Anda di halaman 1dari 74

Tanggal Pembuatan : Juni 2007

PT. PERTAMINA (PERSERO)


Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 1 dari 9

MATERIAL SAFETY DATA SHEET


(LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN)

1. PRODUK DAN IDENTITAS PERUSAHAAN

NAMA PRODUK : PERTAMAX


NAMA LAIN : GASOLINE 92
PRODUSEN : PT. PERTAMINA (PERSERO)
Jl. Medan Merdeka Timur No.1A 3
Jakarta Pusat - Kode Pos 10110
Telepon : 021-79173000 2 1
SMS (021) 71113000
Pertamina Contact Centre (PCC) :
Faksimili : (021) 7972177
Email : pcc@pertamina.com
Nomor Telepon Dalam Keadaan Darurat dalam 24 Jam : 021-3816732
Nomor Telepon Informasi MSDS/LDKB : 021-3815578 / 3815504

2. KOMPOSISI / INFORMASI Hidrokarbon dan Additive

3. PENGENALAN BAHAYA Standar Komunikasi Bahaya :


OSHA 29 CFR 1910.1200 (berbahaya)

Efek Pemaparan :
Iritasi mata, iritasi saluran pernapasan, pusing, mual,
kehilangan kesadaran, kulit kering dan pecah-pecah.
Penghirupan lebih besar dapat menyebabkan kerusakan
lever, kehilangan kesadaran dan kematian.
Penyalahgunaan (menghirup / menelan), penggunaan
yang keliru (misalnya sebagai pelarut, sebagai bahan
pencuci) dalam jangka waktu yang lama dapat
mengakibatkan efek sistem syaraf/neurologi yang
sangat bervariasi, gangguan produksi butir darah merah
dan merusak sumsum tulang belakang serta anemia
Sistem syaraf yang terganggu dapat mengakibatkan
kelelahan, pusing berkepanjangan/kronis, gangguan
penglihatan dan pendengaran. Efek ini perlu
dihindarkan, dapat terjadi di tempat / lingkungan
pendistribusian, misalnya pada Instalasi/Depot/Terminal
Transit, Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum
dan lain-lain.

Data Tanggap Darurat :


Cairan mudah terbakar.
Tanggal Pembuatan : Juni 2007
PT. PERTAMINA (PERSERO)
Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 2 dari 9

4. TATA CARA Kontak Mata :


PERTOLONGAN PERTAMA Bilas mata sebanyak-banyaknya dengan air. Bila terjadi
iritasi pada mata segera berobat ke dokter.
Kontak Kulit:
Cuci area yang terkena dengan sabun dan air. Cucilah
pakaian yang terkontaminasi sebelum digunakan
kembali.
Terhirup:
Hentikan / hindari pemaparan selanjutnya. Bila terjadi
iritasi saluran pernapasan, pusing, tidak sadar, maka
segera cari pertolongan tenaga kesehatan atau segera
panggil dokter. Bila terjadi HENTI NAPAS, lakukan
RESUSITASI DARI MULUT KE MULUT.

Tertelan :
Bila tertelan, segera berikan 1 sampai 2 gelas air dan
kemudian segera panggil / bawa ke dokter, Instalasi
Gawat Darurat atau pusat pelayanan medis lainnya

PERHATIAN:
Jangan sekali-kali merangsang efek muntah atau
memberikan sesuatu pada penderita yang tidak
sadarkan diri.
Catatan untuk Dokter :
Bahan yang tertelan kemungkinan dapat terserap ke
dalam paru-paru yang dapat mengakibatkan gangguan
paru-paru / pneumoconiosis kimiawi, sehingga perlu
penanganan yang tepat.

5. TATA CARA Media Pemadam Kebakaran :


PENANGGULANGAN Karbon dioksida, dry chemical dan foam
KEBAKARAN
Prosedur Khusus Pemadam Kebakaran :
a. Karbon dioksida :
Semprotkan pada pangkal api searah dengan angin
b. Dry Chemical :
Semprotkan pada pangkal api searah dengan angin
c. Foam / Busa :
Bila dalam suatu wadah semprotkan busa pada
dinding bagian dalam jangan pada cairan yang
terbakar, searah dengan angin dan bila hanya suatu
ceceran semprotkan pada pangkal api sampai
semua terselimuti searah dengan angin.
Tanggal Pembuatan : Juni 2007
PT. PERTAMINA (PERSERO)
Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 3 dari 9

Alat Pelindung Khusus :


Untuk kejadian kebakaran pada area yang relatif
tertutup, maka orang yang melakukan pemadaman
kebakaran harus menggunakan Self Contained
Breathing Apparatus (SCBA)

Bahaya Ledakan dan Kebakaran lain :


Terjadi bila ada suatu tempat penampungan tidak
terlindung di sekitar lokasi kebakaran
Titik Nyala : - 45 oF atau – 43 oC
Rentang Dapat Terbakar : Batas Bawah : 1,4 %,
Batas Atas : 7,6 %

Tingkat Bahaya Menurut NFPA :


Kemudahan Terbakar : 3 (dapat terbakar pada suhu
normal)
Instabilitas : 1 (Tidak stabil bila dipanaskan -
lakukan tindakan pencegahan
normal)
Bahaya Kesehatan : 2 (Berbahaya - gunakan alat
pelindung pernafasan)

Dekomposisi Bahan Berbahaya : Karbon Monoksida.

6. TATACARA Pelaporan :
PENANGGULANGAN
TUMPAHAN DAN Jika terjadi tumpahan segera laporkan sesuai dengan
KEBOCORAN otorisasi setempat yang telah ditentukan.

Prosedur penanggulangan kebocoran atau


tumpahan :
Singkirkan semua kondisi yang memungkinkan
terjadinya penyalaan. Keringkan tumpahan
menggunakan bahan penyerap (sorbent), pasir, tanah
lempung dan bahan penghambat kebakaran lainnya.
Bersihkan dan buang pada tempat pembuangan yang
telah ditentukan oleh peraturan setempat.

Perlindungan Lingkungan :
Cegah masuknya tumpahan ke dalam selokan umum,
saluran pembuangan atau perembesan ke dalam tanah.
Tanggal Pembuatan : Juni 2007
PT. PERTAMINA (PERSERO)
Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 4 dari 9

7. PENANGANAN DAN Penanganan :


PENYIMPANAN
JANGAN MENYEDOT PERTAMAX DENGAN MULUT.
PERTAMAX TIDAK BOLEH DIGUNAKAN SEBAGAI
PELARUT (SOLVENT) ATAU SEBAGAI BAHAN
PENCUCI. Peralatan untuk penanganan harus kedap
gas (explotion proof). Penanganan di daerah yang
terbuka agar dicegah timbulnya percikan api.
Wadah/kontainer pengangkut Pertamax harus melalui
uji kelaikan oleh Institusi yang berwenang. Pada saat
pengisian, kontainer pengangkut harus ditempatkan di
atas permukaan tanah, peralatan "grounding" dan
"bonding" harus terpasang untuk mengantisipasi
kemungkinan terjadinya listrik statis.

Penyimpanan :
Untuk penyimpanan di dalam ruangan harus
memperhatikan sistem ventilasi. Penyimpanan di tangki
timbun harus memperhatikan persyaratan sesuai dengan
klasifikasinya. Uap yang mudah terbakar dapat
terbentuk walaupun disimpan pada temperatur dibawah
titik nyala. Jauhkan dari bahan-bahan yang mudah
terbakar. Tempat penyimpanan harus di "grounding" dan
"bonding" serta dilengkapi dengan pressure vacuum
valve dan flame arrester. Jauhkan dari bahan yang
mudah terbakar, api, listrik atau sumber panas lainnya

8. PENGENDALIAN Ventilasi :
PEMAPARAN /
PERLINDUNGAN DIRI Apabila PERTAMAX digunakan pada ruangan yang
relatif tertutup maka harus dilengkapi dengan Ventilasi
keluar (exhaust fan). Ventilasi dan peralatan yang
dipakai harus bersifat kedap gas.
Pelindung Pernapasan :
Pakailah alat perlindung pernapasan jika konsentrasi di
udara telah melebihi Nilai Ambang Batas.
Pelindung Mata :
Pakailah kacamata pelindung (goggles) untuk bahan
kimia.
Perlindungan Kulit :
Pakailah sarung tangan dari karet atau PVC. Terapkan
kebersihan perorangan yang baik.
Nilai Ambang Batas : 300 ppm.
Tanggal Pembuatan : Juni 2007
PT. PERTAMINA (PERSERO)
Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 5 dari 9

9. DATA FISIK DAN KIMIAWI


BATASAN METODE
No. KARAKTERISTIK SATUAN
MIN MAKS ASTM Lain
1. Angka Oktana Riset RON 91.0 - D 2699-86
2. Stabilitas Oksidasi (Periode Induksi) Menit 480 - D 525-99a
3. Kandungan Belerang % m/m - 0.05 1) D 2622/D 1266
4. Kandungan Timbal (Pb) gr/liter - 0.013 2) D 3237/D 5069
5. Kandungan Phospor mg/l - - D 3231 - 99
6. Kandungan Logam (Mn, Fe dll) mg/l - - D 3831-94
7. Kandungan Silikon mg/kg - - iICP-AES (Merujuk Metode in house
dengan batasan deteksi = 1 mg/kg)
8. Kandungan Oksigen % m/m - 2.7 3) D 4815-94a
9. Kandungan Olefin % v/v - *) D 1319-99
10. Kandungan Aromatik % v/v - 50.0 D 1319-99
11. Kandungan Benzena % v/v - 5.0 D 4420-94
12. Distilasi : D 86-99a
10 % vol penguapan oC - 70
50 % vol penguapan oC - 110
90 % vol penguapan oC - 180
Titik didih akhir oC - 215
Residu % v/v - 2.0
13. Sedimen mg/l - 1 D 5452-97
14. Unwashed Gum mg/100ml - 70 D 381-99
15. Washed Gum mg/100ml - 5 D 381-99
16. Tekanan Uap kPa 45 60 D 5191-99 atau D 323
17. Berat Jenis (pada suhu 15 oC) kg/m3 715 770 D 4052-96 atau D 1298
18. Korosi Bilah tembaga merit kelas I D 130-94
19. Uji Doctor negatif IP 30
20. Belerang Mercaptan % massa - 0.002 D 3227
21. Penampilan Visual Jernih dan terang
22. Warna Biru
23. Kandungan Pewarna g/100l - 0.13

*) Bila kandungan Olefin diatas 20 %, hasil pengujian angka stabilitas oksidasi min. 1000 menit.
CATATAN UMUM
Additive harus kompartibel dengan mesin (tidak menambah kekotoran mesin/kerak)
Additive yang mengandung komponen pembentuk abu (ash forming) tidak diperbolehkan
Pemeliharaan secara baik untuk mengurangi kontaminasi (debu, air, bahan bakar lain dll)
CATATAN KAKI
Catatan 1 Batasan 0.05% m/m setara dengan 500 ppm
Catatan 2 Pada atau dibawah batasan deteksi dari metode uji yang digunakan. Tidak ada penambahan yang disengaja
Catatan 3 Bila digunakan oksigenat, jenis ether lebih disukai. Penggunaan etanol diperbolehkan maksimum 10% vol (sesuai ASTM D.4806 dan pH antara 7 – 9)
Alkohol berkarbon lebih tinggi (C > 2) dibatasi maksimal 0,1 % vol. Penggunaan metanol tidak diperbolehkan.
Spesifikasi tersebut sesuaiLampiran Keputusan Dirjen Migas 3674 K/24/DDJM/2006 tanggal 17 Maret 2006 dan dapat berubah
sewaktu-waktu
Tanggal Pembuatan : Juni 2007
PT. PERTAMINA (PERSERO)
Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 6 dari 9

10. REAKTIVITAS Stabilitas terhadap suhu, cahaya, dll.:


Stabil.
Keadaan situasi yang harus dihindari :
Panas, percikan api, nyala maupun kondisi dimana dapat
terbentuk listrik statis.
Ketidak sesuaian (bahan yang harus dihindari) :
Halogen, asam kuat, basa, dan oksidator kuat.
Dekomposisi Bahan Berbahaya :
Karbon monoksida.
Polimerisasi pembentukan bahan-bahan berbahaya :
Tidak terjadi.

11. DATA TOKSIKOLOGI DATA TOKSIKOLOGI AKUT :


Uap / mist dapat menimbulkan iritasi pada saluran
pernapasan (bahaya)
Hasil pembakaran :
Dapat menimbulkan pemaparan karbon monoksida di
udara pada konsentarasi yang cukup tinggi, dapat
mengakibatkan : kehilangan kesadaran, kerusakan
jantung, otak dan bahkan sampai kematian. Pemaparan
terhadap karbon monoksida pada konsentrasi yang
tinggi dapat menimbulkan kesulitan pernapasan yang
diakibatkan oleh berpacunya antara karbon monoksida
dan oksigen.

TOKSIKOLOGI KRONIK :
Percobaan binatang dengan konsentrasi > 8000 ppm,
memperlihatkan peningkatan insiden tumor hati. Tetapi
efek tersebut diperkirakan tidak terjadi pada manusia.

DATA TOKSIKOLOGI LAIN :


Percobaan laboratorium (API = American Petroleum
Institute) dengan menggunakan binatang percobaan
memperlihatkan bahwa Pertamax pada konsentrasi yang
tinggi dan waktu yang lama dapat menimbulkan
kerusakan ginjal dan kanker hati. Efek pada sistim
reproduksi tidak dapat dibuktikan. Pada pemaparan yang
berulang, kandungan benzene dalam Pertamax dengan
konsentrasi rendah dapat menimbulkan kelainan pada
darah manusia seperti anemia, leukemia. Sedangkan
pemaparan hexane dalam jangka waktu yang lama
dapat menimbulkan kerusakan pada sistim syaraf
seperti mati rasa pada anggota gerak, kelumpuhan.
Tanggal Pembuatan : Juni 2007
PT. PERTAMINA (PERSERO)
Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 7 dari 9

12. INFORMASI EKOLOGI Pengaruh dan kerusakan terhadap lingkungan :


Rembesan ke dalam tanah akan menyebabkan
pencemaran air tanah atau aquifer

13. PERTIMBANGAN- Pembuangan Limbah :


PERTIMBANGAN
Dapat dibakar pada incinerator atau sesuai ketentuan
PEMBUANGAN
Pemerintah.

Informasi Perundang-undangan :
Limbah Sludge produk ini dapat dinyatakan sebagai
limbah B3 kecuali setelah dilakukan uji TCLP (Toxicity
Characteristic Leaching Procedure) tidak terbukti, dan
ketentuan pembuangannya harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

14. INFORMASI USA DOT :


TRANSPORTASI SHIPPING NAME : GASOLINE
HAZARD CLAS & DIV : 3
ID NUMBER : UN 1203
ERG NUMBER : 128
PACKING GROUP : PG II
STCC : Tidak diketahui
DANGEROUS WHEN WET : Tidak ada.
POISON : Tidak ada.
LABEL(s) : Flammable
Liquid
PLACARD (s) : Flammable
RID / ADR :
HAZARD CLASS :3
HAZARD SUB CLASS : 3(b)
LABEL :3
DANGER NUMBER : 33
UN NUMBER : 1203
IMO :
HAZARD CLASS & DIV :3
ID/UN NUMBER : 1203
PACKING GROUP : PG II
SHIPPING NAME : GASOLINE
ICAO / IATA:
HAZARD CLASS & DIV :3
ID/UN NUMBER : 1203
PACKING GROUP : PG II
LABEL(s) : Flammable liquid
Tanggal Pembuatan : Juni 2007
PT. PERTAMINA (PERSERO)
Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 8 dari 9

15. INFORMASI PERUNDANG Status Inventory :


UNDANGAN Terdaftar pada TSCA dan EINECS/ELINCS
EEC labeling : Tidak ada
Symbol : F+ = Sangat mudah terbakar,
T = Beracun
EU labeling : Tidak ada
Risk Phrase(s) :
R12-45-38-22.Highly flammable. Dapat menyebabkan
kanker.
Iritasi terhadap kulit. Sangat berbahaya jika tertelan.
Safety Phrase (s) :
S53-45-2-23-24,29-43-62. Hindari paparan dan baca
instruksi yang tertera sebelum digunakan. Pada keadaan
kecelakaan atau jika merasa tidak nyaman, segera
hubungi petugas medis. Jauhkan dari jangkaun
anak-anak. Hindari kontak dengan kulit.

16. INFORMASI LAIN-LAIN LABEL PERINGATAN :


ISI : "PERTAMAX " Æ BERBAHAYA.
Sangat mudah terbakar.
Uapnya dapat menimbulkan kebakaran. Dapat
menimbulkan gangguan kesehatan yaitu iritasi pada :
mata, kulit, hidung, tenggorokan, serta pusing, mual, dan
kehilangan kesadaran. Bila tertelan dapat menimbulkan
tersumbatnya saluran pernapasan yang mengakibatkan
kematian. Pemaparan dalam jangka waktu panjang / lama
dapat mengakibatkan kanker hati.
Jauhkan dari panas, percikan / semburan bunga api.
Cegahlah kontak dengan bagian tubuh. Cegahlah
terhirupnya uap yang tejadi dalam jangka waktu yang
lama. Jagalah wadah agar selalu dalam keadaan tertutup.
Gunakan dalam keadaan ventilasi yang memenuhi syarat.
Kesalahan penggunaan dapat mengakibatkan kecelakaan
dan menimbulkan penyakit. Gunakan hanya untuk
keperluan mesin dan jangan digunakan sebagai bahan
pelarut atau pembersih kulit. Jangan disedot dengan
mulut.

PERTOLONGAN PERTAMA :
Bila terhirup, penderita segera bawa ke tempat udara
segar (terbuka). Bila penderita mengalami henti napas
segera berikan pernapasan buatan. Bila masih sulit
bernafas, tambahkan oksigen dan segera panggil dokter.
Bila terjadi kontak dengan kulit, segera cuci dengan
Tanggal Pembuatan : Juni 2007
PT. PERTAMINA (PERSERO)
Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 9 dari 9

sabun dan air yang banyak. Cucilah pakaian yang


terkontaminasi sebelum dipergunakan kembali. Bila
tertelan, segeralah mencari pertolongan dokter. Jangan
sekali-kali mencoba mengusahakan timbulnya muntah,
kecuali dengan instruksi / pengawasan dokter. Jangan
berikan sesuatu pada penderita yang tidak sadar melalui
mulutnya, bisa fatal.

PERHATIAN
Residu mungkin dapat tersisa dalam kontainer, dapat
terbakar atau meledak. Jangan melakukan kegiatan
pemotongan, pemukulan atau pengelasan di sekitar
kontainer. Semua label peringatan harus benar-benar
diawasi keberadaannya hingga kontainer benar-benar
aman. Label peringatan yang dimaksud minimal harus
menuliskan : "Bahan ini mengandung bahan yang
beracun dan berbahaya, dapat menyebabkan tumor
ganas, kematian bayi waktu lahir, dan gangguan sistim
reproduksi”.

Tingkatan Merah Biru Kuning


17. KETERANGAN SIMBOL
0 Tidak dapat Bahan biasa / Stabil dalam kondisi
terbakar tidak berbahaya normal
NFPA Tidak stabil bila
1 Harus dipanaskan Sedikit berbahaya dipanaskan- lakukan
dulu untuk tindakan pencegahan
terbakar normal
Berbahaya Bahan kimia mungkin
2 Terbakar bila gunakan - alat dapat bereaksi -
dengan panas pelindung gunakan selubung dari
Merah yang cukup pernafasan jarak aman
Goncangan kuat atau
Sangat Berbahaya panas dapat
3 Terbakar pada - gunakan pakaian meledakkan - lakukan
Biru
Kuning suhu normal pelindung penuh monitor dari balik
penghalang tahan
ledakan
Terlalu berbahaya Dapat meledak -
4 Sangat mudah untuk memapar kosongkan area jika
Putih terbakar uap atau cairannya bahan dipaparkan ke
api

Putih

Radioaktif

Jangan kontak dengan air


MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS)
Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB)

PT. PERTAMINA (PERSERO) Berlaku TMT : 10 Desember 2007


Direktorat Pemasaran dan Niaga Revisi Ke : 1*
Unit Aviasi Halaman : 1 dari 6

1. PRODUK DAN IDENTITAS PERUSAHAAN


NAMA PRODUK : AVTUR / Jet A-1
PRODUSEN : PT. PERTAMINA (PERSERO)
Unit Aviasi
Kantor Pusat Pertamina, Gedung Annex Lt 2
Jl. Medan Merdeka Timur 1A - Jakarta 10110 Indonesia
Telepon : +6221-3815531 Faksimili : +6221- 3518387
Nomor Telepon Keadaan Darurat Dalam 24 Jam : +6221– 5507482 (DPPU Soekarno-Hatta)
Nomor Telepon Informasi MSDS/LDKB : +6221-3815531

2. KOMPOSISI / INFORMASI KANDUNGAN BAHAN


Nama Kimia dan Sinonim : Kerosine ditambah Additive

3. PENGENALAN BAHAYA
Standar Komunikasi Bahaya : OSHA 29 CFR 1910.1200 (berbahaya)
Efek Pemaparan : Kontak terhadap kulit yang berulang dalam waktu yang lama dapat
mengakibatkan dampak: iritasi terhadap saluran pernapasan, rasa
pusing, mual, kehilangan kesadaran.
Data Tanggap darurat : Cairan berwarna bening. Mudah terbakar. DOT ERG No.128

4. TATA CARA PERTOLONGAN PERTAMA


Kontak Mata : Siram sebanyak-banyaknya dengan dengan air. Jika terjadi iritasi, hubungi dokter.
Kontak Kulit : Bilas bagian yang terkena bahan dengan air dan sabun.
Terhirup : Hentikan/hindari penghirupan selanjutnya. Bila terjadi iritasi saluran pernapasan,
pusing, tidak sadar, maka segera cari pertolongan tenaga kesehatan atau segera
panggil dokter. Bila terjadi HENTI NAPAS, lakukan RESUSITASI DARI MULUT KE
MULUT
Tertelan : Bila tertelan segera berikan 1 sampai 2 gelas air dan kemudian segera panggil/
bawa ke dokter, instalasi Gawat Darurat atau pusat pelayanan bahaya lainnya
Perhatian : Jangan sekali-sekali merangsang effek muntah atau memberikan sesuatu pada
penderita yang tidak sadarkan diri.
Catatan Untuk Dokter : Bahan yang tertelan kemungkinan dapat terabsorbsi ke dalam paru-paru yang
dapat mengakibatkan pneumoconiosis kimiawi, sehingga perlu penanganan yang
tepat.

5. TATA CARA PENANGGULANGAN KEBAKARAN


Media Pemadaman Kebakaran : Karbon dioksida, Foam, Dry Chemical, dan Water Fog
Prosedur Khusus Pemadam Kebakaran
a. Karbon Dioksida : Semprotkan pada pangkal api searah dengan angin
b. Dry Chemical Powder : Semprotkan pada pangkal api searah dengan angin
c. Foam / Busa : Bila dalam suatu wadah, semprotkan busa pada dinding
bagian dalam, jangan pada cairan yang terbakar searah
dengan angin. Bila hanya suatu ceceran, semprotkan pada
pangkal api sampai semua terselimuti searah dengan angin.
MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS)
Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB)

PT. PERTAMINA (PERSERO) Berlaku TMT : 10 Desember 2007


Direktorat Pemasaran dan Niaga Revisi Ke : 1*
Unit Aviasi Halaman : 2 dari 6

Alat pelindung khusus : Untuk kebakaran pada area yang relatif tertutup, maka orang
yang melakukan pemadaman kebakaran harus
menggunakan Self Contained Breathing Aparatus (SCBA).
Bahaya Ledakan dan Kebakaran lain : Terjadi bila ada suatu tempat penampungan tidak terlindung
disekitar lokasi kebakaran
Flash Point : 38 oC atau 100 oF
Flamable Limits : LEL = 0,7%, UEL = 5,0%
NFPA Hazard ID : Kemudahan Terbakar = 2, Instabilitas = 1
Dekomposisi Bahan Berbahaya : Karbon Monoksida

6. TATA CARA PENANGGULANGAN TUMPAHAN DAN KEBOCORAN


Prosedur Catatan : Laporkan terjadinya tumpahan sesuai dengan otorisasi
setempat yang telah ditentukan. Jika terjadi tumpahan yang
diperkirakan dapat memasuki saluran air, dll, segera laporkan .
Prosedur Kebocoran atau Tumpahan : Singkirkan semua kondisi yang memungkinkan terjadinya
penyalaan. Lakukan absorbsi terhadap tumpahan
menggunakan sorbent, serbuk kayu gergaji, tanah lempung
dan bahan penghambat kebakaran lainya. Bersihkan dan
buang pada tempat pembuangan yang telah ditentukan oleh
peraturan setempat.
Pencegahan Lingkungan : Cegah masuknya tumpahan ke dalam selokan, saluran
pembuangan, atau perembesan kedalam tanah.

7. PENANGANAN DAN PENYIMPANAN


Penanganan : Menyebabkan efek yang serius jika kontak dan terserap melalui kulit.
Hindari agar uap atau mist tidak terhisap oleh saluran nafas. Wadah yang
dapat dipindahkan yang digunakan untuk menyimpan harus diletakkan
ditanah dan nozzle harus tetap ada bersamaan dengan wadah ketika
pengisian untuk mencegah timbulnya listrik statis.
Penyimpanan : Simpanlah pada tempat yang dingin. Udara yang mudah terbakar
(flammable atmosphere) dapat terbentuk di dalam bagian atas tanki
penyimpanan walaupun disimpan pada temperatur dibawah titik nyala.
Jauhkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar atau dapat
menyebabkan timbulnya kebakaran.

8. PENGENDALIAN PEMAPARAN / PERLINDUNGAN DIRI


Ventilasi : Apabila AVTUR digunakan pada ruangan yang relatif tertutup maka
harus dilengkapi dengan ventilasi keluar dan peralatan yang
dipakai harus bersifat explotion proof.
Alat Pelindung Pernapasan : Pakailah alat perlindung pernafasan jika konsentrasi di udara telah
melebihi Nilai Ambang Batas.
Alat Pelindung Mata : Pakalilah googles untuk bahan kimia
Perlindungan Kulit : Pergunakan sarung tangan bahan karet atau PVC. Terapkan
kebersihan perorangan yang baik
Nilai Ambang batas : 500 ppm
MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS)
Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB)

PT. PERTAMINA (PERSERO) Berlaku TMT : 10 Desember 2007


Direktorat Pemasaran dan Niaga Revisi Ke : 1*
Unit Aviasi Halaman : 3 dari 6

9. SPESIFIKASI FISIK DAN KIMIAWI **


pH : Netral
Vapour Pressure : 1 – 10 mmHg, at 100 oF
VOC Content : 10 %
PROPERTIES MINIMUM MAKSIMUM
Appearance
Visual Appearance :Clear, bright and visually free from
solid mater & undisolved water at
normal ambient termperature
Colour Report
Particulate Contamination, at
point of manufacture ,mg/l 1.0
Composition
Total Acidity, mg KOH/g 0.015
Aromatic Hydrocarbon Types
• Aromatic % v/v 25.0
• Total Aromatic % v/v 26.5
Sulphur, Total % m/m 0.30
Sulphur,Mercaptan %m/m 0.0030
Refining Components at point of
manufacture
• Hydroprocessed
Report
Components, %v/v
• Severely Hydroprocessed
Report
Components, %v/v
Volatility
Distilation
• Initial Boiling Point, oC Report
• 10% recovery, oC 205
• 50% recovery, C o
Report
• 90% recovery, C o
Report
• End Point, Co
300
• Residue, % v/v 1.5
• Loss, % v/v 1.5
o
Flash Point, C 38
o 3
Density at 15 C, kg/m 775.0 840.0
Fluidity
Freezing Point, oC -47
o
Viscosity at minus 20 C 8.000
Combustion
Smoke Point mm or 25
Smoke Point mm and 19
Naphtalenes %v/v 3.00
MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS)
Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB)

PT. PERTAMINA (PERSERO) Berlaku TMT : 10 Desember 2007


Direktorat Pemasaran dan Niaga Revisi Ke : 1*
Unit Aviasi Halaman : 4 dari 6

Specific Energy, MJ/kg 42.80


Corrosion
Copper Strip, Class 1
Thermal Stability, JFTOT
Test Temperature, oC 260
Tube Rating Visual Less than 3. No Peacock (P) or
Abnormal (A)
Pressure Differential, mm Hg 25
Contaminants
Existent Gum, mg/100 ml 7
Existent Gum with Air ,
7
mg/100 ml
Water Separation
Characteristic
Microseparometer, at Point of
Manufacture :
a. MSEP Without SDA, Rating 85
b. MSEP With SDA 70
Conductivity
Electrical conductivity pS/m 50 600
Lubricity
Wear Scar Diameter, mm 0.85
**) Sesuai dengan Defence Standard 91-91 / issue 5, tanggal publikasi 8 Februari 2005

10. STABILITAS DAN REAKTIVITAS


Stabilitas terhadap suhu, cahaya, dll. : Stabil
Keadaan situasi yang harus dihindari : Panas, percikan api, nyala maupun kondisi
dimana dapat terbentuk listrik statis.
Ketidaksesuaian (Bahan yang harus dihindari) : Halogen, Asam kuat, Basa dan Oksidator kuat
Dekomposisi Bahan Berbahaya : Carbon Monoksida
Polimerisasi pembentukan bahan-bahan berbahaya : Tidak terjadi.

11. DATA TOKSIKOLOGI


-------------TOKSIKOLOGI SUBKRONIK------------
Percobaan dilakukan terhadap tikus dengan pemaparan melalui kulit selama 5 hari/minggu selama 90 hari
pada dosis paparan yang diperkirakan lebih tinggi daripada kondisi normal. Pada percobaan tersebut
dilakukan pengamatan terhadap organ-organ bagian dalam dan kimia klinis cairan tubuh, ternyata hasilnya
menunjukkan bahwa produk ini tidak mempunyai efek yang merugikan.
-------------TOKSIKOLOGI REPRODUKSI ------------
Pemaparan melalui kulit terhadap tikus yang sedang hamil pada dosis representatif tidak memberikan efek
yang merugikan baik terhadap induknya maupun terhadap keturunannya.
-------------TOKSIKOLOGI KRONIK ------------
Base oil yang terkandung dalam produk ini MERUPAKAN SOLVENT REFINED MAUPUN
HYDROTREATED. Studi yang dilakukan dengan mengoleskan produk ini pada kulit tikus tidak menunjukkan
MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS)
Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB)

PT. PERTAMINA (PERSERO) Berlaku TMT : 10 Desember 2007


Direktorat Pemasaran dan Niaga Revisi Ke : 1*
Unit Aviasi Halaman : 5 dari 6

efek karsinogenik.
------------- DATA TOKSIKOLOGI LAIN ------------
Percobaan di laboratorium terhadap produk ini setelah pemakaian pada kendaraan berbahan bakar bensin
menunjukkan adanya aktivitas karsinogen pada kulit. Hal ini terutama terjadi jika setelah penggunaan produk
ini sipemakai tidak membilas tangannya. Namun terhadap produk ini setelah pemakaian pada kendaraan
bermesin diesel tidak memberikan efek karsinogenik.

12. INFORMASI EKOLOGI


Pengaruh dan kerusakan terhadap lingkungan : Rembesan ke dalam tanah dapat menyebabkan
pencemaran air tanah atau aquaifer

13. PEMBUANGAN LIMBAH


: Produk ini dapat dibakar pada tempat yang tertutup untuk
Pembuangan Limbah tujuan memperoleh energi, atau dibakar pada incenerator.
Produk ini dapat pula diproses pada tempat pendaur ulangan
bahan yang telah ditentukan oleh pemerintah.
: Limbah sludge Avtur diklasifikasikan ke dalam limbah B3,
Informasi Peraturan-Peraturan sehingga prosedur pembuangan bahan ini harus sesuai
ketentuan limbah B3.

14. INFORMASI PENGANGKUTAN


USA DOT
SHIPPING NAME : Fuel, aviation, turbine engine
HAZARD CLASS & DIV : Cairan Mudah Terbakar
ID/UN NUMBER : 1863
ERG NUMBER : 128
PACKING GROUP : PG III
DANGEROUS WHEN WET : Tidak
POISON : Tidak
PLACARD : Mudah Terbakar

RID/ADR
HAZARD CLASS :3
HAZARD SUB CLASS : 31 ( C )
LABEL :3
DANGER NUMBER : 30
UN NUMBER : 1863
SHIPPING NAME : Fuel, aviation, turbine engine

IMO
HAZARD CLASS & DIV : 3.3
ID/UN NUMBER : 1863
PACKING GROUP : PG III
SHIPPING NAME : Fuel, aviation, turbine engine
LABEL (s) : Cairan Mudah Terbakar
MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS)
Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB)

PT. PERTAMINA (PERSERO) Berlaku TMT : 10 Desember 2007


Direktorat Pemasaran dan Niaga Revisi Ke : 1*
Unit Aviasi Halaman : 6 dari 6

ICAO/IATA
HAZARD CLASS & DIV :3
ID/UN NUMBER : 1863
PACKING GROUP : PG III, PG II, PG I
SHIPPING NAME : Fuel, aviation, turbine engine
LABEL (s) : Cairan Mudah Terbakar

15. INFORMASI PERUNDANG-UNDANGAN


Status inventory : Terdaftar pada TSCA, EINECS/ELINCS dan AICS.
ECC labeling : Tidak ada
Symbol : Xn = Harmful, F= Flammable
Risk Phrase(s) : R10-22-38-52/53
Mudah terbakar. Berbahaya jika tertelan. Iritasi terhadap kulit. Berbahaya bagi
kehidupan air
Safety Phrase(s) : S43-24-62-61. Pastikan dilakukan paparan dan baca instruksi yang tertera
sebelum digunakan. Pada keadaan kecelakaan atau jika merasa tidak nyaman,
segera hubungi petugas medis. Jauhkan dari jangkaun anak-anak. Hindari kontak
dengan kulit. Jika tejadi kebakaran, gunakan CO2, dry chemical atau foam.

16. INFORMASI PERATURAN-PERATURAN


LABEL PERINGATAN :
Mengandung aromatic petroleum oil
Berbahaya jika kontak dengan kulit
Mudah terbakar

DAPAT MENYEBABKAN KANKER KULIT, KERUSAKAN PADA HATI, DAN KERUSAKAN KOMPONEN
DARAH.
Kondisi dan kesesuaian produk untuk pemakai diluar jaminan kami , semua resiko penggunaan produk
ditanggung oleh pemakai. Tanda peringatan dan prosedur penanganan produk ini harus memiliki oleh
pemakai dan petugas yang menangani produk ini. Dilarang untuk mengganti dokumen ini, kecuali dengan
persetujuan secara hukum.

*) Revisi terhadap MSDS Avtur yang dipublikasikan oleh Divisi Pembinaan Sarana Pembekalan dan
Pemasaran – Direktorat Pembekalan Dan Pemasaran dalam Negeri, Tahun 1997
Tanggal Pembuatan : Juni 2007
PT. PERTAMINA (PERSERO)
Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 1 dari 8

MATERIAL SAFETY DATA SHEET


(LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN)

1. PRODUK DAN IDENTITAS PERUSAHAAN

NAMA PRODUK : PERTAMINA DEX


NAMA LAIN : DIESEL FUEL
PRODUSEN : PT. PERTAMINA (PERSERO)
2
Jl. Medan Merdeka Timur No.1A
Jakarta Pusat - Kode Pos 10110
1 1
Telepon : 021-79173000
SMS (021) 71113000
Pertamina Contact Centre (PCC) :
Faksimili : (021) 7972177
Email : pcc@pertamina.com
Nomor Telepon Dalam Keadaan Darurat dalam 24 Jam : 021-3816732
Nomor Telepon Informasi MSDS/LDKB : 021-3815578 / 3815504

2. KOMPOSISI / INFORMASI Hidrokarbon dan Additive

3. PENGENALAN BAHAYA Standar Komunikasi Bahaya :


Berdasarkan OSHA 29 CFR 1910.1200 (berbahaya)

Efek Pemaparan :
Iritasi pernapasan, pusing, mual, pingsan. Pada
pemaparan dalam waktu yang lama dan berulang-ulang
akan menyebabkan iritasi kulit atau gangguan kulit yang
lebih serius. Selain itu dilaporkan juga dari penelitian
bahwa produk ini dapat menyebabkan kanker kulit pada
manusia dengan kondisi kesehatan yang buruk,
diperkuat dengan pemaparan sinar matahari, waktu
pemaparan yang lama dan berulang.

Data Tanggap Darurat :


Cairan dapat terbakar.

4. TATA CARA Kontak Mata :


PERTOLONGAN PERTAMA Bilas mata sebanyak-banyaknya dengan air. Jika terjadi
rasa sakit / kelainan hubungi dokter.

Kontak Kulit :
Keringkan kulit yang terkena kontak dari produk ini
dengan lap kering dan bersih. Bilas bagian yang terkena
bahan ini menggunakan air sabun.
Tanggal Pembuatan : Juni 2007
PT. PERTAMINA (PERSERO)
Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 2 dari 8

Terhirup :
Jauhkan korban dari pemaparan selanjutnya. Jika terjadi
iritasi pernapasan, pusing, mual dan pingsan maka
segera cari pertolongan tenaga kesehatan atau segera
panggil dokter. Bila terjadi HENTI NAPAS, lakukan
RESUSITASI DARI MULUT KE MULUT.
Tertelan :
Bila tertelan, segera beri minum 1 sampai 2 gelas air dan
kemudian segera panggil / bawa ke dokter, Instalasi
Gawat Darurat atau pusat pelayanan medis lainnya
PERHATIAN :
Jangan sekali-kali merangsang efek muntah atau
memberikan sesuatu pada penderita yang tidak
sadarkan diri.

5. TATA CARA Media Pemadam Kebakaran :


PENANGGULANGAN Karbon dioksida, dry chemical dan foam
KEBAKARAN
Prosedur Khusus Pemadam Kebakaran :
a. Karbon dioksida :
Semprotkan pada pangkal api searah dengan angin
b. Dry Chemical :
Semprotkan pada pangkal api searah dengan angin
c. Foam / Busa :
Bila dalam suatu wadah semprotkan busa pada
dinding bagian dalam jangan pada cairan yang
terbakar, searah dengan angin dan bila hanya suatu
ceceran semprotkan pada pangkal api sampai
semua terselimuti searah dengan angin
Alat Pelindung Khusus :
Untuk kejadian kebakaran pada area yang relatif
tertutup, orang yang melakukan pemadaman
kebakaran harus menggunakan Self Contained
Breathing Apparatus (SCBA)

Bahaya Ledakan dan Kebakaran lain :


Terjadi bila ada suatu tempat penampungan tidak
terlindung di sekitar lokasi kebakaran
Titik Nyala : 131 oF atau 55 oC
Rentang Dapat Terbakar : Batas Bawah : 1,3 %,
Batas Atas : 6,0 %
Tingkat Bahaya Menurut NFPA :
Kemudahan Terbakar : 2 (Terbakar bila dengan panas
yang cukup)
Instabilitas : 1(Tidak stabil bila dipanaskan-
lakukan tindakan
pencegahan normal)
Bahaya Kesehatan : 1 (Sedikit berbahaya)
Dekomposisi Bahan Berbahaya : Karbon Monoksida.
Tanggal Pembuatan : Juni 2007
PT. PERTAMINA (PERSERO)
Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 3 dari 8

6. TATACARA Pelaporan :
PENANGGULANGAN Jika terjadi tumpahan segera laporkan sesuai dengan
TUMPAHAN DAN otorisasi setempat yang telah ditentukan.
KEBOCORAN
Prosedur Penanggulangan Kebocoran atau
Tumpahan :
Singkirkan semua kondisi yang memungkinkan
terjadinya penyalaan. Keringkan tumpahan
menggunakan bahan penyerap (sorbent), pasir, tanah
lempung dan bahan penghambat kebakaran lainnya.
Bersihkan dan buang pada tempat pembuangan yang
telah ditentukan oleh peraturan setempat.

Perlindungan Lingkungan :
Cegah masuknya tumpahan ke dalam selokan umum,
saluran pembuangan atau perembesan ke dalam tanah.

7. PENANGANAN DAN Penanganan :


PENYIMPANAN Menyebabkan efek yang serius jika terserap melalui kulit.
Hindari agar uap atau mist tidak terhisap oleh saluran
nafas. Wadah yang dapat dipindah yang digunakan
untuk menyimpan harus diletakkan ditanah dan nozzle
harus selalu kontak dengan wadah ketika pengisian
untuk mencegah timbulnya listrik statis
Penyimpanan :
Untuk penyimpanan di dalam ruangan harus
memperhatikan sistem ventilasi. Penyimpanan di tangki
timbun harus memperhatikan persyaratan sesuai dengan
klasifikasinya. Uap yang mudah terbakar dapat
terbentuk walaupun disimpan pada temperatur dibawah
titik nyala. Jauhkan dari bahan-bahan yang mudah
terbakar. Tempat penyimpanan harus di "grounding" dan
"bonding" serta dilengkapi dengan pressure vacuum
valve dan flame arrester. Jauhkan dari bahan yang
mudah terbakar, api, listrik atau sumber panas lainnya

8. PENGENDALIAN Ventilasi :
PEMAPARAN / Apabila Pertamina Dex digunakan pada ruangan yang
PERLINDUNGAN DIRI relatif tertutup maka harus dilengkapi dengan Ventilasi
keluar (exhaust fan). Ventilasi dan peralatan yang
dipakai harus bersifat kedap gas.
Pelindung Pernapasan :
Pakailah alat perlindung pernapasan jika konsentrasi di
udara telah melebihi Nilai Ambang Batas.
Tanggal Pembuatan : Juni 2007
PT. PERTAMINA (PERSERO)
Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 4 dari 8

Pelindung Mata :
Pakailah kacamata pelindung (goggles) untuk bahan
kimia.
Perlindungan Kulit :
Pakailah sarung tangan dari karet atau PVC. Terapkan
kebersihan perorangan yang baik
Nilai Ambang Batas : 500 ppm

9. DATA FISIK DAN KIMIAWI

BATASAN METODE
No. KARAKTERISTIK SATUAN MIN MAKS ASTM Lain
1. Bilangan Cetana
Angka Setana atau - 51 - D 613-95
Indeks Setana - 48 - D 4737-96a
2. Berat Jenis pada 150C kg/m3 8201) 860 D4052-96
3. Viscositas (pada suhu 400C) mm2/sec 2.0 4.5 D 445-97
4. Kandungan Sulfur %m/m - 0.05 2) D 2622-98
5. Distilasi D 86-99a
3
T 90 ) ºC - 340
3
T 95 ) ºC - 360
Titik Didih Akhir ºC - 370
6. Titik Nyala ºC 55 - D 93-99c
7. Titik Tuang ºC - 18 D 97
8. Residu Karbon % m/m - 0.3 D 4530-93
9. Kandungan air mg/kg - 500 D 1744-92
3
10. Stabilitas Oksidasi g/m - 25 D 2274-94
11. Biological growth *) - - nihil
12. Kandungan FAME *) % v/v - 1,0
13. Kandungan metanol dan Etanol % v/v - tak terdeteksi
14. Korosi Lempeng Tembaga merit - kelas 1 D 4815
15. Kandungan Abu % m/m - 0,01 D 130-94
16. Kandungan Sedimen % m/m - 0.01 D 482-95
17. Bilangan Asam Kuat mg KOH/g - 0 D 473
18. Bilangan Asam Total mg KOH/g - 0,3 D 664
19. Partikulat mg/l - 10 D 2276-99
20. Lubrisitas (HFRR wear scar dia@60ºC) mikron 460 D 6079-99 CEC F-06 A-96
21. Penampilan visual - Jernih & Terang
22. Warna No ASTM 1,0 D 1500

*) Khusus untuk Minyak Solar yang mengandung Bio Diesel, jenis dan spesifikasi Bio Dieselnya mengacu ketetapan Pemerintah
CATATAN UMUM
1. Aditif harus kompatibel dengan minyak mesin (tidak menambah kekotoran mesin/kerak)
Aditif yang mengandung komponen pembentuk abu (ash forming) tidak diperbolehkan.
2. Pemeliharaan secara baik untuk mengurangi kontaminasi (debu, air, bahan bakar lain dll)
3. Pelabelan pada pompa harus memadai dan terdefinisi
CATATAN KAKI
3
Catatan 1 Untuk kepentingan lingkungan, berat jenis minimum 815 kg/m dapat digunakan
Catatan 2 Batasan 0.050% m/m setara dengan 500 ppm
Catatan 3 Diperlukan kesesuaian dengan t90 atau t95 bukan keduanya
Catatan 4 Spesifikasi ini setiap saat dapat berubah sesuai kebutuhan.
Spesifikasi tersebut sesuai Lampiran Keputusan Dirjen Migas No. 3675 K/24/DJM/2006 tanggal 17 Maret 2006 dan dapat berubah
sewaktu-waktu
Tanggal Pembuatan : Juni 2007
PT. PERTAMINA (PERSERO)
Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 5 dari 8

10. REAKTIVITAS Stabilitas terhadap suhu, cahaya, dll.:


Stabil.
Keadaan situasi yang harus dihindari :
Panas, percikan api, nyala maupun kondisi dimana dapat
terbentuk listrik statis.
Ketidak sesuaian (bahan yang harus dihindari) :
Halogen, asam kuat, basa, dan oksidator kuat.
Dekomposisi Bahan Berbahaya :
Karbon monoksida.
Polimerisasi pembentukan bahan-bahan berbahaya :
Tidak terjadi.

11. DATA TOKSIKOLOGI DATA TOKSIKOLOGI AKUT :


Hasil toksikologi akut menunjukkan tidak ada pengaruh
akut melalui pernafasan, pada saat uji menggunakan
mist maupun uapnya.

DATA TOKSIKOLOGI SUB KRONIK


Percobaan dilakukan terhadap tikus dengan paparan
melalui kulit selama 5 hari / minggu selama 90 hari pada
dosis paparan yang diperkirakan lebih tinggi dari pada
kondisi normal. Pada percobaan ini dilakukan
pengamatan terhadap organ-organ bagian dalam dan
kimia klinis cairan tubuh, ternyata hasilnya menunjukkan
bahwa produk ini tidak mempunyai efek yang merugikan

DATA TOKSIKOLOGI REPRODUKSI :


Paparan melalui kulit terhadap tikus yang sedang hamil
pada dosis representatif tidak memberikan efek yang
merugikan baik terhadap induknya maupun terhadap
keturunannya.

DATA TOKSIKOLOGI KRONIK :


Base oil yang terkandung dalam produk ini merupakan
solvent refined maupun hydrotreated. Studi yang
dilakukan dengan mengoleskan produk ini pada kulit
tikus tidak menunjukkan efek karsinogenik

DATA TOKSIKOLOGI LAIN :


Percobaan di laboratorium terhadap produk ini setelah
pemakaian pada kendaraan bermesin diesel tidak
memberikan efek karsinogenik
Tanggal Pembuatan : Juni 2007
PT. PERTAMINA (PERSERO)
Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 6 dari 8

12. INFORMASI EKOLOGI Pengaruh dan kerusakan terhadap lingkungan :


Rembesan ke dalam tanah akan menyebabkan
pencemaran air tanah atau aquifer

13. PERTIMBANGAN- Pembuangan Limbah :


PERTIMBANGAN Produk ini dapat dibakar pada tempat yang tertutup
PEMBUANGAN untuk tujuan memperoleh energi, atau dibakar pada
insinerator . Produk ini dapat pula diproses pada tempat
pendaur ulangan bahan sesuai ketentuan Pemerintah.

Informasi Perundang-undangan :
Limbah Sludge produk ini dapat dinyatakan sebagai
limbah B3 kecuali setelah dilakukan uji TCLP (Toxicity
Characteristic Leaching Procedure) tidak terbukti, dan
ketentuan pembuangannya harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku

14. INFORMASI USA DOT :


TRANSPORTASI SHIPPING NAME : DIESEL FUEL
HAZARD CLASS & DIV : COMBUSTIBLE
LIQUID
ID NUMBER : NA 1993
ERG NUMBER : 12 8
PACKING GROUP : PG III
STCC : 4915112
DANGEROUS WHEN WET : Tidak ada
LABEL(s) : Combustible liquid
PLACARD (s) : Combustible
RID/ ADR :
HAZARD CLASS :3
HAZARD SUB CLASS : 31 (c)
LABEL :3
DANGER NUMBER : 30
UN NUMBER : 1202
IMO :
HAZARD CLASS & DIV : 3.3
ID/UN NUMBER : 1202
PACKING GROUP : PG III
SHIPPING NAME : Diesel Fuel
LABEL(s) : Combustible liquid
ICAO/IATA :
HAZARD CLASS & DIV :3
ID/UN NUMBER : 1202
PACKING GROUP : PG III
LABEL (S) : Combustible liquid
Tanggal Pembuatan : Juni 2007
PT. PERTAMINA (PERSERO)
Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 7 dari 8

15. INFORMASI PERUNDANG- Status inventory :


UNDANGAN Terdaftar pada TSCA dan EINECS/ELINCS
EEC labeling : Tidak ada
Symbol : Xn = Harmful, F = Flammable
EU labeling : Tidak ada
Risk Phrase(s) :
R40, Possible risk of irreversible effects.
Safety Phrase (s) :
S24-2-36/37-62

Hindari kontak dengan kulit. Jauhkan dari jangkauan


anak-anak. Kenakan pakaian pelindung dan sarung
tangan khusus. Jika tertelan, jangan merangsang
terjadinya muntah, segera hubungi dokter.

16. INFORMASI LAIN-LAIN LABEL PERINGATAN :


Mengandung aromatic petroleum oil.
Berbahaya jika kontak dengan kulit pada pemaparan
dalam waktu yang lama dan berulang-ulang.
Produk ini dapat terbakar

DAPAT MENYEBABKAN KANKER KULIT,


KERUSAKAN PADA HATI, KERUSAKAN KOMPONEN
DARAH.

Semua resiko penggunaan produk ditanggung oleh


pemakai. Tanda peringatan dan prosedur penanganan
produk ini harus dimiliki oleh pemakai dan petugas yang
menangani produk ini.
Tanggal Pembuatan : Juni 2007
PT. PERTAMINA (PERSERO)
Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 8 dari 8

Tingkatan Merah Biru Kuning


17. KETERANGAN SIMBOL
0 Tidak dapat Bahan biasa / tidak Stabil dalam kondisi
terbakar berbahaya normal
NFPA Harus dipanaskan
Tidak stabil bila
dipanaskan- lakukan
1 dulu untuk
Sedikit berbahaya tindakan pencegahan
terbakar
normal
Berbahaya Bahan kimia mungkin
Terbakar bila
gunakan - alat dapat bereaksi -
2 dengan panas
pelindung gunakan selubung dari
Merah yang cukup
pernafasan jarak aman
Goncangan kuat atau
panas dapat
Sangat Berbahaya meledakkan - lakukan
Biru 3 Terbakar pada
Kuning - gunakan pakaian monitor dari balik
suhu normal
pelindung penuh penghalang tahan
ledakan
Dapat meledak -
Terlalu berbahaya
kosongkan area jika
Putih 4 Sangat mudah untuk memapar
bahan dipaparkan ke
terbakar uap atau cairannya
api

Putih

Radioaktif

Jangan kontak dengan air


Tanggal Pembuatan : Juni 2007
PT. PERTAMINA (PERSERO)
Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 1 dari 8

MATERIAL SAFETY DATA SHEET


(LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN)

1. PRODUK DAN IDENTITAS PERUSAHAAN

NAMA PRODUK : BIOSOLAR


NAMA LAIN : BIO DIESEL FUEL
PRODUSEN : PT. PERTAMINA (PERSERO)
Jl. Medan Merdeka Timur No.1A 2
Jakarta Pusat - Kode Pos 10110
Telepon : 021-79173000 1 1
SMS (021) 71113000
Pertamina Contact Centre (PCC) :
Faksimili : (021) 7972177
Email : pcc@pertamina.com
Nomor Telepon Dalam Keadaan Darurat dalam 24 Jam : 021-3816732
Nomor Telepon Informasi MSDS/LDKB : 021-3815578 / 3815504

2. KOMPOSISI / INFORMASI Hidrokarbon dan FAME 812

3. PENGENALAN BAHAYA Standar Komunikasi Bahaya :


Berdasarkan OSHA 29 CFR 1910.1200 (berbahaya)

Efek Pemaparan :
Iritasi pernapasan, pusing, mual, pingsan. Pada
pemaparan dalam waktu yang lama dan berulang-ulang
akan menyebabkan iritasi kulit atau gangguan kulit yang
lebih serius. Selain itu dilaporkan juga dari penelitian
bahwa produk ini dapat menyebabkan kanker kulit pada
manusia dengan kondisi kesehatan yang buruk,
diperkuat dengan pemaparan sinar matahari, waktu
pemaparan yang lama dan berulang.

Data Tanggap Darurat :


Cairan dapat terbakar

4. TATA CARA Kontak Mata :


PERTOLONGAN PERTAMA Bilas mata sebanyak-banyaknya dengan air. Jika terjadi
rasa sakit / kelainan hubungi dokter.

Kontak Kulit :
Keringkan kulit yang terkena kontak dari produk ini
dengan lap kering dan bersih. Bilas bagian yang terkena
dengan menggunakan air sabun.
Tanggal Pembuatan : Juni 2007
PT. PERTAMINA (PERSERO)
Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 2 dari 8

Terhirup :
Jauhkan korban dari pemaparan selanjutnya. Jika terjadi
iritasi pernapasan, pusing, mual dan pingsan maka
segera cari pertolongan tenaga kesehatan atau segera
panggil dokter. Bila terjadi HENTI NAPAS, lakukan
RESUSITASI DARI MULUT KE MULUT.

Tertelan :
Bila tertelan, segera beri minum 1 sampai 2 gelas air dan
kemudian segera panggil / bawa ke dokter, Instalasi
Gawat Darurat atau pusat pelayanan medis lainnya

PERHATIAN :
Jangan sekali-kali merangsang efek muntah atau
memberikan sesuatu pada penderita yang tidak
sadarkan diri.

5. TATA CARA Media Pemadam Kebakaran :


PENANGGULANGAN Karbon dioksida, dry chemical dan foam
KEBAKARAN Prosedur Khusus Pemadam Kebakaran :
a. Karbon dioksida :
Semprotkan pada pangkal api searah dengan angin
b. Dry Chemical :
Semprotkan pada pangkal api searah dengan angin
c. Foam / Busa :
Bila dalam suatu wadah semprotkan busa pada
dinding bagian dalam jangan pada cairan yang
terbakar, searah dengan angin dan bila hanya suatu
ceceran semprotkan pada pangkal api sampai
semua terselimuti searah dengan angin
Alat Pelindung Khusus :
Untuk kejadian kebakaran pada area yang relatif
tertutup, orang yang melakukan pemadaman
kebakaran harus menggunakan Self Contained
Breathing Apparatus (SCBA)
Bahaya Ledakan dan Kebakaran lain :
Terjadi bila ada suatu tempat penampungan tidak
terlindung di sekitar lokasi kebakaran
Titik Nyala : 140 oF atau 60 oC
Rentang Dapat Terbakar : Batas Bawah : 1,3 %,
Batas Atas : 6,0 %
Tingkat Bahaya Menurut NFPA :
Kemudahan Terbakar : 2 (Terbakar bila dengan panas
yang cukup)
Instabilitas : 1(Tidak stabil bila dipanaskan-
lakukan tindakan
pencegahan normal)
Bahaya Kesehatan : 1 (Sedikit berbahaya)

Dekomposisi Bahan Berbahaya : Karbon Monoksida.


Tanggal Pembuatan : Juni 2007
PT. PERTAMINA (PERSERO)
Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 3 dari 8

6. TATACARA Pelaporan :
PENANGGULANGAN Jika terjadi tumpahan segera laporkan sesuai dengan
TUMPAHAN DAN otorisasi setempat yang telah ditentukan.
KEBOCORAN
Prosedur Penanggulangan Kebocoran atau
Tumpahan :
Singkirkan semua kondisi yang memungkinkan
terjadinya penyalaan. Keringkan tumpahan
menggunakan bahan penyerap (sorbent), pasir, tanah
lempung dan bahan penghambat kebakaran lainnya.
Bersihkan dan buang pada tempat pembuangan yang
telah ditentukan oleh peraturan setempat.

Perlindungan Lingkungan :
Cegah masuknya tumpahan ke dalam selokan umum,
saluran pembuangan atau perembesan ke dalam tanah.

7. PENANGANAN DAN Penanganan :


PENYIMPANAN Menyebabkan efek yang serius jika terserap melalui kulit.
Hindari agar uap atau mist tidak terhisap oleh saluran
nafas. Wadah yang dapat dipindah yang digunakan
untuk menyimpan harus diletakkan ditanah dan nozzle
harus selalu kontak dengan wadah ketika pengisian
untuk mencegah timbulnya listrik statis
Penyimpanan :
Untuk penyimpanan di dalam ruangan harus
memperhatikan sistem ventilasi. Penyimpanan di tangki
timbun harus memperhatikan persyaratan sesuai dengan
klasifikasinya. Uap yang mudah terbakar dapat
terbentuk walaupun disimpan pada temperatur dibawah
titik nyala. Jauhkan dari bahan-bahan yang mudah
terbakar. Tempat penyimpanan harus di "grounding" dan
"bonding" serta dilengkapi dengan pressure vacuum
valve dan flame arrester. Jauhkan dari bahan yang
mudah terbakar, api, listrik atau sumber panas lainnya

8. PENGENDALIAN Ventilasi :
PEMAPARAN / Apabila BioSolar digunakan pada ruangan yang relatif
PERLINDUNGAN DIRI tertutup maka harus dilengkapi dengan Ventilasi keluar
(exhaust fan). Ventilasi dan peralatan yang dipakai harus
bersifat kedap gas.
Pelindung Pernapasan :
Pakailah alat perlindung pernapasan jika konsentrasi di
udara telah melebihi Nilai Ambang Batas.
Tanggal Pembuatan : Juni 2007
PT. PERTAMINA (PERSERO)
Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 4 dari 8

Pelindung Mata :
Pakailah kacamata pelindung (goggles) untuk bahan
kimia.
Perlindungan Kulit :
Pakailah sarung tangan dari karet atau PVC. Terapkan
kebersihan perorangan yang baik
Nilai Ambang Batas : 500 ppm

9. DATA FISIK DAN KIMIAWI

BATASAN METODE
No. KARAKTERISTIK SATUAN MIN MAKS ASTM IP
1. Bilangan Cetana
Angka Setana atau - 48 - D 613-95
Indeks Setana - 45 - D 4737-96a
0 3
2. Berat Jenis pada 15 C Kg/m 815 870 D1298/D4052-96
0 2
3. Viscositas (pada suhu 40 C) mm /sec 2.0 5.0 D 445-97
1
4. Kandungan Sulfur %m/m - 0.35 ) D 2622-98
5. Distilasi
Temp. 95 ºC - 370
6. Titik Nyala ºC 60 - D 93-99c
7. Titik Tuang ºC - 18 D 97
8. Residu Karbon % m/m - 0.1 D 4530-93
9. Kandungan air mg/kg - 500 D 1744-92
10. Biological growth *) - nihil

11. Kandungan FAME *) % v/v - 10


12. Kandungan metanol dan Etanol % v/v tak terdeteksi D 4815
13. Korosi Lempeng Tembaga merit - kelas 1 D 130-94
14. Kandungan Abu % vol - 0,01 D 482-95
15. Kandungan Sedimen % m/m - 0.01 D 473
16. Bilangan Asam Kuat mg KOH/g - 0 D 664
17. Bilangan Asam Total mg KOH/g - 0,6 D 664
18. Partikulat mg/l - - D 2276-99
19. penampilan visual Jernih & terang
20. Warna No ASTM 3.0 D 1500

*) Khusus untuk Minyak Solar yang mengandung Bio Diesel, jenis dan spesifikasi Bio Dieselnya mengacu ketetapan Pemerintah

CATATAN UMUM
1. Aditif harus kompatibel dengan minyak mesin (tidak menambah kekotoran mesin/kerak)
Aditif yang mengandung komponen pembentuk abu (ash forming) tidak diperbolehkan.
2. Pemeliharaan secara baik untuk mengurangi kontaminasi (debu, air, bahan bakar lain dll)
3. Pelabelan pada pompa harus memadai dan terdefinisi

CATATAN KAKI
CATATAN 1 Batasan 0.35% m/m setara dengan 3500 ppm
Spesifikasi tersebut sesuaiLampiran Keputusan Dirjen Migas 3675 K/24/DJM/2006 tanggal 17 Maret 2006 dan dapat berubah
sewaktu-waktu
Tanggal Pembuatan : Juni 2007
PT. PERTAMINA (PERSERO)
Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 5 dari 8

10. REAKTIVITAS Stabilitas terhadap suhu, cahaya, dll.:


Stabil.
Keadaan situasi yang harus dihindari :
Panas, percikan api, nyala maupun kondisi dimana dapat
terbentuk listrik statis.
Ketidak sesuaian (bahan yang harus dihindari) :
Halogen, asam kuat, basa, dan oksidator kuat.
Dekomposisi Bahan Berbahaya :
Karbon monoksida.
Polimerisasi pembentukan bahan-bahan berbahaya :
Tidak terjadi.

11. DATA TOKSIKOLOGI DATA TOKSIKOLOGI AKUT :


Hasil toksikologi akut menunjukkan tidak ada pengaruh
akut melalui pernafasan, pada saat uji menggunakan
mist maupun uapnya.

DATA TOKSIKOLOGI SUB KRONIK


Percobaan dilakukan terhadap tikus dengan paparan
melalui kulit selama 5 hari / minggu selama 90 hari pada
dosis paparan yang diperkirakan lebih tinggi dari pada
kondisi normal. Pada percobaan ini dilakukan
pengamatan terhadap organ-organ bagian dalam dan
kimia klinis cairan tubuh, ternyata hasilnya menunjukkan
bahwa produk ini tidak mempunyai efek yang merugikan

DATA TOKSIKOLOGI REPRODUKSI :


Paparan melalui kulit terhadap tikus yang sedang hamil
pada dosis representatif tidak memberikan efek yang
merugikan baik terhadap induknya maupun terhadap
keturunannya.

DATA TOKSIKOLOGI KRONIK :


Base oil yang terkandung dalam produk ini merupakan
solvent refined maupun hydrotreated. Studi yang
dilakukan dengan mengoleskan produk ini pada kulit
tikus tidak menunjukkan efek karsinogenik

DATA TOKSIKOLOGI LAIN :


Percobaan di laboratorium terhadap produk ini setelah
pemakaian pada kendaraan bermesin diesel tidak
memberikan efek karsinogenik
Tanggal Pembuatan : Juni 2007
PT. PERTAMINA (PERSERO)
Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 6 dari 8

12. INFORMASI EKOLOGI Pengaruh dan kerusakan terhadap lingkungan :


Rembesan ke dalam tanah akan menyebabkan
pencemaran air tanah atau aquifer

13. PERTIMBANGAN- Pembuangan Limbah :


PERTIMBANGAN Produk ini dapat dibakar pada tempat yang tertutup
PEMBUANGAN untuk tujuan memperoleh energi, atau dibakar pada
insinerator . Produk ini dapat pula diproses pada tempat
pendaur ulangan bahan sesuai ketentuan Pemerintah.

Informasi Perundang-undangan :
Limbah Sludge produk ini dapat dinyatakan sebagai
limbah B3 kecuali setelah dilakukan uji TCLP (Toxicity
Characteristic Leaching Procedure) tidak terbukti, dan
ketentuan pembuangannya harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku

14. INFORMASI USA DOT :


SHIPPING NAME : DIESEL FUEL
TRANSPORTASI HAZARD CLASS & DIV : COMBUSTIBLE
LIQUID
ID NUMBER : NA 1993
ERG NUMBER : 12 8
PACKING GROUP : PG III
STCC : 4915112
DANGEROUS WHEN WET : Tidak ada
LABEL(s) : Combustible
liquid
PLACARD (s) : Combustible
RID/ ADR :
HAZARD CLASS :3
HAZARD SUB CLASS : 31 (c)
LABEL :3
DANGER NUMBER : 30
UN NUMBER : 1202
IMO :
HAZARD CLASS & DIV : 3.3
ID/UN NUMBER :1202
PACKING GROUP : PG III
SHIPPING NAME : Diesel Fuel
LABEL(s) : Combustible liquid
ICAO/IATA :
HAZARD CLASS & DIV :3
ID/UN NUMBER :1202
PACKING GROUP : PG III
LABEL (S) : Combustible liquid
Tanggal Pembuatan : Juni 2007
PT. PERTAMINA (PERSERO)
Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 7 dari 8

15. INFORMASI PERUNDANG- Status inventory :


UNDANGAN Terdaftar pada TSCA dan EINECS/ELINCS
EEC labeling : Tidak ada
Symbol : Xn = Harmful, F = Flammable
EU labeling : Tidak ada
Risk Phrase(s) :
R40, Possible risk of irreversible effects.
Safety Phrase (s) :
S24-2-36/37-62
Hindari kontak dengan kulit. Jauhkan dari jangkauan
anak-anak. Kenakan pakaian pelindung dan sarung
tangan khusus. Jika tertelan, jangan merangsang
terjadinya muntah, segera hubungi dokter.

16. INFORMASI LAIN-LAIN LABEL PERINGATAN :


Mengandung aromatic petroleum oil.
Berbahaya jika kontak dengan kulit pada pemaparan
dalam waktu yang lama dan berulang-ulang.
Produk ini dapat terbakar

DAPAT MENYEBABKAN KANKER KULIT,


KERUSAKAN PADA HATI, KERUSAKAN KOMPONEN
DARAH.

Semua resiko penggunaan produk ditanggung oleh


pemakai. Tanda peringatan dan prosedur penanganan
produk ini harus dimiliki oleh pemakai dan petugas yang
menangani produk ini.
Tanggal Pembuatan : Juni 2007
PT. PERTAMINA (PERSERO)
Revisi ke : -
Direktorat – Pemasaran dan Niaga Halaman : 8 dari 8

Tingkatan Merah Biru Kuning


17. KETERANGAN SIMBOL
0 Tidak dapat Bahan biasa / tidak Stabil dalam kondisi
terbakar berbahaya normal
NFPA Harus dipanaskan
Tidak stabil bila
dipanaskan- lakukan
1 dulu untuk
Sedikit berbahaya tindakan pencegahan
terbakar
normal
Berbahaya Bahan kimia mungkin
Terbakar bila
gunakan - alat dapat bereaksi -
2 dengan panas
pelindung gunakan selubung dari
Merah yang cukup
pernafasan jarak aman
Goncangan kuat atau
panas dapat
Sangat Berbahaya meledakkan - lakukan
Biru 3 Terbakar pada
Kuning - gunakan pakaian monitor dari balik
suhu normal
pelindung penuh penghalang tahan
ledakan
Dapat meledak -
Terlalu berbahaya
kosongkan area jika
Putih 4 Sangat mudah untuk memapar
bahan dipaparkan ke
terbakar uap atau cairannya
api

Putih

Radioaktif

Jangan kontak dengan air


SIMBOL/LABEL/MSDS
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Laboratory of Solid and Hazardous Waste – Faculty of Civil and Environmental Engineering ITB
Labtek IXC 4th Floor , Jl. Ganesha 10 Bandung 40132
Ph/Fax: 022-2534187
Peraturan yang terkait:
Peraturan Pemerintah No. 74 Th. 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3)

Definisi B3 (Pasal 1):


Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan yang karena sifat dan
atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya;

Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan,


menggunakan dan atau membuang B3
Pasal 5 Ayat 1:
B3 dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. mudah meledak (explosive);
b. pengoksidasi (oxidizing);
c. sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
d. sangat mudah menyala (highly flammable);
e. mudah menyala (flammable);
f. amat sangat beracun (extremely toxic);
g. sangat beracun (highly toxic);
h. beracun (moderately toxic);
i. berbahaya (harmful);
j. korosif (corrosive);
k. bersifat iritasi (irritant);
l. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
m. karsinogenik (carcinogenic);
n. teratogenik (teratogenic);
o. mutagenik (mutagenic).
Pasal 15
Ayat 1: Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol dan label serta
dilengkapi dengan Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety
Data Sheet).

Tata cara pemberian simbol dan label bahan berbahaya dan beracun
(B3):
*PerMen LH Nomor 03 Tahun 2008
SIMBOL
A. Bentuk dasar, ukuran dan Bahan
Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat, warna
dasar putih dan garis tepi tebal berwarna merah.
Ukuran simbol pada kemasan disesuaikan, sedangkan
simbol pada kendaraan pengangkut dan tempat
penyimpanan kemasan B3 minimal berukuran 25 cm x 25
cm
Bahan simbol: tahan air, goresan dan bahan kimia yg
mengenainya. Untuk di kendaraan pengangkut, simbol
dibuat dg cat yang dapat berpendar
1. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak ( explosive),

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna


merah. Simbol berupa gambar bom meledak
(explosive/exploded bomb) berwarna hitam. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang pada suhu dan tekanan
standar (25 0C, 760 mmHg) dapat meledak dan
menimbulkan kebakaran atau melalui reaksi kimia
dan/fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan
tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak
lingkungan di sekitarnya.
2. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi ( oxsidizing)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar
simbol berupa bola api berwarna hitam yang menyala. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas
atau menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya,
terutama bahan-bahan yang sifatnya mudah terbakar meskipun
dalam keadaan hampa udara.
3. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala ( flammable)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.


Gambar simbol berupa gambar nyala api berwarna putih dan
hitam.
Simbol untuk B3 klasifikasi mudah menyala menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik
sebagai berikut :

a. Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar karena kontak dengan udara pada
temperatur ambien;
b. Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber nyala api ;
c. Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
d. Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang berbahaya, jika bercampur
atau kontak dengan air atau udara lembab;
e. Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala dibawah 0oC dan titik didih lebih rendah atau
sama dengan 35 oC;
f. Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0 oC - 21 oC.;
Simbol untuk B3 klasifikasi mudah menyala menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik
sebagai berikut : (cont’)

g. Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24 % volume dan/atau pada titik nyala (flash point)
tidak lebih dari 60 oC (140 oF) akan menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau
sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya dapat dilakukan dengan metode
”Closed-Up Test”;
h. Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar (25 oC dan 760 mmHg) dengan mudah
menyebabkan terjadinya kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara
spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus dalam 10 detik.
Padatan yang hasil pengujiannya ”Seta Closed Cup Flash Point Test”-nya menununjukkan titik nyala
kurang dari 40 oC;
i. Aerosol yang mudah menyala;
j. Padatan atau cairan piroforik; dan/atau
k. Peroksida organik.
4. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun ( toxic)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar tengkorak dan tulang bersilang. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai
berikut :

a. Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan


atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui
pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan tingkat sifat racun ini
didasarkan atas uji LD 50 (amat sangat beracun, sangat beracun dan
beracun); dan/atau

b. Sifat bahaya toksisitas akut.


5. Simbol B3 Klasifikasi bersifat berbahaya ( harmful)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.


Simbol berupa gambar silang berwarna hitam. Simbol ini
untuk menunjukkan suatu bahan baik berupa padatan, cairan
ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi
ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan
sampai tingkat tertentu.
6. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi ( irritant)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar
tanda seru berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki
karakteristik sebagai erikut :
a. padatan maupun cairan yang terjadi kontak secara langsung dan/atau terus
menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan iritasi atau
peradangan ;

b. Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan tunggal dapat
menyebabkan iritasi pernafasan, mengantuk atau pusing;

c. Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit ;
dan/atau

d. Iritasi /kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan iritasi serius
pada mata.
7. Simbol B3 Klasifikasi bersifat korosif (corrosive)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol terdiri
dari 2 gambar yang tertetesi cairan korosif. Simbol ini menunjukkan suatu
bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
b.Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020
dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian
55 oC; dan /atau
c.Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam
dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa.
8. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi lingkungan
(dangerous for environment)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar pohon dan media lingkungan berwarna hitam serta
ikan berwarna putih. Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan
yang dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan. Bahan kimia
ini dapat merusak atau menyebabkan kematian pada ikan atau
organisme aquatic lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan,
seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC = Chlorofluorocarbon),
persistent di lingkungan (misalnya PCBs = Polychlorinated
Biphenyls).
9. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan mutagenik
(carcinogenic, tetragenic, mutagenic)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar
kepala dan dada manusia berwarna hitam dengan gambar menyerupai bintang segi enam
berwarna putih pada dada.
Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang dengan
bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut :
a. karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;
b. tetragenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan embrio;
c. mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom
yang berarti dapat merubah genetika;
d. toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;
e. toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau
gangguan saluran pernafasan
10. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas bertekanan (pressure gas)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna


merah. Simbol berupa gambar tabung gas silinder
berwarna hitam. Simbol ini untuk menunjukkan bahaya
gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi dan
dapat meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau
pecah dan isinya dapat menyebabkan kebakaran
LABEL

Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan
jenis B3

Bentuk dan ukuran:


Bentuk persegi panjang (3:1), warna dasar putih dan tulisan serta garis tepi berwarna
hitam.
Nama B3/Nama dagang
Nama B3 (Komposisi,
No.CAS/No.UN)

Kata Peringatan

Informasi tindakan penanganan

Pernyataan bahaya:
Keterangan tambahan -Klasifikasi B3
- Fisik, kesehatan dan lingkungan
Identitas pemasok
Pemasangan Label B3

Simbol

Label
Material Safety Data Sheets

Interpreting and Understanding Information on a MSDS


In order to minimize the hazards associated with chemicals
used in the laboratory the researcher must investigate many
sources of information to safely design the experiment.
There are many ways to do this. The starting point should
be with a review of the MSDS.
Requirements

• MSDS for hazardous chemicals must be in workplace


• employees must be able to interpret MSDS information
• MSDS may be in printed form or available electronically
• MSDS that is missing must be replaced within 30 days
• hazardous chemicals may not be used if a MSDS is not available
• MSDS shall be readily available for review by employees
Each MSDS must contain the following information:
1. Suppliers name, address, ph #, 4. Physical hazards, including
date, reactivity,
5. Health hazards, including signs
2. Chemical name, CAS # of all and symptoms of exposure,
hazardous ingredients if it is > medical conditions that might be
1% of the product, aggravated by exposure,
3. Physical and chemical
characteristics
Each MSDS must contain the following information:

6. Primary routes of entry, 12. Emergency and first aid


7. TLVs etc procedures,
10. Toxicity data, 13. Disposal considerations
11. Storage and handling data, 14. Transportation
information
Material Safety Data Sheet (MSDS)
Silver Nitrate MSDS

*HMIS (Hazardous Materials Industrial Standards)


Silver Nitrate MSDS
Silver Nitrate MSDS
Silver Nitrate MSDS
Silver Nitrate MSDS
Silver Nitrate MSDS
Silver Nitrate MSDS
Silver Nitrate MSDS
Silver Nitrate MSDS
Other hazard classification systems (Part of hazard
communication)

• The NFPA 704 System is a means of providing hazard information for a


material. Each of the four sections is associated with a particular hazard
and the higher the number the more hazardous the material is for that
particular characteristic. The fourth section is to give information on
special hazards.
Red=Flammability

4-Materials with a flashpoint below
73 F (22 C) and a boiling point below 100 F.

3-Materials with a flashpoint below 73 F and a boiling point greater than


or equal to 100 F (38 C) or a flashpoint above 73 F and less than 100 F.

2-Materials with a flashpoint above 100 F, but not exceeding 200 F (93.3
C).

1-Materials with a flashpoint above 200 F.

0-Materials which normally won't burn.


Blue-Health Hazard

4-Materials with an oral LD50 of less than or equal to 5 mg/kg.


3-Materials with an oral LD50 above 5, but less than 50 mg/kg.
2-Materials with an oral LD50 above 50, but less than 500 mg/kg.
1-Materials with an oral LD50 above 500, but less than 2000mg/kg.

0-Materials with an oral LD50 above 2000mg/kg.


Yellow=Reactivity Hazard

4-Material is capable of explosion or detonation at normal temperature and


pressure.

3-Material is capable of explosion, but requires a strong initiating source, or


the material reacts with water.

2-Material undergoes violent chemical changes at elevated temperature and


pressure.

1-Normally stable, but can become unstable at elevated temperatures.

0-Normally stable.
White = Special Hazard

W Water Reactive

Ox Oxidizer

COR Corrosive

Radiation

Anda mungkin juga menyukai