Anda di halaman 1dari 12

KEPALA DESA

BONDARSIHUDON II KABUPATEN
TAPANULI TENGAH

PERATURAN DESA
BONDARSIHUDON II
NOMOR: ...... TAHUN 2022
TENTANG
SURVEILANS MIGRASI MALARIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA DESA BONDARSIHUDON II

Menimbang : a. bahwa Desa Bondarsihudon II Kecamatan Andam Dewi


Kabupaten Tapanuli Tengah adalah desa perbatasan
dengan wilayah Pantai dan termasuk daerah reseptif
malaria, sehingga potensial terjadi penularan penyakit
malaria jika terjadi keterlambatan dalam penanganan
kasus malaria;

b. bahwa dalam rangka mengurangi terjadinya kasus


migrasi malaria dari luar wilayah Desa Bondarsihudon II,
perlu dilakukan surveilans migrasi malaria;

c. bahwa untuk mendukung program pengendalian


penyakit malaria di Kabupaten Tapanuli Tengah
sebagaimana dimaksud pada huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Desa tentang Surveilans Migrasi Malaria;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang


Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun
1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di
Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1959 Nomor 72) sebagai Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820),
sebagaimana telah beberapa kali diubah treakhir
dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut, Daerah
Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkatt II Tabalong
dengan mengubah Undang-Undang Nomor 27 Tahun
1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat

1
Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II Kalimantan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2756);

2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah


Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3274);

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);

4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang


Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 8737);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang


Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);

8. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2010-2014;

2
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 949/Menkes/SK/VT/2004 tentang Pedoman
Penyeleng- garaan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian
Luar Biasa (KLB);

10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 044/MENKES/


SK/I/2007 tentang Pedoman Malaria;

11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 293/MENKES/


SK/IV/2009 tentang Eliminasi Malaria di Indonesia;

12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menteri/


Per/III/2010 tentang Pengendalian Vektor;

13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/


Menteri/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular
Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangannya;

14. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 443.41/465


Tahun 2010 perihal Percepatan Eliminasi Malaria;

15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 5 Tahun 2013 Tentang Pedoman Tata Laksana
Malaria;
16.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
45 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan;
17.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
82 Tahun 2014 Tentang Penanggulangan Penyakit
Menular;
18.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun
2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa;
19.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1479/Menkes/
SK/X/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit
Tidak Menular Tertentu;
20.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/
Menkes/52/2015 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019;
21.
Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 19 Tahun
2011 Tentang Pelaksanaan Program Eliminasi
Malaria di Provinsi Sumatera Utara;

3
22. Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 2
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah
(Lembaran Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun
2016 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Tapanuli Tengah Nomor 6);

23. Peraturan Bupati Tapanuli Tengah Nomor 4 Tahun 2016


Tentang Pemeliharaan Eliminasi Malaria Di Kabupaten
Tapanuli Tengah.

24. Deklarasi Percepatan Eliminasi Malaria di Sumatera


Utara Tahun 2018 pada tanggal 12 Mei 2012;

25. Sertifikat Eliminasi Malaria dari Menteri Kesehatan


Republik Indonesia tanggal 21 April 2014;

Dengan Persetujuan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BONDARSIHUDON II


Dan
KEPALA DESA
BONDARSIHUDON II

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG SURVEILANS MIGRASI


MALARIA

BAB I KETENTUAN
UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:


1. Desa adalah Desa Bondarsihudon II;
2. Kepala Desa adalah Kepala Desa Bondarsihudon II;
3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa;
4. Puskesmas Andam Dewi adalah Unit Pelayanan Teknis pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah yang
bertanggung Jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja Kecamatan Andam Dewi ;

4
5. Pos Malaria Desa (Posmaldes) Bondarsihudon II adalah
wadah pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan dan
penanggulanganan malaria yang dibentuk dari, oleh dan
untuk masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan;
6. Kemitraan adalah suatu bentuk ikatan bersama antara
dua atau lebih pihak yang berkerjasama untuk mencapai
tujuan dengan cara berbagai kewenangan dan tanggung
jawab dalam bidang kesehatan, saling mempercapai,
berbagai pengelolaan, investasi dan sumber daya untuk
program kesehatan, memperoleh keuntungan bersama
dari kegiatan yanng dilakukan;
7. Mitra adalah pihak yang melakukan interaksi dan
interrelasi (kerjasama);
8. Surveilans adalah suatu rangkaian proses
pengamatan dan pemantauan secara sistematik dan
berkesinambungan melalui pengumpulan, analisa,
interprestasi dan diseminasi data kesehatan terhadap
penyakit atau masalah kesehatan serta kondisi yang
mempengaruhi risiko terjadinya penyakit atau masalah
kesehatan tersebut;
9. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu daerah
ke daerah lain;
10. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
parasit malaria (plasmodium) hidup dan berkembang
biak dalam sel darah merah manusia bentuk aseksual
yang masuk dalam tubuh manusia ditularkan oleh
nyamuk anopheles spesies betina;
11. Surveilans Migrasi Malaria adalah kegiatan pengambilan
dan pemeriksaan sediaan darah orang-orang yang
menunjukkan gejala malaria klinis yang baru datang dari
daerah endemis malaria dalam rangka mencegah
masuknya kasus impor.
12. Annual Parasite Incidence (API) adalah angka kesakitan
per 1000 penduduk beresiko dalam satu tahun. Angka
tersebut diperoleh dari jumlah sediaan positif dalam
satu tahun di satu wilayah dibandingkan dengan jumlah
penduduk beresiko pada tahun yang sama, dan
dinyatakan dalam ‰ (permil);
13. Penderita Malaria adalah orang yang di dalam tubuhnya
positif mengandung parasit malaria yang dibuktikan
dengan hasil pemeriksaan sediaan darah malaria secara
mikroskopis;
14. Kasus Import adalah kasus malaria yang berasal dari luar
daerah;

5
15. Kasus Indigenous adalah kasus yang berasal dari
penularan di wilayah setempat;
16. Kasus Introduced adalah kasus penularan setempat
generasi pertama yang berasal dari kasus import;
17. Reseptivitas adalah adanya kepadatan vektor yang tinggi
dan terdapat faktor lingkungan serta iklim yang
menunjang terjadinya penularan malaria;
18. Vulnerabilitas adalah salah satu dari keadaan berupa
dekatnya dengan wilayah yang masih terjadi penularan
malaria, atau akibat dari sering masuknya penderita
malaria (kasus positif) secara individu/kelompok,
dan/atau vektor yang efektif (siap menularkan);
19. Desa Endemis Malaria adalah desa pada suatu keadaan
dimana penyakit malaria atau agen infeksi penyebab
malaria secara terus menerus selama 3 (tiga) tahun
berturut-turut ditemukan;
20. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Orang
Asing yang bertempat tinggal di wilayah Desa
Bondarsihudon II;
21. Pendatang adalah setiap orang yang tidak bertempat
tinggal dan/atau berdomisili di wilayah Desa
Bondarsihudon II akan tetapi yang datang mengunjungi;
22. Upaya Promotif-Preventif adalah upaya kesehatan yang
berupa pemberian pendidikan dan pemberdayaan
masyarakat serta pencegahan atau minimalisasi potensi
risiko;
23. Upaya Kuratif-Rehabilitatif adalah upaya kesehatan yang
berupa pengobatan dan pemulihan atau optimalisasi
fungsi;
24. Eliminasi Malaria adalah suatu upaya untuk
menghentikan penularan malaria setempat dalam satu
wilayah geografis tertentu, dan bukan berati tidak ada
kasus malaria impor serta sudah tidak ada vektor
malaria di wilayah tersebut, sehingga tetap dibutuhkan
kegiatan kewaspadaan untuk mencegah penularan
kembali;
25. Sertifikat Eliminasi Malaria adalah pernyataan tertulis
yang menyatakan bahwa penerima sertifikat tersebut
telah bebas malaria sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan yang telah ditetapkan;
26. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah kondisi yang ditandai
dengan meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang
bermakna secara epidemiologis di suatu daerah dalam
kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang
dapat menjurus untuk terjadinya wabah dan ditetapkan
oleh pejabat yang berwenang;

6
27. Form M1 dan M2 adalah format lintas batas yang
merupakan lembar informasi memuat data pasien,
riwayat penyakit, pemeriksaan, diagnosa, pengobatan dan
puskesmas asal serta puskesmas rujukan follow-up
pengobatan malaria.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2
(1) Maksud disusunnya Peraturan Desa ini adalah sebagai
pedoman Pemerintah Desa dalam upaya perlindungan
kepada penduduk Desa Bondarsihudon II agar terbebas
dari penularan penyakit malaria;
(2) Tujuan disusunnya Peraturan Desa ini adalah dalam
rangka:
a. Memberikan pedoman bagi Pemerintah Desa
Bondarsihudon II dalam penanganan dan
pengendalian penyakit malaria; dan
b. Memberikan pedoman dalam pelaksanaan surveilans
migrasi malaria agar tercipta sistem kewaspadaan
dan kesiapsiagaan dini masyarakat terhadap
kemungkinan terjadinya penyakit dan masalah
kesehatan, bencana, kegawatdaruratan kesehatan
yang akan mengancam dan merugikan masyarakat.

BAB III
PELAKSANAAN SURVEILANS MIGRASI MALARIA

Pasal 3

(1) Surveilans migrasi malaria dilakukan:


a. Terhadap pendatang yang masuk ke desa atau
penduduk desa yang pulang dari luar wilayah Desa
Bondarsihudon II khususnya daerah endemik malaria
dan dari luar wilayah Desa Bondarsihudon II; dan
b. Terhadap masyarakat yang akan bepergian ke daerah
endemis malaria dan dari luar wilayah Desa
Bondarsihudon II.
c. Terhadap penduduk yang sering bepergian ke daerah
endemis malaria diperiksa 6 (enam) bulan sekali dan
atau menunjukkan gejala klinis malaria.

7
(2) Surveilans migrasi malaria terhadap pendatang atau
penduduk desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dan c dilakukan dengan cara melapor kepada
Kepala Desa Bondarsihudon II selanjutnya Kepala Desa
Bondarsihudon II memberikan informasi kepada Petugas
Kesehatan dan atau Juru Malaria Desa (Jumaldes) Desa
Bondarsihudon II untuk dilakukan pemeriksaan sediaan
darah malaria.
(3) Surveilans migrasi malaria terhadap masyarakat yang
akan bepergian ke daerah endemis malaria sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan dengan
cara melapor kepada Kepala Desa Bondarsihudon II
selanjutnya Kepala Desa Bondarsihudon II memberikan
informasi kepada Petugas Kesehatan dan atau Juru
Malaria Desa Bondarsihudon II agar diberikan pendidikan
kesehatan/penyuluhan dan pemberian pengobatan
pencegahan.

Pasal 4

(1) Kepala Desa Bondarsihudon II bertanggung Jawab dalam


pelaksanaan surveilans migrasi malaria;
(2) Dalam melaksanakan surveilans migrasi malaria
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Desa
Bondarsihudon II dibantu oleh Tim Pelaksana;
(3) Tim Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
terdiri atas unsur:
a. perangkat desa;
b. tokoh agama;
c. tokoh masyarakat;
d. TP-PKK Desa;
e. Kader Kesehatan;
f. Pengurus Posmaldes; dan
g. Perawat dan atau bidan di desa.
(4) Susunan keanggotaan Tim Pelaksana sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Desa Bondarsihudon II.

Pasal 5

(1) Kepala Desa Bondarsihudon II bertanggung jawab


mengkoordinir dan menentukan tindak lanjut pencegahan
dan penanganan malaria di wilayah Desa Bondarsihudon
II.

8
(2) Tim Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
bertugas:
a. melakukan pengamatan dan pemantauan terhadap
masuknya pendatang atau penduduk yang pulang
dari luar wilayah Desa Bondarsihudon II khususnya
daerah endemik malaria;
b. melakukan pemantauan dan pencatatan terhadap
penduduk yang akan bepergian ke daerah endemis
malaria khususnya ke luar wilayah Desa
Bondarsihudon II;
c. memberikan penyuluhan pencegahan malaria;
d. melakukan pengambilan sediaan darah malaria
kepada setiap pendatang atau penduduk yang pulang
dari luar wilayah Desa Bondarsihudon II baik dengan
gejala malaria atau tanpa gejala malaria;
e. memberikan pengobatan bila hasil pemeriksaan
laboratorium menunjukkan positif malaria;
f. melakukan follow-up pengobatan malaria dengan
memberikan Form M1 dan M2;
g. memberikan teguran dan peringatan kepada setiap
orang yang melanggar Peraturan Desa; dan
h. sebagai penggerak masyarakat dalam upaya
pencegahan penyakit malaria.

BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 6

(1) Setiap penduduk berhak:


a. mendapatkan pelayanan kesehatan;
b. memperoleh pelayanan pengambilan sediaan darah;
c. memperoleh pengobatan jika positif malaria; dan
d. mendapat perlindungan terhadap penularan malaria.
(2) Setiap pendatang berhak:
a. mendapatkan pelayanan kesehatan;
b. memperoleh pelayanan pengambilan sediaan darah;
dan
c. memperoleh pengobatan jika positif malaria;
(3) Pelayanan kesehatan, pengambilan sediaan darah dan
pengobatan dilakukan di wilayah Desa Bondarsihudon II.

9
Pasal 7

(1) Setiap penduduk Desa Bondarsihudon II yang akan


bepergian ke luar wilayah Desa Bondarsihudon II wajib
melapor kepada pelaksana surveilans malaria paling
lambat 3 (tiga) hari sebelum keberangkatan.
(2) Setiap penduduk atau tamu yang pulang dari luar
wilayah Desa Bondarsihudon II khususnya daerah
endemik malaria dan dari luar wilayah Desa
Bondarsihudon II wajib melapor kepada pelaksana
surveilans malaria paling lambat 1 x 24 jam setelah
kedatangan.

Pasal 8

Setiap penduduk Desa Bondarsihudon II berkewajiban


memberikan informasi kepada pendatang dari luar wilayah
Desa Bondarsihudon II khususnya daerah endemik
malaria, perihal Peraturan Desa Bondarsihudon II tentang
Surveilans Migrasi Malaria.

Pasal 9

Setiap pendatang yang bermukim di Desa Bondarsihudon II


paling singkat 24 jam wajib melapor kepada pelaksana
surveilans malaria setempat dan wajib diambil sediaan
darah.

Pasal 10

Kepala keluarga yang menerima tamu menginap dari luar


wilayah Desa Bondarsihudon II khususnya daerah endemik
malaria, wajib melaporkan kepada pelaksana surveilans
malaria setempat dalam jangka waktu paling lama 1 x 24
jam.

BAB VI
SANKSI-SANKSI

Pasal 11
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8,
Pasal 9 dan Pasal 10 dikenakan sanksi berupa:
(1) kewajiban untuk mengobati diri sendiri sampai
dinyatakan sembuh, jika dinyatakan positif malaria;
(2) kewajiban untuk memberikan 4 (empat) buah kelambu
atau uang sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah)
untuk dibelikan kelambu;
(3) kelambu atau uang tersebut diserahkan kepada
pelaksana surveilans malaria desa.
10
BAB VII
PEMBIAYAAN

Pasal 12

Pelaksanaan program Pemeliharaan Eliminasi Malaria di


wilayah Desa Bondarsihudon II dibiayai melalui Anggaran dana
Desa Bondarsihudon II dan sumber lain yang sah.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 13

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan peng-


undangan Peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam
Berita Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah.

Ditetapkan di : Desa Bondarsihudon II


Pada tanggal : Januari 2 0 2 2
KEPALA DESA BONDARSIHUDON II,

MARJONO MANALU

Diundangkan di : Desa Bondarsihudon II Pada


tanggal : Januari 2022

SEKRETARIS DESA BONDARSIHUDON II,

SABAR SIHOTANG

11
LEMBARAN DESA BONDARSIHUDON II TAHUN ...... NOMOR .......

12

Anda mungkin juga menyukai