BAB VI
PEMBAHASAN
6.1. Keterbatasan
Dalam bab ini penulis akan menyampaikan keterbatasan yang penulis
tuangkan pada penelitian ini. Penulis menyadari akan keterbatasan penelitan ini,
diantaranya karena keterbatasan waktu,, data, dana maupun sumber daya, Yang
diantaranya yaitu penulis melakukan penelitiannya memakai data sekunder
dengan memakai studi dokumentasi dan melihat formulir catatan, lalu
menggolongkan hasil ke dalam checklist, kemudian dikategorikan berdasarkan
kriteria dari masing-masing variable. Waktu pengambilan dan pengumpulan data
dilakukan secara bersamaan selama 1 minggu. untuk itu dalam penelitian
karakteristik wanita usia subur dengan kejadian lesi prakanker tidak semuanya
diteliti hanya 5 karakteristik saja yang penulis teliti. Akan tetapi dengan adanya
kekurangan dan keterbatasan ini semoga penelitian ini dapat menampilkan hasil
yang cukup baik dan hasilnya dapat mewakili sesuai dengan teori.
53
54
Hal ini tidak sejalan dengan penelitaian Melva (2008) yang dalam
penelitiannya menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara responden yang mempunyai riwayat berganti-ganti pasangan
dengan yang tidak pernah berganti pasangan terhadap kanker leher rahim.
Menurut Rortkin, pergantian pasangan lebih dua kali akan
meningkatkan resiko terjadinya Kanker leher rahim, resiko meningkat 10 x
lipat pada wanita yang menpunyai mitra seksual enam atau lebih bila
aktivitas seksual di mulai sebelum 15 tahun (Evennett,2002).
Menurut asumsi peneliti bahwa kejadian lesi prakanker sangat
erat hubungannya denga perilaku seksual yang berganti-ganti pasangan
atau mitra seks, ini akan terjadi resiko yamg meningkat lebih dari 10 kali
bila bermitra seks 6 atau lebih. Semakin banyak partner seksual yang
dimiliki oleh seorang wanita, maka semakin meningkat pula risiko
terjadinya kanker leher rahim pada wanita itu. Juga resiko meningkat bila
berhubungan denga pria beresiko tinggi yang melakukan seks dengan
multiple mitra seks atau yang mengidap kondiloma akuminatum. ( Aziz,
2002)
pilkombinasi dalam jangka waktu lama, yakni 5 tahun atau lebih, dapat
meningkatkan risiko kanker leher rahim dua kali lipat lebih besar.
Menurut Hidayati (2001) bahwa pemakaian kontrasepsi oral
dalam waktu lebih lama lebih dari 4 atau 5 tahun dapat meningkatkan
resiko terkena kejadian kanker serviks sebesar 1,5-2,5 kali. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa kontrasepsi oral menyebabkan
wanita sensitif terhadap HPV yang dapat meyebabkan adanya
peradangan pada genitalia sehingga berisiko untuk terjadi kanker
serviks. Pil kontrasepsi oral diduga akan menyebabkan defisiensi
folat yang mengurangi metabolisme mutagen sedangkan estrogen
kemungkinan menjadi salah satu kofaktor yang membuat replikasi
DNA HPV.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Lestari (2009) dalam
penelitiannya bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara alat
kontrasepsi hormonal pil dengan kejadian kanker leher rahim, Dan juga
didukung dengan penelitian Abdullah, dkk (2013) bahwa ada hubungan
antara pemakaian kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker serviks di
ruang inap D atas BLU, Prof. dr. R. D. Kandou Manado. Dan menurut
Manuaba (2010) bahwa salah satu peningkatan resiko kanker servik yaitu
pemakaian KB Pil, dalam hal ini KB Pil merupakan salah satu macam dari
alat kontrasepsi hormonal.