Anda di halaman 1dari 6

E.ISSN.

2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.3 Edisi Agustus 2020
HUBUNGAN PENDIDIKAN PEKERJAAN DAN PERAN TEMAN
SEBAYA DENGAN TERJADINYA PERNIKAHAN USIA DINI DI DESA
JANJIMAULI MUARATAIS III
Oleh :
Lisna Khairani Nasution1)
1
STIKes Darmais Padangsidimpuan
1
Email:ranyie09.nastyie@gmail.com

Abstrak
Pernikahan usia dini menurut BKKBN adalah pernikahan yang di lakukan pada usia remaja (dibawah
21 tahun pada wanita dan di bawah 25 tahun pada pria). Berdasarkan data BPS Provinsi Sumatera Utara
berdasarkan di pedesaan dan di perkotaan. Persentase Wanita ≥ 15-18 Tahun. Pernikahan usia dini di Perdesaan
umur ≤ 15 Tahun sebanyak 3.81% dan 16-18 Tahun 23.69% (BPS, 2015). Menurut data Kantor Urusan Agama
Kec.Angkola muaratais tahun 2017, tercatat jumlah pernikahan remaja yang menikah di bawah usia 21 tahun
sebanyak 62 orang. Tujuan penelitian untuk mengetahui berhubungan pendidikan dan peran teman sebaya
dengan terjadinya pernikahan usia dini di desa Janjimauli Muaratais III.Jenis penelitian survey dengan tipe cross
sectional dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 responden.
Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji chi-
square (α=0,05).Hasil penelitian diperoleh bahwa ada hubungan pendidikan responden dengan dengan
terjadinya pernikahan usia dini dengan nilai (p-value= 0,037) ada hubungan pekerjaan responden dengan
dengan terjadinya pernikahan usia dini dengan Pekerjaan responden (p-value=0,01)dan ada hubungan Peran
Teman Sebaya dengan terjadinya pernikahan usia dini dengan nilai (p-value= 0,017).

Kata Kunci :Pernikahan Dini, Pendidikan, Pekerjaan, Peran Teman Sebaya.

1. PENDAHULUAN Afganistan (54%), dan Bangladesh (51%) (WHO,


Pernikahan adalah status terikat dalam
2012). Menurut WHO (World Health
pernikahan, baik tinggal bersama maupun terpisah
Organization) batasan usia muda adalah 11-20
(kawin sah, secara hukum/adat, agama, negara dan
tahun. Di Afrika Sub-Sahara dan Amerika Latin,
sebagainya, juga hidup bersama dan oleh
60% wanita tanpa pendidikan dasar menikah
masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami
sebelum usia 18 tahun. Perbedaan ini juga tampak
istri (BPS, 2015). Menurut Badan Koordinasi
di Negara-negara maju seperti AS, 30% dari wanita
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), usia
yang menempuh pendidikan kurang dari 10 tahun
pernikahan yang ideal yang dilakukan oleh seorang
akan menikah sebelum usia 18 tahun. Hal ini
laki-laki dengan usia minimal 25 tahun dan usia
berbeda dengan wanita yang menempuh pendidikan
minimal wanita 21 tahun. Namun pada
lebih dari 10 tahun menikah di usia sebelum 18
kenyataanya masih begitu banyak masyarakat
tahun terjadi kurang dari 10% (WHO, 2012).
yang melakukan pernikahan pada usia dibawah 18
Faktanya berdasarkan data dari Riset
tahun (BKKBN, 2017).
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010,
Organisasi kesehatan dunia (WHO) tahun
menunjukan masih tingginya kejadian pernikahan
2012 menunjukkan bahwa sebanyak 16 juta
usia anak di Indonesia yaitu perempuan dengan
kelahiran terjadi pada ibu yang berusia 15-19 tahun
usia 10-14 tahun menikah sebanyak 0,2% lebih
atau 11% dari seluruh kelahiran di dunia yang
dari 22.0000 wanita muda berusia 10-14 tahun
mayoritas 95% terjadi di negara sedang
di Indonesia yang sudah menikah. Jumlah
berkembang. Di Amerika Latin dan Karibia, 29%
perempuan muda yang menikah lebih besar jika
wanita muda menikah saat mereka berusia 18
dibandingkan dengan laki-laki yaitu 11,7%
tahun. Prevalensi tertinggi kasus pernikahan usia
perempuan muda berusia 15-19 tahun dan 6%
dini tercatat di Nigeria (79%), Kongo (74%),
laki-laki berusia 15-19 (Riskesdas, 2010).

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 124
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.3 Edisi Agustus 2020
Berdasarkan data Pendataan Keluarga dini. Pekerjaan dapat mengukur status sosial
tahun 2014. Provinsi Sumatera Utara tahun 2014 ekonomi serta masalah kesehatan dan kondisi
jumlah PUS (Pasangan Usia Subur) dengan usia tempat seseorang bekerja (Guttmacher dalam
istri dibawah 20 tahun sebanyak 75512 orang yunita 2014) dan hal ini sesuai juga dengan
(Pendataan Keluarga, 2014 dalam Rahayu, 2016). penelitian Zai (2010) yang mengungkapkan bahwa
Data BPS Provinsi Sumatera Utara berdasarkan di terdapat hubungan antara pekerjaan responden
pedesaan dan di perkotaan. Persentase Wanita ≥ dengan kejadian pernikahan dini, pekerjaan
15-18 Tahun. Pernikahan usia dini di Perdesaan seseorang dapat mencerminkan pendapatan, status
umur ≤ 15 Tahun sebanyak 3.81% dan 16-18 sosial, pendidikan dan masalah kesehatan bagi
Tahun 23.69%. Selanjutnya, Pernikahan usia dini orang itu sendiri. Penyebab dari pernikahan dini
di perkotaan ≤ 15 Tahun 2.22% dan 16-18 Tahun di Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor,
16.55% (BPS, 2015). antara lain pendidikan rendah, kebutuhan
Penyebab terjadinya pernikahan usia dini ekonomi, kultur nikah muda, seks bebas pada
tergantung pada kondisi dan kehidupan sosial remaja dan pemahaman agama (BKKBN, 2011).
masyarakatnya. Terdapat dua alasan utama Pernikahan dilingkungan remaja cenderung
terjadinya pernikahan dini, pertama, pernikahan berdampak negatif baik dari segi sosial ekonomi,
usia dini sebagai strategi untuk bertahan secara mental/psikologis, fisik terutama kesehatan
ekonomi. Kemiskinan adalah salah satu faktor reproduksi remaja tersebut (Nad, 2014).
utama yang menjadi tiang pondasi munculnya Menurut data Kantor Urusan Agama
pernikahan dini. Pernikahan usia dini meningkat Kecamatan Angkola muaratais tahun 2017, tercatat
ketika tingkat kemiskinan juga meningkat. jumlah pernikahan remaja yang menikah di bawah
Penyebab kedua adalah untuk melindungi anak usia 21 tahun sebanyak 62 orang, rata-rata
gadisnya. Pernikahan adalah salah satu cara untuk menikah setelah lulus SMP dan sebelum lulus
memastikan anak perempuan mereka terlindungi SMA. Berdasarkan data dari Kantor Kepala Desa
sebagai istri, melahirkan anak yang sah dimata Tahun 2018, pernikahan usia dini di Desa
hukum dan akan lebih aman jika memiliki suami Janjimauli Muaratais III dengan jumlah
yang dapat menjaga mereka secara teratur perempuan d a n l a k i - l a k i yang menikah di
(UNICEF, 2005). usia 14-20 tahun sebanyak 40 dan sudah tercacat
Pendidikan orang tua juga memiliki peranan dalam di kantor urusan agama Kecamatan Angkola
keputusan buat anaknya, karena di dalam Muaratais.
lingkungan keluarga ini, pendidikan anak yang Berdasarkan hasil survei pendahuluan
pertama dan utama (Nandang, 2009). Juspin yang telah dilakukan didapatkan data melalui
(2012). Mengemukakan bahwa peran orang tua wawancara terhadap 10 remaja yang menikah usia
terhadap kelangsungan pernikahan usia dini pada dini, 2 orang mengatakan karena melihat teman
dasarnya tidak terlepas dari tingkat pengetahuan sebaya sudah banyak yang menikah, 2 orang
orang tua yang dihubungkan pula dengan tingkat mengatakan karena menganggap setelah menikah
pendidikan orangtua, salah satu faktor yang dapat akan mengurangi beban orang tua dari segi
mempengaruhi keputusan orang tua terhadap ekonomi keluarga karena pendapatan orangtua
anaknya salah satunya yang menonjol adalah hanya pas pasan, 3 orang mengatakan karena sudah
pendidikan keluarga. Selain itu faktor yang hamil diluar nikah, 3 orang mengatakan daripada
berhubungan adalah pekerjaan pelaku pernikahan berdosa lebih baik menikah saja kan tidak ada lagi

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 125
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.3 Edisi Agustus 2020
larangan. Selain itu dari survei awal tersebut 7 dari orang (82.5%) dan Pendidikan Lanjut sebanyak 7
10 responden mengalami kehamilan dan persalinan orang (17.5%)
di usia yang masih sangat muda, 2 orang Berdasarkan tabel distribusi frekuensi
diantaranya mengalami keguguran, 2 orang berdasarkan Pekerjaan responden adalah paling
diantaranya mengalami pertumbuhan anak yang banyak pada kategori Tidak bekerja sebanyak 28
terlambat karena tidak tau mengolah makanan orang (70.0%), Petani sebanyak 10 orang (25.0%)
untuk bayinya, 2 orang mengalami perdarahan dan yang paling sedikit pada kategori Wiraswasta
postpartum, 1 orang mengalami postpartum blues. sebanyak 2 orang (5.0%).
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas,
peneliti tertarik melakukan penelitian tentang Berdasarkan tabel distribusi frekuensi
―hubungan pendidikan, Pekerjaan dan peran teman diatas dapat dilihat bahwa Peran teman sebaya
sebaya dengan terjadinya pernikahan usia dini di adalah Kurang berperan sebanyak 35 orang
Desa Janjimauli Muaratais III Kecamatan Angkola (87.5%) dan Berperan sebanyak 5 orang (12.5%)
Muaratais Tahun 2019‖. Analisis Bivariat
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Berdasarkan tabel distribusi frekuensi
Hubungan Pendidikan dan Peran Teman Sebaya berdasarkan pendidikan responden adalah menikah
dengan Terjadinya Pernikahan Usia Dini Di Desa dengan pendidikan dasar sebanyak 19 orang
Janjimauli Muaratais III Kecamatan Angkola (47.5%) dan pendidikan lanjut sebanyak 1 orang
Muaratais Tahun 2019. (2.5%). Sedangkan responden tidak menikah
dengan pendidikan dasar sebanyak 14 orang (35%)
2. METODOLOGI PENELITIAN dan pendidikan lanjut sebanyak 6 orang (15%).
Penelitian ini merupakan penelitian survei Hasil analisis Chi Square menunjukan
dengan tipe cross sectional. Desain penelitian yang bahwa nilai p value 0,037 (p<0,05) artinya Ha
digunakan adalah cross sectional merupakan diterima dan H0 ditolak. Hasil tersebut
penelitan dimana pengukuran atau pengamatan membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
dilakukan pada saat bersamaan pada data variabel signifikan antara pendidikan responden dengan
independen dan dependen (sekali sewaktu). Pernikahan Usia Dini di Desa Janjimauli Muaratais
Populasi dalam penelitian ini yaitu remaja III Kecamatan Angkola muaratais tahun 2019.
laki-laki dan perempuan di Desa Janjimauli Berdasarkan tabel distribusi frekuensi
Muaratais III Kecamatan Angkola Muaratais Tahun berdasarkan Pekerjaan responden adalah menikah
2019 sebanyak 40 orang. Tehnik pengambilan dengan kategori tidak bekerja sebanyak 10 orang
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah (25%), petani sebanyak 10 orang (25%),
total sampling. Jadi sampel penelitian ini berjumlah wiraswasta sebanyak 0 orang (0%). Sedangkan
40 orang remaja laki-laki dan perempuan responden tidak menikah dengan kategori tidak
bekerja sebanyak 18 orang (45%), petani sebanyak
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 0 orang (0%), wiraswasta sebanyak 2 orang (5%).
HASIL Hasil analisis Chi Square menunjukan
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi bahwa nilai p value 0,01 (p<0,05) artinya Ha
diatas dapat kita lihat bahwa pendidikan responden diterima dan H0 ditolak. Hasil tersebut
mayoritas berpendidikan Dasar yaitu sebanyak 33 membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara pekerjaan responden dengan

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 126
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.3 Edisi Agustus 2020
Pernikahan Usia Dini di Desa Janjimauli Muaratais hal baru yang akan dianggap menguntungkan bagi
III Kecamatan Angkola muaratais tahun 2019. dirinya. Sebaliknya jika pendidikan seseorang
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi rendah maka dia akan lebih sulit untuk menerima
berdasarkan Peran teman sebaya adalah menikah hal-hal yang baru dibandingkan mereka yang
terdapat kurang berperan sebanyak 20 orang (50%), berpendidikan tinggi.
berperan sebanyak 0 orang (0%). Sedangkan Berdasarkan penelitian Rafidah (2014)
responden tidak menikah yaitu kurang berperan terdapat hubungan yang signifikanantara
sebanyak 15 orang (37.5%), berperan sebanyak 5 pendidikan dengan pernikahan dini dimana
orang (12.5%). diperoleh p= 0,000. Pendidikan yang rendah atau
Hasil analisis Chi Square menunjukan tidak melanjutkan sekolah bagi seorang wanita
bahwa nilai p value 0,017 (p<0,05) artinya Ha dapat mendoronguntuk cepat melakukan
diterima dan H0 ditolak. Hasil tersebut pernikahan. Permasalahan yang terjadi karena
membuktikan bahwa terdapat hubungan yang seorang wanita tersebut tidak mengetahui seluk
signifikan antara peran teman sebaya dengan beluk perkawinan sehingga cenderung untuk cepat
Pernikahan Usia Dini di Desa Janjimauli Muaratais berkeluarga dan melahirkan anak. Selain itu tingkat
III Kecamatan Angkola muaratais tahun 2019. pendidikan keluarga juga dapat mempengaruhi
PEMBAHASAN terjadinya perkawinan usia dini. Pendidikan yang
Hubungan tingkat pendidikan responden rendah akan berakibat terputusnya informasi yang
dengan pernikahan usia dini diperoleh pada jenjang pendidikan yang lebih
Hasil analisis diperoleh hubungan tinggi.
pendidikan responden dengan pernikahan usia dini Berdasarkan hasil penelitian yaitu sebagian
adalah menikah dengan pendidikan dasar sebanyak besar pendidikan terakhir responden adalah dalam
19 orang (47.5%) dan pendidikan lanjut sebanyak 1 paling banyak yaitu pendidikan dasar 33 orang
orang (2.5%). Sedangkan responden tidak menikah dan kategori paling sedikit 7 orang. Menurut
dengan pendidikan dasar sebanyak 14 orang (35%) asumsi peneliti tingkat pendidikan yang tinggi
dan pendidikan lanjut sebanyak 6 orang (15%). akan memberikan pemahaman secara matang
Hasil analisis Chi Square menunjukan kepada individu untuk memilih dan memutuskan
bahwa nilai p value 0,037 (p<0,05) artinya Ha suatu hal. Tingkat pendidikan tinggi membuat
diterima dan H0 ditolak. Hasil tersebut banyak belajar dari lingkungan sekitar dan media
membuktikan bahwa terdapat hubungan yang sehingga dapat mengubah sikap dan pandangan
signifikan antara pendidikan responden dengan sesuai dengan apa yang dia pahami.
Pernikahan Usia Dini di Desa Janjimauli Muaratais Hubungan antara status pekerjaan responden
III Kecamatan Angkola muaratais tahun 2019. dengan pernikahan usia dini
Menurut Murdaningsih (2014) Hasil analisis diperoleh hubungan
mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar pekerjaan responden dengan pernikahan usia dini
dan sistematis yang berlangsung seumur hidup adalah pada kategori Tidak bekerja sebanyak 28
dalam rangka mengalihkan pengetahuan dari orang (70.0%), Petani sebanyak 10 orang (25.0%)
seseorang ke orang lain. Seseorang yang telah dan yang paling sedikit pada kategori Wiraswasta
menerima pendidikan yang lebih baik atau lebih sebanyak 2 orang (5.0%).
tinggi biasanya akan lebih mampu berfikir secara Hasil analisis Chi Square menunjukan
rasional, maka dia akan lebih mudah menerima hal- bahwa nilai p value 0,01 (p<0,05) artinya Ha

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 127
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.3 Edisi Agustus 2020
diterima dan H0 ditolak. Hasil tersebut dilakukan oleh Muhamad Karjono (2014) dari
membuktikan bahwa terdapat hubungan yang hasil penelitian tersebut menunjukan hasil peran
signifikan antara pekerjaan responden dengan teman sebaya mempunyai pengaruh terhadap
Pernikahan Usia Dini di Desa Janjimauli Muaratais pernikahan usia dini yaitu dengan p-value= 0,001.
III Kec.Angkola muaratais tahun 2019. Dari hasil penelitian tersebut juga menunjukan
Hal ini sesuai dengan penelitian yang bahwa peran teman sebaya mempunyai risiko 2,492
dilakukan oleh Yunita (2012) , menyatakan tidak kali lebih besar untuk melakukan pernikahan usia
ada hubungan antara pekerjaan responden dengan dini.
kejadian pernikahan usia muda pada remaja putri di Hal ini sejalan dengan penelitian yang
desa Pagerejo Kabupaten Wonosobo, nilai OR= dilakukan oleh Nia Yulianti (2015) tentang
0,54 artinya bahwa pekerjaan bukan merupakan Hubungan Pergaulan Teman sebaya dengan
faktor risiko untuk meningkatkan terjadinya Perilaku seksual Pada Siswa XI IPS di SMA
pernikahan usia dini. Negeri Semin Gunungkidul Yogyakarta
Berdasarkan hasil penelitian Salamah menunjukan bahwa perilaku seksual buruk lebih
(2016) didapatkan hasil ada hubungan yang banyak terjadi pada responden yang memiliki
bermakna antara pekerjaan responden dengan pergaulan Negatif yaitu dengan nilai p 0,001.
kejadian pernikahan usia dini dengan nilai p- value Perkembangan remaja menyatakan dalam proses
0.016; OR= 2.667, menunjukan bahwa sampel pendewasaan, pengaruh keluarga telah bergeser
yang tidak bekerja mempunyai resiko 2,667 kali menjadi teman sebaya. Hal ini di buktikan
lebih besar untuk melakukan pernikahan usia dini dengan besarnya pengaruh langsung dari teman
dari pada responden yang bekerja. sebaya positif terhadap perilaku berisiko. Remaja
Berdasarkan hasil penelitian, responden yang memutuskan melakukan pernikahan usia dini
kebanyakan responden berp endidikan dasar, dapat termotivasi oleh pengaruh kelompok (teman
semakin rendah pendidikan remaja maka semakin sebaya) dalam upaya ingin menjadi bagian dari
rendah pula pekerjaan yang dimiliki remaja kelompoknya dengan mengikuti norma-norma yang
tersebut. dianut oleh kelompoknya.
Hubungan peran teman sebaya dengan Dari hasil penelitian Salamah (2016)
pernikahan usia dini didapatan ada hubungan antara peran teman
Hasil analisis diperoleh hubungan peran sebaya dengan pernikahan usia dini dengan p-
teman sebaya dengan pernikahan usia dini adalah value=0,001 OR=3.71 menunjukan bahwa sampel
paling banyak pada kategori kurang berperan yang memiliki peran teman berisiko 3.714 kali
sebanyak 35 orang (87.5%) dan paling sedikit pada lebih besar melakukan pernikahan usia dini
kategori Berperan sebanyak 5 orang (12.5%) dibanding sampel yang tidak memiliki peran
Hasil analisis Chi Square menunjukan teman.
bahwa nilai p value 0,017 (p<0,05) artinya Ha Berdasarkan hasil penelitian peran teman
diterima dan H0 ditolak. Hasil tersebut sebaya memiliki hubungan dengan pernikahan usia
membuktikan bahwa terdapat hubungan yang dini, remaja memutuskan menikah di usia dini
signifikan antara peran teman sebaya dengan dapat di pengaruhi oleh teman sebaya karena
Pernikahan Usia Dini di Desa Janjimauli Muaratais anggapan mereka adalah menikah di usia muda
III Kec.Angkola muaratais tahun 2019. adalah salah satu jalan kebahagiaan.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 128
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.3 Edisi Agustus 2020
4. KESIMPULAN DAN SARAN Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional,
Berdasarkan hasil penelitian dan 2017, Usia Pernikahan Ideal 21-25
pembahasan diperoleh kesimpulan variabel yang Tahun, Samarinda
berhubungan dengan pernikahan sebagai berikut : BPS. 2015. Data Statistik tentang Perkawinan di
1) Ada hubungan pendidikan responden dengan Indonesia. Terbitkan oleh direktur
pernikahan usia dini, 2) Ada hubungan pekerjaan statistika kependudukan
responden dengan pernikahan usia dini. 3) Ada Ketenagakerjaan BPS RI. Jakarta
hubungan peran teman dengan pernikahan usia Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010.
dini. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Berdasarkan hasil penelitian dan Rineka Cipta.
pembahasan diperoleh saran : 1) Bagi Responden. Nad, 2014 Remaja dan status Sosial
Lebih aktif mencari informasi terkait pernikahan Ekonomi,Jakarta
usia dini terhadap kesehatan reproduksi baik dari Riset Kesehatan Dasar. (2010). Jakarta: Badan
kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
maupun media elektronik baik televisi, surat kabar Kementrian Kesehatan RI.
maupun media online. 2) Bagi peneliti. Diharapkan Rusmana, Nandang. 2019. Bimbingan dan
peneliti selanjutnya, agar lebih mengkaji faktor- Konseling Kelompok di Sekolah. Bandung
faktor yang berhubungan dengan pernikahan dini UNICEF. 2005. Early Marriage, A Harmful
dengan variabel lain yang lebih spesifik, agar Traditional Practise; A Statistical
menghasilkan penelitian yang lebih baik lagi. 3) Exploration, The United Nations
Bagi Masyarakat. Perlunya pemberian informasi Children‘s Fund (UNICEF).
dan pendidikan kesehatan bagi remaja tentang WHO. 2012.Using Human Rights for Maternal and
pernikahan. Serta memberikan motivasi dan Neonatal Health: ATool for Strengthening
kegiatan yang bermanfaat untuk pengembangan Laws, Policies and Standards of Care: A
remaja sejak di Sekolah dasar maupun pada Report, Geneva.
orangtua didik. Yunita, A. 2014. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan kejadian
5. DAFTAR PUSTAKA pernikahan usia muda pada remaja putri
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, di desa pagerejo Kabupaten Wonosobo,
2011. Profil Hasil Pendataan Keluarga Skripsi. Wonosobo Ngudi Waluyo
Tahun 2011. Jakarta: Badan Zai, F. 2010. Faktor-faktor yang berhubungan
Kependudukan dan Keluarga Berencana dengan pernikahan dini pada remaja di
Nasional Direktorat Pelaporan dan Indonesia. Jakarta: Fakultas Ilmu
Statistik. Kesehatan Universitas Indonesia.

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 129

Anda mungkin juga menyukai