakap teknologi, maka dapat mengajukan
antara lain berupa kartu identitas penanggung utang atau penjamin utang serta
surat keterangan dari pejabat yang berwenang bahwa debitur tidak memiliki
KPKNL Denpasar.
standar operasional paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak permohonan diterima.
piutang negara dengan penerbitan surat persetujuan hanya dalam waktu 1 (satu)
hari kerja. Dengan kata lain, penerbitan surat persetujuan pada hari yang sama
kewajibannya.
64
yang termuat pada PMK 240 Tahun 2016. Dalam mekanisme Crash Program saat
acara pembahasan memuat jumlah sisa hutang, potongan atas sisa kewajiban milik
Seksi Piutang Negara dan Kepala Seksi Hukum dan Informasi dengan diketahui
waktu 1 (satu) bulan sejak permohonan telah diterima. Bila mana dalam periode
pelunasan maka harus mengajukan surat permohonan kembali. Dengan kata lain,
adanya tahapan pengurusan piutang negara dengan penerbitan surat paksa maupun
terakhir dari sisa kewajiban yang masih dimiliki oleh penanggung hutang. Subjek
65
paling lambat 1 (satu) bulan sejak surat persetujuan diterbitkan oleh PUPN.
waktu yang telah ditetapkan maka persetujuan keringanan yang telah diberikan
terkait jenis dan tarif penerimaan negara bukan pajak di lingkungan Kementerian
Keuangan. Piutang negara yang telah dilakukan pelunasan serta tidak ada lagi sisa
kewajiban yang dimiliki oleh debitur maka atas dasar tersebut PUPN dapat
ongkos/biaya lainnya;
1) Piutang negara yang didukung dengan barang jaminan baik berupa tanah
atau tanah dan bangunan, keringanan utang sebesar 35% (tiga puluh lima
2) Piutang negara yang tidak didukung dengan barang jaminan baik berupa
tanah atau tanah dan bangunan, keringanan utang sebesar 60% (enam
1) Pelunasan dalam periode hingga bulan Juni 2021, sebesar 50% (lima puluh
2) Pelunasan dalam periode bulan Juni hingga dengan bulan September 2021
hari kerja, sebesar 30% (tiga puluh persen) dari sisa kewajiban pokok
Desember 2021, sebesar 20% (dua puluh persen) dari sisa kewajiban
hanya dapat ditempuh oleh debitur dalam hal permohonan pengurusan hutangnya
perundang-undangan.
dihadapi oleh Seksi Piutang Negara KPKNL Denpasar. Kendala yang dihadapi
memiliki inisiatif dari diri sendiri untuk melakukan pelunasan terhadap kewajiban
yang dimilikinya dengan alasan satu dan lain hal. Adanya kondisi debitur yang
Menurut pendapat penulis, salah satu solusi yang dapat ditempuh dengan
debitur. Disamping itu, dapat pula dengan adanya penyampaian hasil testimoni
dari debitur yang telah berhasil mengikuti mekanisme Crash Program bertujuan
mengajak debitur lain untuk turut ikut serta. Melalui penerapan solusi ini
68
pengurusan melalui Crash Program menempuh alur yang praktis atau tidak
peluang bagi debitur untuk turut ikut serta. Debitur yang bersedia menempuh
persyaratan serta tahapan yang harus ditempuh dengan mengacu pada peraturan.
penanggung hutang telah sesuai dengan kondisi atau prasyarat yang diatur dalam
keberadaan barang jaminan maupun jangka waktu pelunasan telah secara tepat
diimplementasikan.
piutang negara yang memakan waktu lebih singkat cenderung dapat menekan
69
pengurusan piutang negara serta memberikan keringanan yang begitu besar bagi
mencapai lebih dari 50% dari hutang pokok milik debitur. Adapun dengan
memicu pengurusan piutang negara terlaksana secara lebih cepat serta target
yang memberikan kontribusi terhadap capaian PNDS Seksi Piutang Negara antara
penanggung hutang dalam satuan mata uang Dollar kemudian dikonversi menjadi
70
mata uang Rupiah. Total keseluruhan piutang negara yang telah disetujui oleh
capaian PNDS tahun 2021. BKPN dapat diselesaikan melalui angsuran karena
adanya upaya secara optimal dari PUPN dalam melakukan pengurusan dengan
rentang waktu tahun 2021 diperoleh total keseluruhan sebanyak 295 BKPN.
telah berakhirnya perjanjian kerja sama antara PUPN Cabang Denpasar dengan
kreditur atau penyerah piutang. Pada Tabel III.1 dijabarkan lebih rinci terkait
penyerah piutang. Dalam hal ini, BPJS Ketenagakerjaan Denpasar serta BPJS
negara bersumber dari selisih antara saldo awal piutang negara sesuai yang
Pengembalian atas BKPN register tahun 2017 dan 2018 sebagian besar
Rp380.176.973,00 dengan tidak ada pembayaran yang diterima dari debitur dalam
penerbitan SP3N dalam periode tahun 2006 hingga tahun 2021. PSBDT
72
ditetapkan atas BKPN melalui adanya pertimbangan atas beberapa kondisi. Dalam
diketahui atau telah terjual. Pada Tabel III.2 dijabarkan rincian pencapaian
berasal dari penyerahan oleh Telkomsel Regional VII dengan total nominal
2008 dan 2009 oleh Direktorat PKNSI DJKN atas piutang Eks BDL ditetapkan
906.496,00. Adapun piutang negara penerimaan tahun 2010 dan 2011 dengan
73
penyerahan dari Direktorat PKNSI dan Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
2015 oleh RSUP Sanglah Denpasar dan Badan Rumah Sakit Umum (RSU)
penerimaan tahun 2017 dari Direktorat PKNSI, RSUP Sanglah Denpasar, dan
piutang oleh RSUP Sanglah Denpasar. Penetapan PSBDT atas BKPN tahun 2020
piutang RSUP Sanglah. Disamping itu, adapun penyerahan piutang negara tahun
lain berasal dari DJBC, Rumah RSU Mangusada Badung, RSUD Sanjiwani serta
Rp28.115.052,00.
SPPNL merupakan surat yang dapat diterbitkan hanya dalam kondisi sisa piutang
Dengan kata lain penanggung hutang telah terbebas dari beban dan tanggung
jawab dalam melakukan pelunasan terhadap piutang negara. SPPNL ini menjadi
salah satu indikator dari pencapaian Piutang Negara Dapat Diselesaikan (PNDS).
menyumbang kontribusi terbesar dari hasil pengurusan piutang negara. Hal ini
karena SPPNL menandakan bahwa adanya pemasukan kas bagi negara dalam hal
pendapatan negara dalam skala nasional. Maka dari itu, aspek PNBP merupakan
hal yang krusial bagi negara. Berkaca dari hal tersebut pemerintah kian
kebijakan yang menjadi jawaban dari upaya peningkatan pencapaian PNBP ini
75
salah satunya dengan Crash Program. Melalui Crash Program diharapkan dapat
debitur dengan tingkatan menengah ke bawah atau debitur tanpa barang jaminan.
Disamping itu pula, hal ini bertujuan untuk mengurangi outstanding atas berkas
kasus piutang negara (BPKN) lama agar dapat dioptimalkan kembali dengan
dalam Tabel III.3. Dalam hal pencapaian SPPNL atas pengurusan Berkas Kasus
sejumlah 33 (tiga puluh tiga) berkas kasus permohonan dari penanggung hutang.
(dua puluh dua) BKPN dari permohonan pengajuan Crash Program yang telah
Jumlah keringanan yang diberikan sebesar 60% dari utang pokok ditambah
dengan sebesar 50% dari tambahan keringanan karena pelunasan dilakukan pada
bulan Juni Tahun 2021. Pelunasan hutang oleh debitur tepat pada tanggal 28 Juni
2021 sehingga masih dalam rentang waktu pelunasan yang dapat diberikan
tambahan keringanan dari selisih pokok hutang dengan persentase keringanan dari
atau tidak didukung oleh barang jaminan. BKPN di tahun 2010 yang telah
Piutang negara register tahun 2015 turut diklasifikan sebagai BKPN yang
Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN). BKPN merupakan piutang yang berusia
cukup lama berasal dari penyerah piutang Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
yaitu keringanan utang dengan persentase keringanan sebesar 60% dan 50%
penanggung hutang sebesar 100% atas utang bunga, denda, dan utang
melampirkan barang jaminan serta sisa piutang diselesaikan dalam periode bulan
BKPN dengan register tahun 2016 pun tidak luput dari pengurusan piutang
negara sesuai dengan rekomendasi dari kantor pusat atas BKPN yang dapat
Piutang negara tidak dilengkapi dengan barang jaminan maka dari itu mengikuti
Disamping itu pula diperoleh keringanan atas BOD dan tambahan keringanan
karena pelunasan pada bulan Mei Tahun 2021. Saldo sisa piutang semula sebesar
keringanan utang terkait Crash Program hingga sisa tanggung jawab penanggung
tahun 2018 berdasarkan pada data yang tercantum pada Aplikasi Focus PN yang
telah diolah seperti pada Tabel III.3 tercatat tidak didukung barang jaminan.
78
Mengacu pada hal tersebut jenis keringanan hutang yang diberikan yaitu atas
hutang pokok, BDO, dan tambahan keringanan hutang sesuai dengan tanggal
pelunasan. Persentase keringanan yang diberikan sebesar 60% dari hutang pokok,
sejumlah 100% dari keseluruhan utang BDO serta tambahan keringanan sebesar
50%. Semula sisa hutang milik debitur dari penyerahan oleh KKP Kelas I
Piutang negara penyerahan dari KKP Kelas I Denpasar tahun 2019 dengan
keringanan dengan persentase sebesar 60% dari sisa pokok hutang, 100% atas sisa
hutang BDO dan 50% atas tambahan keringanan berdasarkan periode waktu
pelunasan. Atas pemberian keringanan, nominal akhir piutang negara yang telah
penyerahan piutang negara dari RSUP Sanglah Denpasar. BKPN yang diserahkan
tidak disertai barang jaminan tanah/bangunan maka dari itu persentase keringanan
79
utang yang ditempuh sejumlah 60% ditambah 50%. Piutang negara dengan
BKPN dengan register tahun 2020, serupa dengan piutang negara dengan
adanya barang jaminan berupa tanah ataupun bangunan. Pemicu piutang negara
tidak dilengkapi barang jaminan karena sebagian besar piutang negara berasal dari
kreditur atau penyerah piutang RSUP Sanglah Denpasar. Dengan kata lain,
negara oleh KKP Kelas I Denpasar antara lain BKPN dengan jumlah sisa piutang
piutang negara sebesar 60% ditambah dengan 50%. Pelunasan yang telah
ditempuh.
sejumlah 5 (lima) BKPN. Piutang negara yang dimaksud antara lain sejumlah
hutang dengan persentase sebesar 60% dari hutang pokok. Di samping itu,
tambahan keringanan sebesar 30% karena pelunasan pada bulan Agustus Tahun
sebesar 60% ditambah 20% karena pelunasan pada bulan Desember tahun 2021
sehingga sebesar Rp8.466.450,00. Hal serupa pada BKPN dengan sisa nominal
sebesar 60% ditambah 50%. Adapun piutang negara dengan nominal sebesar
bulan September tahun 2021 sehingga persentase yang ditempuh sebesar 60%
ditambah 30%.
pegawai seksi piutang negara dan seksi terkait dalam pengoptimalan pengurusan
BKPN telah lama tidak terselesaikan. Hal ini pun sejalan dengan latar belakang
adanya Crash Program ini yaitu mitigasi dampak Pandemi Covid 19 dan dalam
Program memberikan kontribusi pula pada capaian PNDS Tahun 2021. Capaian
81
Bea dan Cukai Bali, NTB dan NTT pada tahun 2008 telah dijalankan pelunasan
piutang negara pada tahun 2017 dapat diselesaikan dengan total keseluruhan
negara antara lain penyerahan dari Direktorat PKNSI DJKN dengan total
dari penyerahan piutang oleh Badan RSU Tabanan. Di samping itu, penyerahan
sebesar Rp40.542.478,00. Penjabaran lebih lanjut atas total pelunasan antara lain
oleh Direktorat PKNSI DJKN. Adapun piutang negara penyerahan oleh BPJS
penyerahan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Mangusada Badung dan Direktorat
dan Rp 1.129.885.596,00.
dari penyerahan Rumah Sakit Umum Mangusada Badung. Penyerahan oleh Ditjen
DJKN. Penyerahan pengurusan piutang negara oleh Rumah Sakit Umum Daerah
Mangusada Badung yang telah lunas sejumlah Rp504.000,00. Berkas piutang lain
berasal dari Rumah sakit Umum Pusat Sanglah dengan jumlah nominal sebesar
Rp34.194.800,00.
83
Penarikan atas BKPN oleh penyerah piutang atau kreditur dilandasi dari
oleh penyerah piutang negara. Pada tabel III.5 diterangkan mengenai pencapaian
Tahun
Penyerah Piutang Saldo Hutang Nilai Penarikan
Register
2018 BPJS Ketenagakerjaan Rp 63.742.312 Rp 63.742.312
2019 BPJS Ketenagakerjaan Rp 161.077.488 Rp 161.077.488
TOTAL Rp 224.819.800
BKPN penerimaan tahun 2019 dari BPJS Ketenagakerjaan dengan sisa piutang
piutang negara kepada penyerah piutang negara sesuai dengan yang diamanatkan
dalam peraturan.
84
hasil yang cukup optimal. Optimalisasi terlihat dari adanya pelunasan piutang
hutang yang lebih mampu atau cenderung tergerak melakukan pelunasan karena
piutang negara bahkan piutang negara berumur puluhan tahun akhirnya dapat
terselesaikan.
luar Crash Program turut memberikan tambahan sumbangan yang cukup besar
sebesar Rp224.819.800,00.
BAB IV
SIMPULAN
4.1 Simpulan
secara keseluruhan telah dilaksanakan sesuai dengan PMK Nomor 240 Tahun
yang dihadapi antara lain alamat domisili/tempat tinggal debitur tidak jelas,
debitur tidak mampu, debitur tidak hadir atas penyampaian surat panggilan,
86
87
singkat serta lebih efisien dan efektif. Serangkaian tahapan yang ditempuh
oleh PUPN.
4.2 Saran
taktik baru yang lebih efektif serta memberi dampak yang nyata bagi debitur.
yang dapat ditempuh antara lain dengan membimbing debitur secara bertahap
Butterfield, A., Ekembe Ngondi, G., & Kerr, A. (2016). A Dictionary of Computer
Science. Oxford University Press. https://www.oxfordreference.com/view
/10.1093/acref/9780199688975.001.0001/acref-9780199688975-e-3667
Hardani, Auliya, N. H., Andriani, H., Fardani, R. A., Ustiawaty, J., Utami, E. F.,
Sukmana, D. J., & Istiqomah, R. R. (2020). Metode Penelitian Kualitatif
& Kuantitatif (Issue March). Pustaka Ilmu Group.
Jonathan, A., Gultom, L., Riyanto, B., & Djais. (2016). Penyelesaian Piutang
Negara Di Wilayah Hukum Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan
Lelang Semarang. Diponegoro Law Review, 5, 1–14.
89
90
Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 207 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 69/PMK.06/2014 tentang Penentuan
Kualitas Piutang Dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
Pada Kementerian Negara/Lembaga Dan Bendahara Umum Negara.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
Pewawancara : P
Responden :R
92
93
Tahun 2016 ?
R Tahapan surat paksa dilakukan dengan sebelumnya dilakukan penelitian
lapangan untuk melihat situasi dan kondisi terbaru terhadap debitur sesuai
dengan alamat yang tercantum. Dalam penelitian lapangan berkoordinasi
dengan aparat setempat untuk meminta surat keterangan lebih lanjut terkait
keberadaan dan kemampuan debitur. Tahapan penyitaan dilakukan dengan
penelitian kembali dan merupakan tugas dari pemeriksa piutang negara dan
juru sita berkolaborasi saat turun ke lapangan. Penyitaan terhadap barang
jaminan debitur dilakukan apabila debitur/penjamin hutang bersedia
menyelesaikan piutang dengan penjualan barang jaminan melalui lelang
atau penjualan di bawah tangan.
P Bagaimana praktik di lapangan tahapan pembayaran utang, piutang negara
selesai, dan pelunasan piutang negara di KPKNL Denpasar berdasarkan
PMK 240 Tahun 2016 ?
R Pembayaran dapat dilakukan dari hasil penjualan barang jaminan milik
debitur melalui lelang ataupun penjualan di bawah tangan. Apabila piutang
negara telah lunas maka dinyatakan sebagai piutang negara selesai. Di lain
sisi, piutang negara selesai belum tentu dinyatakan sebagai piutang negara
lunas. Indikator piutang negara selesai selain piutang negara lunas terdapat
piutang negara yang ditetapkan sebagai PSBDT. PSBDT dalam jangka 2
tahun dilakukan peninjauan kembali apabila perusahaan debitur beroperasi
kembali. Penetapan PSBDT dapat dilakukan penghapusan piutang negara
baik secara bersyarat maupun mutlak.
P Terhadap berkas kasus piutang negara dengan jumlah nominal yang tinggi
ataupun rendah apakah terdapat perbedaan tahapan pengurusannya ?
R Dalam pengurusan piutang negara terdapat target capaian atau Indeks
Kinerja Utama (IKU). Target efektivitas penyelesaian BKPN memandang
jumlah BKPN yang telah selesai, tidak terkait dengan jumlah nominal
piutang. Berkaitan dengan IKU tersebut berfokus pada BKPN dengan
nominal kecil yang dapat diselesaikan dengan pelunasan atau PSBDT
95
Lampiran 2 Transkrip Wawancara dengan Bapak I Gede Abdi Negara, Juru Sita
Pewawancara : P
Responden :R
negara melalui tahapan yang tidak jauh berbeda dengan PMK 240 Tahun
2016.
P Bagaimana praktik panggilan pertama dan panggilan terakhir pengurusan
piutang negara di KPKNL Denpasar berdasarkan PMK 15 Tahun 2021?
R Terhadap debitur subjek Crash Program dilakukan penerbitan surat
pemberitahuan adanya mekanisme penyelesaian piutang negara melalui
Crash Program.
P Bagaimana praktik di lapangan tahapan pernyataan bersama dan PJPN
pengurusan piutang negara di KPKNL Denpasar berdasarkan PMK 15
Tahun 2021 ?
R Dalam mekanisme Crash Program tidak adanya tahapan pernyataan
bersama atau PJPN. Terkait dengan besaran piutang debitur ditetapkan
oleh PUPN. Apabila adanya perbedaan yang diklaim oleh debitur, maka
debitur harus dapat membuktikan.
P Pada tahapan mana terlihat adanya optimalisasi pengurusan piutang negara
melalui mekanisme Crash Program?
R BKPN dari setiap tahapan pengurusan dapat mengajukan permohonan
untuk diselesaikan melalui mekanisme Crash Program selama ketentuan
dan persyaratan terpenuhi.
P Apakah ada permasalahan dan kendala yang dihadapi akhirnya dapat
diselesaikan melalui mekanisme Crash Program?
R Pembebanan pelunasan piutang negara bagi debitur jauh lebih diringankan.
Dengan adanya pemberian keringanan hutang, dapat memperbesar peluang
piutang negara untuk dilunasi oleh debitur.
P Bagaimana praktik pemberian keringanan utang ataupun moratorium pada
penanggung utang/debitur negara di KPKNL Denpasar berdasarkan PMK
15 Tahun 2021 ?
R Pemberian keringanan hutang, dokumen yang diperlukan serta besaran
keringanan hutang yang diberikan lebih jelas. Dalam mekanisme Crash
Program adanya pemberian keringanan atas hutang pokok milik debitur.
103
hutang yang menjadi kewajiban debitur atau keseluruhan sisa piutang yang
dibebankan telah dilunasi.
P Apa saja hal-hal yang menjadi pertimbangan bahwa piutang negara dapat
dilakukan penarikan piutang negara?
R Penarikan piutang negara dilakukan oleh penyerah piutang atau kreditur.
Pada umumnya alasan dilakukan penarikan untuk restrukturisasi hutang.
Tahun
Kreditur Saldo Hutang Nilai PSBDT
Register
2006 Telkomsel Regional VII Rp 10.787.994 Rp 10.787.994
2008 Direktorat PKNSI DJKN (Eks. BDL) Rp 316.262.580 Rp 316.262.580
2009 Direktorat PKNSI DJKN (Eks. BDL) Rp 906.495 Rp 906.495
2010 Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Rp 1.677.700 Rp 1.677.700
2010 Direktorat PKNSI DJKN (Eks. BPPN) Rp 36.000.000 Rp 36.000.000
2010 Direktorat PKNSI DJKN (Eks. BDL) Rp 57.672.498 Rp 57.672.498
2011 Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Rp 3.016.300 Rp 3.016.300
2012 Ditjen SDPPI - Kemenkominfo Rp 4.069.060 Rp 4.069.060
2013 Direktorat PKNSI DJKN (Eks. BPPN) Rp 18.000.000 Rp 18.000.000
2014 Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Rp 106.488.300 Rp 106.488.300
2015 Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Rp 28.022.148 Rp 28.022.148
2015 Badan Rumah Sakit Umum Tabanan Rp 577.578 Rp 577.578
2016 Badan Rumah Sakit Umum Tabanan Rp 22.052.052 Rp 22.052.052
2017 Badan Rumah Sakit Umum Tabanan Rp 261.037.191 Rp 261.037.191
2017 Direktorat PKNSI DJKN (Eks. BPPN) Rp 764.340.366 Rp 764.340.366
2017 Direktorat PKNSI DJKN (Eks. BDL) Rp 8.227.711 Rp 8.227.711
2017 Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Rp 563.360.493 Rp 563.360.493
2018 Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Rp 5.902.673 Rp 5.902.673
2019 Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Rp 559.307.745 Rp 559.307.745
2020 Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Rp 418.405.020 Rp 418.405.020
2021 Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Klungkung Rp 641.500.000 Rp 641.500.000
2021 DJBC Rp 32.130.000 Rp 32.130.000
2021 RSUD Mangusada Badung Rp 22.555.259 Rp 22.555.259
2021 RSUD Sanjiwani Rp 28.115.052 Rp 28.115.052
TOTAL Rp 3.910.414.216 Rp 3.910.414.216
106
Tahun 2021
Jumlah
Indikator
Capaian
Pembayaran/Angsuran Rp 1.363.636.364
Pengembalian Rp 12.783.320.789
PSBDT Rp 3.910.414.216
SPPNL Crash Program Rp 121.933.075
SPPNL di luar Crash Program Rp 1.938.666.301
Penarikan Rp 224.819.800
TOTAL Rp 20.342.790.544
SURAT RISET
109
110
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Gianyar pada tahun 2007 dan tamat pada tahun 2013. Penulis melanjutkan jenjang
pendidikan ke SMP Negeri 3 Gianyar pada tahun 2013 hingga tahun 2016.
Semarapura dan tamat pada tahun 2019. Pada tahun yang sama penulis terdaftar
111