Anda di halaman 1dari 7

BUPATI BURU

PROVINSI MALUKU

PERATURAN BUPATI BURU


NOMOR qq TAHUN 2017

TENTANG

RENCANA INDUK MENUJU ELIMINASI MALARIA


DI KABUPATEN BURU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BURU,

Menimbang : a. bahwa malaria merupakan penyakit menular yang masih


menjadi masalah kesehatan rnasyarakat di Kabupaten Buru,
karena menyebabkan tingginya angka kesakitan dan kematian
serta menurunkan produktifitas sumber daya rnanusia dalarn
pembangunan;
b. bahwa herd"asarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang
Rencana Induk Pengendalian Menuju Eliminasi Malaria di
Kabupaten Buru

Mengingat : 1" pasal 18 Alrat (6), Undang-undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang wabah
Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun L}A Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesi.a Nomor 32731;
3. Undang.Undang Nomor 46 Tahun 1999 tentang Pembentukan
provinsi Maluliu Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten
Maluku Tenggara Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun lggg Nomor 174, Tambahan Lernbaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3S95I sebagairnana t"]"h
di;bah dengan Undang-Undang Nornor 6 Tahun 2OOO
tentang Perubahan Atas undang-undang Nomor 46 Tahun
l,ggg tentang Pembentukan Frovinsi Maluku Utara, Kabupaten
Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2OOO Nomor 73, Tanrbahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3961h
4. undang-undang Nomor 33 Tahun 2oo4 tentang Perimbangan
Keuan[an Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(L,embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2oo4 Nomor 126,
iarnbahan Lembatu.rt"gata Republik lndonesia Nomor 4438) ;
5. undang-undang Nomor tr2 ?ahun 2o11 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Ind"onesia Tahun zOtL Nomor 82, Tarnbahan Lembaran Negara
Republik IndonesiaNomor 523a1;
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5537) sebagaimana telah diubah terakhir dengan
undang-undang Nomor 9 Tahun 20 15 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 56791;
7. undang-undang Nomor 36 Tahun 2OO9 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2AO9 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
8. Undang-Undang Nomor 44 Tah:un 2AA9 tentang Rumah sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomot 5A721;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 4A Tahun L99l tentang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun l99L Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3aa7l;
10. Peraturan Gubernur Maluku Nomor 10 Ta[un 2016 tentang
Rencana Induk Eliminasi Malaria di Provinsi Maluku;

MEMUTUSKAN :

MenetapKan : PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA INDUK MENUJU


ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN BURU

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Buru;


2- Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur Penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah otonom;
3. Bupati adalah Bupati Buru;
4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
perangkat dlerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan terkait dengan
program pengendalian Malaria;
5. Rencana Induk adalah Dokumen perencanaan pengendalian malaria jangka
panjang yang disusun secara sistematik;
6. Advokasi adalah upaya persuasif yang sistimatik dan terorganisasi mencakup
penyadaran, rasionalisasi, argumentasi dan rekomendasi untuk melancarkan
aksi dengan target terjadinya perubahan kebijakan melalui penggalangan dari
berbagai pihak;
T. Eliminasi Malaria adalah suatu upaya untuk menghentikan penularan malaria
setempat dalam suatu wilayah geografis tertentu dan bukan berarti tidak ada
kasus malaria import serta sudah tia* ada faktor malaria di wilayah tersebut,
sehingga tetap ditutuhkan kegiatan kewaspadaan untuk mencegah penularan
kembali;
8. Evaluasi adalah upaya untuk mengetahui hasil kegiatan etriminasi malaria dalam
jangka waktu tertentu setiap 3 bulan sekali;
9. Kasus Indigeneous adalah kasus yang berasal dari penularan di wilayah
setempat;
1O. Kasus Impor adalah kasus yang berasal dari luar wilayah;
ll.Kejadian Luar Biasa Malaria yang selanjutnya disingkat KLB Malaria adalah
ditemukannya 1 (satu) atau lebih kasus malaria indigenerus di daerah;
12. Kemitraan adalah suatu bentuk ikatan bersama antara dua pihak atau lebih
yang bekerja sarna untuk mencapai tujuan dengan cara berbagai kewenangan
dan tanggung jawab dalam bidang kesehatan, saling mempercayai berbagai
pengelolaan, investasi dan sumber daya untuk program kesehatan dengan
memperoleh keuntungan bersama dari kegiatan yarrg dilakukan;
13. Monitoring adalah upaya untuk memantau proses pelaksanaan kegiatan
eliminasi malaria yang dilakukan secara terus menerus;
14. Tim Penilai Eliminasi Malaria adalah tim yang dibentuk oleh Bupati buru yang
terdiri dari SKPD terkait organisasi profesi dan unsur lain yang diperlukan;
15, Elikasi adalah perubahan /efek maksimal yang dapat dihasilkan oleh suatu obat;
16. Daerah Reseptif adalah daerah dengan kepadatan faktor yang tinggi dan atau
terdapat faktor lingkungan untuk berkembang biaknya faktor;
17. Vulnerable adalah salah satu dari keadaan berupa dekahrya dengan wilayah yang
masih terjadi penularan malaria atau akibat dari sering masuknya penderita
malaria (positif) secara individu/kelompok dan atau faktor yang infektif (siap
menularkan);
18. System kewaspadaan Dini yang selanjutnya disingkat SKD adalah upaya untuk
pencegahan terjadinya KLB melalui kegiatan pernantauan penyakit (surveilans)
dilala-rkan terrrs menerus untuk memantau terjadinya kasus malaria;
19. Komunikasi Informasi dan Edukasi yang selanjutnya disingkat KIE adalah proses
pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat tentang pena.nggulangan malaria;
20. Lembaga Swadaya Masyarakat yang selanjutnya disingkat LSM adalah organisasi
kemasyarakatan yang peduli dengan kegiatan elirninasi malaria;
21. TUjuan Rencana Induk Pengendalian MaJaria adalah tersedianya dokumen
perencanaan jangka panjang menuju eliminasi malaria di daerah;
22. Tujuan Eliminasi Malaria adalah untuk mewujudkan masyarakat yang hidup
sehat, terbebas dari penularan malaria;
23. Sasaran Rencana Induk Pengendalian Malaria adaLah seluruh wilayah di daerah
Kabupaten Buru.

BAB II
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Pasal 2
Kebijakan pengendalian malaria menuju eliminasi di daerah merupakan rangkaian
kegiatan yang harrs dilaksanakan secara terus rnenerus, berkesinambungan,
terarah dan terprogram.

Pasal 3

Strategi kegiatan pengendalian program malaria sebagaimana dimaksud dalam Pasal


2 meliputi :
a. Menemukan penderita malaria dengan atau tanpa gejala sedini mungkin
berdasarkan konfirmasi laboratorium;
b. Mengobati penderita malaria sesuai pedoman penatalaksanaan kasus mala-ria;
c. Meningkatkan akses pelayanan berkualitas, merata dan adil, terjangkau berbasis
kepulauan;
d. Mewujudkan upaya pengendalian Vektor dengan cara yang rasional, efektif,
efisien, berkesinambungan dan dapat diterima masyarakat;
e. Meningkatkan sistim pengamatan yang terus menerus, disertai penguatan
monitoring dan evaluasi yang terpadu, untuk mendapatkan data yang akurat,
tepat dan cepat;
f. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengendalian malaria serta
mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan bebas rnalaria;
g. Menggalang kemitraan dalam pemberantasan malaria termasuk penyehatan
lingkungan dan pembangunan wilayah yang berwawasan bebas malaria;
h. Membentuk dan meningkatkan peran Tim Eliminasi Malaria Kabupaten Buru
atau forum lainya yang telah terbentuk.

BAB III
Tahapan Kegiatan
Pasal 4

Untuk melaksanakan strategi kebijakan pengendalian program malaria sebagaimana


dimaksud dalam pasal 3, perlu dilakukan tahapan kegiatan sebagai berikut :
1. Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko;
2. Peningkatan komunikasi informasi, edukasi dalam program pengendalian
penyakit malaria;
3. Peningkatan surveilans dan systern kewaspadaan dini;
4. Penemuan penderita Can tata laksana sesuai pedoman.
BAB IV
Pelaksanaan Kegiatan
Pasal 5
(1) Pelaksanaan kegiatan program Pengendalian malaria di Kabupaten Burr
dilaksanakan oleh SKPD yang terkait dengan program malaria dalam
mendukung eliminasi malaria, melakukan kemitraan dengan mengikutsertakan
warga masyarakat;
(2) Kegiatan dalam pelaksanaan prograrn intensifikasi dan akselerasi malaria di
Kabupaten Buru dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko.
1. Pengendalian faktor dan lingkungan;
2. Larvasida.
b. Peningkatan komunikasi dan informasi edukasi pencegahan dan
pemberantasan penyakit malaria.
1. Pemberdayaan masyarakat dengan :

a. Promosi Kesehatan;
b. Pembentukan Komite Malaria Desa;
c. Pemberdayaan trm, RW, Posmaldes, Poskesdes, Tim Penggerak PKK
mulai dari Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan/Desa.
2. Penggalangan Kemitraan melalui :

a. Advokasi;
b. Peningkatan Sumber Daya;
c. Kemitraan dengan LSM.
c. Peningkatan surveilans dengan :

1. System kewaspadaan Dini (SKD) malaria;


2. Surveilans berbasis masyarakat (Surveilans migrasi);
3. Surveilans Vektor;
4. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa;
5. Sistem Informasi Malaria;
6. Monitoring efikasi obat dan larvasida.
d. Penemuan dan Tatalaksana penderita melalui :

1. Penemuan penderita sedini mungkin;


2. Diagnosis yang tepat;
3. Pengobatan sesuai standar.
e. Peningkatan mutu pemeriksaan mikroskopis malaria melalui :

1. Uji Panel;
2. UJi Kompetensi;
3. Kalakarya (On The Job Training).

BAB V
PERAN DAN TUGAS
Pasal 6
Dalam pelaksanaan kegiatan program pengendalian malaria, Pemerintah Daerah
mempunyai peran dan tugas sebagai berikut :
a. Menyusun strategi dan program aksi kegiatan pelaksanaan program
pengendalian malaria melalui suatu komitmen yang dituangkan dalam
kebijakan daerah sebagai penjabaran pedornan program pengendalian malaria
di Indonesia;
b. Memberikan asistensi dan advokasi kepada Lembaga Legislatif serta instansi
teknis terkait malaria tentang strategi pelaksanaan program pengendalian
malaria di Kabupaten Buru;
c. Mengkoordinasikan kegiatan program pengendalian malaria dengan
instansi/sektor terkait dalam mendukung eliminasi malaria;
d. Melaksanakan sosialisasi dan menggerakkan potensi sektor swasta, LSM dan
organisasi profesi lainnya yang terkait;
e. Menggerakkan sumber daya dalam mendukung pelaksanaan prCIgram
pengendalian ma.lana secara sinergi baik yang berasal dari dalam negeri
maupun luar negeri sesuai ketentuan perundangan yang berlaku;
f. Mengkoordinasikan, membina dan mengawasi pelaksanaan progra.m
pengendalian malaria di wilayah Kabupaten Buru;
g. Mengendalikan sarana prasarana dalam pelaksanaan program pengendalian
malaria termasuk dalam antisipasi terjadinya kejadian luar biasa serta
penyebarannya;
h. Melaksanakan monitoring dan efikasi obat dan resistensi Ve\tor;
i. Mengembangkan jejaring surveilans epidemiologi dan System informasi malaria
dalam melaksanakan ,monitoring, evaluasi dan pelaporan upaya pelaksanaan
program pengendalian malaria dalam pencapaian status eliminasi malaria
diseluruh wilayah Kabupaten Buru;
j. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan daerah lain dalam mendukung
pencapaian eliminasi malaria.

BAB VI
TIM ELIMINASI MALARIA
Bagian Kesatu
Pembentukan dan Keanggotaan Tim
Pasal 7
(1) Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan pengendalian malaria
dibentuk Tim Eliminasi Malaria Kabupaten Burrr yang keanggotaannya terdiri
dari unsur SKPD terkait program malaria;
(2) Anggota Tim adalah terdiri dari unsur SKPD terkait dengan program malaria,
organisasi profesi dan unsur lain yang diperlukan;
(3) Tim Eliminasi Malaria Kabupaten Buru sebagaimana dimaksud pada ayat 1
ditetapkan oleh Bupati;
(a) Tim Eliminasi Malaria Kabupaten Buru sebagairnana dimaksud pada ayat 1
bertujuan melakukan pembinaan dan pengarahan dalam pelaksanaan program
pengendalian malaria;
(5) Tim Eliminasi Malaria Kabupaten Buru sebagaimana dimaksud pada Pasal 1
melakukan monitoring pelaksanaan program pengendalian malaria di selur-uh
Kecamatanl Puskesmas.

Bagian Kedua
Kedudukan T\rgas dan Fungsi
Pasal 8

Tim Eliminasi Malaria Kabupaten Buru berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 9
(1) Tim Eliminasi Malaria Kabupaten Buru mempunyai tugas untuk melakukan
pembinaan dan pengarahan teknis serta evaluasi program pengendalian
malaria;
(2) Hasil Evaluasi dari Tim Elirninasi Malaria Kabupaten Buru disampaikan kepada
Bupati.

BAB VII
MONITORING EVALUASI DAN PELAPORAN
Pasal 10
(1) Untuk menilai kemajuan dan kualitas implementasi program pengendalian
malaria dari aspek proses operasional program, indikator, hambatan,
permasalahan serta dampak yang terjadi perlu dilakukan monitoring dan
evaluasi;
(2) Untuk memantau implementasi proses pelaksanaan program pengendalian
malaria, diperlukan pencatatan dan pelaporan secara berjenjang dari masing-
masing SKPD yang terkoordinasikan oleh Dinas Kesehatan.

BAB VIII
PEMBIAYAAN
Pasal 11

(1) Untuk mendukung terlaksananya pelaksanaan program pengendalian malaria,


semua SKPD terkait malaria wajib merencanakan rencana aksi berikut
kebutuhan anggaran sesuai dengan kompetensinya serta untuk diajlrkan
berdasarkan mekanisme yang berlaku;
(2) Anggaran yang diperlukan bersumber APBN, APBD Provinsi/ Kabupaten/Kota
dan sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai ketentuan
perundangan yang berlaku;
(3) Anggaran yang diperlukan dalam pelaksanaan program pengendalian malaria
yang bersumber pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang
penempatannya melalui dokumen pelaksanaan Anggaran (DpA) SKPD yang
terkait sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati
ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Buru.

Ditetapkan di Namlea
pada tanggal 18 Juli 2Ol7

J",rG,L'

RA LY IB UMASUGI

Diundangkan di Namlea
pada tanggal 18 Juli 2A17

SEKRETARIS DAERAH d
KABUPATEN BURU,

Paraf Koordinasi
rv1 Kadis. Kesehatan
Kabas. Hukum
AHMAD ASSAGAF

BERITA DAERAH KABUPATEN BURU TAHUN Zot7 NoMoR q4l

Anda mungkin juga menyukai