Anda di halaman 1dari 2

PEMANTAUAN PELAKSANAAN

KEBIJAKAN DAN PROSEDUR


PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA

No.Dokumen
455/SOP/UKP/2018
No Revisi :0
SOP
Tanggal terbit :15 Januari
2018
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr. Rina Faiza Fitriana


RAHAYU NIP. 19701202 200212 2 005

1. Pengertian Setiap kegiatan yang berkaitan dengan penanganan limbah


berbahaya oleh semua personil.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah–langkah untuk Pemantauan
Pelaksanaan Kebijakan Dan Prosedur Penanganan Bahan
Berbahaya
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Rahayu Nomor : 440/125/PKM/II/2018
tentang Inventarisasi, pengelolaan, Penyimpanan dan Penggunaan
Bahan Berbahaya.
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56
tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah Berbahaya

5. Prosedur 1. Petugas mengidentifikasi Limbah Berbahaya


2. Petugas mengidentifikasi jenis penghasil Limbah berbahaya dan
jumlah limbah berbahaya yang secara periodik dihasilkan oleh
unit tersebut
3. Petugas mengidentifikasi dalam buku inventaris oleh masing-
masing unit penanggung jawab.
4. Petugas melakukan pengumpulan Limbah Berbahaya
5. Petugas mengidentifikasi jenis penghasil limbah berbahaya dan
jumlah limbah berbahaya yang secara periodik dihasilkan oleh
unit tersebut.
6. Petugas melaporkan hasil limbah berbahaya kepada sanitarian
tentang jenis dan jumlah limbah yang akan diserahkan dengan
mengisi laporan bulanan limbah berbahaya.
7. Petugas mengangkut limbah berbahaya ke gudang penyimpanan
sementara limbah berbahaya.
8. Petugas memberi tanda di tempat sampah dan jerigen berwarna
BIRU, apabila sudah penuh maka sanitarian mengkoordinir
penganggkutannya.
9. Petugas memverifikasi jenis dan jumlah limbah berbahaya yang
dihasilkan
10. Petugas menyimpan Limbah berbahaya lainnya di dalam gudang
penyimpanan sementara limbah berbahaya, dipisahkan menurut
sifat/karakteristik limbah berbahaya (mudah terbakar, mudah
No Dokumen:
Penggunaan Apar No. Halaman:
Puskesmas 455/SOP/UKP/2
Jika Terjadi Revisi: 0 2/2
Rahayu Kebakaran 018

meledak, korosif dan reaktif, beracun.


11. Petugas memberikan simbol dan label.
12. Petugas melakukan penyimpanan dalam gudang TPS limbah
berbahaya maksimal 90 hari sesuai persyaratan yang ditetapkan
atau apabila limbah berbahaya lebih dari 50 Kg/ hari.
13. Petugas terkait mengisi inventori limbah berbahaya yang ada di
tempat penampungan/penyimpanan serta penimbunan
menggunakan ceklist inventory limbah berbahaya.
14. Petugas terkait mengisi neraca limbah berdasarkan inventarisasi
Gudang limbah berbahaya sementara.
15. Pengelolaan limbah berbahaya oleh Pihak Ketiga.
16. Setelah limbah mencukupi di tempat penampungan mencukupi,
limbah berbahaya tersebut selanjutnya diserahkan kepada pihak
ketiga :
17. Petugas dari pihak ketiga sebagai pengumpul/pengelola limbah
berbahaya harus mempunyai ijin dari Kementrian Lingkungan
Hidup Republik Indonesia.
18. Petugas pihak transportir harus mempunyai ijin dari Dirjen
Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan RI dan mendapat
rekomendasi dari Kementerian LHRI. Ijin sesuai dengan jalur
transportasi yang akan dilalui limbah berbahaya.
19. Petugas mengusulkan surat penunjukan pengelola limbah
berbahaya kepada Kepala Puskesmas.
20. Petugas dari pihak ketiga yang ditunjuk(pengumpul/ pengelola/
transportir) mengisi Berita acara pemeriksaan Limbah berbahaya
bersama petugas terkait. Berita acara serah terima limbah
berbahaya diisi oleh pihak ke 3 yang ditunjuk dan kepala
puskesmas.
21. Petugas dari pihak ketiga yang ditunjuk berkewajiban
memberikan Dokumen limbah berbahaya yang sudah
ditandatangani oleh penghasil dan transportir/pengangkut.

a. Unit Terkait Sanitarian

b. Dokumen
terkait

8. Rekaman Historis Perubahan

No. Tanggal Mulai


Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai