Anda di halaman 1dari 5

PERBANDINGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 19 TAHUN 2016 DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008


TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Oleh :
Nadya Merdeka Wati 1715061010

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
Undang-Undang Undang-Undang Nomor 19
Nomor 11 Tahun 2008 Tahun 2016
Pengaturan tentang alat Diatur pada BAB III di dalam Diatur pada BAB III di dalam
Pasal 5 sampai dengan pasal Pasal 5 sampai dengan pasal
bukti eletronik dan tanda
12. 12.
tangan elektronik
Membahas ketentuan Ketentuan pada Pasal 5 tetap
informasi elektronik mulai dengan perubahan penjelasan
dari ketentuan keabsahan ayat (1) dan ayat (2) sehingga
suatu informasi elektronik, penjelasan Pasal 5 menjadi
persyaratan tanda tangan sebagaimana ditetapkan
elektronik yang sah dan dalam penjelasan pasal demi
ketentuan pengamanan tanda pasal Undang-Undang ini.
tangan elektronik.

Penyelenggaraan sertifikasi Diatur pada BAB IV di dalam Diatur pada BAB IV di dalam
Pasal 13 sampai dengan pasal Pasal 13 sampai dengan pasal
elektronik dan sistem
16. 16.
elektronik
Membahas tentang ketentuan Tetap, tidak ada perubahan
penyelenggaraan Sertifikasi
Elektronik, penyediaan
informasi yang jelas bagi
pengguna jasa, ketentuan
penyelenggaraan Sistem
Elektronik dan persyaratan
minimum dari
penyelenggaraan sistem
elektronik.
Transaksi elektronik Diatur pada BAB V di dalam Diatur pada BAB V di dalam
pasal 17 sampai dengan pasal pasal 17 sampai dengan pasal
22. 22.

Membahas tentang ketentuan Tetap, tidak ada perubahan


penyelenggaraan transaksi
elektronik dan kebijakan bagi
para pihak yang melakukan
transaksi elektronik.
Nama domain, HAKI, dan Diatur pada BAB VI di dalam Diatur pada BAB VI di dalam
pasal 23 sampai dengan pasal pasal 23 sampai dengan pasal
perlindungan hak pribadi
26 26
dan Right tobe forgotten
Membahas tentang kebijakan Ketentuan Pasal 26 ditambah
penggunaan nama domain 3 (tiga) ayat, yaitu ayat (3),
dan ketentuan mengenai ayat (4), dan ayat (5) yang
pengelolaan nama domain. membahas tentang ketentuan
Pada pasal 25 disebutkan kewajiban penghapusan
bahwa informasi elektronik Informasi Elektronik dan/atau
dan/atau dokumen elektronik Dokumen Elektronik yang
yang disusun menjadi karya tidak relevan. Berikut ini
intelektual dilindungi sebagai merupakan ketentuan yang
Hak Kekayaan Intelektual. ditambahkan pada pasal 26:
Pada pasal 26 terdiri dari 2
ayat yang membahas tentang (3) Setiap Penyelenggara
ketentuan kewajiban Sistem Elektronik wajib
penghapusan Informasi menghapus Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau
Elektronik, Dokumen Elektronik yang
tidak relevan yang
berada di bawah kendalinya
atas permintaan
Orang yang bersangkutan
berdasarkan penetapan
pengadilan.
(4) Setiap Penyelenggara
Sistem Elektronik wajib
menyediakan mekanisme
penghapusan Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik yang
sudah tidak relevan sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
(5) Ketentuan mengenai tata
cara penghapusan
Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen
Elektronik sebagaimana
dimaksud pada ayat (3)
dan ayat (4) diatur dalam
peraturan pemerintah.
Perbuatan yang dilarang Diatur pada BAB VII di Diatur pada BAB VII dalam
dalam pasal 27 sampai pasal 27 sampai dengan pasal
dengan pasal 37. 37.

Jenis perbuatan yang dilarang Ketentuan Pasal 27 tetap,


adalah perbuatan yang dengan perubahan penjelasan
melanggar kesusilaan, pada ayat (1), ayat (3), dan
perjudian, penghinaan atau ayat (4) agar lebih harmonis
pencemaran nama baik, dengan sistem hukum pidana
pemerasan atau materiil yang diatur di
pengancaman, penyebaran Indonesia.
hoax dan SARA, ancaman
kekerasan, mengakses
komputer atau sistem
elektronik tanpa izin dari
pemiliknya, melakukan
penyadapan, mengubah atau
merusak dokumen elektronik,
pemalsuan dokumen
elektronik.

Isi pasal 31 ayat (3) dan ayat Pada pasal 31, ketentuan ayat
(4) pada Undang-Undang (3) dan ayat (4) Pasal 31
Nomor 11 tahun 2018: diubah sehingga berbunyi
sebagai berikut:

(3) Kecuali intersepsi (3) Ketentuan sebagaimana


sebagaimana dimaksud pada dimaksud pada ayat (1)
ayat (1) dan ayat (2), dan ayat (2) tidak berlaku
intersepsi yang dilakukan terhadap intersepsi atau
dalam rangka penegakan penyadapan yang dilakukan
hukum atas permintaan dalam rangka
kepolisian, kejaksaan, penegakan hukum atas
dan/atau institusi penegak permintaan kepolisian,
hukum lainnya yang kejaksaan, atau institusi
ditetapkan berdasarkan lainnya yang kewenangannya
undang-undang. ditetapkan berdasarkan
undangundang.
4) Ketentuan lebih lanjut
mengenai tata cara intersepsi (4) Ketentuan lebih lanjut
sebagaimana dimaksud pada mengenai tata cara
ayat (3) diatur dengan intersepsi sebagaimana
Peraturan Pemerintah. dimaksud pada ayat (3)
diatur dengan undang-
undang.

Anda mungkin juga menyukai