Anda di halaman 1dari 8

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Pemanfaatan tumbuhan pangan yang beraneka


ragam oleh masyarakat Kampung Cibeo Baduy-
Dalam, Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Provinsi
Banten
Kutip sebagai: Prosiding Konferensi AIP2019, 020004 (2018);https://doi.org/10.1063/1.5061840
Diterbitkan Online: 10 Oktober 2018

Ismail N. Salampessy, Nisyawati dan Eko Baroto Walujo

ARTIKEL YANG MUNGKIN ANDA TERTARIK

Pemanfaatan keanekaragaman tumbuhan obat pada masyarakat Cibeo, Baduy-Dalam, di Desa Kanekes,
Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten
Prosiding Konferensi AIP2019, 020003 (2018);https://doi.org/10.1063/1.5061839

Pemanfaatan bentang alam sebagai sumber tanaman obat oleh Baduy-Dalam di Cikeusik, Banten
Prosiding Konferensi AIP2019, 020013 (2018);https://doi.org/10.1063/1.5061849

Pengaruh skarifikasi terhadap perkecambahan biji porang (Amorphophallus muelleri) Prosiding


Konferensi AIP2019, 020000 (2018);https://doi.org/10.1063/1.5061841

Prosiding Konferensi AIP2019, 020004 (2018);https://doi.org/10.1063/1.5061840 2019, 020004

© 2018 Penulis.
Pemanfaatan Aneka Tanaman Pangan Oleh Masyarakat
Kampung Cibeo Baduy-Dalam, Desa Kanekes, Kabupaten Lebak,
Provinsi Banten

Ismail N. Salampessy1, a), Nisyawati2dan Eko Baroto Walujo3

Program Pascasarjana, Departemen Biologi, Fakultas MIPA, Universitas


Indonesia, Depok 16424, Jawa Barat, Indonesia
2Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Indonesia, Depok 16424
3Divisi Botani, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat, Indonesia

sebuah)Penulis yang sesuai: danishkinan@gmail.com

Abstrak.Kajian konservasi tumbuhan pangan dilakukan di pemukiman, sungai, dan ladang masyarakat Cibeo. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keanekaragaman tumbuhan pangan yang dikenal dan dimanfaatkan oleh
masyarakat Cibeo. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2017 hingga Januari 2018. Pengumpulan data dilakukan
melalui pertanyaan semi terstruktur, tertutup dan terbuka, analisis vegetasi dan wawancara bebas jelajah. Data dianalisis
secara deskriptif. Kajian ini mengungkapkan bahwa dari 138 spesies tumbuhan yang tersebar di tiga satuan bentang alam,
43 spesies tergolong spesies tumbuhan pangan, dimana delapan spesies ditemukan di pemukiman, 23 spesies di sungai dan
12 spesies di ladang. Tanaman pangan ini diakui dan dimanfaatkan oleh masyarakat Cibeo.

Kata kunci:Tanaman pangan, keanekaragaman, spesies.

PENGANTAR

Masyarakat Baduy terdiri dari masyarakat Sunda yang berdomisili di Desa Kanekes, Provinsi Banten. Jumlah kampung di
wilayah Baduy pada tahun 2009 adalah 58 kampung yang terbagi menjadi 55 kampung Baduy Luar dan tiga kampung Baduy
Dalam (Kampung Cibeo, Kampung Cikeusik, dan Kampung Cikertawana).1
Seperti halnya dua kampung lainnya di Baduy-Dalam, mata pencaharian utama masyarakat Cibeo adalah ngahuma (bertani) padi.
2Selain beras sebagai bahan pangan utama, masyarakat Cibeo juga mengenal dan memanfaatkan berbagai bahan pangan tambahan
yang diperoleh dari unit-unit lingkungan di sekitar tempat tinggal.3Masyarakat juga telah mengklasifikasikan sumber
keanekaragaman hayati tersebut sebagai sumber makanan pokok, sumber makanan pokok alternatif, sumber makanan tambahan
(buah), sumber makanan tambahan (sayuran) dan sumber makanan tambahan (penyedap rasa). Keanekaragaman tanaman pangan
ini tersebar di berbagai unit pertamanan, seperti leuweung lembur (pemukiman), cai (sungai), dan huma (ladang).

Penelitian yang telah dilakukan di Desa Kanekes, wilayah Baduy, hanya menginventarisasi tanaman pangan secara umum.4,5
Belum ada penelitian tentang identifikasi, inventarisasi dan klasifikasi tumbuhan pangan pada unit lanskap di Kampung Cibeo, Desa
Kanekes, Banten. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap keanekaragaman tumbuhan pangan yang dikenal dan
dimanfaatkan oleh masyarakat Cibeo. Penelitian ini hanya membahas keanekaragaman tumbuhan pangan yang terdapat pada unit
bentang alam leuweung lembur (permukiman), cai (sungai) dan huma (ladang), yang terletak di Kampung Cibeo, Desa Kanekes,
Banten.

Konferensi Internasional ke-9 tentang Konservasi Sumber Daya Global (ICGRC) dan AJI dari Universitas Ritsumeikan
AIP Conf. Prok. 2019, 020004-1–020004-7; https://doi.org/10.1063/1.5061840
Diterbitkan oleh AIP Publishing. 978-0-7354-1737-3/$30.00

020004-1
RINCIAN EKSPERIMEN

Area Studi

Penelitian dilakukan pada bulan September 2017 hingga Januari 2018, di atas lahan seluas 3.101,8 km², di wilayah
Baduy-Dalam yang dikenal dengan nama Cibeo, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi
Banten. Letak geografisnya adalah 6°27̍ 27ˮ sampai 6°30 0̍ˮ Lintang Utara dan 108°3 9̍ˮ sampai 106°4ˈ55ˮ Bujur Timur,
dengan ketinggian berkisar antara 300-1200 meter di atas permukaan laut. Identifikasi jenis tumbuhan dilakukan di
Laboratorium Herbarium Jurusan Biologi FMIPA Universitas Indonesia, LIPI Botani dan LIPI Nasional Cibinong Bogor.

Wawancara dan Pengumpulan Data

Pemilihan informan kunci dilakukan dengan pendekatan purposive sampling. Sumber pengetahuan diperoleh dari
informan kunci dan responden umum. Informan kunci berjumlah dua orang, seorang lurah, dan dukun yang
dianggap memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam pemanfaatan tanaman pangan. Responden umum
merupakan 10% dari total penduduk Cibeo.6Metode observasi partisipatif kegiatan masyarakat dilakukan dengan
pengumpulan data pengetahuan masyarakat tentang keanekaragaman tumbuhan pangan.7,8Wawancara dengan
responden dilakukan dengan pertanyaan semi terstruktur, tertutup dan terbuka, serta menggunakan pedoman
angket.9
Pengumpulan data tumbuhan dilakukan dengan dua pendekatan. Pertama dengan jelajah bebas dengan informan di
satuan lanskap pemukiman, sungai, dan ladang, dan yang kedua dengan analisis vegetasi. Bebas jelajah di setiap unit
lanskap dilakukan secara purposive sampling dalam batasan kepemilikan lanskap. Analisis vegetasi dilakukan untuk
melengkapi inventarisasi spesies yang belum ditemukan dalam jelajah bebas. Analisis vegetasi dilakukan dengan transek
pada lanskap tanaman pangan. Transek dibuat dengan metode sampling paralel sistemik (systematic parallel lines sampling).
10Metode ini dilakukan dengan memasang garis transek sebagai poros tengah area sampel lanskap. Transek menciptakan

empat plot untuk setiap lanskap. Masing-masing petak berukuran 10 x 10 m. Plot ditempatkan dengan memutar ke kiri dan
kanan garis transek. Setiap lanskap memiliki satu transek. Sampel jenis tumbuhan pangan diidentifikasi di Laboratorium
Taksonomi Tumbuhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Analisis data hasil
wawancara dan observasi dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan statistik deskriptif.

HASIL DAN DISKUSI

Keanekaragaman Spesies dan Famili Tanaman Pangan

Berdasarkan wawancara, masyarakat Cibeo mengakui tujuh unit bentang alam sebagai sumber tanaman pangan. Mereka
(1) leuweung lembur (pemukiman), (2) cai (sungai), (3) huma (ladang), (4) jami (ladang lama ditinggalkan satu tahun), (5)
reuma (ladang tua ditinggalkan tiga tahun), ( 6) reuma kolot (ladang tua yang ditinggalkan tujuh tahun) dan (7) leuweung
kolot (hutan). Penelitian dilakukan untuk menginventarisasi keanekaragaman tumbuhan pangan pada leuweung lembur, cai
dan huma. Jumlah tanaman pangan di ketiga satuan bentang alam tersebut sebanyak 43 jenis dari 21 famili yang
dimanfaatkan oleh masyarakat Cibeo. Tanaman pangan terbanyak terdapat di cai, yaitu 23 spesies dari 15 famili (Tabel 1).
Bagian sempadan sungai memiliki keanekaragaman tumbuhan pangan tertinggi, terkait dengan peran vegetasi cai dalam
menjaga kualitas air serta sebagai sumber bahan obat, pangan dan papan.11Tingginya keanekaragaman jenis tanaman
pangan juga dipengaruhi oleh banyaknya lahan kosong dibandingkan dengan leuweung lembur atau huma. Tanaman
pangan terbanyak kedua ditemukan pada huma, 12 spesies dari lima famili (Tabel 2), dan tanaman pangan tertinggi ketiga
ditemukan pada leuweung lembur, delapan spesies dari tujuh famili (Tabel 3).

020004-2
TABEL 1.Pabrik Makanan diCai sLanskap
Nama Lokal Diterima Keluarga Pokok Alternatif Tambahan Tambahan Tambahan
tanaman Nama dari Makanan Pokok Makanan Sumber Makanan Sumber Makanan Sumber makanan
Jenis Sumber Sumber (Buah) (Sayur-mayur) (Rasa)
Huwi Dioscorea Dioscorea ●
alata L. ceae
Pisitan Lansium Meliaceae ●
domesticum
Correa
Duku Lansium Meliaceae ●
parasitikum
(Osbeck)
KC Sahni
&Bennet
Paku Rane Selaginella Selaginel ●
plana aceae
(Desv.)
Hieron
Kaleho Saurauia Actinidiac ●
kembang kol eae
DC.
Paku Bolbitis lomariops ●
Harupat heteroklit idaceae
(Presl.)
Ching
salam Syzygium Myrtaceae ●
poliantum
(Berat)
Walp.
Paku kapal Tectaria sp. Aspidiacea ●
e
Kidahu Dracontomel Anakardia ●
pada dao ceae
(Blanco)
Selamat &
Rolf
picung Pangium Achariace ●
edule Reinw. ae

limus Mangifera Anakardia ●


indika L. ceae

Huwi Dioscorea Dioscorea ●


Kelapa daun salam ceae
Dinding. Mantan

Hook.f.
Kadu/Duren Duri Malvaceae ●
zibethinus
Menteng Baccaurea Phyllantha ●
racemosa ceae
(Reinw. Mantan

Blume)
muel. Arg.

020004-3
Melanjutkan
Nama Lokal Diterima Keluarga Pokok Alternatif Tambahan Tambahan Tambahan
tanaman Nama dari Makanan Pokok Makanan Sumber Makanan Sumber Makanan Sumber makanan
Jenis Sumber Sumber (Buah) (Sayur-mayur) (Rasa)
Kecapi Sandorium Meliaceae ●
koetjape
(Burm.f.)
Selamat
Huwi Sawut Dioscorea Dioscorea ●
pentaphylla ceae
L

kaweni Mangifera Anakardia ●


bau ceae
Griff.
Binglu Mangifera Anakardia ●
caesia Jack ceae
pari Mangifera Anakardia ●
sp. ceae
Nangka Artocarpus Moraceae ●
heterofil
s
salak Salacca Arecaceae ●
salak
(Gaertn.)
Voss
Bonteng mentimun Cucurbita ●
sativus L. ceae
Teong solanum Solanacea ●
melingena L. e

MEJA 2.Pabrik Makanan diHuma sLanskap


Nama Lokal Diterima Keluarga Pokok Alternatif Tambahan Tambahan Tambahan
tanaman Nama dari Makanan e Pokok Makanan Makanan Sumber Makanan
Jenis Sumber Makanan Sumber (Sayur-mayur) Sumber
Sumber (Buah) (Rasa)
Mengurangi Oryza sativa Poaceae ●
L
Hiris Cajanus Fabaceae ●
cajan (L.,)
Milllsp.
Jeruk Nipis Jeruk Rutaceae ●
aurantiifolia
(Natal.)
Ayunan
Jaat Psophocarpu Fabaceae ●
s
tetragonolo
kami (L.,) DC.
Cengek Capsicum Solanacea ●
frutescens L e
Jahe Zingiber Zingiberac ●
resmi eae
Roscoe

020004-4
Melanjutkan

Nama Lokal Diterima Keluarga Pokok Alternatif Tambahan Tambahan Tambahan


tanaman Nama dari Makanan Pokok Makanan Sumber Makanan Sumber Makanan Sumber makanan
Jenis Sumber Sumber (Buah) (Sayur-mayur) (Rasa)
Peuteuy parkia Fabaceae ●
speciosa
Hassk.
kacang Vigna Fabaceae ●
panjang unguiculata
(L.,) Walp.
Cekur Kaempferia Zingiberac ●
lengkuas L eae
Jagung Zea mays L Poaceae ●
Hanjeli Coix Poaceae ●
lacrima-jobi
L
Koneng temulawak Zingiberac ●
siang longa L eae

TABEL 3.Tanaman Pangan diLeuweung Lembur̍Lanskap


Nama Lokal Diterima Keluarga Sumber Alternatif Makanan Tambahan Tambahan Tambahan
tanaman Nama dari Pokok Makanan pokok Makanan Makanan Sumber Makanan
Jenis Sumber Sumber (Sayur-mayur) Sumber
(Buah) (Rasa)
Kiseureuh Polialtia Annonace ●
rumphii ae
(Blume mantan

Hensch.)
Selamat

Kelapa Cocos Arecaceae ●


nucifera L.
Paku kapal Tectaria sp. Aspidiacea ●
e
Kadu/Duren Duri Malvaceae ●
zibethinus
Koneng temulawak Zingiberac ●
siang longa L eae
Lempuyang Zingiber Zingiberac ●
zerumbet eae
(L.,) Roscoe
mantan SM

Harendong melastoma melastoma ●


candidum D. ceae
Mengenakan.

Duku Lansium Meliaceae ●


parasitikum
(Osbeck)
KC
Sahni & Benn
et

020004-5
Jumlah

Makanan pokok
Alternatif Tambahan Tambahan Tambahan
Makanan pokok Makanan-Buah Makanan-Sayuran Makanan-Rasa

GAMBAR 1.Jumlah Jenis Tanaman Pangan yang Tergolong Sumber Pangan Tersebar di Tiga Satuan Lanskap

Pemanfaatan Tanaman Pangan Berdasarkan Pengetahuan Masyarakat Cibeo

Masyarakat Cibeo juga mengklasifikasikan tumbuhan pangan yang beraneka ragam sebagai sumber pangan pokok, sumber pangan
pokok alternatif, sumber pangan tambahan-buah-buahan, sumber pangan tambahan-sayuran dan sumber pangan tambahan-penyedap.
Kedelapan jenis tumbuhan pangan yang terdapat pada unit bentang alam leuweung lembur diklasifikasikan menjadi tiga jenis
tumbuhan pangan sebagai sumber pangan tambahan-buah-buahan, tiga jenis tumbuhan pangan sebagai sumber pangan
tambahan-nabati dan dua jenis tumbuhan pangan sebagai sumber pangan tambahan-rasa. Ke-23 jenis tumbuhan pangan yang
terdapat pada unit lanskap cai diklasifikasikan menjadi tiga jenis tumbuhan pangan sebagai sumber pangan pokok alternatif, 13 jenis
tumbuhan pangan sebagai sumber pangan tambahan-buah-buahan, enam jenis tumbuhan pangan sebagai sumber pangan
tambahan-nabati dan satu jenis tumbuhan pangan. spesies sebagai sumber tambahan rasa. Ke-12 jenis tumbuhan pangan yang
terdapat pada unit bentang alam huma diklasifikasikan sebagai satu jenis tumbuhan pangan sebagai sumber pangan pokok, dua
jenis tumbuhan pangan sebagai sumber pangan pokok alternatif,
Dari total 43 jenis tumbuhan pangan yang dikenal dan dimanfaatkan sebagai sumber makanan oleh masyarakat Cibeo, hanya satu jenis
yang tergolong sebagai sumber makanan pokok ditemukan pada huma, lima sebagai sumber makanan pokok alternatif pada cai dan huma, 16
sebagai makanan tambahan. sumber-buah-buahan, 14 sebagai sumber pangan tambahan-nabati dan tujuh sebagai sumber pangan
tambahan-rasa, yang selama ini dimanfaatkan sebagai sumber kebutuhan pangan oleh masyarakat adat Cibeo Baduy-Dalam, Desa Kanekes,
Kabupaten Lebak, Provinsi Banten (Gbr. 1).

RINGKASAN

Dari 138 jenis tumbuhan yang ditemukan pada tiga satuan bentang alam, terdapat 43 jenis tumbuhan pangan yang diketahui dan
dimanfaatkan sebagai sumber pangan oleh masyarakat Cibeo. Tanaman pangan tersebar di tiga satuan bentang alam (leuweung lembur
(pemukiman), cai (sungai) dan huma (ladang), dengan hanya satu spesies yang diklasifikasikan sebagai sumber makanan pokok di huma, lima
sebagai sumber makanan pokok alternatif di cai dan huma, 16 sebagai sumber pangan tambahan-buah-buahan, 14 sebagai sumber pangan
tambahan-nabati dan tujuh sebagai sumber pangan tambahan-perasa, yang selama ini dimanfaatkan sebagai sumber kebutuhan pangan oleh
masyarakat adat Cibeo Baduy-Dalam, Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten Propinsi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Indonesia yang telah mendanai penelitian ini melalui Hibah PITTA
Universitas Indonesia dengan kontrak No: 700/UN2.R3.1/HKP.05.00/2018.

020004-6
REFERENSI

1. G. Senoaji, Manusia dan Lingkungan17, 113-123 (2010).


2. J. Iskandar, “Pengelolaan hutan dan sistem agroforestri tradisional oleh masyarakat Baduy,” Prosiding
Seminar Nasional Etnobotani IV, (LIPI Press, Jakarta, 2009), hlm. 21-32.
3. I. Hilwan, “Sekilas tentang etnobotani suku Baduy di Banten, Jawa Barat”. Prosiding Seminar Etnobotani II. (LIPI
Press, Jakarta, 1995), hlm. 286-295.
4. J. Iskandar dan BS Iskandar, “Studi Etnobotani keanekaragaman tanaman pangan pada “Sistem Huma” dalam
Menunjang Keamanan Pangan Orang Baduy,” Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia
(2015)6, hal. 1265 - 1272.
5. G. Senoaji, Jurnal Bumi Lestari12, 283 – 293 (2012).
6. A. Bano, M. Ahmad, TB Hadda, A. Saboor, S. Sultana, M. Zafar, MPZ Khan, M. Arshad dan MA Ashraf,
Jurnal Etnobiologi dan Etnomedis.10, 1-17 (2014).
7. Kapas CM,Prinsip dan aplikasi etnobotani, (John Wiley and Sons Ltd., New York, 1997), hlm. 255.
8. M. Hoft, SK Barik dan AM Lykke. Etnobotani kuantitatif: aplikasi analisis multivariat dan statistik dalam etnobotani.
Organisasi Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Pendidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Paris, 1999.
9. B. Hoffman dan T. Gallaher,Etnobot. Res. aplikasi5, 2001-218 (2007).
10. E. de L. Araujo dan EMN Ferraz.Metode dan Teknik Etnobiologi dan Etnoekologi, (Springer New York
Heidelberg Dordrecht, London, 2014).
11. M.Bates,Manusia di alam, (Prentice-Hall inc., New Jersey, 1961).

020004-7

Anda mungkin juga menyukai