Anda di halaman 1dari 1

Kerajaan gowa dan tallo.

Pada awalnya di daerah gowa ada 9 komunitas yang


dikenal dengan bate salapang (Sembilan bendera) yang kemudian menjadi pusat
kerajaan gowa Tombolo, Lakiung, Samata, Parang-parang, Data, Angang Je’ne,
Bisei, Kalling dan Sero. Melalui berbagai cara, baik damai maupun paksaan.
Raja tumanurung merupakan pendiri kerajaan gowa pada awal 14. Pemerintah
pada awal abad ke 16 dikerajaan gowa bertahta karaing atau penguasa gowa ke
9 bernama tupamarisi kalona, pada masa itu salah seorang penjajah protugis
berkomentar, bahwa “daerah yang disebut makasar sangatlah kecil”. Dengan
melakukan perombakan besar-besaran di kerajaan tupamarisi kalona mngubah
daerah makasar dari sebuah konfederasi antar komunitas yang longgar menjadi
sebuah negara kesatuan gowa (kerajaan gowa). Dia juga mengatur penyatuan
gowa dan tallo, kemudian markat dengan sebuah sumpah. Sumpahnya yaitu
menyatakan bahwa apa saja yang mencoba membuat mereka saling melawan
akan mendapatkan hubungan dewata, sebuah perundang-undangan yang
aturan-aturan peperangan dibuat. Dan sebuah system pengumpulan pajak dan
bea dilembagakan dibawah seorah syah bandar untuk mendanai kerajaan”.
Kerjaan” yang ditaklukan oleh tupamarisi kalona diantaranya adalah kerajaan
siang serta kesultanan bone, walaupun ada yang menyebutkan bahwa bone
ditaklukan oleh tuni parangga. Pada tahun 1666 dibawah pemimpinan laksmana
cornelis speelman voc berusaha menundukan kerajaan-kerajaan kecil di
Sulawesi tetapi belum berhasil menundukan kesultanan gowa. Dilain pihak
setelah sultan hasanudin naik tahta ia berusaha menggabungkan kekuatan
kerajaan” kecil di Indonesia bagian timur untuk melawan VOC. Sultan
hasanudin menjabat menjadi raja gowa tallo pada 1563 M-1669M. pertempuran
terus berlangsung compeni VOC menambahkan kekuatann pasukannnya untuk
melawan kerajaa gowa. Pada akhirnya gowa terdesak dan semakin lemah
sehingga pada tanggal 18 nov 1667 bersedia mengadakan perjajanjian bungaya
di bungaya. Karena perjanjian tersebut gowa merasa dirugikan karena itu sultan
hasanudin mengadakan perlawanan lagi, karena VOC meminta bantuan ke pada
Batavia akhirnya benteng keterkuat kerajaan gowa berhasil ditembus.
Kemduian pada tanggal 12 juni 1669 sultan hasanudin mengundurkan diri.
Sultan hasanudin wafat pada tanggal 12 juni 1670. Keadaan sosial kerajaan
gowa talo Sebagian besar nelayan atau pedagang,dari segi kebudayaan maka
masyarakat gowa menghasilkan benda” yang biasanya disebut deretan kapal
pinisi di Pelabuhan paotere. Kerajaan ini akhirnya bergabung menjadi bagian
dari NKRI pada tahun 1946 dengan Andi Ijo Daeng Mattawang Karaeng
Lalolang Sultan Muhammad Abdul Kadir Aidudin sebagai raja terakhirnya.
Letak kerajaan gowa tallo berada di Sulawesi selatan

Anda mungkin juga menyukai