Abstract: This study aimed to investigate the influence of perspective taking and emotion
regulation on prosocial behavior in early childhood. The quantitative research with
expofacto method was employed through survey. The result of the research showed that:
(1) perspective taking had a significance influence on the early child's prosocial behavior
with p=0.000 (p <0.05), which means that perspective could predict prosocial behavior
in early childhood; (2) emotion regulation had a significance effect on early child's
prosocial behavior with p=0.000 (p <0.05), meaning that emotion regulation could
predict prosocial behavior in early childhood; (3) perspective taking and emotion
regulation had a significance effect on prosocial behavior with p=0.000 (p <0.05), which
means that both perspective occupying and emotion regulation could predict prosocial
behavior in early childhood. Perspective taking and emotion regulation gave 20.8%
effective contribution to prosocial behavior.
Keywords: emotion regulation, prosocial, early childhood
1
Universitas Lampung, Email: rizky.drupadi@fkip.unila.ac.id
Rizky Drupadi: Pengaruh Regulasi Emosi Terhadap Perilaku Prososial Anak Usia Dini 31
menemukan bahwa perilaku agresif dan Berlanjut pada observasi di
perilaku prososial dari program televisi Taman Kanak-kanak, kurang tampaknya
berpengaruh terhadap perilaku anak-anak perilaku prososial terlihat pada perilaku
usia dini. Jika yang dilihat adalah konten anak yang suka mengganggu temannya
negatif, maka akan berpengaruh terhadap yang sedang belajar, suka memukul,
perilaku negatif maupun sebaliknya. tidak mau berbagi bekal, mengejek teman
Sejalan dengan penelitian Dumova yang akhirnya berujung berkelahi, tidak
(2006) bahwa televisi memiliki efek mau meminjamkan mainannya, mengejek
positif pada anak-anak dengan temannya yang terjatuh dengan kata
mengeksplorasi tema prososial dan “cengeng” daripada menolongnya dan
mengembangkan konten yang sebagainya. Perilaku ini sering
berorientasi pada masyarakat. mengganggu jalannya proses
Permasalahannya di Indonesia tayangan pembelajaran di kelas. Lebih lanjut,
televisi cenderung menampilkan konten- apabila perilaku ini berjalan sepanjang
konten yang kurang edukatif, hampir waktu maka akan meningkatkan
setiap hari di dalam tayangan televisi dan gangguan psikologis anak menuju agresi
media cetak ditampilkan bentuk-bentuk antar sesama anak. Menurut Ormord dan
perilaku antisosial seperti kekerasan. Devitt (2014), agresi adalah tindakan
Tayangan seperti kekerasan tersebut sengaja diambil untuk menyakiti orang
secara bebas dapat dilihat oleh anak-anak lain baik secara fisik maupun psikologis.
sehingga mereka dengan mudah Anak yang agresif cenderung memiliki
mencontohnya. masalah penanganan emosi dan
Dari hasil wawancara kepada memahami hubungan sosial. Hal ini
beberapa guru kelas TK diperoleh data adalah indikator kuat untuk kesehatan
bahwa perilaku prososial pada anak mental yang rendah apabila mencapai
sudah mulai tampak, akan tetapi ada juga usia dewasa nantinya
yang belum tampak. Perilaku prososial Salah satu aspek lain yang
yang tampak terlihat pada beberapa anak mempengaruhi dalam mencapai perilaku
yaitu adanya anak yang menghampiri prososial adalah regulasi emosi. Regulasi
temannya yang menangis, kemudian emosi berhubungan dengan empati dan
beberapa anak yang berbagi bekal dengan perilaku prososial (Lockwood, Cardoso,
temannya maupun bermain dengan & Viding, 2014). Thompson, Meyer, dan
teman-temanya. Sebaliknya ada juga Jochem (2008) menyatakan bahwa
perilaku anak seperti berkelahi karena regulasi emosi terdiri dari proses internal
berebut mainan, ketika melihat temannya dan eksternal yang bertanggung jawab
menangis anak-anak yang lain cenderung untuk memantau, mengevaluasi, dan
tidak peduli, sampai ada juga anak yang memodifikasi reaksi emosional (terutama
tidak mau bermain dengan temannya intensitas dan waktu mereka) untuk
karena tidak begitu dekat. mencapai tujuan seseorang.
Perilaku prososial akan Anak-anak umumnya mengalami
berpengaruh terhadap perkembangan kesulitan dalam pengaturan emosi
sosialisasi anak dengan teman sebaya. mereka. Kemampuan anak-anak dalam
Battistich (2003), menunjukkan bahwa menyalurkan emosi mereka sangat
perilaku prososial berpengaruh dengan beragam. Emosi dapat menyebabkan
penyesuaian sosial anak ketika di perubahan perilaku, mempengaruhi
sekolah. Anak yang mampu bersosialisasi ketepatan dalam pengambilan keputusan,
secara umum akan mudah menerima mempengaruhi daya ingat terhadap suatu
reaksi yang positif dari teman sebaya peristiwa penting sekaligus dapat
ketika menunjukkan tindakan prososial memfasilitasi interaksi sosial (Gross,
(Eisenberg & Mussen, 1989). 2014). Penelitian Ensor, Spencer, dan
Rizky Drupadi: Pengaruh Regulasi Emosi Terhadap Perilaku Prososial Anak Usia Dini 33
Berdasarkan Tabel 1 diperoleh Fabes, 1992; Tanyel, 2009). Schatz,
persamaan regresi Y = 3,353 + 0,179X. Smith, Borkowski, Whitman, dan Keogh
Berdasarkan persamaan tersebut jika nilai (2008) menjelaskan bahwa anak-anak
X telah diketahui maka nilai Y dapat dengan kemampuan regulasi emosi
diketahui dengan mengalikan nilai X lemah, cenderung menampilkan perilaku
dengan nilai koefisien (0,179) yang pemberontak atau agresif terhadap orang
kemudian dijumlahkan dengan nilai lain dibandingkan dengan anak yang
konstanta (3,353). Artinya semakin telah memperoleh keterampilan
bertambahnya nilai X, semakin emosional.
bertambah pula nilai Y, sesuai dengan Ada beberapa faktor-faktor lain
arah koefisien regresinya maka koefisien yang mempengaruhi regulasi emosi anak.
regresi bernilai positif. Dengan demikian, Eisenberg (Santrock, 2007) menyebutkan
dapat disimpulkan bahwa semakin bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
bertambahnya nilai dari regulasi emosi regulasi emosi anak adalah orangtua,
semakin meningkat pula nilai dari strategi kognitif, kemampuan mengontrol
perilaku prososial anak. Sebaliknya jika rangsangan emosi, usia, maupun strategi
nilai dari regulasi emosi menurun maka coping stres. Kalpidou, Power, Cherry,
nilai dari perilaku prososial anak akan dan Gotfried (2004) yang menerangkan
menurun, maka persamaan tersebut dapat bahwa emosi regulasi anak akan menjadi
digunakan untuk memprediksi. lebih baik seiring dengan bertambahnya
Besarnya sumbangan efektif dan usia anak.
relatif pengambilan perspektif dan Kemampuan regulasi emosi pada
regulasi. anak harus distimulisasikan sejak dini
Tabel 2. Sumbangan efektif agar anak dapat memunculkan perilaku
Std. Error yang sesuai dengan harapan sosial.
R Adjusted of the Tanyel (2009) menjelaskan strategi
R Square R Square Estimate dalam pengembangan regulasi emosi
.291a .085 .082 3.21193 untuk orang tua maupun guru dapat
Dapat diketahui pada tabel bahwa dilakukan dengan cara: luangkan waktu
sumbangan efektif (R Square ) regulasi dengan anak-anak beberapa kali sehari
emosi sebesar 0,085atau (8,5%) terhadap dan beradaptasi dengan suasana hati
perilaku prososial anak usia dini. mereka, tunjukkan ekspresi emosional
Sedangkan 91,5 % perilaku prososial dan peraturannya dengan membaca buku-
anak usia dini dipengaruhi oleh faktor buku yang berisi kosakata dan situasi
lain. emosional, ketika anak mengalami
Berdasarkan hasil analisis data kesulitan dalam mengekspresikan
pada penelitian dan pengujian hipotesis perasaan mereka cobalah untuk
dapat disimpukan bahwa regulasi emosi mengklarifikasi atau menjelaskan
memberikan dampak positif terhadap maksud mereka, tunjukkan kepada anak-
perilaku prososial anak. Regulasi emosi anak bagaimana mendapatkan kembali
dapat memprediksikan perilaku prososial stabilitas emosional dengan menawarkan
pada anak usia dini. Penelitian kedekatan dan keamanan, membaca
Lockwood, Cardoso, dan Viding (2014) komunikasi anak-anak melalui ekspresi
menyatakan bahwa perkembangan wajah dan bahasa tubuh mereka dan
regulasi emosi berhubungan dengan kemudian beri label perasaannya, amati
empati dan perilaku prososial anak. dengan cermati (tanggapi perbedaan
Individu yang dapat meregulasi emosinya individu yang mlibatkan anak-anak
dengan baik, menunjukkan tingkat secara lebih aktif dalam pengalaman dan
kompetensi sosial yang tinggi dan membicarakannya melalui pengalaman
perilaku sosial yang positif (Eisenberg & tersebut), tetapkan lingkungan yang dapat
Rizky Drupadi: Pengaruh Regulasi Emosi Terhadap Perilaku Prososial Anak Usia Dini 35
emotion regulation. Journal Social
Development, 16(2), 361-388
Santrock, J.W. (2007). Perkembangan
anak (edisi ketujuh). Jakarta:
Erlangga
Schatz, J.N., L.E. Smith, J.G. Borkowski,
T.L. Whitman, and D.A. Keogh.
(2008). Maltreatment risk, self-
regulation, and maladjustment in at-
risk children. Child Abuse and
Neglect, 32, 972-982
Sujiono, Y. N. (2009). Konsep Dasar
PAUD. Jakarta: Indeks.
Suyadi. (2010). Psikologi Belajar
Pendidikan Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
Tanyel, N.E. (2009). Emotional
regulation: developing toddlers’
social competence. Journal
Dimensions of Early Childhood, 37
(2) 10-14
Thompson, R. A., Meyer, S. & Jochem,
R. (2008). Emotion regulation. USA:
Elsevier Inc