Anda di halaman 1dari 5

RANCANGAN AKTUALISASI PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS 2022

PESERTA LATSAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN LXV


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH PROVINSI BANTEN
TAHUN 2022

Nama Instansi : Pemerintah Kabupaten Tangerang


Unit Kerja : Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang
Nama Peserta : Ns. Iffa Fathimiyah, S.Kep
Nama Fasilitator : Asep Supriatna, SP.,MM
Nama Mentor : Erik Romadoni, S.ST
Jabatan Mentor : Ahli Muda – Perawat

I. Deskripsi dan Identifikasi Isu


Hasil observasi yang telah dilakukan selama peserta bertugas di unit kerja didapatkan isu yang
paling banyak ditemukan terkait Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) yang terdiri dari 6 poin sasaran. Dari
ke 6 poin, terdapat 3 poin yang paling banyak ditemukan isu di unit kerja peserta bertugas yaitu kurang
optimalnya dalam pencegahan dan pengendalian infeksi, kurang optimalnya komunikasi efektif antara
pasien dan perawat, kurang optimalnya pemberian obat dengan prinsip 6 benar.
Pencegahan dan pengendalian Infeksi merupakan bagian dari SKP sasaran ke 5 yaitu mengurangi
risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan yang dapat mengakibatkan infeksi nosocomial, salah satunya
yang sering ditemukan adalah pemakaian alat kesehatan invasive melebihi jangka waktu yang telah
ditetapkan. Kemudian komunikasi efektif antara pasien dan perawat yang merupakan bagian dari SKP
sasaran ke 2 yaitu meningkatkan komunikasi yang efektif dimana kesalahan dan kekeliruan informasi
yang sering terjadi antara perawat dan pasien karena kurangnya komunikasi yang efektif. Untuk isu ke 3
yaitu dalam pemberian obat dengan prinsip 6 benar yang kurang optimal merupakan bagian dari SKP ke 1
yaitu ketepatan identifikasi pasien, dimana kesalahan atau hampir melakukan kesalahan dalam pemberian
obat dikarenakan kurang optimal dalam menjalankan prinsip 6 benar pemberian obat.
Dari 3 isu ini, peserta melakukan analisa masalah dengan menggunakan metode analisis APKL
yaitu Aktual yang menggambarkan isu tersebut benar terjadi saat ini, Problematik yang menggambarkan
isu tersebut kompleks sehingga perlu segera diberikan solusi, Kekhalayakan yang menggambarkan isu
tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak, dan Layak yang menggambarkan isu tersebut masuk akal,
relevan, realistis, dan dapat dimunculkan pemecahan masalahnya. Metode Analisis APKL dan skoring

No Isu / Masalah A P K L Total Nilai Ranking


1 Kurang optimalnya pencegahan dan
pengendalian infeksi pada ruang 5 4 4 4 17 I
perawatan
2 Kurang optimalnya komunikasi
efektif antara pasien dan tenaga 2 2 2 3 9 III
kesehatan
3 Kurang optimalnya pemberian obat
3 3 3 2 11 II
dengan prinsip 6 benar
dilampirkan sebagai berikut.
Skala Keterangan
5 Sangat (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
4 Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan
3 Cukup (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
2 Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
1 Sangat Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)

Dari analisa dan skoring yang dilakukan, isu yang paling dominan terjadi pada unit kerja peserta adalah
isu Kurang optimalnya pencegahan dan pengendalian infeksi pada ruang perawatan.

II. Penyebab Terjadinya Isu

Setelah melakukan identifikasi isu dan mengangkat isu yang paling dominan yaitu kurang
optimalnya pencegahan dan pengendalian infeksi pada ruang perawatan, peserta melakukan identifikasi
penyebab terjadinya isu tersebut. Dimana pada tahapan ini, peserta menggunakan metode analisis
fishbone. Dimana metode analisis ini membantu memecahkan masalah dengan melakukan analisis sebab
dan akibat dari suatu masalah yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu mesin, sarana dan prasarana,
informasi, manusia, metode, dan lingkungan. Analisis yang dilakukan peserta dilampirkan sebagai
berikut.

Mesin Sarpras Informasi


Edukasi pencegahan dan
Ketersediaan alat kesehatan pengendalian infeksi yang belum
Kesulitas dalam pencarian akses optimal
pemasangan alat kesehatan yang terbatas
Kurang optimalnya
pencegahan dan
pengendalian infeksi
pada ruang perawatan

Belum optimalnya manajemen


Beban kerja yang tinggi surveilan HAIs di ruangan Penolakan dari pasien dalam
pemasangan ulang alkes
Lingkungan

Setelah dilakukan analisis fishbone, peserta melakukan analisis USG untuk menentukan penyebab isu
dominannya yang terdiri dari Urgency, Seriousness, dan Growth sebagai berikut :

No Penyebab U S G Total Nilai Ranking


Kesulitas dalam pencarian akses pemasangan alat
1 4 4 3 11 2
kesehatan
2 Ketersediaan alat kesehatan yang terbatas 2 2 2 6 6
Edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi yang
3 2 3 2 7 5
belum optimal
4 Beban kerja yang tinggi 4 4 4 12 1
Belum optimalnya manajemen surveilan HAIs di
5 3 3 2 8 4
ruangan
Penolakan dari pasien dalam pemasangan ulang
6 3 3 3 9 3
alkes

Dari hasil analisis USG menunjukkan penyebab utama terjadinya isu kurang optimalnya
pencegahan dan pengendalian infeksi pada ruang perawatan adalah beban kerja yang tinggi pada perawat.
Hal ini sejalan dengan Jurnal penelitian mengenai hubungan beban kerja dengan implementasi patient
safety dalam ruang perawatan dimana semakin berlebihan beban kerja yang diberikan kepada perawat
maka semakin sulit perawat melaksanakan tindakan keselamatan dan menyebabkan tindakan tidak aman
yang dapat membahayakan pasien (Jurnal Kesehatan, 2018).

III. Penyelesaian Isu

Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : RSU Kabupaten Tangerang
Identifikasi Isu :
1. Kurang optimalnya pencegahan dan pengendalian infeksi pada ruang perawatan
2. Kurang optimalnya komunikasi efektif antara pasien dan tenaga kesehatan
3. Kurang optimalnya pemberian obat dengan prinsip 6 benar
Isu yang diangkat : Kurang optimalnya pencegahan dan pengendalian infeksi pada
ruang perawatan dengan faktor penyebab beban kerja perawat
Gagasan Pemecahan Isu : pengadaan buku monitoring PPI pada ruang rawat inap

No Kegiatan Tahapan Output/ Keterkaitan Kotribusi Penguatan


Kegiatan hasil Substansi Mata terhadap Nilai
Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1
2

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, kurang optimalnya pencegahan dan


pengendalian infeksi pada ruang perawatan disebabkan oleh beban kerja perawat yang tinggi
sehingga kinerja yang dilakukan perawat menurun. Berdasarkan hasil observasi peserta selama
bertugas pada unit kerja, jumlah pasien yang masuk dalam rawat inap meningkat, dan tempat
tidur yang tersedia hampir terisi penuh. Dengan meningkatnya jumlah pasien yang ada dalam
perawatan dan jumlah perawat yang terbatas, maka perlu dilakukan adanya manajemen waktu
yang efektif pada perawat. Dimana hal ini berdasarkan jurnal penelitan terkait hubungan antara
manajemen waktu dengan produktivitas kerja perawat yang menunjukkan adanya hubungan
antara manajemen waktu dengan produktivitas kerja perawatan di ruang perawatan (Jurnal
Keperawatan, 2014). Sehingga, gagasan pertama yang dikemukakan oleh peserta untuk
menyelesaikan masalah yang diangkat adalah dengan melakukan edukasi dan penerapan
manajemen waktu yang efektif pada perawat.
Dengan melakukan edukasi manajemen waktu yang efektif pada perawat di ruangan
perawatan, kemudian menerapkannya dalam bekerja diharapkan dapat membantu meningkatkan
kinerja perawat sehingga pencegahan dan pengendalian infeksi pada ruang perawatan sebagai
salah satu poin Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) dapat berjalan secara optimal yang dapat
mencegah terjadinya infeksi nosocomial di ruang perawatan.
Daftar Pustaka

Sriningsih, N., & Agustyaningsih, R. (2018). Hubungan beban kerja terhadap implementasi patient safety
pada perawat di ruang rawat inap RSUD Balaraja. Jurnal Kesehatan, 6(2).

Pangemanan, E.J., Robot, F.J.M., & Hamel, R.S. (2014). Hubungan manajemen waktu dengan
produktivitas kerja perawat pelaksana di irina A RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Jurnal
Keperawatan, 2(2).

Anda mungkin juga menyukai