KEBIJAKAN
Persiapan alat :
KEBIJAKAN
1. Transducer
Pemeriksaan USG abdomen menggunakan transducer konveks dengan
PROSEDUR frekuensi 2-5 MHz
2. Persiapan
Vesika urinaria harus terisi penuh/optimal.
3. Pelaksanaan
a. Pemeriksaan Ginjal
- Dokter melakukan pemeriksaan dengan posisi pasien supine,
oblique dan prone (bila diperlukan)
- Dibuat potongan koronal, transversal, sagital pada ginjal kanan
dan kiri.
- Penilaian ukuran, bentuk, letak, struktur parenkim,
ekhogenisitas, pelebaran pielokaliks, adanya batu, kista, massa,
gambaran ureter proksimal.
b. Vesika Urania
- Dokter melakukan pemeriksaan dengan posisi pasien supine.
- Dibuat potongan transversal dan sagital.
- Penilaian tebal dinding, batu, divertikel, adanya massa,
infiltrasi massa dari luar vesika urinaria, blood clot, adanya
uretrocele.
c. Prostat
- Dokter melakukan pemeriksaan dengan posisi pasien supine.
- Dibuat potongan transversal dan longitudinal
- Penilaian ukuran, bentuk, letak, struktur parenkim, kalsifikasi,
nodul/massa, pemeriksaan color Doppler dilakukan apabila
diperlukan.
UNIT TERKAIT - Instalasi Gawat Darurat
- Instalasi Rawat Inap
- Instalasi Rawat Jalan
USG TESTIS
1. Transducer
Pemeriksaan USG testis menggunakan transducer konveks dengan
PROSEDUR frekuensi minimal 7,5 MHz
2. Persiapan
Persiapan tidak diperlukan pada pemeriksaan USG testis.
3. Pelaksanaan
Pemeriksaan dilakukan terhadap kedua testis dan sekitarnya pada
pasien dengan posisi pasien supine.
4. Penilaian, struktur parenkim testis, fluid dan struktur peritesticuler,
epididmis, plexus pampiniformis, ada/tidaknya SOL: lokasi, tepi lesi,
kistik/solid, ukuran, jumlah lesi dan klasifikasi. Color Doppler
digunakan untuk evaluasivaskuler, pada kasus kecurigaan adanya
varicocele akan dilakukan pemeriksaan dengan disertai maneuver
valsava.
1. Transducer
Pemeriksaan USG prostat menggunakan probe transrectal minimal
PROSEDUR 7,5 MHz
2. Persiapan
Persiapan tidak diperlukan pada pemeriksaan USG prostat.
3. Pelaksanaan
Pasien dengan posisi supine dilakukan scan secara transabdominal
untuk melihat struktur vesika urinaria. Pemeriksaan dilakukan dengan
posisi pasien lateral dicubitus membelakangi pemeriksa, tubuh fleksi
dengan kedua lutut mendekat dengan perut. Probe dimasukan
transrectal.
4. Penilaian hasil pemeriksaan antara lain struktur parenkim prostat ada
tidaknya nodul, lokasi, tepi lesi, kisti/solid, ukuran dan jumlah nodul
serta kalsifikasi dan sebagainya.
UNIT TERKAIT - Instalasi Gawat Darurat
- Instalasi Rawat Inap
- Instalasi Rawat Jalan
USG MAMMAE
1. Transducer
Pemeriksaan USG mammae menggunakan probe linier/transducer
PROSEDUR superficial minimal 7,5 MHz
2. Persiapan
Persiapan tidak diperlukan pada pemeriksaan USG mammae.
3. Pelaksanaan
Pemeriksaan dilakukan terhadap kedua payudara dan aksila pada
pasien pada posisi supine dan telapak tangan bilateral diletakan di
belakang kepala, dengan bahu bilateral diganjal. Bila ditemukan lesi
dan tersedia software elastrografi dan atau color Doppler pada alat
USG, maka dilanjutkan pemeriksaan elastografi untuk mendukung
diagnose bila diperlukan.
4. Penilaian, kutis-subkutis dan papilla mammae, struktur
fibroglandular, lemak retromammae, duktus laktiferus, SOL (Space
Occupying Lessions). Ada/tidak lokasi, tepi lesi, kistik/solid, ukuran,
orientasi, jumlah lesi, enhancement, shadowing, corona,
kompresibilitas dan mobilitas, ada/tidaknya distorsi parenkimal serta
dirupsi ligamentum cowperi, kalsifikasi, limfonodi aksila.
UNIT TERKAIT - Instalasi Gawat Darurat
- Instalasi Rawat Inap
- Instalasi Rawat Jalan
USG GLANDULA TIROID, GLANDULA SALVATORIUS DAN
LIMFOID/LESI REGIO COLLI
TUJUAN Pemeriksaan USG adalah untuk melihat struktur dan kelainan pada
glandula tiroid, glandula salvatorius dan limfonodi/lesi region colli.
1. Transducer
Menggunakan probe linier/transduser superficial minimal 7,5 MHz
PROSEDUR 2. Persiapan
Persiapan tidak diperlukan pada USG glandula tiroid, glandula
salivatorus dan limfonodi/lesi region colli
3. Pelaksanaan
Pemeriksaan glandula tiroid dan glandula salivatorius dilakukan
dengan posisi pasien dan ekstensi leher. Untuk menilai limfonodi dan
lesi di daerah leher, selain posisi ekstensi dapat juga dengan posisi
kepala menoleh ke kanan atau ke kiri. Pemeriksaan dengan color
Doppler dilakukan apabila diperlukan.
4. Penilaian
Struktur parenkim, bentuk dan ukuran termasuk ismus tiroid, batas
SOL : ada/tidak, lokasi, tepi lesi, kistik/solid, ukuran jumlah lesi
enchement shadowing, thrombus vena jugularis, limfonodi : bentuk,
ukuran, lokasi dan struktur ekogenisitas hilus, pola vaskularisasi,
duktus salivarius bila ada pelebaran.