Anda di halaman 1dari 4

Nama : Pande Putu Devi Widya Savitri Oka

Nomor Aben : 22
NPM : 4302190102
Kelas : MA 5-05

ulasan ARTIKEL IT DOESN’T MATTER


OLEH NICHOLAS G. CARR

Bermula dengan penemuan mikroposesor oleh seorang insinyur muda Intel bernama Ted Hoff
mendorong adanya serangkaian terobosan teknologi dan internet yang telah mengubah dunia bisnis. Saat
ini, dapat dikatakan bahwa perdagangan sangat bergantung pada teknologi informasi. Menurut studi oleh
Biro Analisis Ekonomi, pada tahun 1965 masih sedikit perusahaan mengalokasikan belanja mereka untuk
teknologi informasi. Namun, pada akhir dekade peningkatakan pesat terjadi sehinggga mencapai hampir
50% dari belanja modal perusahaan dialokasikan untuk teknologi informasi. Dalam kurun periode 20
tahun lalu, penerapan TI dipandang rendah oleh sebagian besar eksekutif sehingga pekerjaan terkait TI
diberikan pada karyawan tingkat rendah. Namun, hari ini eksekutif telah memanfaatkan TI guna
memperoleh daya saing yang membedakan mereka dengan para kompetitornya serta menempatkan posisi
petugas informasi dalam tim manajemen senior perusahaan.

Teknologi infrastruktur memiliki pengertian yang berbeda dengan teknologi hak milik. Teknologi
hak milik dapat dimiliki oleh suatu perusahaan secara nyata atau efektif. Lain hal dengan teknologi
infrastruktur, nilai yang diterima akan jauh lebih besar saat digunakan bersama dibandingkan dengan
digunakan secara terpisah. Teknologi ini memungkikan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi
dengan membuka pasar membangun relasi kerjasama dengan banyak perusahaan dibandingkan dengan
menjadi seorang penyedia tunggal serta teknologi infrasturktur pun seringkali menjadi pemicu perubahan
pasar yang kian luas.

Keunggulan individu bagi suatu perusahaan yang berkecimpung dalam teknologi infrastruktur
sebagian besar hilang pada akhir masa buildot. Hal ini dipicu dengan adanya peningkatan perusahaan
berinvestasi memicu terjadinya penurunan harga sehingga teknologi dapat dengan mudah diakses oleh
khalayak luas. Disamping itu, timbulnya standar teknis universal yang memaksa pengguna untuk
menggunakan sistem tersebut kian memperkecil keunggulan hak milik dalam teknologi infrastruktur. Hal
tersebut bukan berarti teknologi infrastruktur tidak dapat mempengaruhi persaingan. Pengaruh teknologi
infrastruktur dapat tetap dirasakan namun dalam tingkat makro. Teknologi informasi jauh lebih dapat
memberikan manfaat apabila digunakan bersama dibandingkan dengan penggunaan secara individu atau
terpisah. Setiap langkah perkembangan TI memberikan dampak yang signifikan pada standarisasi
teknologi serta menimbulkan homogenisasi yang lebih besar dari fungsinya. Disamping itu, TI sangat
dapat untuk direplikasi.

TI dapat memberikan peluang bagi perusahaan pengembang untuk memiliki keunggulan hak
milik di awal pembangunannya sama halnya dengan teknologi milik. Dalam hal ini seperti American
Hospital Supply. Suatu perusahaan pasokan media terkemuka. Pada tahun 1976, perusahaan ini
mengembangkan sistem inovatif yang disebut dengan ASAP (Analytic Systems Automated Purchasing),
sistem ini memungkinkan rumah sakit dapat memesan barang secara elektornik. Dengan adanya sistem ini
mampu mengurangi persediaan rumah sakit dan pelanggan dapat dengan cepat menerima sistem tersebut.
Dalam kurun beberapa tahun AHS menjadi satu-satunya distributor yang menawarkan pemesanan
elektronik.

Tidak menutup kemungkinan bahwa suatu perusahaan dapat memperoleh keuntungan tambahan
dari adanya dominasi dalam inovasi TI. Dalam hal ini seperti skala ekonomi yang lebih luas serta
pengenalan merek yang telah terbukti lebih tahan lama dibandingan keunggulan teknologi aslinya. Wall-
Mart dan Dell Computer merupakan salah satu contoh perusahaan terkenal yang berhasil mengubah
keunggulan teknologi jangka pendek menjadi keunggulan dalam jangka panjang. Namun, sangat
disayangkan bahwa peluang suatu perusahaan mendapatkan keuntungan berbasis TI kian berkurang. Hal
ini dikarenakan semakin pesatnya perangkat lunak yang dibangun atau direplikasi sehingga minim
kemungkinan suatu perusahaan dapat bertahan dengan keunggulan dalam TI. Sejarah pun mengatakan
bahwa kekuatan teknologi infrastruktur dalam mengubah teknologi kian mengalami penurunan disaat
pembanggunannya hampir rampung dilakukan.

Dalam jangka panjang, pengeluaran yang berlebihan menjadi risiko TI terbesar bagi perusahaan.
Sebagian besar perusahaan agar dapat tetap bertahan dalam bisnis menghabiskan sebagai besar
pengeluaran perusahaan dalam teknologi informasi. Hal yang menjadi fokus perhatian dalam mengatasi
masalah ini yaitu dengan memiliki kemampuan untuk memisahkan investasi penting dari investasi yang
bersifat pilihan, tidak perlu, atau bahkan kontraproduktif.

Pada tingkatan perusahaan yang lebih berkembang, manajemen biaya yang lebih kuat
membutuhkan perhatian ekstra dalam mengevaluasi hasil yang diharapkan dari investasi sistem. Sebagian
perusahaan dapat memperoleh penghematan dengan mengurangi pemborosan. Seperti halnya pada
komputer pribadi yang tiap tahunya mendorong perusahaan membeli 100 juta PC terbaru untuk
menggantikan model yang lama. Padahal perusahaan dapat melakukan penghematan dengan
menegosiasikan kontrak yang memastikan kegunaan jangka panjang dari investasi PC serta
memberlakukan pembatasan keras pada biaya pembaharuan. Apabila vendor menolak, perusahaan harus
mengeksplorasi solusi yang lebih murah seperti aplikasi open-source dan PC jaringan tanpa tulang,
walaupun itu berarti akan mengorbankan fitur.

Adapun opsi yang dapat pula ditempuh perusahaan demi penghematan biaya. Dalam hal ini
perusahaan perlu memberikan batasan pada karyawan dalam penyimpanan file tanpa pandang bulu yang
hanya diperbolehkan untuk hal-hal yang benar-benar berkaitan dengan proses bisnis walaupun mungkin
akan menimbulkan situasi yang kurang nyaman bagi manajer tetapi hal ini sangat dianjurkan untuk
diterapkan guna benar-benar mendukung penghematan pengeluaran modal perusahaan.

Dengan perkembangan teknologi yang kian pesat, opsi menunda investasi TI dapat menjadi
pilihan terbaik untuk memangkas biaya. Hal ini pun dapat menghindari perusahaan dari adanya beban
dari teknologi buggy atau yang akan segera usang. Tidak sedikit perusahaan yang terburu-buru
melakukan investasi TI dengan harapan mendapat keuntungan sebagai penggerak pertama atau takut
tertinggal. Namun, dibalik hal itu perusahaan tersebut harus menanggung biaya eksperimen yang tinggi.
Pengguna teknologi yang cerdas memilih strategi dengan menunggu untuk melakukan pembelian sampai
standar dan praktik terbaik memantapkan. Dengan strategi tersebut perusahaan dapat memperoleh
pendapatan lebih banyak dengan pengeluaran yang lebih sedikit.

Dalam berinvestasi TI beberapa manajer memiliki kekhawatiran bahwa dengan sedikit dalam
berinvestasi maka akan merusak posisi kompetitif mereka. Namun, sebuah studi tentang pengeluaran TI
perusahaan menunjukkan bahwa pengeluaran yang lebih besar jarang menghasilkan hasil keuangan yang
superior. Justru faktanya dengan pengeluaran yang lebih sedikit dalam investasi TI biasanya memperoleh
pendapatan yang lebih tinggi. Maka dari itu, kunci sukses yang harus dijadikan patokan atau pegangan
bagi sebagaian besar perusahaan dalam berinvestasi TI tidak lagi mencari keuntungan secara agresif
namun mampu mengelola biaya dan risiko secara cermat.
Nama : Pande Putu Devi Widya Savitri Oka
Nomor Aben : 22
NPM : 4302190102
Kelas : MA 5-05

KAITAN TI DENGAN KEUNTUNGAN BERSAING


BAGI ORGANISASI

Perkembangan teknologi informasi yang kian pesat mempengaruhi berbagai sendi kehidupan
manusia seperti adanya perubahan maupun integrasi dalam perdagangan, perekonomian serta aspek-aspek
sosial lain. Tanpa disadari tiap harinya telah terjadi pembaharuan atau pengoptimalan pemanfaatan
teknologi informasi yang kian dapat memberikan manfaat yang lebih masif. Seiring dengan hal tersebut
mengakibatkan produk dapat dengan cepat tergantikan seperti halnya dengan komputer yang hampir tiap
tahunnya muncul dengan kemampuan yang semakin tinggi. Teknologi informasi pun turut mendorong
adanya percepatan pertukaran pikiran dan informasi, mempersingkat dan mempermudah proses penelitian
serta melahirkan gagasan teoritis baru. Pengembangan teknologi informasi pada suatu organisasi bisnis
memerlukan perhatian yang ekstra atas biaya yang ditimbulkan. Sejalan dengan berbagai studi yang telah
dilakukan bahwa pendapatan yang diperoleh dapat lebih besar seiring dengan biaya yang diinvestasikan
dalam teknologi informasi cenderung lebih sedikit.

Kunci penentu keberhasilan suatu organisasi dalam menjalankan proses bisnisnya berada pada
persaingan. Strategi bisnis yang tepat maka dapat mengantarkan organisasi pada keunggulan kompetitif.
Keunggulan kompetitif tersebut akan mampu membawa organisasi pada kemampuan untuk
mengendalikan pasar dan meraih keuntungan usaha. Kaitan diantara penggunaan teknologi informasi
dengan strategi kompetitif perusahaan melalui beberapa tahapan dimulai dari perencanaan, analisa hingga
perancangan. Dalam hal ini peran teknologi informasi dalam suatu organisasi bisnis yaitu dengan
memperbaiki efisiensi operasi, meningkatkan inovasi organisasi dan membangun sumber daya informasi
yang strategis. Beberapa peran strategis tersebut dapat menghantarkan organisasi dalam meningkatkan
keunggulan kompetitif dalam bersaing. Dengan adanya sistem informasi dapat dimanfaatkan untuk
melihat kecenderungan tren bisnis di masa depan sehingga perusahaan dapat mengantisipasi atau
menggerakkan strategi baru atas perubahan-perubahan yang mungkin terjadi dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Disamping itu, dengan keunggulan teknologi informasi yang dimiliki oleh suatu
organisasi maka dapat membentuk barriers to entry pada kompetitor hal ini dikarenakan adanya
kerumitan teknologi untuk memasuki persaingan pasar.

Anda mungkin juga menyukai