dapat diibaratkan sebagai zat makanan bagi tanaman (Setiawan, 2018). Sesuai dengan jumlah
yang dibutuhkan tanaman, unsur hara di bagi menjadi dua kelompok, yaitu unsur hara makro dan
unsur hara mikro. Pada perlakuan pemberian nutrisi lengkap didapatkan hasil pertumbuhan yang
optimal. Pertambahan panjang akar dan batang mengalami kenaikan yang optimal dan
pertambahan daun. Akan tetapi hal ini tidak luput dengan kesalahan saat pengukuran atau human
error. Tanaman dapat memberikan hasil yang maksimal jika ditanam pada substrat yang sesuai
dengan serapan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
karena kebutuhan akan nutrisi untuk setiap jenis tanaman berbeda beda (Rizal, 2017). Kebutuhan
nutrisi pada tumbuhan memiliki kadar atau porsi tersendiri, sehingga tidak boleh berlebihan dan
kekurangan.
Nitrogen (N) merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari molekul klorofil dan
karenanya suatu pemberian Nitrogen (N) dalam jumlah cukup akan mengakibatkan pertumbuhan
vegetatif yang subur dan warna daun hijau gelap (Warganegara, dkk., 2015). Pada perlakuan
pemberian nutrisi tanpa nitrogen, dihasilkan pertumbuhan yang kurang optimal. Pada minggu ke
3 pada tanaman 1 jumlah daunnya menurun dari 6 menjadi 2. Secara fungsional, nitrogen juga
penting sebagai penyusun enzim yang sangat besar peranannya dalam proses metabolisme
tanaman, karena enzimnya tersusun dari protein. Menurut Tando (2019) tanah yang kurang
mengandung Nitrogen (N), maka seluruh tanaman akan berwarna hijau pucat atau kuning
(klorosis). Hal ini dapat terjadi karena rendahnya produksi klorofil dalam tanaman. Kekurangan
nitrogen juga akan menyebabkan tumbuhan tidak tumbuh secara optimum (Hadid, dkk., 2015).
Fosfor dalam tanaman berperan dalam pembentukan bunga, buah dan biji serta berperan
didalam transfer energi didalam sel tanaman yang tidak dapat digantikan oleh unsur lainnya
(Sulardi, 2018). Pada perlakuan pemberian nutrisi tanpa fosfor, dihasilkan pertumbuhan
pertumbuhan yang kurang optimal. Panjang batang dan panjang akar yang naik dan turun. Akan
tetapi hal tersebut dapat terjadi karena human error dan kesalahan saat pengukuran. Pengukuran
pada setiap minggunya dilakukan oleh anggota kelompok yang berbeda, sehingga mendapatkan
nilai yang berbeda juga. Jumlah daun pada minggu ke 3 mengalami penurunan untuk tumbuhan
2 dan 3, yang awalnya 5 dan 6 turum menjadi 3 dan 0. Menurut Putra dkk, (2021) fosfor (P) akan
mempengaruhi metabolism sehingga pembelahan sel, pembesaran sel dan diferensiasi sel
berjalandengan lancar yang akan mempengaruhi terhadap tinggi suatu tanaman. Gejala defisiensi
P terjadi pada daun tua, tulang daun berwarna kuning terang. Selanjutnya hanya menyisakan
sedikit bagian daun yang masih berwarna hijau gelap di antara pertulangan daun. Gejala lanjut
mulai muncul bercak kecoklatan yang merupakan tanda matinya sel jaringan daun yang dapat
melebar. Pertumbuhan akar juga terhambat (Eka, 2017). Pada tanaman ini masih belum terlihat
secara jelas bentuk defisiensi karena tanamannya masih sangat muda.
Kadar Ca dalam jaringan yang semakin tinggi akan meningkatakan fungsi kalsium bagi
tumbuhan diantaranya yaitu mempengaruhi proses pembelahan sel serta menguatkan dinding
sel (Kamalia, 2017). Kalsium merupakan salah satu unsur hara yang dapat mempengaruhi
pemanjangan sel. Hal ini dapat dikarenakan keberadaan kalsium berkaitan dengan hormon
auksin yang terdapat pada tanaman. Pada perlakuan pemberian nutrisi tanpa kalsium, didapatkan
hasil pertumbuhan yang kurang optimal. Tinggi batang mengalami kenaikan yang sangat sedikit
pada tanaman 1 dan 2, sedangkan tanaman 3 tidak mengalami pertambahan tinggi batang.
Panjang akar juga mengalami kenaikan yang sedikit. Dan jumlah daun pada tanaman 3 tidak
mengalami pertambahan, sedangkan pada tamanan 1 dan 2 mengalami pertambahan yang
sedikit. Pada perlakuan ini, tanaman yang dihasilkan memiliki akar yang tidak lurus, sehingga
ketika mengukur mengalami kesulitan. Pemberian kalsium ke dalam nutrisi hidroponik dapat
mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman disertai dengan struktur yang tegak. Menurut
Kamalia (2017) pemberian kalsium ke dalam nutrisi hidroponik dapat mempengaruhi
pertumbuhan tinggi tanaman disertai dengan struktur yang tegak. Kekurangan unsur kalsium
(Ca) pada tanaman akan menampakan gejala klorosis yang ditandai dengan daun yang
menguning dan akhirnya mati. Kekurangan Ca juga akan mempengaruhi kekuatan tumbuhan.
Apabila kebutuhan unsur Ca tidak terpenuhi dengan baik, akan mengakibatkan tumbuhan
menjadi cenderung lemah serta pertumbuhan akarnya kurang baik (tidak subur) (Wahyuni,
2017).
Peranan unsur Mg pada tanaman yaitu untuk menstimulasi aktivitas enzim Rubisco untuk
meningkatkan proses fotosintesis pada tanaman. Unsur ini juga merupakan unsur utama
penyusun molekul klorofil, terlibat dalam proses sintesis protein, aktivator enzim ribosomdan
terlibat dalam proses transformasi karbohidrat pada tanaman (Inaya, 2021). Pada perlakuan
pemberian nutrisi tanpa magnesium, didapatkan hasil pertumbuhan yang kurang optimal.
Panjang akar mengalami penurunan 2,5 cm, sedangkan dari pengukuran minggu ke 2 sampai
minggu ke 3 hampir tidak mengalami kenaikan pertumbuhan. Menurut Nasution (2022)
penyebab defisiensi Mg antara lain rendahnya Mg di tanah, kurangnya aplikasi Mg,
ketidakseimbangan Mg dengan kation lain, dan curah hujan yang tinggi (> 3.500 mm/tahun).
Defisiensi Mg mengakibatkan daun terlihat seperti terbakar yang dimulai dari tepi daun
kemudian menuju ke tengah daun. Gejala awal dimulai dengan muncul warna ungu pada tepi
daun kemudian mengering. Gejala diawali dari daun tua, kemudian diikuti oleh daun-daun muda.
Gejala kekurangan Mg ini semakin lama dapat menyebabkan kematian pada tanaman (2014).