Anda di halaman 1dari 2

K E M E N T E R IA N D A L A M N E G E R I

R E P U B L IK IN D O N E S IA

D I R E K T O R A T J E N D E R A L K E P E N D U D U K A N D A N P E N C A T A T A N S I P I L

Jalan Raya Pasar Minggu Km. 19 Jakarta Selatan 12072


Telp. (021) 79194075 (Hunting) Fax. (021) 7980655, 7949770

NOTA DINAS

Kepada Yth. Sekretaris Ditjen. Kependudukan dan Pencatatan Sipil.


Dari Kepala Bagian Perundang-undangan.
Tembusan Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (sebagai laporan).
Tanggal 'l'is Agustus2017.
Nomor AJ O / 9 Cc*i ( Scs- JûJ
Sifat Segera
Lampiran 2 (dua) befkas.-t»
Hal Tindak Lanjut Pungutan Biaya Administrasi Penerbitan Dokumen
Kependudukan Di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor.

Menindaklanjuti disposisi Bapak Sekretaris Ditjen Kependudukan dan


Pencatatan Sipil atas Surat dari Saudara Drs. Jantal Nasir (Ketua Umum LSM Mitra
Rakyat Bersatu) tanggal 1 Agustus 2017 perihal Klarifikasi Terkait UU No. 24 Tahun
2013 Mengingat Masih Maraknya Pungutan Terkait Pembuatan Dokumen
Kependudukan, bersama ini kami laporkan hal-hal sebagi berikut:

1. LSM Mitra Rakyat Bersatu secara substansi mempertanyakan hal-hal sebagai berikut:
a. Bagaimana keberlakuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2013?
b. Kenapa dalam hal penerbitan baru, penggantian rusak/hilang dan perubahan data
KTP-el, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor melakukan pungutan
biaya pengurusan dokumen kependudukan yang notabene bertentangan dengan
Pasal 87A Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013?
c. Apakah anggaran yang disediakan melalui APBN tidak cukup atau tidak optimal,
sehingga Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor melakukan
pungutan biaya pengurusan dokumen kependudukan yang membebani
masyarakat?
d. Apakah peraturan setingkat Peraturan Daerah atau Peraturan Walikota dapat
mengalahkan lex superiori dari Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013?
e. Sampai sejauh mana kontroling yang dilakukan Walikota Bogor terhadap
bawahannya?

2. LSM Mitra Rakyat Bersatu secara substansi menginformasikan kepada Menteri Dalam
Negeri beberapa hal sebagai berikut:
a. Di Kecamatan Sareal, petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Bogor meminta uang sebesar Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah) dengan
alasan pengantar dari kelurahan untuk pengurusan KK diajukan lebih dari satu bulan
sebelum waktunya (ada tanda terima/kuitansi).
b. Di Kecamatan Bogor Barat, petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Bogor meminta uang sebesar Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah) untuk
pengurusan dokumen kependudukan (ach tanda terima/kuitansi).
c. Di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor, petugas memungut biaya
pengurusan dokumen kependudukan dan dokumen peristiwa penting dengan
besaran beragam, antara Rp. 150.000,- sampai dengan Rp. 200.000,-.
3. Berkenaan dengan hal tersebut diatas, untuk mendapatkan kepastian dan kejelasan
terkait dengan pungutan biaya yang dilakukan oleh para petugas Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kota Bogor tersebut, serta untuk menghindarkan permasalahan
hukum yang dapat ditimbulkan perlu dilakukan monitoring secara langsung ke Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor.
4. Apabila Bapak Sekretaris berkenan dan tidak berpendapat lain, terlampir telah disiapkan
net konsep Surat Perintah Tugas Sekretaris Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil,
untuk mohon perkenan tanda tangan.

Demikian untuk menjadi periksa dan mohon arahan lebih lanjut.

Kepala Bagian
Perundang-Undangan,

Erli Gusnetti, SH, M.Si.


Pembina Tingkat I
NIP. 19640801 198908 2 001

Anda mungkin juga menyukai