Anda di halaman 1dari 8

Nama : Fatma Rosalina

NIM : 1401421355

No. Absen : 15

Mata Kuliah : Pendidikan Konservasi

a. Kawasan Konservasi di Indonesia menurut UU No. 5 Tahun 1990

Upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya merupakan tanggung jawab
dan kewajiban Pemerintah serta masyarakat. Peranserta rakyat akan diarahkan dan digerakkan
oleh Pemerintah melalui kegiatan yang berdaya guna dan berhasil guna. Untuk itu, Pemerintah
berkewajiban meningkatkan pendidikan dan penyuluhan bagi masyarakat dalam rangka sadar
konservasi. Undang-undang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang bersifat
nasional dan menyeluruh sangat diperlukan sebagai dasar hukum untuk mengatur perlindungan
sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya, dan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya agar
dapat menjamin pemanfaatannya bagi kesejahteraan masyarakat dan peningkatan mutu
kehidupan manusia. Undang-undang ini memuat ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok dan
mencakup semua segi di bidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya,
sedangkan pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya

Pasal 1 :

Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang
pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya
dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.

Pasal 2 :

Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya berasaskan pelestarian kemampuan dan
pemanfaatan sumber daya alam hayati dalam ekosistemnya secara serasi dan seimbang.

Pasal 3 :

Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya bertujuan mengusahakan terwujudnya
kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih
mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia.
Pasal 4 :

Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya merupakan tanggung jawab dan
kewajiban Pemerintah serta masyarakat.

Pasal 5 :

Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan :

a. perlindungan sistem penyangga kehidupan;


b. pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya;
c. pemanfaatan secara lestari sumber daya alami hayati dan ekosistemnya.

b. Salah satu kawasan konservasi di Indonesia

Taman Nasional Manusela

Pengertian taman nasional berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan


Kehutanan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2016 tentang Pemanfaatan Jasa Lingkungan
Panas Bumi pada Kawasan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam pada
pasal 1 ayat 1 yaitu Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai
ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Meskipun taman
nasional memiliki fungsi utama untuk konservasi atau pengawetan alam, di berbagai negara
memiliki fungsi yang berbeda-beda pula. Taman Nasional di Indonesia salah satunya diatur
dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati.

Meskipun berbeda-beda, Taman Nasional di berbagai negara memiliki ciri-ciri berikut:

1. Biasanya dalam ekosistemnya terdapat flora dan fauna yang khas dan unik (Taman
Nasional Komodo yang di dalamnya terdapat spesies Komodo atau Taman Nasional
Ujung Kulon yang di dalamnya terdapat Badak Bercula Satu)
2. Ekosistem di dalamnya masih asli
3. Memiliki luasan yang cukup untuk menunjang proses ekologi
4. Dikelola melalui sistem zonasi kawasan sesuai dengan fungsinya

Nama-nama Taman Nasional di Indonesia

Nama Provinsi
Aketajawe Lolobata Maluku Utara
Alas Purwo Jawa Timur
Bali Barat Bali
Baluran Jawa Timur
Bantimurung-Bulusaraung Sulawesi Selatan
Batang Gadis Sumatera Utara
Berbak Jambi
Betung Kerihun Kalimantan Barat
Bogani Nani Wartabone Sulawesi Utara dan Gorontalo
Bromo Tengger Semeru Jawa Timur
Bukit Baka Bukit Raya Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah
Bukit Barisan Selatan Lampung, Bengkulu, dan Sumatera Selatan
Bukit Duabelas Jambi
Bukit Tigapuluh Riau dan Jambi
Bunaken Sulawesi Utara
Danau Sentarum Kalimantan Barat
Gandang Dewata Sulawesi Barat
Gunung Ciremai Jawa Barat
Gunung Gede Pangrango Jawa Barat
Gunung Halimun Salak Jawa Barat
Gunung Leuser Aceh dan Sumatera Utara
Gunung Maras Kepulauan Bangka Belitung
Gunung Merapi Yogyakarta dan Jawa Tengah
Gunung Merbabu Jawa Tengah
Gunung Palung Kalimantan Barat
Gunung Rinjani Nusa Tenggara Barat
Gunung Tambora Nusa Tenggara Barat
Karimunjawa Jawa Tengah
Kayan Mentarang Kalimantan Utara
Kelimutu Nusa Tenggara Timur
Kepulauan Seribu DKI Jakarta
Kepulauan Togean Sulawesi Tengah
Kerinci Seblat Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan
Sumatera Selatan
Komodo Nusa Tenggara Timur
Kutai Kalimantan Timur
Laiwangi Wanggameti Nusa Tenggara Timur
Lore Lindu Sulawesi Tengah
Lorentz Papua
Manupeu Tanah Daru Nusa Tenggara Timur
Manusela Maluku
Meru Betiri Jawa Timur
Rawa Aopa Watumohai Sulawesi Tenggara
Sebangau Kalimantan Tengah
Sembilang Sumatera Selatan
Siberut Sumatera Barat
Taka Bonerate Sulawesi Selatan
Tanjung Putting Kalimantan Tengah
Teluk Cenderawasih Papua dan Papua Barat
Tesso Nilo Riau
Ujung Kulon Banten
Wakatobi Sulawesi Tenggara
Wasur Papua
Way Kambas Lampung
Zamrud Riau

Taman Nasional Manusela adalah taman nasional yang terletak di Kepulauan Maluku,
Indonesia. Gunung Binaya, dengan ketinggian 3.027 meter, merupakan gunung tertinggi di
taman ini. Terdapat sekitar 117 spesies burung, 14 di antaranya endemik, seperti Nuri Bayan,
Kasturi tengkuk-ungu, Kakatua Maluku, Todiramphus lazuli, Todiramphus sanctus, Philemon
subcorniculatus dan Alisterus amboinensis. Taman Nasional Manusela merupakan perwakilan
tipe ekosistem pantai, hutan rawa, hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan di
Maluku. Tipe vegetasi yang terdapat di taman nasional ini yaitu mangrove, pantai, hutan rawa,
tebing sungai, hutan hujan tropika pamah, hutan pegunungan, dan hutan sub-alpin

 Keragaman Hayati

Beberapa jenis tumbuhan di taman nasional ini antara lain tancang (Bruguiera sexangula),
bakau (Rhizophora acuminata), api-api (Avicennia sp.), kapur (Dryobalanops sp.), pulai
(Alstonia scholaris), ketapang (Terminalia catappa), pandan (Pandanus sp.), meranti (Shorea
selanica), benuang (Octomeles sumatrana), matoa/kasai (Pometia pinnata), kayu putih
(Melaleuca leucadendron), berbagai jenis anggrek, dan pakis endemik (Chintea binaya).
Sekitar 117 jenis burung terdapat di Taman Nasional Manusela, di mana 14 jenis di
antaranya endemik seperti kesturi ternate (Lorius garrulus), nuri tengkuk ungu/nuri kepala hitam
(L. domicella), kakatua Seram (Cacatua moluccensis), raja udang (Halcyon lazuli dan H.
sancta), burung madu Seram besar (Philemon subcorniculatus), dan nuri raja/nuri ambon
(Alisterus amboinensis).

Burung kakatua seram dan kalong seram (Pteropus ocularis) merupakan salah satu satwa
endemik Maluku, yang keberadaannya terancam punah di alam akibat perburuan liar, perusakan
dan penyusutan habitatnya. Satwa lainnya di taman nasional ini adalah rusa (Cervus timorensis
moluccensis), kuskus (Phalanger orientalis orientalis), soa-soa (Hydrosaurus amboinensis), babi
hutan (Sus celebensis), luak (Pardofelis marmorata), kadal panama (Tiliqua gigas gigas),
duyung (Dugong dugon), penyu hijau (Chelonia mydas), dan berbagai jenis kupu-kupu. Satwa
marsupial yang terancam atau sudah punah antara lain bandikot seram (Rhynchomeles
prattorum).

 Kegiatan Konservasi

Pengelolaan Daerah Penyangga Taman Nasional Manusela untuk Konservasi Kakatua Maluku
(Cacatua moluccensis, Gmelin 1788)

Kakatua maluku (Cacatua moluccensis, Gmelin 1788) merupakan salah satu burung endemik
di Pulau Seram dan menjadi identitas regional Provinsi Maluku sehingga Taman Nasional (TN)
Manusela menetapkan spesies tersebut menjadi flagship dan key species kawasan. Status
kelangkaan kakatua maluku berdasarkan CITES pada tahun 1992 (UNEP-WCMC, 2014) yaitu
Appendix I, kemudian IUCN Redlist pada tahun 2013 menetapkan statusnya menjadi Vulnerable
(BirdLife International, 2016) dan Pemerintah Indonesia menetapkan status sebagai spesies
dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999.
Berbagai peraturan yang ditetapkan oleh organisasi internasional dan Pemerintah Republik
Indonesia untuk perlindungan spesies kakatua maluku menjadi upaya untuk menanggulangi
perburuan dan penjualan ilegal kakatua maluku.
Perburuan kakatua maluku sangat rentan terjadi di daerah penyangga kawasan TN Manusela
karena kakatua maluku banyak ditemukan mencari makan di kebun buah milik masyarakat yang
berbatasan langsung dengan TN Manusela. Pengawasan terhadap daerah penyangga TN
Manusela juga tidak terpantau dengan baik oleh Balai TN Manusela dan BKSDA Maluku karena
belum ada kebijakan tentang pengelolaan daerah penyangga untuk konservasi spesies.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini menjadi penting untuk mengetahui
populasi dan kondisi habitat kakatua maluku serta interaksi antara masyarakat dengan kakatua
maluku di daerah penyangga kawasan TN Manusela sehingga menghasilkan bentuk program
konservasi kakatua maluku yang tepat dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.

Kondisi populasi kakatua maluku di daerah penyangga kawasan TN Manusela cukup


memprihatinkan. Namun demikian terdapat harapan peningkatan populasi karena berdasarkan
penelitian ini ditemukannya lima pasang kakatua maluku yang sedang bersarang dengan asumsi
keberhasilan perkembangbiakan berjalan dengan baik. Kegiatan konservasi secara kolaboratif
dengan masyarakat Desa Masihulan dan pihak lain yang terkait sangat diperlukan sebagai upaya
pelestarian populasi kakatua maluku karena keberadaannya di daerah penyangga kawasan TN
Manusela sangat rentan dari gangguan masyarakat. Upaya yang harus dilakukan yaitu (1)
pemantauan populasi kakatua maluku serta tumbuhan yang digunakan sebagai tempat bersarang
dan sumber pakan, (2) penyadartahuan dan pemberdayaan masyarakat dalam pelestarian spesies
endemik melalui program ekowisata dan penangkaran satwa berbasis masyarakat, (3) serta
penguatan penegakan untuk memperkuat program konservasi spesies kunci dari TN Manusela
oleh BKSDA, Balai TN Manusela dan unsur pemerintahan setempat.

 Penduduk

Masyarakat desa Manusela, Ilena Maraina, Selumena, dan Kanike, merupakan enclave di
dalam kawasan Taman Nasional Manusela. Masyarakat tersebut telah lama berada di desa-desa
tersebut, dan percaya bahwa gunung-gunung yang berada di taman nasional dapat memberikan
semangat dan perlindungan dalam kehidupan mereka. Kepercayaan mereka secara tidak
langsung akan membantu menjaga dan melestarikan taman nasional.

 Monografi

Terdapat sungai-sungai yang mengalir deras, dengan konfigurasi topografi terjal, enam buah
gunung/bukit dengan Gunung Binaya yang tertinggi (± 3.027 meter dpl).

 Akses Mencapai Lokasi

Taman Nasional Manusela dapat dicapai melalui pantai Utara (Sawai dan Wahai) atau
melalui pantai Selatan (piliana dan hatumete di kecamatan Tehoru). Route dari hatumete sangat
cocok bagi yang menyukai pendakian, karena kelerengannya sekitar 30%. Dari Ambon ke
Masohi bisa menggunakan ferry setiap hari sekitar dua jam dari pelabuhan Liang dilanjutkan
perjalanan mobil ke Huaulu kurang lebih 3 jam.

Pengunjung dapat menggunakan kapal cepat dari pelabuhan Tulehu di Pulau Ambon ke
Pelabuhan Amahai di Pulau Seram sekitar 90 menit dilanjutkan perjalanan mobil 3 jam ke
hatumete jika ingin menggunakan jalur Selatan atau sekitar 2 jam ke Huaulu jika menggunakan
jalur Utara ke Manusela. Dulu perjalanan dari Ambon ke Wahai menggunakan kapal laut sekitar
24 jam (3 x seminggu), sementara akses dari Masohi ke Tehoru menggunakan kapal motor
sekitar sembilan jam, dilanjutkan ke hatumete dan Desa Saunulu.

 Potensi Wisata

1. Tepi Merkele, Tepi Kabipoto, Wae Kawa

Cocok untuk yang hobi Menjelajahi hutan, panjat tebing, pengamatan satwa/tumbuhan.

2. Pasahari

Merupakan tempat pengamatan satwa rusa dan burung.

3. Wai Isal

Lokasi yang cocok untuk Berkemah, menjelajahi hutan, pengamatan satwa/tumbuhan.

4. Pilana

Lokasi untuk pengamatan kupu-kupu dan menjelajahi hutan.

5. Gunung Binaya

Surga bagi yang hobi dalam bidang pendakian, menjelajahi hutan dan air terjun.

6. Air Terjun Ninivala

7. Hatumete

Tempat bagi para wisatawan untuk dapat menjelajahi kebudayaan warga lokal.serta memiliki
tempat yg ekstrem bagi para petualang untuk menjelajah alam sekitar.
Sumber

https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-5-1990-konservasi-hayati

http://p3ejawa.menlhk.go.id/article37-taman-nasional-di-indonesia.html

https://destinasian.co.id/daftar-lengkap-54-taman-nasional-di-indonesia/

https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Manusela

https://seringjalan.com/5-taman-nasional-di-maluku-dan-papua/2/

https://www.nusapedia.com/2014/05/taman-nasional-manusela-menapaki-surga.html

Anda mungkin juga menyukai