Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL BANTUAN/HIBAH

PELATIHAN BASIC TRAUMA CARDIAC LIFE SUPPORT (BTCLS)


PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA (PPNI)
KABUPATEN BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA

KABUPATEN BARITO UTARA

TAHUN 2022
PROPOSAL BANTUAN/HIBAH
PELATIHAN BASIC TRAUMA CARDIAC LIFE SUPPORT (BTCLS)
PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA (PPNI) KABUPATEN BARITO UTARA

I. LATAR BELAKANG

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) berdiri pada 17 Maret 1974.


Dengan tujuan kedaulatan tekad spirit yang sama dicetuskan oleh perintis bahwa
tenaga keperawatan harus berada pada wadah/Organisasi Nasional (fusi dan federasi).
Banyak langkah dan perjuangan yang telah dilakukan oleh PPNI untuk menjadikan
perawat Indonesia sebagai perawat yang Professional dan di akui bukan hanya di
Indonesia sendiri, tetapi juga di Dunia Internasional.
Demi menghidupkan roda manajemen Organisasi Profesi PPNI diperlukan
kesatuan tekad yang kuat serta semangat dari tiap anggota sesuai dengan Visi PPNI
sebagai wadah Nasional yang memiliki suara komunitas keperawatan dan peduli
terhadap pemberian pelayanan/asuhan keperawatan yang bermutu bagi kepentingan
masyarakat.

Penyakit jantung hingga saat ini masih menjadi penyebab kematian tertinggi
didunia. Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan 55 juta orang
meninggal dunia pada tahun 2011. Sementara di Indonesia, penyakit jantung dan
pembuluh darah masih menjadi penyebab utama kematian. Berdasarkan hasil analisis
awal survei kematian berskala nasional yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) dalam Sample Registration Survey (SRS)
tahun 2014, disampaikan bahwa penyakit jantung iskhemik menjadi penyebab
kematian kedua di Indonesia setelah stroke.

Selain penyakit jantung, penyebab kematian tertinggi di dunia adalah trauma,


baik yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, terorisme, kriminalitas, konflik
sosial maupun bencana alam. WHO menyatakan bahwa didunia terdapat lebih dari
1,25 juta orang meninggal per tahun akibat kecelakaan lalu lintas dan terdapat 20-50
juta orang luka yang dapat menyebabkan kecacatan karena kecelakaan lalu lintas.

Indonesia merupakan salah satu dari 10 negara dengan jumlah kematian akibat
kecelakaan terbanyak didunia. Angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas dinegara
berkembang mencapai 49,6% paling tinggi diantara negara maju dan negara miskin
(WHO,2009). Selain menyebabkan kematian, kecelakaan juga dapat menyebabkan
cacat permanen, amputasi, cedera kepala atau cedera tulang belakang (WHO,2013).

Berdasarkan data diatas, baik di Indonesia maupun di dunia, prevalensi kematian


sebagian besar masih disebabkan oleh kasus-kasus trauma dan kardiovaskuler. hal
tersebut patut dijadikan perhatian khusus oleh berbagai pihak terutama para petugas
kesehatan yang berkaitan langsung dengan keselamatan korban atau pasien. Oleh
karena itu, menjadi hal yang sangat krusial bagi petugas kesehatan untuk menguasai
pengetahuan dan keterampilan yang tepat dan cepat dalam menangani pasien gawat
darurat.

Perawat sebagai petugas kesehatan digaris terdepan pelayanan kesehatan, wajib


memberikan pertolongan darurat secara cepat dan tepat untuk menyelamatkan jiwa
dan mencegah kecacatan lebih lanjut. Hal ini merupakan amanat dari Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 pasal 35 yang menyebutkan bahwa dalam
keadaan darurat, perawat dapat melakukan tindakan medis dan pemberian obat sesuai
dengan kompetensinya. Selain itu tuntutan akreditasi rumah sakit yang mengharuskan
seorang perawat harus memiliki sertifikasi pelatihan kegawatdaruratan yang salah
satunya adalah pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS).

Secara mandatory semua perawat wajib mengikuti pelatihan BTCLS sebagai


bentuk pelaksanaan amanat Undang-Undang yang mewajibkan memberikan
pertolongan darurat saat dibutuhkan. Dengan semakin banyak perawat yang
mengikuti Pelatihan BTCLS diharapkan akan menurunkan angka kematian dan
kecacatan akibat trauma dan kardiovaskuler. Namun saat ini mahasiswa keperawatan
tingkat akhir pun sudah diikutkan pada Pelatihan BTCLS sebagai persiapan mereka
memasuki dunia kerja. Saat ini alumnus keperawatan yang melamar kerja dengan
menyertakan sertifikat pelatihan BTCLS pada berkas lamarannya akan lebih
diprioritaskan untuk diterima dibandingkan yang tidak menyertakan sertifikat
tersebut.

Sehubungan dengan peningkatan kasus Coronovirus Desease 19 (COVID-19)


dan Kementerian Kesehatan telah menetapkan COVID 19 merupakan penyakit yang
menjadi wabah, bahkan WHO sudah menetapkan sebagai pandemi. Darurat bencana
wabah penyakit akibat virus corona telah berpengaruh terhadap bidang pelatihan
Kesehatan terutama kegawatdaruratan akibat trauma dan jantung. Dengan demikian
diperlukannya pelatihan yang berkelanjutan pada masa covid 19 ini. Maka kami
Emergensi Medikal Training harus mendukung peningkatan keterampilan tenaga
Kesehatan dalam penanganan kegawatdaruratan akibat trauma dan jantung dengan
tetap mengacu terhadap panduan yang sudah diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan
dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud diajukan proposal permohonan bantuan hibah ini adalah untuk


memohon bantuan dana hibah berupa uang untuk kegiatan Pelatihan Basic Trauma
Cardiac Life Support (BTCLS) untuk Perawat di Kabupaten Barito Utara.

Adapun tujuan diajukannya proposal bantuan hibah ini adalah :


1. Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melakukan penatalaksanaan
kegawatdaruratan akibat trauma dan gangguan kardiovaskuler.
2. Perawat mampu melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD).
3. Perawat mampu melakukan penatalaksanaan pasien dengan gangguan pernafasan
dan jalan nafas (airway and breathing).
4. Perawat mampu melakukan penatalaksanaan pasien akibat trauma: kepala dan
spinal, thorak dan abdomen, musculoskeletal dan luka bakar.
5. Perawat mampu melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskuler.
6. Menciptakan roda Organisasi PPNI yang lebih professional.
7. Sebagai pembelajaran Organisasi.
8. Sebagai wadah untuk menyalurkan ide-ide kreatif dari rekan perawat untuk
meningkatkan kinerja PPNI Barito Utara.

III. RINCIAN RENCANA KEGIATAN


Permohonan bantuan/hibah yang kami ajukan yaitu hibah berupa uang sebesar Rp.
35.000.000,- (Tiga Puluh Lima Juta Rupiah) dengan rincian sebagai berikut :

NO HAL HARGA/SATUAN QTY TOTAL


Biaya Pelatihan
- Seminar Kit
- Honor
Narasumber/Trainer
Rp Rp
1 - Tiket Pesawat JKT – 50 Peserta
2.000.000/Peserta 100.000.000
PKY PP
- Peralatan Pelatihan
- APD Peserta
- Sertifikat
Rp Rp
2 Penginapan Trainer Pusat 3 x 4 hari
500.000/kamar 6.000.000
Rp
3 Plakat PPNI Rp 500.000 3
1.500.000
Rp
4 Spanduk Kegiatan Rp 40.000/meter 7
280.000
Rp
5 Backdrop Rp 40.000/meter 10
400.000
Rp
6 Snack Peserta Rp 10.000 50 x 5 hari
2.500.000
Rp
7 Makan Siang Rp 25.000 100 x 5 hari
12.500.000
Rp
8 Sewa Gedung Rp 1.500.000 5 hari
7.500.000
Transport Trainer PKY – Rp
9 Rp 1.600.000 2
MTW (Carter) 3.200.000
Rp
10 Kaos Panitia Rp 75.000 15
1.250.000
Rp
Total
135.005.000

IV. JADWAL KEGIATAN DAN RENCANA PENGGUNAAN


Jadwal pelaksanaan kegiatan bulan November 2022, dana hibah tersebut akan
kami pergunakan untuk kegiatan BTCLS Perawat di Kabupaten Barito Utara.

V. PENUTUP
Demikian Proposal permohonan ini kami buat, kami mengharapkan dukungan
dan partisipasi bapak/ibu.
Atas perhatian dan kerjasama bapak/ibu, kami ucapkan terima kasih, semoga
Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat-Nya kepada kita semua. Aamiin.

Muara Teweh, 20 September 2022

Dewan Pengurus Daerah


Persatuan Perawat Nasional Indonesia Kabupaten Barito Utara

Ketua, Sekretaris,

RIZAL EFFENDI ILHAM MAZHURI


NIRA : 62050250827 NIRA : 62050268612

Anda mungkin juga menyukai