Anda di halaman 1dari 24
Il, ILMU PENGETAHUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL Setelah_ mempelajari BAB ini, diharapkan mahasiswa memiliki pemahaman dan wawasan yang utuh berkaitan dengan karakteristik pengetahuan ilmiah dan non-ilmiah, — ilmu pengetahuan dan fungsinya, nilai-nilai kebenaran ilmiah dan kriteria sikap ilmiah. KONSEP PENGETAHUAN DAN ILMU Pada hakikatnya pengetahuan atau knowledge merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang sesuatu obyek tertentu termasuk kedalamnya adalah ilmu, sehingga. ilmu dikatakan merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia. Bahkan seorang anak kecilpun telah mempunyai berbagai pengetahuan sesuai dengan tahap pertumbuhan dan_tingkat kecerdasan otaknya. Seandainya seseorang berkata kepada kita bahwa dia tahu bagaimana caranya bermain gitar, maka seorang yang lainnya mungkin bertanya, apakah pengetahuan anda itu merupakan ilmu?. Tentu saja dengan mudah dia dapat menjawab bahwa pengetahuan bermain gitar itu tidak tepat jika disebut ilmu, melainkan berkaitan dengan seni yang ada kaitannya dengan aspek psiko motorik dalam diri manusia. Demikian juga sekiranya seseorang mengatakan bahwa sesudah mati semua manusia akan dibangkitkan kembali di alam bardzah, maka pertanyaan berikutnya yang serupa atau beriaitan dengan itu adalah apakah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat transendental (gaib atau abstrak) yang areanya seakan 49 melampaui batas tentang sesuatu yang bersifat ilmu?, tentu saja jawabannya adalah ‘bukan’ sebab pengetahuan yang berkaitan dengan masalah ini lebih tepat disebut agama, walaupun agama oleh sekelompok orang disebut juga sebagai kelompok ilmu yaitu ilmu agama. Oleh karena itulah pengetahuan memiliki pengertian dan batasan-batasan tersendiri secara spesifik yang berbeda dengan seni dan teknologi. Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Sukar untuk dibayangkan bagaimana kehidupan manusia jika seandainya pengetahuan itu tidak ada oleh karena pengetahuan merupakan sumber jawaban bagi berbagai jawaban yang muncul dalam kehidupan. Sebagai contoh apa yang harus kita lakukan sekiranya anak kita demam dan menderita kejang?, maka sudah pasti kita melakukan pencegahan awal lalu kemudian dibawa pergi berobat agar dapat sembuh, prilaku keilmuan ini tidak dapat dilakukan oleh mahluk hidup lain. Manusia adalah satu-satunya) = makhluk yang mengembangkan pengetahuan ini secara sungguh-sungguh. Binatang juga mempunyai pengetahuan namun pengetahuan ini terbatas untuk kelangsungan hidupnya (survival). Seekor kera tahu mana buah jambu yang enak, seekor kelelawar tahu mana buah yang masak. Seekor tikus mengetahui mana kucing yang ganas, anak tikus itu tentu saja diajari induknya utuk sampai pada Pengetahuan bahwa kucing itu berbahaya. Tetapi dalam hal ini berbeda dengan tujuan pendidikan yang diperoleh binatang dalam hidupnya, jika_— dibandingkan dengan _—manusia yang mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kebutuhan dan kelangsungan hidupnya. Sebagai mahluk individu, manusia terdiri atas substansi bathin yang menginspirasi spirit dan mental dan substansi dzahir akan berkaitan dengan insani dan ragawi. Keempat substansi tersebut akan melahirkan aspek transendental, idealita, sosialita dan populasi yang merupakan pembentuk tatanan suprastruktur dan inprastruktur dalam khasanah_ kolektivita dalam lingkungannya. Karenanya pola pikir yang akan dikembangkan sedapat mungkin melihat keterkaitan harmonisasi manusia sebagai mahluk individu sekaligus sebagai mahluk yang bermasyarakat dalam lingkungan yang lebih luas dan lebih besar. Manusia memiliki kemampuan memikirkan hal-hal baru atau menjelajah ufuk baru, karena manusia hidup bukan hanya sekedar untuk kelangsungan hidupnya namun lebih dari itu. Manusia itu dalam hidupnya mempunyai tujuan tertentu yang sangat mulia dan lebih tinggi dari sekedar kelangsungan hidupnya. Inilah yang menyebabkan manusia_ selalu§ berusahan mengembangkan pengetahuannya yang selanjutnya akan mendorong manusia untuk menjadi makluk yang bersifat khas di muka bumi ini. Walaupun demikian manusia tetap memiliki keterbatasan dalam memahami sepenuhnya tentang sifat-sifat penomena alam. Terkadang pula manusia saat merasa mampu mengontrol alam tiba-tiba segera disambut dengan bencana alam yang tidak terduga. Oleh karenanya diperlukan sikap yang tawadhu atau merendahkan diri dengan penuh keikhlasan dalam mengelola potensi diri untuk pengembangan pengetahuan dan ini mutlak diperlukan. ‘Artinya pengetahuan yang dikembangkan harus bersinergi dengan tata ‘nilai yang berlaku dan saat akan kita kembangkan, sedapat mungkin tidak bertentangan dengan tata nilai tersebut. 31 Pengetahuan yang dimiliki manusia memang mampu dikembangkan, hal ini karena dua hal utama yakni*: Pertama, manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang malatar belakangi_informasi tersebut. Pada binatang misalnya, seekor beruk bisa saja memberikan _ informasi kepada kelompoknya bahwa ada segerombolan gorilla datang menyerang, namun bagaimana berkembang bahasanya, dia tidak mampu mengkomunikasikan kepada beruk-beruk lainnya. Kedua, yang menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuannya dengan cepat dan mantap, adalah kemampuannya berfikir menurut suatu alur kerangka berfikir tertentu. Secara garis besar cara berfikir ‘seperti itu disebut penalaran (pemikiran logis dan analitis). Binatang mampu berfikir namun tidak mampu berfikir nalar. Insting yang dimiliki binatang jauh lebih peka dari insting seorang insinyur geologi. Binatang sudah jauh-jauh berlindung ke tempat yang aman sebelum gunung meletus, namun binatang tidak dapat menalar gejala tersebut tentang mengapa gunung meletus, faktor apa yang menyebabkannya, apa yang dapat dilakukan untuk mencegah semua itu terjadi. Kelebihan inilah yang memungkinkan manusia_mengembangkan pengetahuan yakni, bahasa yang bersifat komunikatif dan pikiran yang mampu menalar walaupun memang tidak semua pengetahuan berasal dari penalaran. PENGETAHUAN NON ILMIAH Pengetahuan non ilmiah atau dikenal sains semu (Pseudo Science) diperoleh terutama dengan mengandalkan dugaan, perasan, keyakinan dan tanpa diikuti proses pemikiran yang cermat. Oleh karenanya pencarian pengetahuan dengan 52 cara ini prosentase kebenarannya rendah. Pengetahuan yang diperoleh mungkin benar namun mungkin juga salah seperti pada cara prasangka dan intuisi, serta tidak efisien karena harus mencoba-coba (coba ralat) tanpa dasar dan kalaupun benar sering karena kebetulan saja. Sampai saat ini belum ada metode tertentu atau khusus yang dapat digunakan untuk mendekati kebenaran pengetahuan non ilmiah namun pada umumnya manusia melakukan pendekatan terhadap suatu hal dengan melalui beberapa cara berikut ini : 41. Mitos. Mitos merupakan gabungan dari pengamatan, pengalaman namun sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi dan kepercayaan. Mitos dapat diterima karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus dipenuhi pada manusia, jadi mitos muncul karena keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama ). Contoh mitos adalah cerita-cerita legenda. 2. Wahyu. Wahyu merupakan komunikasi antara Sang Pencipta dengan makhluknya dan merupakan substansi pengetahuan yang disampaikan ~kepada utusannya. Manusia dalam menerima pengetahuan ini bersifat passif, namun dengan keyakinan bahwa semuanya benar, jadi penerimaannya dalam islam dikenal istilah sami'naa waatha’naa. Wahyu merupakan kebenaran mutlak dan tidak dapat dipertanyakan dan di perdebatkan kebenarannya dengan akal pikiran manusia namun dapat dipelajari maksud atau makna yang terkandung didalamnya. Bahkan mempelajari wahyu diwajibkan oleh sang pencipta untuk memperdalam keyakinan kita akan keberadaan Tuhan Yang Maha Esa pencipta alam semesta. Dengan mempelajari wahyu atau ayat-ayat Allah Tuhan Yang Maha 53 . Otoritas dan tradi: Kuasa baik yang tersurat (kitab suci agama) maupun yang tersirat (alam semesta beserta segala isinya), merupakan suatu kewajiban, sehingga kelak akan dipertanggung jawabkan kepada Sang Pencipta. Prilaku yang tidak boleh dilakukan adalah mempertanyakan atau memperdebatkan wujud zat dari sang pencipta Tuhan Yang Maha Esa sebagai pemilik wahyu. Pengetahuan yang telah ada dan mapan sering di gunakan oleh pemimpin atau secara tradisi untuk menyatakan kebenaran. Sebagai contoh sampai abad pertengahan manusia menganggap bumi adalah pusat dari alam semesta (geosentris), sehingga pada saat Copernicus menyatakan bahwa bumi bukan sebagai pusat alam semesta dan hanya merupakan planet dari sistem tata surya (heliosebritis), maka penguasa dan kepercayaan pada saat itu menolak dengan keras. Sampai-sampai Bruno pengikut Copernicus dengan paham heliosentrisnya serta penemuan- penemuan yang lain yang sangat bertentangan dengan penguasa saat itu, dianggap kemasukan setan dan. dibakar mati pada tahun 1600. . Prasangka. Berupa dugaan yang kemungkinannya benar atau mungkin juga salah. Dengan prasangka orang sering mengambil keputusan atau kesimpulan yang keliru. Cara ini hanya berguna untuk mencari kemungkinan lain tentang konsep kebenaran. . Intuisi. Cara ini merupakan salah satu kegiatan berfikir tertentu yang non analitik (tanpa nalar), tidak berdasarkan pada pola berpikir tertentu yang analitik rasional dan empiris, dan biasanya pendapat tersebut diperoleh dengan cepat tanpa melalui proses yang dipikirkan terlebih dahulu. Intuisi manusia terkadang tidak’ terlalu tajam melihat dan memproyeksikan 54 masa depan, kecuali jika diproyeksikan melalui “trend” secara linier dan eksponensial. Dengan kata lain cara intuitif tidak mempunyai logika atau pola berpikir tertentu serta langkah yang sistimatik dan terkendali. Ungkapan yang dikemukakan sering masuk akal atau sering rasional karena “trend” saat itu tetapi belum tentu cocok dengan kenyataan empirik. Contoh cara ini adalah ramalan bintang (astrologi), seorang astrolog pada saat meramal nasib seorang, disamping menggunakan rumusnya juga sering menggunakan intuisinya. . Penemuan kebetulan. Beberapa pengetahuan pada awalnya x ditemukan secara kebetulan dan beberapa diantaranya adalah sangat berguna. Sebagai contoh adalah penemuan obat kina sebagai obat malaria. Seorang pengembara yang sedang mengalami demam malaria melalui sebuah rawa, karena merasa haus mareka meminum air rawa tersebut. Namun demikian air rawa terasa pahit oleh karena mengandung hancuran (ekstrak) pohon kina besar yang tumbang di dalamnya. Ternyata setelah meminum air tersebut demam yang dideritanya berangsur-angsur sembuh. Beberapa penemuan secara kebetulan yang penting lagi adalah penemuan Newton tentang hukum gaya-gaya yang melingkupi alam semesta dan segala benda-benda angkasa lainnya, penemuan Archimedes tentang gaya angkut air serta penemuan Flemming tentang obat penisilin, semuanya didasarkan pada penemuan kebetulan. Cara coba-coba (Trial and Error). Cara ini thetupakad serangkaian percobaan asal atau coba-coba saja yang tidak didasari oleh teori yang ada sebelumnya, sehingga tidak memungkinkan diperolehnya kepastian pemecahan suatu masalah atau hal yang diketahui. Sebagai contoh adalah anak 55 kecil yang berusaha mengetahui bagaimana cara kerja mainan yang dimilikinya dengan membongkar mainan tersebut sampai didapatkan kepuasan tentang rasa ingin tahunya. Kemudian apakah dia mendapatkan jawaban apa yang diinginkannya atau tidak, mereka akan berusaha memasang atau merakitnya kembali ke bentuk semula. Hasil percobaan tersebut dapat seperti bentuk semula dan berfungsi dengan baik, atau seperti bentuk semula tetapi tidak berfungsi bahkan mungkin saja tidak dapat dibentuk lagi apalagi berfungsi sebagaimana semula. Cara ini mengajarkan orang aktif mencoba meskipun belum pasti usahanya akan berhasil. Percobaan pertama yang gagal akan diulangi dengan percobaan berikutnya dengan perbaikan berdasarkan pengalaman sebelumnya. Oleh karenanya cara ini mengandung unsur pembelajaran dengan Pengalaman yang bertambah, tentu termasuk waktu yang lama dan biaya yang rélatif besar. Cara coba ralat juga sering disebut sebagai cara aproksimasi dan koreksi. Kendatipun kebenaran pengetahuan yang diperoleh melalui beberapa cara diatas yang sifatnya pseudo science atau sains semu yang tidak bersifat ilmiah, hal ini tidak berarti kebenaran tersebut tidak punya arti sama sekali. Kebenaran melalui cara ini juga’ terkadang dapat digunakan sebagai Penunjang untuk melakukan penelitian ilmiah lebih lanjut, sehingga yang tadinya tidak ilmiah dapat berubah menjadi bersifat ilmiah jika dapat diteliti secara ilmiah dan telah memenuhi syarat atau criteria ilmiah. Artinya tidak menutup kemungkinan suatu jenis Pengetahuan non ilmiah akan menjadi pengetahuan ilmiah apabila memenuhi kriteria-kriteria pengetahuan secara ilmiah, begitu pula pengétahuan non ilmiah jika diabstraksikan keluar akan menjadi ilmu yang non ilmiah yang dapat menjadi ilmu yang ilmiah jika memenuhicriteria ilmiah. PENGETAHUAN ILMIAH (SCIENCE) Pencarian pengetahuan dengan cara ilmiah dilakukan berdasarkan beberapa cara yaitu : Pemikiran rasional, pengalaman empiris (fakta) maupun berdasarkan referensi pengalaman sebelumnya. Pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan cara atau metode ilmiah (Scientific Method) disebut ilmu. Artinya nanti dapat disebut ilmu apabila memenuhi dua * kriteria utama yaitu rasional dan empirik. a. Pengertian IImu Pengetahuan Pengetahuan ilmiah atau ilmu pengetahuan atau ilmu, menurut para ahli dan pemikir, mempunyai pengertian sebagai berikut : 1. Ralph Ross and Ernest Van Den Haag dalam bukunya ‘The Fabric of society’ menulis bahwa science is empirical, rasional, general and cummulative and it is all four at once. Artinya IImu memiliki kriteria empiris, rasional, umum, kumulatif dan keempatnya serentak terpenuhi. 2. Ashley Montagu dalam bukunya ‘The Cultured Man’ menyebutkan bahwa : Science is a systematized knowledge services from observation, study and experimentation carried on order to determine the nature or principles of whatbeing studied. Artinya ilmu pengetahuan ialah pengetahuan yang disusun dalam satu sistim yang berasal dari pengalaman, studi dan percobaan yang ‘telah dilakukan dipakai untuk menentukan hakikat prinsip tentang hak yang sedang dipelajari. 3. V. Afayanev dalam bukunya ‘Marxist Philosophy’ menyatakan bahwa : Science is the systems of man’s 57 knowledge on nature, societiy, and thought. It reflect the world in concepts, categories and laws, the correctness and truth of wich are verified by practical experience. Artinya : Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran. la mencerminkan alam dalam konsep, kategori-kategori dan hukum-hukum yang ketepatan dan kebenarannya dapat diuji dengan pengalaman praktis. - Helmy A. Kotto, menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang terusun secara_ sistematik, konsisten dan berkesinambungan serta_ telah teruji kebenarannya dan dapat diandalkan kegunaannya bagi manusia. . Dadang Ahmad Suriamiharja, menyebutkan bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan yang berlangsung secara terus-menerus sampai dapat menjelaskan fenomena dan keberadaan alam semesta itu sendiri. . Mappadjantji Amien, merumuskan bahwa ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang berawal dari pengetahuan, bersumber dari wahyu, hati dan semesta yang memiliki paradigma, obyek pengamatan, metode dan media komunikasi membentuk sains baru dengan tujuan untuk memahami semesta © untuk memanfaatkannya dan menemukenali diri untuk menggali potensi fitrawi guna mengenal Allah. . Syahruddin Kasim, menyatakan bahwa “ilmu pengetahuan” harus dipandang dalam arti yang luas dan utuh, yaitu sesuatu yang bemula dari pancaran hasil metabolisme ragawi manusia, sebagai hidayah Sang Pencipta yang berasal dari proses interaksi fenomena fitrawi melalui dimensi hati, akal, nafsu yang rasional, empirik dan hakiki dalam menjelaskan hasanah 58 alam semesta dengan segala_isinya, demi untuk menyempurnakan tanggung jawab kekhalifaan. b. Fungsi Ilmu Pengetahuan limu pengetahuan secara umum dapat memiliki tiga fungsi yang paling utama yaitu : 1. Menjelaskan (Explaining, Discribing) Fungsi menjelaskan, mempunyai empat bentuk yaitu: a) Deduktif : Suatu ilmu harus dapat menjelaskan sesuatu berdasarkan premis pangkal ilir yang telah ditetapkan sebelumnya, b) Probabilistik : |Imu dapat ~menjelaskan berdasarkan pola pikir induktif dari sejumlah kasus yang jelas, sehingga hanya dapat memberi kepastian (tidak mutlak) yang bersifat kemungkinan besar atau hampir pasti, c) Fungsional : llmu dapat menjelaskan letak suatu komponen dalam suatu sistem secara keseluruhan, d) Genetik : Ilmu dapat menjelaskan suatu faktor berdasarkan gejala-gejala yang sudah sering terjadi sebelumnya. Meramalkan (Prediction) llmu harus dapat menjelaskan faktor sebab akibat suatu peristiwa atau kejadian, misainya apa yang akan terjadi jika harga naik. ‘Mengendalikan (Controlling) Ilmu haurs dapat mengendalikan gejala alam berdasarkan suatu teori, misalnya bagaimana mengendalikan kurs rupiah dan harga. 59 c. Kriteria IImu Pengetahuan Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu, suatu konsep akan merupakan suatu ilmu pengetahuan apabila cara mendapatkannya memenuhi syarat-syarat berikut yaitu : {3 Logis atau masuk akal Sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan yang diakui kebenarannya. Objektif Harus sesuai dengan obyek yang dikaji dan didukung oleh fakta empiris. Metodik Pengetahuan diperoleh dengan cara-cara tertentu yang penuh keteraturan, dirancang, diamati dan terkontrol. Sistematik Berarti bahwa pengetahuan tersebut disusun dalam satu sistem yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan saling menjelaskan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh. Berlaku Umum atau Universal Pengetahuan berlaku untuk siapa saja dan dimana saja atau disebut universal, yaitu dengan tata cara dan variabel eksperimentasi yang sama, akan diperoleh hasil yang sama atau konsisten. Kumulatif berkembang dan tentatif Khasanah ilmu pengetahuan selalu bertambah dengan hadirnya ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahun yang terbukti salah harus diganti dengan pengetahuan yang benar (sifatnya tentatif). 60 jauan Konstruksi IImu Pen: Di antara berbagai prosedur pengembangan ilmu pengetahuan, Soeparmo (1984) menyatakan bahwa sering kali digunakan proses induktif-deduktif dalam suatu hubungan yang . . saling melengkapi dan terpadu. Proses induksi dimulai dari fakta~ fakta yang teramati, lalu dari pengamatan ini ditarik suatu kesimpulan yang logik, matematis dan intuitif sehingga terbentuk kerangka konsep (verbal). Bilamana kerangka konsep telah berkembang menjadi suatu item proporsisi (himpunan asumsi) tersusunlah suatu teori. Bentuk prinsip-prinsip tersebut termasuk kata-kata dan rumusan matematik, yang terorganisasi menurut pola-pola logika deduktif dan aturan-aturar sintaksis. Ilmu pengetahuan dapat mengalami kemajuan dengan melibatkan kombinasi dari ketiga hal yang merupakan pergeseran pemahaman dari rasional-empirik ke rasional-eksperimental yang interpretatif, tiga hal tersebut : 1. Perumusan hipotesis atau ‘conjecture’ secara intuitif, komprehensif, dan referensial. 2. Eksperimentasi seperangkat peralatan dan fasilitas tertentu yang memungkinkan gejala yang akan ditinjau (dimodelkan) dapat berlangsung. 3. Interpretasi melalui kompilasi, seleksi dan memproses data sesuai dengan keperluan metode inferensi yang digunakan dengan melibatkan konsep, hukum dan teori yang tersedia. Proses penerimaan sebuah konsep baru menyju teori baru (proporsisi) secara umum dapat mengikuti tahapan berikut secara dinamis. Tahapan tersebut adalah minimal dimulai dari melakukan prediksi, konfirmasi, menyusun prinsip, hukum, merumuskan dan membuktikan hipotesis, sehingga dengan 61 menggabungkan tahapan. perlakuan tersebut kita dapat menarik kesimpulan. Kesimpulan tersebut berdasarkan takta terprediksi dan observasi atau penelitian untuk metahirkan fakta ¥erobservasi, sehingga akan menghasilkan fakta baru yang akan dirumuskan dalam bentuk kerangka konsep teori baru. Metode penemuan teori baru _tersebut biasanya juga menerapkan prinsip induksi atau deduksi atau bahkan penggabungan kedua konsep tersebut, tergantung kondisi dan situasi bagaimana konsep teori baru tersebut, oleh karena setiap cabang ilmu kontennya berbeda- beda. Konstruksi pembentukan konsepsi teori ilmu pengetahuan harus mengikuti atau memiliki metode ilmiah (Scientific Method). » Metode _ilmiah tersebut, dijabarkan dalam beberapa tahapan sebaga berikut : 1. Perumusan Masalah Masalah adalah topik atau obyek yang diteliti dengan batasan yang jelas serta dapat diidentifikasi faktor-faktor yang terkait. 2. Penyusunan Hipotesis ‘ Hipotesis merupakan argumentasi tentang kemungkinan Jawaban sementara tentang masalah yang ditetapkan, disusun berdasarkan pengetahuan atau teori yang ada dan harus diuji kebenarannya dengan observasi atau eksperimentasi. 3. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis Merupakan usaha pengumpulan fakta yang relevan dengan hipotesis dan kemudian diuji apakah fakta tersebut dapat mendukung hipotesis yang diajukan. Penarikan Kesimpulan Kesimpulan diambil berdasarkan_hasil analisis data untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan diterima atau tidak. > 62 Hipotesis yang diterima merupakan pengetahuan yang kebenarannya teruji secara ilmiah dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan. e. Unsur-Unsur Pembentuk Ilmu Pengetahuan Keberadaan ilmu pengetahuan terbentuk dari hukum secara khusus dan teori yang lebih general, baik dalam rumusan hukum maupun teori dan melibatkan unsur konsep yang merupakan_ konstruksi mental dalam menginterpretasi hasil observasi. Konsep merupakan simbol-simbol yang membantu untuk mengorganisasikan pengalaman. Hukum adalah korelasi antara dua konsep atau lebih yang dekat kaitannya dengan hal-hal yang terobservasi. Hukum menterminkan urutan sistematik suatu pengalaman dan berfungsi untuk memberikan pengalaman baru menurut pola.yang beraturan dan dapat dinyatakan dalam bentuk grafik, persamaan atau ekspresi verbal tentang interrelasi antara konsep yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan teori adalah kerangka konsepsi yang terorganisasi menjadi suatu generalisasi yang dapat dijabarkan menjadi hukum-hukum. Dibandingkan dengan hukum, teori memiliki generalisasi yang jauh lebih luas dan konprehensif. - Konsep-konsep | yang digunakan dalam teori adalah konstruksi mental yang . disusun’ dari hasil penangkapan (encoding) pertanda alam dan fenomena sosial melalui metode survey atau eksperimen. Konsep-konsep ini mempunyai ciri-ciri yang berbeda dari bahan mentahnya (data) oleh karena obyek pengamatan dapat bersifat organik dan omni-obyektif, dan sudah siap untuk masuk ke fase penjelasan tentang fenomena yang sedang ditinjau. 63 Penjelasan tersebut bukan sekedar daftar konsep yang berhasil dirumuskan tetapi merupakan kaitan langsung antara dua atau lebih konsep yang memiliki_tingkat keterkaitan. Kualitas teori yang dirumuskan oleh seseorang, kemudian’ diuji dan dievaluasi wilayah keberlakuannya dan kemampuan peramalannya. Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi__teori diantaranya adalah: kesesuaiannya dengan observasi, konsistensi internal hubungan konsep-konsepnya, dan sifat konfrc hensif cakupannya. Kriteria pertama adalah hubungannya dengan data yang dapat direproduksi dalam masyarakat keilmuan, atau kesesuaiannya dengan pengalaman empiris. Krteria kedua menyangkut konsistensi dan koherensi. Kedua syarat ini mergkonfirmasikan ketidakhadiran suatu kontradiksi diantara konsep-konsep yang menyusun teori. Jika ini dipenuhi maka teori tersebut memiliki validitas seperti yang telah diperlihatkan oleh ‘teori-teori lain yang telah lahir sebelumnya. Hasil lain dari pemeriksaan kedua kriteria tersebut adalah tercapainya simplitas (kebersahajaan), suatu teori yang dicirikan oleh jumlah minimal asumsi yang dijadikan dasar penyusunan. Kelompok kriteria_ ketiga berkenan dengan _ sifat komprehensif — suatu teori, termasuk generalitasnya, atau kemampuan untuk =menunjukkan kepaduan yang melatar belakangi fenomena yang beragam. Kebenaran suatu teori adalah tujuan ilmu pengetahuan, tetapi dalam Prosesnya yang dipertimbangkan adalah derajat kesesuaiannya (adekuasi) dengan data yang diketahui dan sifat koherensi dan komprehensifnya dibandingkan teori-teori lain yang tersedia. Semua rumusan teori bersifat tentatif dan tidak kebal untuk direvisi, sebagaimana tujuan utama ilmu pengetahuan adalah meningkatkan pemahaman terus menerus menuju kesempurnaan 64 penjelasan intelektual terhadap fenomena alam dan sosial yang secara alamiah menurut sunnatullah (hukum Tuhan), tidak akan habis untuk dikaji dan dipelajari karena kekuasaan-Nya. SIKAP ILMIAH Berdasarkan beberapa karakteristik yang berkaitan dengan syarat, kriteria, langkah operasional dan — unsur-unsur pembentukan ilmu pengetahuan, maka semua aspek tersebut hendaknya diperhatikan secara menyeluruh agar dapat menuntun kita dalam rangka pembentukan karakter seorang ilmuan yang pada umumnya diharapkan mempunyai sikap ilmiah. Berikut ini di uraikan beberapa sikap ilmiah antara lain sebagai berikut : 41. Jujur Seorang ilmuan wajib melaporkan hasil penelitian atau pengamatannya secara obyektif dan jujur oleh karena tanggung jawab yang dimilikinya melekat Sebagai khalifah Tuhan di bumi, sehingga apabila hasil penelitiannya tersebut diuji kembali oleh peneliti lain akan memberikan hasil yang sama. 2. Terbuka Seorang ilmuan harus mempunyai pandangan yang luas, cakupan cakrawala ide yang dipikirkannya seyogyanya sangat dalam, orientasi berfikimya lebih terbuka, jauh dari praduga - dan selalu menghargai pendapat orang lain, meskipun untuk menerimanya harus melakukan pengujian terlebih dahulu. 3. Toleran Seorang ilmuan tidak akan merasa dirinya paling hebat, bersedia belajar dari orang lain atau membandingkan pendapatnya dengan yang lain serta tidak pernah 65 _ memaksakan pendapatnya pada orang lain. Oleh karenanya tidaklah disebut ilmuan orang yang berprilaku sombong walaupun telah menemukan karya ilmu pengetahuan, malah harus semakin rendah diri dan semakin §memahami kemahakuasaan Sang Pencipta serta semakin memahami kelemahan dan keterbatasan dirinya. Skeptis Dalam mencari kebenaran, seorang ilmuwan seyogyanya bersikap hati-hati, sedapat mungkin mengedepankan sikap ragu terhadap sesuatu dan skeptis akan tetapi tetap bersikap kritis sehingga akan melakukan tahapan penyelidikan atau memferifikasi atau bahkan melakukan observasi (penelitian) terlebih dahulu terhadap bukti-bukti (informasi) yang akan dipakai untuk mendasari, suatu kesimpulan, mengambil keputusan atau melakukan pemecahan dalam menyelesaikan masalah. Optimis Seorang ilmuan tidak. akan mengatakan bahwa_ terdapat sesuatu yang tidak dapat dikerjakan sebelum memikirkan dan mencoba mengerjakannya terlebihi dahulu, artinya harus selalu bersikap optimis yang dijiwai oleh semangat yang konsisten. Pemberani Sifat ilmuan adalah manusia yang aktifitas hidupnya selalu mencari kebenaran, maka pasti akan selalu berani melawan ketidak benaran, kepura-puraan yang meghambat kemajuaan, sekalipun harus merugikan dirinya sendiri. Sifat pemberani ini dicontohkan oleh Kisah para Nabi-Nabi terdahulu dan Pengikutnya, juga ilmuan seperti Copernicus dan Galileo mengenai keyakinan tentang heliosentrisnya yang sangat bertentangan dengan kepercayaan dan penguasa saat itu, 66 sehingga dalam mempercayai faham geosentris yang diyakininya, akhirnya mengopenran dirinya-sendiri. 7. Kreatif dan Inovatif Selalu ingin mendapatkan, menciptakan, memvariasikan : sesuatu yang baru terutama guna mendapatkan nilai tambah bagi dirinya. Setidp saat pola hidupnya selalu dinamis, tidak passif sehingga berkreasi, berkarya, melakukan inovasi-inovasi baru dan melahirkan konsep-konsep ilmu pengetahuan terbaru sudah menjadi sikap dan prilaku hidupnya. 8. Bertanggung Jawab Seorang ilmuan harus memiliki rasa tanggung jawab baik secara etik maupun moral oleh karena itu ilmu yang dihasilkannya harus diarahkan agar sejalan dengan fungsinya ‘sebagai seorang ilmuan dan atau sebagai khalifah dimuka bumi. Manusia dengan segala kelebihannya dibandingkan dengan mahluk hidup lain, telah diberi amanah mengelola dan memelihara kelangsungan hidup. alam semesta ini serta bertanggung jawab mengembangkannya kearah yang lebih baik, bukan sebaliknya sehingga dengan kriteria ini antara manusia dengan mahluk hidup lain dapat dibedakan kemulian derajatnya dimata Tuhan. MATERI LEARNING Maieri Learning | Diskusikan dengan temanmu tentang makna Pengetahuan, Ilmu Pengetahuan (baik yang Ilmiah dan yang Non Iimiah) lalu jelaskan menggunakan pendekatan science atau sesuai kompetensi keilmuan anda dan juga pendekatan ilmu agama yang saudara anut. 67 : a Materi Learning II Diskusikan dengan temanmu tentang makna Insting pada binatang dan akal untuk bernalar pada manusia dan bagaimanakah cara yang terbaik pada manusia dalam mengembangkan potensi keilmuannya, memproteksi dirinya dan memanfaatkan potensi lingkungannyata, serta apa yang dimaksud dengan pseudo science dan apa bedanya dengan science. Materi Learning III Diskusikan dengan temanmu tentang makna Pengetahuan Imiah dan Pengetahuan Non-Imiah dan apa bedanya dengan Ilmu Pengetahuan Ilmiah dan imu Pengetahuan Non-llmiah, bagaimanakah hubungan antara keduanya, kemukakan kriterianya masing-masing. Jelaskan pula pendapatmu terhadap beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang. limu Pengetahuan. Materi Learning IV: * Diskusikan dengan temanmu tentang makna metode Deduktif, Induktif, Deduktif Induktif dalam kerangka konstruksi Ilmu Pengetahuan, dan bagaimana makna dari metode rasional-empirik dibandingkan dengan rasional-eksperimental. Materi Learning V : Kemukakan suatu contoh kasus atau masalah yang berkaitan dengan disiplin ilmu anda masing-masing, alu kemukakan_ konstruksi_ metode_ ilmiah didalamnya_ (Scientific Methode) secara berurut mulai dari masalah, hipotesis, pengujian hipotesis dan kesimpulan. Jika kasus saudara berupa _uraian, jelaskan menggunakan metode apa. Ww 68 Materi Learning VI Diskusikan dengan temanmu tentang unsur-unsur pembentuk limu Pengetahuan, lengkapi secara berurutan dengan penjelasannya masing-masing unsur tersebut dan jelaskan beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengevaluasi validitas suatu teori, apakah criteria tersebut sudah cukup atau ada criteria Jain sebagaimana jika anda memperoleh informasi dari literature lain. Materi Learning VII Diskusikan dengan temanmu tentang makna sikap ilmiah yang berkaitan dengan disiplin ilmu anda masing-masing, dan apakah sikap ilmiah tersebut perlu diperluas atau mungkin masih ada sikap ilmiah yang perlu ,ditambahkan oleh karena masing- .masing kompetensi keilmuan berbeda substansinya, kemukakan pendapat anda. SOAL LATIHAN |. Pilihlah Salah Satu Jawaban yang Paling Tepat. 1. Abstraksi fenomena alam dalam bentuk-bentuk tertentu seperti suara, garis dan bentuk lain disebut dengan : A. Pengetahuan’ B. limu pengetahuan C. Teknologi D. Seni E. Lukisan 2. Substansi IPTEKS yang berfungsi sebagai interkoneksitas: adalah : A. Pengetahuan_ B. limu Pengetahuan C. Teknologi D. Seni E. Keindahan 69 3. Syarat yang menjadi kriteria agar pengetahuan dapat disebut ilmu pengetahuan adalah, KECUALI : A. Logis B. Obyektif C. Metodik D. Universal E. Holistik 4. Kriteria yang harus dipakai dalam mengevaluasi suatu teori adalah, KECUALI : A. Kesesuaian B. Konsistensi C. Koherensi D. Harmonisasi E. Komprehensif I. PILIHLAH : A. Jika pernyataan 1, 2 dan 3 benar B. Jika pernyataan 1 dan 3 benar C. Jika pernyataan 2 dan 4 benar D. Jika hanya pernyataan 4 yang benar E. Jika semua pernyataan benar atau semua pernyataan salah 1. Berikut ini yang merupakan sikap ilmiah adalah : t 1. Jujur . 2. Terbuka 3. Skeptis 4. Adil 2. Yang merupakan kriteria ilmu pengetahuan adalah : 1. Logis dan ObyektifY 2. Metodik dan Sistimatiky 3. Universal v 4. Subtantif > 3. Berikut ini beberapa contoh sains semu atau pseudo science adalah, kecuali : 1.Mitos 2. Intuisi' 3. Wahyu ~— 4. Filing) Ill. Pilihlah B jika pernyataan benar dan pilihlah S jika salah. 1. Proses terciptanya karya IPTEKS dimulai dari kehendak lalu dikendalikan oleh ilmu raga dan bermuara pada otak kemudian terciptalah sebuah karya. \ 70 2. Manusia yang berkecimpung dalam IPTEKS secara fitrah setiap aktifitasnya harus memiliki pribadi yg ikhsan menuju kepada konsepsi keimanan dan ketaqwaan kepada sang pencipta Yang Maha Kuasa. 3. Ilmu pengetahuan yang mengandalkan kepada prasangka atau dugaan disebut limu pengetahuan non iimiah, sedang ilmu pengetahuan ilmiah harus berdasarkan kriteria-kriteria tertentu seperti obyektif, metodik, sistimatik, tentatif, dan universal. % , 4. Awal abad ‘ke 21 adalah abad dimana diperkenalkannya mikroorganisme dalam pengelolaaan limbah sebagai dampak dari perkembangan teknologi. $ IV. ESSAI (Jawablah dengan Singkat dan Jelas) 3. Penelitin tentang senyawa antibiotik dari mikroorganisme, pengobatan alternatif dari Cina, Bahan Bakar Alternatif Ramah Lingkungan, merupakan hasil karya olah akal manusia, Jelaskan masing-masing hal tersebut berdasarkan konsep IPTEKS dan apa dampak positif dan negatifnya bagi kehidupan manusia?. 9. Carilah Karya Ipteks dari Internet sesuai disiplin ilmu anda yang ada kaitannya dengan ilmu pengetahuan, lalu saudara Komentari sesuai wawasan saudara dan berikan-kesimpulan, cantumkan alamat websitenya dari internet tempat saudara .engambil, cantumkan pula daftar pustaka lain seperti buku, termasuk dari internet pada lembar terakhir tugasmu, jumlah halaman bebas?. 10, Jelaskan dengan singkat : Pengetahuan, Ilmu Pengetahuan, Sains mekanistik, Sains humanistik, Kecerdasan artifisial dan Hipotesis. 71 11. Ceriterakan salah satu nilai kearifan lokal yang menjadi ciri khas daerah asal saudara yang dikategorikan sebagai pengetahuan non ilmiah?. 2

Anda mungkin juga menyukai

  • Haris 6
    Haris 6
    Dokumen1 halaman
    Haris 6
    Andi Artika Maharani
    Belum ada peringkat
  • Testimoni 4
    Testimoni 4
    Dokumen1 halaman
    Testimoni 4
    Andi Artika Maharani
    Belum ada peringkat
  • BIOGRAFI
    BIOGRAFI
    Dokumen1 halaman
    BIOGRAFI
    Andi Artika Maharani
    Belum ada peringkat
  • Testimoni 2
    Testimoni 2
    Dokumen1 halaman
    Testimoni 2
    Andi Artika Maharani
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kelo
    Tugas Kelo
    Dokumen6 halaman
    Tugas Kelo
    Andi Artika Maharani
    Belum ada peringkat
  • WAWAS
    WAWAS
    Dokumen19 halaman
    WAWAS
    Andi Artika Maharani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Pekan Ii-1
    Makalah Pekan Ii-1
    Dokumen13 halaman
    Makalah Pekan Ii-1
    Andi Artika Maharani
    Belum ada peringkat
  • TL - 016
    TL - 016
    Dokumen7 halaman
    TL - 016
    Andi Artika Maharani
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen8 halaman
    Bab V
    Andi Artika Maharani
    0% (1)
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen42 halaman
    Bab Iv
    Andi Artika Maharani
    Belum ada peringkat
  • Wasteks S
    Wasteks S
    Dokumen2 halaman
    Wasteks S
    Andi Artika Maharani
    Belum ada peringkat
  • Keterampilan Belajar Yang Selama Ini Digunakan
    Keterampilan Belajar Yang Selama Ini Digunakan
    Dokumen2 halaman
    Keterampilan Belajar Yang Selama Ini Digunakan
    Andi Artika Maharani
    Belum ada peringkat
  • Sssssss
    Sssssss
    Dokumen11 halaman
    Sssssss
    Andi Artika Maharani
    Belum ada peringkat
  • Learning
    Learning
    Dokumen9 halaman
    Learning
    Andi Artika Maharani
    Belum ada peringkat
  • Pekan II
    Pekan II
    Dokumen2 halaman
    Pekan II
    Andi Artika Maharani
    Belum ada peringkat