com
Pemanfaatan keanekaragaman tumbuhan obat pada masyarakat Cibeo, Baduy-Dalam, di Desa Kanekes,
Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten
Prosiding Konferensi AIP2019, 020003 (2018);https://doi.org/10.1063/1.5061839
Pemanfaatan bentang alam sebagai sumber tanaman obat oleh Baduy-Dalam di Cikeusik, Banten
Prosiding Konferensi AIP2019, 020013 (2018);https://doi.org/10.1063/1.5061849
© 2018 Penulis.
Pemanfaatan Aneka Tanaman Pangan Oleh Masyarakat
Kampung Cibeo Baduy-Dalam, Desa Kanekes, Kabupaten Lebak,
Provinsi Banten
Abstrak.Kajian konservasi tumbuhan pangan dilakukan di pemukiman, sungai, dan ladang masyarakat Cibeo. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keanekaragaman tumbuhan pangan yang dikenal dan dimanfaatkan oleh
masyarakat Cibeo. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2017 hingga Januari 2018. Pengumpulan data dilakukan
melalui pertanyaan semi terstruktur, tertutup dan terbuka, analisis vegetasi dan wawancara bebas jelajah. Data dianalisis
secara deskriptif. Kajian ini mengungkapkan bahwa dari 138 spesies tumbuhan yang tersebar di tiga satuan bentang alam,
43 spesies tergolong spesies tumbuhan pangan, dimana delapan spesies ditemukan di pemukiman, 23 spesies di sungai dan
12 spesies di ladang. Tanaman pangan ini diakui dan dimanfaatkan oleh masyarakat Cibeo.
PENGANTAR
Masyarakat Baduy terdiri dari masyarakat Sunda yang berdomisili di Desa Kanekes, Provinsi Banten. Jumlah kampung di
wilayah Baduy pada tahun 2009 adalah 58 kampung yang terbagi menjadi 55 kampung Baduy Luar dan tiga kampung Baduy
Dalam (Kampung Cibeo, Kampung Cikeusik, dan Kampung Cikertawana).1
Seperti halnya dua kampung lainnya di Baduy-Dalam, mata pencaharian utama masyarakat Cibeo adalah ngahuma (bertani) padi.
2Selain beras sebagai bahan pangan utama, masyarakat Cibeo juga mengenal dan memanfaatkan berbagai bahan pangan tambahan
yang diperoleh dari unit-unit lingkungan di sekitar tempat tinggal.3Masyarakat juga telah mengklasifikasikan sumber
keanekaragaman hayati tersebut sebagai sumber makanan pokok, sumber makanan pokok alternatif, sumber makanan tambahan
(buah), sumber makanan tambahan (sayuran) dan sumber makanan tambahan (penyedap rasa). Keanekaragaman tanaman pangan
ini tersebar di berbagai unit pertamanan, seperti leuweung lembur (pemukiman), cai (sungai), dan huma (ladang).
Penelitian yang telah dilakukan di Desa Kanekes, wilayah Baduy, hanya menginventarisasi tanaman pangan secara umum.4,5
Belum ada penelitian tentang identifikasi, inventarisasi dan klasifikasi tumbuhan pangan pada unit lanskap di Kampung Cibeo, Desa
Kanekes, Banten. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap keanekaragaman tumbuhan pangan yang dikenal dan
dimanfaatkan oleh masyarakat Cibeo. Penelitian ini hanya membahas keanekaragaman tumbuhan pangan yang terdapat pada unit
bentang alam leuweung lembur (permukiman), cai (sungai) dan huma (ladang), yang terletak di Kampung Cibeo, Desa Kanekes,
Banten.
Konferensi Internasional ke-9 tentang Konservasi Sumber Daya Global (ICGRC) dan AJI dari Universitas Ritsumeikan
AIP Conf. Prok. 2019, 020004-1–020004-7; https://doi.org/10.1063/1.5061840
Diterbitkan oleh AIP Publishing. 978-0-7354-1737-3/$30.00
020004-1
RINCIAN EKSPERIMEN
Area Studi
Penelitian dilakukan pada bulan September 2017 hingga Januari 2018, di atas lahan seluas 3.101,8 km², di wilayah
Baduy-Dalam yang dikenal dengan nama Cibeo, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi
Banten. Letak geografisnya adalah 6°27̍ 27ˮ sampai 6°30 0̍ˮ Lintang Utara dan 108°3 9̍ˮ sampai 106°4ˈ55ˮ Bujur Timur,
dengan ketinggian berkisar antara 300-1200 meter di atas permukaan laut. Identifikasi jenis tumbuhan dilakukan di
Laboratorium Herbarium Jurusan Biologi FMIPA Universitas Indonesia, LIPI Botani dan LIPI Nasional Cibinong Bogor.
Pemilihan informan kunci dilakukan dengan pendekatan purposive sampling. Sumber pengetahuan diperoleh dari
informan kunci dan responden umum. Informan kunci berjumlah dua orang, seorang lurah, dan dukun yang
dianggap memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam pemanfaatan tanaman pangan. Responden umum
merupakan 10% dari total penduduk Cibeo.6Metode observasi partisipatif kegiatan masyarakat dilakukan dengan
pengumpulan data pengetahuan masyarakat tentang keanekaragaman tumbuhan pangan.7,8Wawancara dengan
responden dilakukan dengan pertanyaan semi terstruktur, tertutup dan terbuka, serta menggunakan pedoman
angket.9
Pengumpulan data tumbuhan dilakukan dengan dua pendekatan. Pertama dengan jelajah bebas dengan informan di
satuan lanskap pemukiman, sungai, dan ladang, dan yang kedua dengan analisis vegetasi. Bebas jelajah di setiap unit
lanskap dilakukan secara purposive sampling dalam batasan kepemilikan lanskap. Analisis vegetasi dilakukan untuk
melengkapi inventarisasi spesies yang belum ditemukan dalam jelajah bebas. Analisis vegetasi dilakukan dengan transek
pada lanskap tanaman pangan. Transek dibuat dengan metode sampling paralel sistemik (systematic parallel lines sampling).
10Metode ini dilakukan dengan memasang garis transek sebagai poros tengah area sampel lanskap. Transek menciptakan
empat plot untuk setiap lanskap. Masing-masing petak berukuran 10 x 10 m. Plot ditempatkan dengan memutar ke kiri dan
kanan garis transek. Setiap lanskap memiliki satu transek. Sampel jenis tumbuhan pangan diidentifikasi di Laboratorium
Taksonomi Tumbuhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Analisis data hasil
wawancara dan observasi dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan statistik deskriptif.
Berdasarkan wawancara, masyarakat Cibeo mengakui tujuh unit bentang alam sebagai sumber tanaman pangan. Mereka
(1) leuweung lembur (pemukiman), (2) cai (sungai), (3) huma (ladang), (4) jami (ladang lama ditinggalkan satu tahun), (5)
reuma (ladang tua ditinggalkan tiga tahun), ( 6) reuma kolot (ladang tua yang ditinggalkan tujuh tahun) dan (7) leuweung
kolot (hutan). Penelitian dilakukan untuk menginventarisasi keanekaragaman tumbuhan pangan pada leuweung lembur, cai
dan huma. Jumlah tanaman pangan di ketiga satuan bentang alam tersebut sebanyak 43 jenis dari 21 famili yang
dimanfaatkan oleh masyarakat Cibeo. Tanaman pangan terbanyak terdapat di cai, yaitu 23 spesies dari 15 famili (Tabel 1).
Bagian sempadan sungai memiliki keanekaragaman tumbuhan pangan tertinggi, terkait dengan peran vegetasi cai dalam
menjaga kualitas air serta sebagai sumber bahan obat, pangan dan papan.11Tingginya keanekaragaman jenis tanaman
pangan juga dipengaruhi oleh banyaknya lahan kosong dibandingkan dengan leuweung lembur atau huma. Tanaman
pangan terbanyak kedua ditemukan pada huma, 12 spesies dari lima famili (Tabel 2), dan tanaman pangan tertinggi ketiga
ditemukan pada leuweung lembur, delapan spesies dari tujuh famili (Tabel 3).
020004-2
TABEL 1.Pabrik Makanan diCai sLanskap
Nama Lokal Diterima Keluarga Pokok Alternatif Tambahan Tambahan Tambahan
tanaman Nama dari Makanan Pokok Makanan Sumber Makanan Sumber Makanan Sumber makanan
Jenis Sumber Sumber (Buah) (Sayur-mayur) (Rasa)
Huwi Dioscorea Dioscorea ●
alata L. ceae
Pisitan Lansium Meliaceae ●
domesticum
Correa
Duku Lansium Meliaceae ●
parasitikum
(Osbeck)
KC Sahni
&Bennet
Paku Rane Selaginella Selaginel ●
plana aceae
(Desv.)
Hieron
Kaleho Saurauia Actinidiac ●
kembang kol eae
DC.
Paku Bolbitis lomariops ●
Harupat heteroklit idaceae
(Presl.)
Ching
salam Syzygium Myrtaceae ●
poliantum
(Berat)
Walp.
Paku kapal Tectaria sp. Aspidiacea ●
e
Kidahu Dracontomel Anakardia ●
pada dao ceae
(Blanco)
Selamat &
Rolf
picung Pangium Achariace ●
edule Reinw. ae
Hook.f.
Kadu/Duren Duri Malvaceae ●
zibethinus
Menteng Baccaurea Phyllantha ●
racemosa ceae
(Reinw. Mantan
Blume)
muel. Arg.
020004-3
Melanjutkan
Nama Lokal Diterima Keluarga Pokok Alternatif Tambahan Tambahan Tambahan
tanaman Nama dari Makanan Pokok Makanan Sumber Makanan Sumber Makanan Sumber makanan
Jenis Sumber Sumber (Buah) (Sayur-mayur) (Rasa)
Kecapi Sandorium Meliaceae ●
koetjape
(Burm.f.)
Selamat
Huwi Sawut Dioscorea Dioscorea ●
pentaphylla ceae
L
020004-4
Melanjutkan
Hensch.)
Selamat
020004-5
Jumlah
Makanan pokok
Alternatif Tambahan Tambahan Tambahan
Makanan pokok Makanan-Buah Makanan-Sayuran Makanan-Rasa
GAMBAR 1.Jumlah Jenis Tanaman Pangan yang Tergolong Sumber Pangan Tersebar di Tiga Satuan Lanskap
Masyarakat Cibeo juga mengklasifikasikan tumbuhan pangan yang beraneka ragam sebagai sumber pangan pokok, sumber pangan
pokok alternatif, sumber pangan tambahan-buah-buahan, sumber pangan tambahan-sayuran dan sumber pangan tambahan-penyedap.
Kedelapan jenis tumbuhan pangan yang terdapat pada unit bentang alam leuweung lembur diklasifikasikan menjadi tiga jenis
tumbuhan pangan sebagai sumber pangan tambahan-buah-buahan, tiga jenis tumbuhan pangan sebagai sumber pangan
tambahan-nabati dan dua jenis tumbuhan pangan sebagai sumber pangan tambahan-rasa. Ke-23 jenis tumbuhan pangan yang
terdapat pada unit lanskap cai diklasifikasikan menjadi tiga jenis tumbuhan pangan sebagai sumber pangan pokok alternatif, 13 jenis
tumbuhan pangan sebagai sumber pangan tambahan-buah-buahan, enam jenis tumbuhan pangan sebagai sumber pangan
tambahan-nabati dan satu jenis tumbuhan pangan. spesies sebagai sumber tambahan rasa. Ke-12 jenis tumbuhan pangan yang
terdapat pada unit bentang alam huma diklasifikasikan sebagai satu jenis tumbuhan pangan sebagai sumber pangan pokok, dua
jenis tumbuhan pangan sebagai sumber pangan pokok alternatif,
Dari total 43 jenis tumbuhan pangan yang dikenal dan dimanfaatkan sebagai sumber makanan oleh masyarakat Cibeo, hanya satu jenis
yang tergolong sebagai sumber makanan pokok ditemukan pada huma, lima sebagai sumber makanan pokok alternatif pada cai dan huma, 16
sebagai makanan tambahan. sumber-buah-buahan, 14 sebagai sumber pangan tambahan-nabati dan tujuh sebagai sumber pangan
tambahan-rasa, yang selama ini dimanfaatkan sebagai sumber kebutuhan pangan oleh masyarakat adat Cibeo Baduy-Dalam, Desa Kanekes,
Kabupaten Lebak, Provinsi Banten (Gbr. 1).
RINGKASAN
Dari 138 jenis tumbuhan yang ditemukan pada tiga satuan bentang alam, terdapat 43 jenis tumbuhan pangan yang diketahui dan
dimanfaatkan sebagai sumber pangan oleh masyarakat Cibeo. Tanaman pangan tersebar di tiga satuan bentang alam (leuweung lembur
(pemukiman), cai (sungai) dan huma (ladang), dengan hanya satu spesies yang diklasifikasikan sebagai sumber makanan pokok di huma, lima
sebagai sumber makanan pokok alternatif di cai dan huma, 16 sebagai sumber pangan tambahan-buah-buahan, 14 sebagai sumber pangan
tambahan-nabati dan tujuh sebagai sumber pangan tambahan-perasa, yang selama ini dimanfaatkan sebagai sumber kebutuhan pangan oleh
masyarakat adat Cibeo Baduy-Dalam, Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten Propinsi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Indonesia yang telah mendanai penelitian ini melalui Hibah PITTA
Universitas Indonesia dengan kontrak No: 700/UN2.R3.1/HKP.05.00/2018.
020004-6
REFERENSI
020004-7