BAB 4
TUJUAN DAN TIPE INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI
Ditinjau dari segi peranan strategis teknologi informasi, paling tidak dapat
ditemukan lima jenis tujuan dari dilakukannya investasi terhadap perangkat teknologi
tersebut. Kategori pertama adalah karena alasan kelangsungan hidup perusahaan
atau bisnis itu sendiri, dalam arti kata adalah bahwa perusahaan melihat bahwa
keberadaan teknologi informasi di dalam bisnis terkait sifatnya adalah mutlak.
Contohnya adalah perusahaan semacam bank retail, hotel kelas atas (bintang lima),
transportasi penerbangan, dan lain sebagainya yang tidak mungkin dapat bertahan
lama dalam ketatnya persaingan bisnis tanpa diperlengkapi oleh teknologi informasi.
Melihat kemutlakan sifat tersebut, maka jarang dilakukan analisa untuk menimbang
seberapa penting melakukan investasi untuk mengembangkan teknologi informasi
karena perangkat tersebut merupakan syarat atau sarana utama yang harus dimiliki
perusahaan agar dapat berbisnis.
Kategori kedua adalah perusahaan yang hendak melakukan investasi
karena
alasan
ingin
memperbaiki
efisiensi.
Diharapkan
dengan
INVESTMENT TYPE
EVALUATE/MEASURE
Business Survival
Mandatory
Continue/Discontinue Business
Improving Efficiency
Vital
Cost Benefit
Improving Effectiveness
Critical
Business Analysis
Competitive Leap
Strategic
Strategic Analysis
Infrastructure
Architecture
keunggulan
kompetitif
(competitive
advantage
leap)
agar
dapat
mengilustrasikan benefit tersebut dalam sebuah matriks (Remenyi et al, 1995) yang
dapat digunakan sebagai landasan manajemen dalam pengambilan keputusan.
Masalah investasi di bidang teknologi informasi merupakan hal yang cukup
memusingkan kepala para manajemen senior perusahaan. Di satu sisi mereka sadar
bahwa sudah saatnya (kalau tidak memang karena sudah terlambat) mereka harus
memiliki suatu sistem informasi yang dapat menunjang bisnis mereka, sementara di
lain pihak mereka harus mengeluarkan biaya yang relatif cukup besar untuk dapat
merancang dan mengimplementasikan sistem informasi yang dibutuhkan. Tanpa
memiliki teknologi informasi yang cukup canggih, sulit di alam kompetisi global ini
untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar dari manca negara
yang mulai banyak mengadu untung di tanah air. Namun salah mengidentifikasikan
kebutuhan sistem pun akan menjadi bumerang bagi organisasi yang bersangkutan.
Jika dalam organisasi non-profit jenis teknologi yang cocok adalah yang tepat guna,
dalam perusahaan, besarnya investasi di bidang teknologi informasi yang feasible
ditentukan melalui suatu analisa biaya dan manfaat (cost-benefit analysis).
Menghitung biaya investasi yang diperlukan di muka, dan biaya operasional
yang secara periodik harus dikeluarkan per bulannya, cukup mudah untuk dilakukan.
Namun terkadang para praktisi teknologi informasi maupun manajemen perusahaan
sulit meyakinkan pelaku investasi akan besarnya manfaat (benefit) yang akan
diperoleh melalui investasi di bidang teknologi informasi, karena tidak semua jenis
manfaat dapat dengan mudah dirupiahkan.
Remenyi membagi manfaat dari utilisasi teknologi informasi menjadi dua
macam, yang bersifat tangible dan intangible. Manfaat tangible adalah yang secara
langsung berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, baik berupa pengurangan
atau penghematan biaya (cost) maupun peningkatan pendapatan (revenue).
Sebagai contoh, jika pada mulanya perusahaan harus mempekerjakan beberapa
karyawan
yang
secara
khusus
bertugas
mempersiapkan
laporan-laporan
pelanggan baru atau non pelanggan untuk melakukan transaksi melalui mesin
tersebut. Secara nyata perusahaan dapat merasakan pertambahan revenue yang
diperoleh melalui transaksi-transaksi melalui jaringan ATMnya.
Namun pada kenyataannya, tidak semua jenis manfaat tangible dapat
dinyatakan dalam besaran angka atau kuantitatif. Contoh yang paling populer adalah
dengan dikembangkannya Office Automation System, sebuah perusahaan merasa
kinerjanya menjadi lebih efisien dan cost effective. Namun besarnya efisiensi dan
efektivitas sangat sulit dikuantitatifkan dalam rupiah.
Di sisi lain, manfaat intangible didefinisikan sebagai manfaat positif yang
diperoleh oleh perusahaan sehubungan dengan pemanfaatan teknologi informasi,
namun tidak memiliki korelasi secara langsung dengan profitabilitas perusahaan.
Seperti halnya manfaat tangible dan manfaat intangible dapat dibagi menjadi dua
bagian, yang quantifiable dan yang unquantifiable atau biasa pula dipergunakan
measurable dan unmeasurable. Matriks berikut menggambarkan kategori dari
manfaat atau benefit yang diperoleh oleh perusahaan sehubungan dengan investasi
di bidang teknologi informasi beserta contoh-contohnya.
120,000,000
per
tahunnya.
Nilai
kasar
inilah
yang
dianggap
dapat
perusahaan
yang
bersangkutan,
yang
secara
tidak
langsung
akan