Anda di halaman 1dari 3

Sumber Modal Langsung Koperasi

Dengan adanya ketentuan hukum yang mengatur permodalan koperasi secara jelas dan
tegas, maka keterbatasan dalam memformulasikan faktor modal usaha koperasi selama ini
dapat dihilangkan; salah satu jalan misalnya dengan merombak struktur permodalan
koperasi dan disesuaikan dengan kebutuhan koperasi selaku sebuah badan usaha. Dalam
kenyataan, bahwa para pendiri dan para anggota koperasi selama ini pada dasarnya secara
klasik menghadapi masalah yang sama dari waktu ke waktu: yaitu keterbatasan
kemampuan ekonomi para anggota dalam memberikan kontribusi berupa dana yang cukup
dan layak untuk dijadikan sebagai modal usaha.
Sumber modal yang dapat dijadikan modal usaha koperasi adalah modal yang didapat
secara langsung, dan modal yang didapat secara tidak langsung. Modal secara langsung
adalah modal yang diperoleh langsung oleh koperasi dari para anggotanya maupun dari
pihak ketiga.
Makin banyak pelayanan yang diberikan koperasi kepada para anggotanya, makin besar
pula simpanan wajib anggota kepada koperasi.

Dalam mendapatkan modal secara langsung ini ada tiga cara klasik yang dapat dilakukan
oleh para pengurus koperasi, yaitu:
 Mengaktifkan Simpanan Wajib
Dengan mengaktifkan simpanan wajib yang dikaitkan dengan besar kecil volume pelayanan
yang diberikan koperasi kepada anggota yang bersangkutan, maka besar kecil akumulasi
simpanan wajib dapat diukur berdasarkan volume pelayanan yang diterima oleh anggota
yang bersangkutan. Akumulasi dana simpanan wajib tersebut membawa konsekuensi
terhadap tambahan modal koperasi secara langsung; makin banyak pelayanan yang
diberikan koperasi kepada para anggotanya, makin besar pula simpanan wajib anggota
kepada koperasi. Jadi, pengaktifan simpanan wajib para anggota merupakan salah satu
cara koperasi untuk mendapatkan dana yang berasal dari anggota dan secara langsung
menambah jumlah modal koperasi.
Simpanan wajib anggota ini, di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat
dipersamakan sebagai andil atau saham anggota di dalam koperasi. Andil atau saham di
sini tidak sama dengan pengertian saham dalam Perseroan Terbatas; dalam koperasi
sebutan andil atau saham ini, posisinya sama dengan “modal sendiri” dari koperasi atau
disebut equity karena itu merupakan dana yang mempunyai risiko. Jadi, status simpanan
wajib tersebut di dalam organisasi koperasi merupakan modal koperasi. Akumulasi
simpanan wajib ini membuat badan usaha koperasi para petani dan peternak di Amerika
Serikat memiliki modal yang kuat; bahkan mereka sejak lebih dari satu abad yang lalu
memiliki bank-bank sendiri yang menyimpan dan memberikan jasa perbankan tidak hanya
terbatas kepada anggotanya.
Koperasi di Indonesia dapat mencontoh cara-cara yang dilakukan oleh koperasi-koperasi di
Amerika Serikat ini dalam rangka memupuk modal langsung dari para anggota dengan
dasar jasa pelayanan yang dinikmati.
 Mengaktifkan Tabungan Anggota
Tabungan anggota sifatnya adalah sukarela dan kecil; secara umum diberikan balas jasa
berupa bunga. Tabungan anggota ini bukan merupakan equity, karena itu tidak
menanggung risiko bisnis. Karena sifatnya sukarela, maka pengurus koperasi harus dapat
mempromosikan dan secara aktif mengajak para anggota untuk menambah jumlah dan
besarnya tabungan yang bersifat sukarela ini. Pengaktifan tabungan anggota dengan cara
ini belum banyak dilakukan oleh badan usaha koperasi (di Indonesia), namun pada Koperasi
Simpan Pinjam hal seperti ini sudan lazim dilakukan; hasilnya cukup signifikan dilihat dari
sudut jumlah. Tabungan anggota tersebut secara keseluruhan dari sudut dana yang
tersimpan dalam koperasi dapat dijadikan tambahan modal usaha. Keistimewaan dari dana
tabungan anggota ini adalah koperasi dapat memberikan bunga kepada anggota yang
menabung dan mendapat dana untuk dijadikan modal kerja dan investasi.
 Mengambil Pinjaman dari Bank dan Nonbank
Pinjaman yang berasal dari bank atau nonbank dapat menjadi sumber langsung
mendapatkan modal investasi atau modal kerja untuk membiayai kegiatan usaha koperasi,
karena itu dapat diusahakan untuk mendapatkannya. Kendala umum biasanya datang dari
koperasi itu sendiri, seperti tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta oleh pihak bank
atau nonbank. Sebaliknya pihak bank atau nonbank juga punya kendala, seperti belum
paham mengenai organisasi dan cara kerja usaha koperasi atau terlalu menekankan
keamanan terhadap pinjaman yang diberikan dengan meminta kolateral tertentu yang
umumnya belum dimiliki oleh badan usaha koperasi. Namun demikian, banyak juga
lembaga bank maupun nonbank yang memberikan dana pinjaman kepada koperasi dalam
menjalankan usahanya, dan banyak juga koperasi yang menyimpan dananya di lembaga
bank dan nonbank; seperti simpanan-simpanan deposito berjangka dari koperasi-koperasi
karyawan dinegeri ini.
Lembaga bank di Indonesia yang didirikan khusus untuk memberikan pelayanan penyediaan
dana yang diperlukan oleh koperasi dalam menjalankan usahanya; antara lain Bank Rakyat
Indonesia (BRI) dan Bank Koperasi Indonesia (Bukopin). Sebagai perbandingan, di Amerika
Serikat sejak dua abad yang lalu ada beberapa lembaga perbankan besar yang dibentuk
oleh koperasi-koperasi di sana; ada yang khusus melayani para petani dan peternak, ada
yang khusus untuk usaha transportasi, ada untuk simpan pinjam kaum buruh dan pekerja,
dan ada juga yang khusus menyediakan dana untuk kepemilikan rumah bagi kaum pekerja.
Bank-bank tersebut sangat aktif dalam menyediakan dana untuk permodalan koperasi.
Sekarang bank-bank tersebut sudah memberikan pelayanan juga kepada umum yang bukan
anggota koperasi-koperasi, seperti yang dilakukan oleh Bukopin dan BRI di Indonesia.
Disarikan dari buku: Hukum Koperasi Indonesia, penulis: Andjar Pachta W, dkk; halaman:
107-114.
- See more at: http://keuanganlsm.com/sumber-modal-langsung-
koperasi/#sthash.ZhiPPMIy.dpuf

Anda mungkin juga menyukai