Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERNIKAHAN USIA MUDA DI DESA

GUNUNG SEMBUNG KECAMATAN PAGADEN KABUPATEN SUBANG

Ade Rahayu Prihartini dan Rosidah


Poltekes Bhakti Pertiwi Husada Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Email: nenkdiva@gmail.com dan idarosidah120687@yahoo.co.id

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Tanggal diterima: 2 Agustus Pernikahan usia muda merupakan pernikahan di bawah usia
2020 kurang dari 20 tahun. Penelitian ini dilakukan untuk
Tanggal revisi: 10 Agustus mengetahui Faktor-Faktor yang mempengaruhi pernikahan
2020 usia muda di Desa Gunung Sembung Kecamatan Pagaden
Tanggal yang diterima: 15 Kabupaten Subang. Metode yang digunakan adalah metode
Agustus 2020 survey analitik dengan menggunakan analisa secara
Kata kunci: univariat dan bivariat dengan populasinya yaitu wanita yang
Pernikahan dini, pendidikan, menikah di Desa Gunung Sembung sebanyak 50 orang.
ekonomi Teknik pengambilan sampel menggunakan metode total
sampling. Hasil penelitian univariat yaitu terdapat 19 orang
(38%) menikah di usia muda dan sebanyak 31 orang (62%)
tidak menikah di usia muda, sebanyak 18 orang (36%)
dengan ekonomi rendah dan sebanyak 32 orang (64%)
dengan tingkat ekonomi tinggi 2018 sebanyak 18 orang
(36%) Ada hubungan faktor pendidikan dengan pernikahan
usia Hasil analisa bivariat hasilnya muda di Desa Gunung
Sembung Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang dengan
nilai p value 0,000 atau p value < 0,05.

Pendahuluan dipengaruhi oleh era model dari dunia hiburan


Di abad 21, fenomena pernikahan gadis yang mereka tonton.
belia yang masih di bawah umur masih banyak Menurut definisi Organisasi Dunia
terjadi di negara berkembang. Menurut data (WHO), remaja (adolescence) adalah mereka
dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), satu yang berusia 10-19 tahun. Sementara PBB
dari sembilan anak perempuan di negara menyebut anak muda (youth) untuk usia 15-24
berkembang, menikah di usia yang masih tahun. Ini kemudian disatukan dalam
tergolong muda yakni 15 tahun. Jika tidak ada terminologi kaum muda (young people) yang
perubahan terhadap tradisi ini, diperkirakan mencakup usia 10-24 tahun. Masa-masa
pada tahun 2020, ada 14,2 juta gadis belia akan remaja sering berhubungan dengan
menjadi pengantin perempuan tiap tahunnya. pertumbuhan, perubahan, dan Kesehatan
Berbagai alasan, mulai dari kemiskinan hingga munculnya berbagai kesempatan terhadap
tradisi budaya, melatarbelakangi terjadinya risiko kesehatan reproduksi (Emilia &
pernikahan gadis di usia dini. Pernikahan usia Wahyuni, 2009).
muda yang menjadi fenomena sekarang ini Keberadaan remajamemiliki pengaruh
pada dasarnya merupakan satu siklus yang besar bagi perkembangan masa depan
fenomena yang terulang dan tidak hanya dunia. Pada tahun 2009 jumlah remaja di
terjadi di daerah pedesaan yang kebanyakan dunia mencapai 1,2 milliar dari 6,79miliar
dipengaruhi oleh minimnya kesadaran dan jiwa penduduk dunia. Di Asia Tenggara
budaya namun juga terjadi di wilayah mencapai 18-25 % dari seluruh populasi di
perkotaan yang secara tidak langsung juga daerah tersebut. Sedangkan menurut sensus

32
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pernikahan Usia Muda

penduduk pada tahun 2014, jumlah remaja angkanya sekitar 30%, Indonesia merupakan
di Indonesia usia 10-24 tahun adalah sebesar ± negara ke-37 dengan jumlah perkawinan dini
64 juta jiwa, artinya 27,6 % dari total terbanyak di dunia (Emilia & Wahyuni, 2009).
penduduk Indonesia 237,6 jiwa (Indonesia, Di Asia Tenggara didapatkan data
2014). Besarnya jumlah penduduk pada bahwa sekitar 10 juta anak usia di bawah 18
kelompok ini akan sangat mempengaruhi tahun telah menikah. Untuk level ASEAN,
pertumbuhan penduduk di masa yang akan Indonesia berada di urutan kedua setelah
datang. Ketika penduduk kelompok umur ini kamboja. Di Indonesia didapatkan data pada
memasuki umur reproduksi akan tahun 2016 sebanyak 22.000 perempuan muda
mengakibatkan laju pertambahan penduduk di Indonesia berusia 10-16 tahun sudah
yang tinggi untuk beberapa tahun ke depan, menikah terutama terjadi di pedesaan sebesar
serta menimbulkan beberapa masalah yang 0,03 persen (Kartikawati, 2016)
menghawatirkan apabila tidak diadakan Di Jawa Barat angka kejadian
pembinaan yang tepat dalam perjalanan pernikahan usia dini mencapai 52,26% kasus
hidupnya terutama kesehatannya. Masa remaja perempuan menikah usia di bawah 19
dapat dikelompokan ke dalam masa remaja tahun.(Aryo, 2016). Di Kabupaten Subang
awal yaitu usia 12-15 tahun, masa remaja angka kejadian pernikahan usia dini pada
pertengahan yaitu usia 15-18 tahun, dan masa tahun 2016 sekitar 74.321 pasangan yang
remaja akhir yaitu usia 18-21 tahun. Masa melakukan pernikahan dan sebagian besar
remaja disebut juga sebagai periode yang melakukan pernikahan adalah pada usia
perubahan, tingkat perubahan dalam sikap, di bawah 20 tahun (Suheri, 2016).
dan perilaku selama masaremaja sejajar Di Kecamatan Pagaden angka kejadian
dengan perubahan fisik yang dialami oleh pernikahan usia dini pada tahun 2017
remaja (Maesaroh & Iryadi, 2020). mencapai 327 pasangan yang melakukan
Pada kasus pernikahan usia dini pernikahan dan sebagian besar yang
biasanya memiliki faktor penyebab yaitu melakukan pernikahan adalah pada usia di
pengaruh pergaulan, kurangnya budaya akan bawah 20 tahun (Data Kementerian Agama
bahaya pernikahan usia dini, faktor sosial Kabupaten Subang, di Wilayah Kecamatan
ekonomi, kebudayaan, kurangnya budaya Pagaden tahun 2017). Di Desa Gunung
agama dan masih banyak lagi. Di sini peran Sembung angka kejadian pernikahan usia dini
orang tua sebagai keluarga sangat penting pada tahun 2017 mencapai 53 pasangan yang
untuk mengarahkan anak ke arah yang lebih melakukan pernikahan dan sebagian besar
baik serta peran tokoh agama pun dibutuhkan yang melakukan pernikahan adalah pada usia
untuk lebih memberikan edukasi tentang di bawah 20 tahun. (KUA Desa Gunung
pernikahan dini serta memberikan pemahaman Sembung 2017).
agar para remaja memiliki keyakinan agar Dalam suatu lingkungan peran
hidup lebih terarah (Emilia & Wahyuni, 2009). masyarakat sangat penting dalam
Menurut kesehatan dunia (WHO) secara pembentukan suatu hubungan sosial, baik
global terdapat 28 kasus per 1.000 perempuan dilingkungan pedesaan mau pun perkotaan.
setiap tahunnya. Jumlahnya naik dari 44 Masyarakat adalah suatu kumpulan individu
persen di tahun 2006 menjadi 49 persen pada yang saling berinteraksi satu sama lain untuk
tahun 2008. Fenomena nikah usia dini (early mencapai kesejahteraan bersama.
marriage) masih sering djumpai pada Dalam kehidupan bermasyarakat
masyarakat Timur Tengah dan Asia Selatan tentunya sering ditemukan kejadian dan
dan pada beberapa kelompok masyarakat di masalah yang tidak di duga dan masyarakat
Sub- Sahara Afrika. Di Indonesia sendiri pun kadang bersikap acuh tak acuh dan bahkan

33
Ade Rahayu Prihartini dan Rosidah

memilih tidak peduli untuk mengatasinya, tapi hidup resiko jumlah kematian ibu, dan
pada hakikatnya dalam mengatasi masalah sekarang diubah menjadi Sustainable
yang ada di lingkup lingkungan masyarakat development goals yang ada di tujuan ke 3
peran anggota masyarakat sangat penting yaitu kehidupan sehat dan sejahtera dengan
untuk memecahkan dan memberikan solusi poin target yang sama yaitu menurunkan
pada masalah tersebut.(Rafidah, 2009). angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Salah satu contoh masalah yang terjadi Untuk meredam maraknya kasus
dalam masyarakat adalah kasus pernikahan pernikahan usia dini, BKKBN menggencarkan
usia dini. Kasus pernikahan usia dini banyak program Generasi Berencana (Genre).
terjadi di berbagai penjuru dunia dengan Program itu berisi sosialisasi tentang budaya
berbagai latarbelakang. Telah menjadi mengenai keluarga berencana yang menyasar
perhatian komunitas internasional mengingat kalangan remaja dengan cara melakukan
resiko yang timbul akibat pernikahan yang penyuluhan. Dalam program tersebut remaja
dipaksakan, hubungan seksual pada usia dini, diberikan arahan tentang dunia pergaulan
kehamilan pada usia muda, dan infeksi bebas, di program tersebut remaja di berikan
penyakit menular seksual. Kemiskinan berbagai macam materi yang membahas
bukanlah satu-satunya faktor penting yang seputar dampak, kerugian dan faktor apa saja
berperan dalam pernikahan usia dini. Hal lain yang menyebabkan terjadi pernikahan usia
yang perlu diperhatikan yaitu risiko dini, sehingga remaja tahu dan mengerti dan
komplikasi yang terjadi di saat kehamilan dan lebih terpenting bisa menanggulangi dan
saat persalinan pada usia muda, sehingga menekan angka pernikahan usia dini di
berperan meningkatkan angka kematian ibu Indonesia.
dan bayi. Selain itu, pernikahan di usia dini Menurut penelitian yang di lakukan Ayu
juga dapat menyebabkan gangguan Dewi Listyorini (2010), dengan judul “Faktor
perkembangan kepribadian dan menempatkan yang mempengaruhi tingginya pernikahan dini
anak yang dilahirkan beresiko terhadap di Desa Ngasem Kecamatan Colomadu
kejadian kekerasan dan keterlantaran. Masalah Kabupaten Surakarta Tahun 2015”.Penelitian
pernikahan usia dini ini merupakan kegagalan ini menggunakan survey deskriptif cross
dalam perlindungan hak anak. Dengan sectional dengan simplerandom sampling.
demikian diharapkan semua pihak termasuk Hasil penelitian dari 60 responden
dokter anak, akan meningkatkan kepedulian menunjukkan bahwa peran serta keluarga
dalam menghentikan praktek pernikahan usia tentang risiko pernikahan dini sebagian besar
dini. (Rafidah, 2009) masuk dalam kategori baik sebanyak
Tingginya angka pernikahan usia dini 16responden (26,67%), kategori cukup
akan berdampak pada kesehatan reproduksi sebanyak 9 responden (15 %), dan kategori
wanita dan dapat menyebabkan gangguan kurang sebanyak 35 responden (58,33%). Dan
kesehatan yang akan menyebabkan dampak dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dari 60
pada ibu dan janin. Angka Kematian Ibu (AKI) keluarga banyak yang kurang berperan serta
merupakan salah satu indikator untuk melihat terhadap penanganan risiko pernikahan usia
derajat kesehatan perempuan. Angka kematian dini sebanyak 35 responden (58,33%).
ibu juga merupakan salah satu target yang Beradasarkan studi pendahuluan yang
telah ditentukan dalam tujuan pembangunan dilakukan peneliti di Desa Gunung Sembung
millenium development goals yaitu tujuan ke 5 Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang
meningkatkan kesehatan ibu dimana target dengan wawancara kepada 10 orang wanita
yang akan dicapai sampai tahun 2015adalah yang menikah usia dini, 4 orang beralasan
menurunkan 102 kematian/100.000 kelahiran karena faktor ekonomi, 3 orang beralasan

34
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pernikahan Usia Muda

karena faktor pendidikan rendah dan 3 orang 31 orang (62%) tidak menikah di usia
beralasan karena faktor budaya atau adat di muda.
daerah mereka, Dari data tersebutpenulis ikut Gambaran Faktor pendidikan di
tertarik ingin mengetahui dan mengukur Desa Gunung Sembung Kecamatan
seberapa banyak peran masyarakat terhadap Pagaden Kabupaten Subang adalah sebagai
kasus pernikahan dini inidikarenakan berikut :
pernikahan dini adalah salah satu masalah Pendidikan Responden F %
yang sangat penting bagi kesehatan karena Rendah 18 36.0
Menengah 29 58.0
mencangkup ruang lingkup kesehatan
Tinggi 3 6.0
reproduksi yang bisa mengakibatkan bahaya Total 50 100,0
tidak hanya dalam sisi psikologis bahkan
kematian., dan penulis akan melakukan Dari tabel di atas diketahui bahwa
penelitian di Desa Gunung Sembung. dari 50 orang yang menjadi responden
penelitian 18 orang (36%) berpendidikan
Metode Penelitian dengan kategori Rendah (SD,SMP), 29
Dalam penelitian ini penulis orang (58%) berpendidikan dengan
menggunakan metode penelitian survey kategori Menenggah (SMA), dan 3 orang
analitik (korelasional) yaitu survei atau (6%) berpendidikan dengan kategori
penelitian yang mencoba menggali bagaimana Tinggi (Diploma, PT).
dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi, Gambaran Faktor ekonomi di Desa Gunung
kemudian melakukan analisis dinamika Sembung Kecamatan Pagaden Kabupaten
korelasi antara faktor resiko dengan faktor Subang.
efek, dengan menggunakan pendekatan cross Non Faktor ekonomi F %
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 1. Rendah 18 36.0
seluruh wanita yang menikah pada bulan 2. Tinggi 32 64.0
Januari - Agustus di Desa Gunung Sembung Total 50 100%
Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang
sebanyak 50 orang Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan bahwa dari 50 orang
Hasil dan Pembahasan responden yang menjadi sampel penelitian
1. Hasil Univariat di Desa Gunung Sembung Kecamatan
GambaranPernikahan usia muda di Pagaden Kabupaten Subangmenunjukkan
Desa Gunung Sembung Kecamatan bahwa sebanyak 18 orang (36%) dengan
Pagaden Kabupaten Subang adalah sebagai ekonomi rendah dan sebanyak 32 orang
berikut: (64%) dengan tingkat ekonomi tinggi.
No Pernikahanan usia muda F % 2. Hasil Bivariat dan Pembahasan:
1. Ya 19 38.0 Analisis yang dilakukan dalam
2. Tidak 31 62.0 penelitian ini adalah menggunakan uji chi
Total 50 100% square dalam penelitian ini untuk
mengetahui Faktor-Faktor yang
Berdasarkan tabel diatas diketahui mempengaruhi pernikahan usia muda di
bahwa variabel Pernikahan usia muda di Desa Gunung Sembung Kecamatan
Desa Gunung Sembung Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang.
Pagaden Kabupaten Subang menunjukkan Hasil uji statistik dengan
bahwa dari 50 responden terdapat 19 orang menggunakan uji chi squere menunjukan
(38%) menikah di usia muda dan sebanyak bahwa nilai p value 0,000 atau p value <

35
Ade Rahayu Prihartini dan Rosidah

0,05 hal ini berarti Ho ditolak yang artinya tahun dibanding responden dengan
ada hubungan faktor pendidikan dengan ekonomi tinggi.
pernikahan usia muda di Desa Gunung BKKBN sendiri telah
Sembung Kecamatan Pagaden Kabupaten mencanangkan Pendewasaan Usia
Subang. Perkawinan (PUP) pada tahun 2010, bahwa
Hal ini sesuai dengan penelitian disarankan untuk menikah bagi wanita
(Fahmidul Haque, 2014) menyatakan pada usia 20 tahun dan bagi laki-laki 25
bahwa ada hubungan yang signifikan tahun. Sayangnya program ini belum
antara usia pernikahan dini dan tingkat disahkan pemerintah melalui Undang-
pendidikan responden (x2=53,54 dengan Undang Perkawinan, karena sampai saat ini
nilai P 0,000). Undang-Undang Perkawinan yang
Hasil uji statistik dengan digunakan adalah Undang-Undang tahun
menggunakan uji chi squere menunjukan 1974. Dengan demikian, masyarakat masih
bahwa nilai p value 0,001 atau p value < akan menganggap sah-sah saja jika
0,05 hal ini berarti Ho ditolak yang artinya menikah maupun menikahkan anaknya
ada hubungan faktor ekonomi dengan pada usia yang masih sangat muda.
pernikahan usia mudadi Desa Gunung Maraknya pernikahan usia muda di
Sembung Kecamatan Pagaden Kabupaten pedesaan diakibatkan masyarakat di
Subang. pedesaan tingkat ekonomi dan
Hal ini sejalan dengan penelitian pendidikannya masih rendah, sehingga
(Rafidah, Barkinah, & Yuliastuti, 2015) para orang tua memilih untuk menikahkan
yang menyatakan bahwa ada hubungan anaknya, dengan harapan akan
yang bermakna antara ekonomi keluarga meringankan beban ekonomi keluarga
dengan pernikahan usia dini p=0,000 dan bahkan bisa untuk mengangkat ekonomi
OR sebesar 21,74 artinya responden keluarga jika sang anak wanita menikah
dengan ekonomi rendahk emungkinan dengan pria yang lebih mapan. Pernikahan
berisiko 21 kali menikah pada usia < 20 usia muda di pedesaan masih banyak
tahun disbanding responden dengan terjadi, walaupun himbauan dari
ekonomi tinggi. pemerintah setempat sudah diberikan,
Hasil uji statistik dengan namun masih banyak remaja yang memilih
menggunakan uji chi squere menunjukan menikah diusia muda dengan berbagai
bahwa nilai p value 0,001 atau p value < alasan.
0,05 hal ini berarti Ho ditolak yang artinya Maraknya pernikahan usia muda di
ada hubungan faktor ekonomi dengan pedesaan diakibatkan masyarakat di
pernikahan usia mudadi Desa Gunung pedesaan tingkat ekonomi dan
Sembung Kecamatan Pagaden Kabupaten pendidikannya masih rendah, sehingga
Subang. para orang tua memilih untuk menikahkan
Hal ini sejalan dengan penelitian anaknya, dengan harapan akan
(Rafidah, Barkinah, & Yuliastuti, 2015) meringankan beban ekonomi keluarga
yang menyatakan bahwa ada hubungan bahkan bisa untuk mengangkat ekonomi
yang bermakna antara ekonomi keluarga keluarga jika sang anak wanita menikah
dengan pernikahan usia dini p=0,000 dan dengan pria yang lebih mapan. Pernikahan
OR sebesar 21,74 artinya responden usia muda di pedesaan masih banyak
dengan ekonomi rendah kemungkinan terjadi, walaupun himbauan dari
berisiko 21 kali menikah padausia < 20 pemerintah setempat sudah diberikan,
namun masih banyak remaja yang memilih

36
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pernikahan Usia Muda

menikah diusia muda dengan berbagai Ada hubungan faktor pendidikan


alasan. dengan pernikahan usia muda di Desa Gunung
Rendahnya pendidikan seorang Sembung Kecamatan Pagaden Kabupaten
wanitapun dapat diakbibatkan karena Subang dengan nilai p value 0,000 atau p value
wanita tersebut yang memutuskan untuk < 0,05.
menikah pada usia muda, dan menganggap Hubungan faktor ekonomi dengan
bahwa pendidikan hanyalah formalitas, pernikahan usia muda di Desa Gunung
sehingga mereka akan lebih mementingkan Sembung Kecamatan Pagaden Kabupaten
untuk sesegera mungkin berumah tangga Subang dengan nilai p value 0,001 atau p value
daripada melanjutkan pendidikan yang < 0,05.
lebih tinggi, bahkan ada saja yang rela
meninggalkan bangku sekolah demi
menikah pada usia muda. BIBLIOGRAFI
Masalah ekonomi pada keluarga
sering kali mendorong orang tua untuk Arikunto,S, 2010. Prosedur Penelitian Suatu
cepat-cepat menikahkan anaknya, karena Pendekatan Praktik.Jakarta
orang tua yang tidak mampu membiayai :RenikaCipta.
hidup dan sekolah terkadang membuat
anak memutuskan untuk menikah di usia BKKBN. 2008.(Data susenas,2010 dalam
dini dengan alasan beban ekonomi keluarga puslitbang kependudukan BKKBN).
jadi berkurang dan dapat membantu
perekonomian keluarga, karena menurut Etha Mambaya.2011, akibat dari pernikahan
orang tua anak perempuan yang sudah dini terhadap reproduksi.
menikah menjadi tanggung jawab
suaminya. Fakultas Syariah UIN Raden Fatah Palembang

Kesimpulan Hotnatalia Naibaho.2013, remaja yang ingin


Gambaran Pernikahan usia muda di tahu dan ingin mencoba.
Desa Gunung Sembung Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang terdapat 19 orang (38%) Maesaroh, M., & Iryadi, R. (2020). Pengaruh
menikah di usia muda dan sebanyak 31 orang Empat Faktor Terhadap Pemberdayaan
(62%) tidak menikah di usia muda. Remaja Dalam Upaya Pencegahan Seks
Gambaran faktor pendidikan di Desa Bebas Pada Program PKPR. Syntax
Gunung Sembung Kecamatan Pagaden Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 5(4),
Kabupaten Subang sebanyak 18 orang (36%) 92-109.
berpendidikan dengan kategori Rendah
(SD,SMP), 29 orang (58%) berpendidikan Narbuko, Achmadi. 2009. Metodologi
dengan kategori Menenggah (SMA), dan 3 Penelitian Jakarta: Bumi Aksara
orang (6%) berpendidikan dengan kategori
Tinggi (Diploma, PT). Notoatmodjo, Soedikidjo. 2010. Metodelogi
Gambaran Faktor ekonomi di Desa Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Gunung Sembung Kecamatan Pagaden Cipta.
Kabupaten Subang sebanyak 18 orang (36%)
dengan ekonomi rendah dan sebanyak 32 Notoatmodjo, Soedikidjo. 2011. Kesehatan
orang (64%) dengan tingkat ekonomi tinggi. Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta :
Rineka Cipta.

37
Ade Rahayu Prihartini dan Rosidah

Notoatmodjo, Soedikidjo. 2012. Metodelogi


Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.

Novita, Ahmad. 2014. “faktor-faktor yang


berhubungan dengan persepsi remaja
terhadap pernikahan usiadini di SMA
Negeri 1 Rengas dengklok Kabupaten
Karawang” Karya Tulis Ilmiah:
UNSIKA.

Nukman, Abbas, Al-Asy’ari. 2009. Misteri


Perbuatan Manusia dan Pernikahan.
Jakarta: Erlangga

Saebani, Ahmad, Beni. 2008 Pengaruh Nikah


Muda. Bandung :PustakaSetia

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian


Kuantitatif, kualitatif. Alfabeta
Bandung.

Sugiyono, 2010. Statistik Untuk Penelitian.


Bandung :Alfabeta

Ulwan, Abdullah, Nasikh. 2009. Perkawinan


Masalah Orang Muda, Orang Tuadan
Negara Jakarta: Gema Insani Press

38

Anda mungkin juga menyukai