Anda di halaman 1dari 3

2.

4 Gejala Defisiensi Unsur Hara Esensial

Defisiensi unsur hara merupakan kekurangan unsur hara baik satu maupun lebih sehingga dapat
menjadi faktor pembatas dalam pertumbuhan tanaman. Defisiensi satu atau lebih unsur hara mikro
dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman dan penurunan kualitas dan hasil tanaman.
Pada umumnya, tanaman mengalami defisiensi unsur hara karena ketersediaan unsur hara tersebut di
dalam tanah rendah (Armita et al. 2022). Unsur hara esensial merupakan unsur kimia yang dibutuhkan
oleh tanaman untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Kekurangan ataupun tidak
tersedianya unsur hara esensial bagi tanaman akan menyebabkan munculnya gejala defisiensi pada
tanaman yang bisa dilihat secara visual (Armita et al., 2022). Menurut Wahyuni et al. (2014), kekurangan
atau defisiensi unsur hara tanaman, dapat diketahui dari gejala-gejala yang tampak pada tanaman.
Tanaman secara umum akan menunjukkan gejala jika mengalami masalah unsur hara yang merupakan
respon tanaman akibat gangguan proses fisiologis. Secara umum, gejala yang timbul berupa perubahan
morfologi yang tidak normal seperti pertumbuhan yang melambat, perubahan bentuk dan warna daun
(Lestari et al., 2019). Indikasi awal terjadinya defisiensi unsur hara pada tanaman dapat diamati dengan
jelas pada bagian daunnya, baik daun muda (daun baru) maupun daun tua (daun dewasa).

Gambar x. Gejala Defisiensi Unsur Hara N, P, dan K pada Tanaman Sawi (Veazie et al., 2020)

Nitrogen (N), Kalium (K), dan Fosfor (P) merupakan salah satu unsur hara makro esensial primer
yang berperan penting dalam pertumbuhan tanaman. Menurut Eka dan Anggarini (2017), tanaman yang
mengalami defisiensi unsur hara nitrogen akan mengalami gejala klorosis pada daun muda dan klorotik
pada daun tua. Pada daun muda biasanya akan berubah warna menjadi hijau pucat. Pertumbuhan tunas
juga akan terhambat serta secara keseluruhan pertumbuhan tanaman akan menurun hingga 50-75 %.
Sementara itu, gejala defisiensi unsur hara P menunjukkan gejala seperti warna daun hijau tua dan
permukaannya terlihat mengkilap kemerah-merahan, bentuk daun pendek-pendek, bagian tepi daun,
cabang, dan batang mengecil serta berwarna merah keunguan dan lambat laun berubah menjadi
kuning, tanaman lambat berbuah serta memiliki kualitas biji dan buah yang jelek, dan kerdil (Wahyuni et
al., 2014). Adapun defisiensi unsur hara K terjadi pada daun dewasa pada tanaman karena unsur hara
ini merupakan unsur hara yang mobile atau mudah untuk ditransportasikan melalui floem. Menurut
Inayah et al. (2021) defisiensi unsur hara K menunjukkan gejala pada daun tua yang terbakar di bagian
ujungnya. Selain itu, defisiensi juga menyebabkan hasil dan kualitas buah menjadi berkurang dan
menyebabkan tanaman lebih rentan terserang penyakit.
Gambar x. Gejala Defisensi Unsur Hara Ca, Mg, dan S pada Tanaman Sawi (Veazie et al., 2020)

Adapun unsur hara Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S) yang merupakan unsur hara
makro esensial sekunder yang juga berperan penting dalam menunjang pertumbuhan tanaman.
Menurut Wahyuni et al. (2014), defisiensi unsur Ca menunjukkan tepi daun banyak timbul gejala klorosis
dan menjalar ke tulang daun, kuncup daun yang masih muda sering mengalami kematian, kondisi yang
berat, jaringan daun akan kering dan mati, serta pembentukan perakaran tanaman kurang sempurna.
Sedangkan defisiensi unsur Mg menunjukkan gejala daun seperti terbakar yang dimulai dari tepi daun
kemudian menuju ke tengah daun. Gejala awal dimulai dengan muncul warna ungu pada daun tua
bagian tepi daun kemudian mengering, kemudian diikuti dengan gejala pada daun-daun muda. Gejala
kekurangan Mg ini semakin lama dapat menyebabkan kematian pada tanaman (Banaty dan Supriyanto,
2014). Sementara itu, untuk defisiensi unsur hara S pada tanaman menunjukkan gejala pertumbuhan
tanaman terhambat dan kerdil, daun muda berwarna kuning dan terkadang tidak merata, helaian daun
menjadi pendek dan keras, serta jaringan daun menjadi kering dan mati (Wahyuni et al., 2014).

Gambar x. Gejala Defisiensi Unsur Hara Fe, Zn, dan Mn pada Tanaman Sawi

Selain unsur hara makro esensial, tanaman juga membutuhkan unsur hara mikro esensial dalam
menunjang pertumbuhannya. Beberapa unsur hara mikro esensial yang dibutuhkan oleh tanaman
antara lain unsur Boron (B), Klor (Cl), Mangan (Mn), Besi (Fe), Tembaga (Cu), Seng (Zn), dan Molibdenum
(Mo). Menurut Wahyuni et al. (2014), defisiensi unsur B menunjukkan gejala pertumbuhan tajuk
mengering atau membelok, ujung pelepah melingkar dan membuka, daun yang baru muncul bentuknya
kerdil dan berkerut, serta kuncup daun muda sulit membuka dan pelayuannya cepat. Sedangkan gejala
defisiensi unsur Mn menunjukkan tanaman kerdil dan daun hijau kekuning-kuningan bahkan kemerah-
merahan, tetapi tulang daun tetap hijau. Pada kondisi berat, jaringan daun tanaman akan mati dan
pembentukan gizi tidak sempurna. Sementara itu, defisiensi unsur Fe ditandai dengan warna di sekitar
daun berwarna kuning terang serta klorosis terutama pada daun muda, tetapi tulang daun tetap hijau,
tanaman lambat pertumbuhan dan perkembangannya, serta pada bagian pucuk akan banyak daun yang
gugur dan mati. Adapun defisiensi unsur Cu menunjukkan gejala daun menjadi klorosis dan bagian
ujungnya berwarna putih, serta pada keadaan parah tanaman akan menjadi layu dan mati. Selain itu,
terdapat gejala defisiensi unsur Zn yang ditandai dengan daun berwarna kekuning–kuningan bahkan
kemerah–merahan terutama pada daun yang agak tua dengan kondisi parah, serta daun dan pelepah
mongering. Gejala defisiensi unsur hara Cl ditunjukkan oleh terhambatnya pertumbuhan akar, teiapi
sulit dilihat di lapangan, sementara itu gejala defisiensi Mo pada tanaman mirip dengan gejala defisiensi
N, yaitu terjadi khlorosis pada daun (Handayanto, 2014).

DAFTAR PUSTAKA
Armita, D., Wahdaniyah, H., dan Al Amanah, H. Diagnosis Visual Masalah Unsur Hara Esensial pada
Berbagai Jenis Tanaman. Teknosains: Media Informasi Sains dan Teknologi. 16(1): 139-150.

Banaty, O. A., Supriyanto, A. 2014. Gejala Defisiensi Unsur Hara Makro Pada Tanaman Stroberi
(Fragaria xananasca Duchesne) Varietas Dorit. In Seminar Nasional Perhorti. Malang, 5-7 November
2014

Eka, M., Anggraini, N. 2017. Sistem Pakar Identifikasi Defisiensi Unsur Hara Pada Tanaman Kopi
Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis Web. J-SAKTI (Jurnal Sains Komputer dan Informatika).
1(2): 223-236.

Handayanto, E. 2014. Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang

Inaya, N., Armita, D., dan Hafsan, H. 2021. Identifikasi Masalah Nutrisi Berbagai Jenis Tanaman di Desa
Palajau Kabupaten Jeneponto. Filogeni: Jurnal Mahasiswa Biologi, 1(3), 94-102.

Lestari, P., Arifriana, R., dan Nurjanto, H. H. 2019. Respons Semai Jati (Tectona grandis) Unggul Pada
Beberapa Tingkat Konsentrasi Sulfur (Responds of Superior Teak (Tectona grandis) On Different Sulphur
Concentrations). Jurnal Sylva Lestari, 7(2): 128-138.

Wahyuni, L., Darma, S., dan Wayahdi, M. R. 2014. Sistem Pakar Mengidentifikasi Gejala Defisiensi
Unsur Hara Pada Tanaman Kelapa Sawit. In Seminar Nasional Informatika (SNIf). 1(1): 216-222.

Anda mungkin juga menyukai