32
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pernikahan Usia Muda
penduduk pada tahun 2014, jumlah remaja angkanya sekitar 30%, Indonesia merupakan
di Indonesia usia 10-24 tahun adalah sebesar ± negara ke-37 dengan jumlah perkawinan dini
64 juta jiwa, artinya 27,6 % dari total terbanyak di dunia (Emilia & Wahyuni, 2009).
penduduk Indonesia 237,6 jiwa (Indonesia, Di Asia Tenggara didapatkan data
2014). Besarnya jumlah penduduk pada bahwa sekitar 10 juta anak usia di bawah 18
kelompok ini akan sangat mempengaruhi tahun telah menikah. Untuk level ASEAN,
pertumbuhan penduduk di masa yang akan Indonesia berada di urutan kedua setelah
datang. Ketika penduduk kelompok umur ini kamboja. Di Indonesia didapatkan data pada
memasuki umur reproduksi akan tahun 2016 sebanyak 22.000 perempuan muda
mengakibatkan laju pertambahan penduduk di Indonesia berusia 10-16 tahun sudah
yang tinggi untuk beberapa tahun ke depan, menikah terutama terjadi di pedesaan sebesar
serta menimbulkan beberapa masalah yang 0,03 persen (Kartikawati, 2016)
menghawatirkan apabila tidak diadakan Di Jawa Barat angka kejadian
pembinaan yang tepat dalam perjalanan pernikahan usia dini mencapai 52,26% kasus
hidupnya terutama kesehatannya. Masa remaja perempuan menikah usia di bawah 19
dapat dikelompokan ke dalam masa remaja tahun.(Aryo, 2016). Di Kabupaten Subang
awal yaitu usia 12-15 tahun, masa remaja angka kejadian pernikahan usia dini pada
pertengahan yaitu usia 15-18 tahun, dan masa tahun 2016 sekitar 74.321 pasangan yang
remaja akhir yaitu usia 18-21 tahun. Masa melakukan pernikahan dan sebagian besar
remaja disebut juga sebagai periode yang melakukan pernikahan adalah pada usia
perubahan, tingkat perubahan dalam sikap, di bawah 20 tahun (Suheri, 2016).
dan perilaku selama masaremaja sejajar Di Kecamatan Pagaden angka kejadian
dengan perubahan fisik yang dialami oleh pernikahan usia dini pada tahun 2017
remaja (Maesaroh & Iryadi, 2020). mencapai 327 pasangan yang melakukan
Pada kasus pernikahan usia dini pernikahan dan sebagian besar yang
biasanya memiliki faktor penyebab yaitu melakukan pernikahan adalah pada usia di
pengaruh pergaulan, kurangnya budaya akan bawah 20 tahun (Data Kementerian Agama
bahaya pernikahan usia dini, faktor sosial Kabupaten Subang, di Wilayah Kecamatan
ekonomi, kebudayaan, kurangnya budaya Pagaden tahun 2017). Di Desa Gunung
agama dan masih banyak lagi. Di sini peran Sembung angka kejadian pernikahan usia dini
orang tua sebagai keluarga sangat penting pada tahun 2017 mencapai 53 pasangan yang
untuk mengarahkan anak ke arah yang lebih melakukan pernikahan dan sebagian besar
baik serta peran tokoh agama pun dibutuhkan yang melakukan pernikahan adalah pada usia
untuk lebih memberikan edukasi tentang di bawah 20 tahun. (KUA Desa Gunung
pernikahan dini serta memberikan pemahaman Sembung 2017).
agar para remaja memiliki keyakinan agar Dalam suatu lingkungan peran
hidup lebih terarah (Emilia & Wahyuni, 2009). masyarakat sangat penting dalam
Menurut kesehatan dunia (WHO) secara pembentukan suatu hubungan sosial, baik
global terdapat 28 kasus per 1.000 perempuan dilingkungan pedesaan mau pun perkotaan.
setiap tahunnya. Jumlahnya naik dari 44 Masyarakat adalah suatu kumpulan individu
persen di tahun 2006 menjadi 49 persen pada yang saling berinteraksi satu sama lain untuk
tahun 2008. Fenomena nikah usia dini (early mencapai kesejahteraan bersama.
marriage) masih sering djumpai pada Dalam kehidupan bermasyarakat
masyarakat Timur Tengah dan Asia Selatan tentunya sering ditemukan kejadian dan
dan pada beberapa kelompok masyarakat di masalah yang tidak di duga dan masyarakat
Sub- Sahara Afrika. Di Indonesia sendiri pun kadang bersikap acuh tak acuh dan bahkan
33
Ade Rahayu Prihartini dan Rosidah
memilih tidak peduli untuk mengatasinya, tapi hidup resiko jumlah kematian ibu, dan
pada hakikatnya dalam mengatasi masalah sekarang diubah menjadi Sustainable
yang ada di lingkup lingkungan masyarakat development goals yang ada di tujuan ke 3
peran anggota masyarakat sangat penting yaitu kehidupan sehat dan sejahtera dengan
untuk memecahkan dan memberikan solusi poin target yang sama yaitu menurunkan
pada masalah tersebut.(Rafidah, 2009). angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Salah satu contoh masalah yang terjadi Untuk meredam maraknya kasus
dalam masyarakat adalah kasus pernikahan pernikahan usia dini, BKKBN menggencarkan
usia dini. Kasus pernikahan usia dini banyak program Generasi Berencana (Genre).
terjadi di berbagai penjuru dunia dengan Program itu berisi sosialisasi tentang budaya
berbagai latarbelakang. Telah menjadi mengenai keluarga berencana yang menyasar
perhatian komunitas internasional mengingat kalangan remaja dengan cara melakukan
resiko yang timbul akibat pernikahan yang penyuluhan. Dalam program tersebut remaja
dipaksakan, hubungan seksual pada usia dini, diberikan arahan tentang dunia pergaulan
kehamilan pada usia muda, dan infeksi bebas, di program tersebut remaja di berikan
penyakit menular seksual. Kemiskinan berbagai macam materi yang membahas
bukanlah satu-satunya faktor penting yang seputar dampak, kerugian dan faktor apa saja
berperan dalam pernikahan usia dini. Hal lain yang menyebabkan terjadi pernikahan usia
yang perlu diperhatikan yaitu risiko dini, sehingga remaja tahu dan mengerti dan
komplikasi yang terjadi di saat kehamilan dan lebih terpenting bisa menanggulangi dan
saat persalinan pada usia muda, sehingga menekan angka pernikahan usia dini di
berperan meningkatkan angka kematian ibu Indonesia.
dan bayi. Selain itu, pernikahan di usia dini Menurut penelitian yang di lakukan Ayu
juga dapat menyebabkan gangguan Dewi Listyorini (2010), dengan judul “Faktor
perkembangan kepribadian dan menempatkan yang mempengaruhi tingginya pernikahan dini
anak yang dilahirkan beresiko terhadap di Desa Ngasem Kecamatan Colomadu
kejadian kekerasan dan keterlantaran. Masalah Kabupaten Surakarta Tahun 2015”.Penelitian
pernikahan usia dini ini merupakan kegagalan ini menggunakan survey deskriptif cross
dalam perlindungan hak anak. Dengan sectional dengan simplerandom sampling.
demikian diharapkan semua pihak termasuk Hasil penelitian dari 60 responden
dokter anak, akan meningkatkan kepedulian menunjukkan bahwa peran serta keluarga
dalam menghentikan praktek pernikahan usia tentang risiko pernikahan dini sebagian besar
dini. (Rafidah, 2009) masuk dalam kategori baik sebanyak
Tingginya angka pernikahan usia dini 16responden (26,67%), kategori cukup
akan berdampak pada kesehatan reproduksi sebanyak 9 responden (15 %), dan kategori
wanita dan dapat menyebabkan gangguan kurang sebanyak 35 responden (58,33%). Dan
kesehatan yang akan menyebabkan dampak dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dari 60
pada ibu dan janin. Angka Kematian Ibu (AKI) keluarga banyak yang kurang berperan serta
merupakan salah satu indikator untuk melihat terhadap penanganan risiko pernikahan usia
derajat kesehatan perempuan. Angka kematian dini sebanyak 35 responden (58,33%).
ibu juga merupakan salah satu target yang Beradasarkan studi pendahuluan yang
telah ditentukan dalam tujuan pembangunan dilakukan peneliti di Desa Gunung Sembung
millenium development goals yaitu tujuan ke 5 Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang
meningkatkan kesehatan ibu dimana target dengan wawancara kepada 10 orang wanita
yang akan dicapai sampai tahun 2015adalah yang menikah usia dini, 4 orang beralasan
menurunkan 102 kematian/100.000 kelahiran karena faktor ekonomi, 3 orang beralasan
34
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pernikahan Usia Muda
karena faktor pendidikan rendah dan 3 orang 31 orang (62%) tidak menikah di usia
beralasan karena faktor budaya atau adat di muda.
daerah mereka, Dari data tersebutpenulis ikut Gambaran Faktor pendidikan di
tertarik ingin mengetahui dan mengukur Desa Gunung Sembung Kecamatan
seberapa banyak peran masyarakat terhadap Pagaden Kabupaten Subang adalah sebagai
kasus pernikahan dini inidikarenakan berikut :
pernikahan dini adalah salah satu masalah Pendidikan Responden F %
yang sangat penting bagi kesehatan karena Rendah 18 36.0
Menengah 29 58.0
mencangkup ruang lingkup kesehatan
Tinggi 3 6.0
reproduksi yang bisa mengakibatkan bahaya Total 50 100,0
tidak hanya dalam sisi psikologis bahkan
kematian., dan penulis akan melakukan Dari tabel di atas diketahui bahwa
penelitian di Desa Gunung Sembung. dari 50 orang yang menjadi responden
penelitian 18 orang (36%) berpendidikan
Metode Penelitian dengan kategori Rendah (SD,SMP), 29
Dalam penelitian ini penulis orang (58%) berpendidikan dengan
menggunakan metode penelitian survey kategori Menenggah (SMA), dan 3 orang
analitik (korelasional) yaitu survei atau (6%) berpendidikan dengan kategori
penelitian yang mencoba menggali bagaimana Tinggi (Diploma, PT).
dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi, Gambaran Faktor ekonomi di Desa Gunung
kemudian melakukan analisis dinamika Sembung Kecamatan Pagaden Kabupaten
korelasi antara faktor resiko dengan faktor Subang.
efek, dengan menggunakan pendekatan cross Non Faktor ekonomi F %
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 1. Rendah 18 36.0
seluruh wanita yang menikah pada bulan 2. Tinggi 32 64.0
Januari - Agustus di Desa Gunung Sembung Total 50 100%
Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang
sebanyak 50 orang Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan bahwa dari 50 orang
Hasil dan Pembahasan responden yang menjadi sampel penelitian
1. Hasil Univariat di Desa Gunung Sembung Kecamatan
GambaranPernikahan usia muda di Pagaden Kabupaten Subangmenunjukkan
Desa Gunung Sembung Kecamatan bahwa sebanyak 18 orang (36%) dengan
Pagaden Kabupaten Subang adalah sebagai ekonomi rendah dan sebanyak 32 orang
berikut: (64%) dengan tingkat ekonomi tinggi.
No Pernikahanan usia muda F % 2. Hasil Bivariat dan Pembahasan:
1. Ya 19 38.0 Analisis yang dilakukan dalam
2. Tidak 31 62.0 penelitian ini adalah menggunakan uji chi
Total 50 100% square dalam penelitian ini untuk
mengetahui Faktor-Faktor yang
Berdasarkan tabel diatas diketahui mempengaruhi pernikahan usia muda di
bahwa variabel Pernikahan usia muda di Desa Gunung Sembung Kecamatan
Desa Gunung Sembung Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang.
Pagaden Kabupaten Subang menunjukkan Hasil uji statistik dengan
bahwa dari 50 responden terdapat 19 orang menggunakan uji chi squere menunjukan
(38%) menikah di usia muda dan sebanyak bahwa nilai p value 0,000 atau p value <
35
Ade Rahayu Prihartini dan Rosidah
0,05 hal ini berarti Ho ditolak yang artinya tahun dibanding responden dengan
ada hubungan faktor pendidikan dengan ekonomi tinggi.
pernikahan usia muda di Desa Gunung BKKBN sendiri telah
Sembung Kecamatan Pagaden Kabupaten mencanangkan Pendewasaan Usia
Subang. Perkawinan (PUP) pada tahun 2010, bahwa
Hal ini sesuai dengan penelitian disarankan untuk menikah bagi wanita
(Fahmidul Haque, 2014) menyatakan pada usia 20 tahun dan bagi laki-laki 25
bahwa ada hubungan yang signifikan tahun. Sayangnya program ini belum
antara usia pernikahan dini dan tingkat disahkan pemerintah melalui Undang-
pendidikan responden (x2=53,54 dengan Undang Perkawinan, karena sampai saat ini
nilai P 0,000). Undang-Undang Perkawinan yang
Hasil uji statistik dengan digunakan adalah Undang-Undang tahun
menggunakan uji chi squere menunjukan 1974. Dengan demikian, masyarakat masih
bahwa nilai p value 0,001 atau p value < akan menganggap sah-sah saja jika
0,05 hal ini berarti Ho ditolak yang artinya menikah maupun menikahkan anaknya
ada hubungan faktor ekonomi dengan pada usia yang masih sangat muda.
pernikahan usia mudadi Desa Gunung Maraknya pernikahan usia muda di
Sembung Kecamatan Pagaden Kabupaten pedesaan diakibatkan masyarakat di
Subang. pedesaan tingkat ekonomi dan
Hal ini sejalan dengan penelitian pendidikannya masih rendah, sehingga
(Rafidah, Barkinah, & Yuliastuti, 2015) para orang tua memilih untuk menikahkan
yang menyatakan bahwa ada hubungan anaknya, dengan harapan akan
yang bermakna antara ekonomi keluarga meringankan beban ekonomi keluarga
dengan pernikahan usia dini p=0,000 dan bahkan bisa untuk mengangkat ekonomi
OR sebesar 21,74 artinya responden keluarga jika sang anak wanita menikah
dengan ekonomi rendahk emungkinan dengan pria yang lebih mapan. Pernikahan
berisiko 21 kali menikah pada usia < 20 usia muda di pedesaan masih banyak
tahun disbanding responden dengan terjadi, walaupun himbauan dari
ekonomi tinggi. pemerintah setempat sudah diberikan,
Hasil uji statistik dengan namun masih banyak remaja yang memilih
menggunakan uji chi squere menunjukan menikah diusia muda dengan berbagai
bahwa nilai p value 0,001 atau p value < alasan.
0,05 hal ini berarti Ho ditolak yang artinya Maraknya pernikahan usia muda di
ada hubungan faktor ekonomi dengan pedesaan diakibatkan masyarakat di
pernikahan usia mudadi Desa Gunung pedesaan tingkat ekonomi dan
Sembung Kecamatan Pagaden Kabupaten pendidikannya masih rendah, sehingga
Subang. para orang tua memilih untuk menikahkan
Hal ini sejalan dengan penelitian anaknya, dengan harapan akan
(Rafidah, Barkinah, & Yuliastuti, 2015) meringankan beban ekonomi keluarga
yang menyatakan bahwa ada hubungan bahkan bisa untuk mengangkat ekonomi
yang bermakna antara ekonomi keluarga keluarga jika sang anak wanita menikah
dengan pernikahan usia dini p=0,000 dan dengan pria yang lebih mapan. Pernikahan
OR sebesar 21,74 artinya responden usia muda di pedesaan masih banyak
dengan ekonomi rendah kemungkinan terjadi, walaupun himbauan dari
berisiko 21 kali menikah padausia < 20 pemerintah setempat sudah diberikan,
namun masih banyak remaja yang memilih
36
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pernikahan Usia Muda
37
Ade Rahayu Prihartini dan Rosidah
38