Makalah Manajemen Penyakit TBC
Makalah Manajemen Penyakit TBC
OLEH :
NAMA KELOMPOK 1
KELAS :D/III
PRODI :S1 KEPERAWATAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP
PENYAKIT TBC” dengan sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami telah mengalami berbagai hal baik suka
maupun duka. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan
lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak.
Sebagai rasa syukur atas terselesainya maklah ini, maka dengan tulus kami sampaikan
terimakasi kepada pihak-pihak yang turut membantu.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan baik
pada teknik penulisan penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
dapat diterapkam dalam, menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan......................................................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum.....................................................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
3.2 Saran.........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umun
Agar Mahasiswa Mampu Memahami Konsep Penyakit Tbc
1.3.3 Tujuan Khusus
Untuk memahami pengertian dari Tuberkulosis atau TBC
Untuk mengetahui perkembangan penyakit tuberkulosis
Untuk mengetahui gejala dan penyebab TBC
Unuk mengetahui cara penularan TBC
Untuk mengetahui cara pengobatan dan pencegahan penyakit TBC
Untuk mengetahui penyebaran penyakit TBC
BAB II
PEMBAHASAN
TBC, umumnya dikenal sebagai TB, adalah infeksi bakteri yang dapat menyebar
melalui kelenjar getah bening dan aliran darah ke organ dalam tubuh kita. Hal ini paling
sering ditemukan di paru-paru. Kebanyakan orang yang terkena TB tidak pernah
mengembangkan gejala karena bakteri dapat hidup dalam bentuk tidak aktif di dalam
tubuh. Tetapi jika sistem kekebalan tubuh melemah, seperti pada orang dengan HIV
atau orang dewasa lanjut usia, bakteri TB dapat menjadi aktif. Dalam keadaan aktif
mereka, bakteri TB menyebabkan kematian jaringan di organ mereka menginfeksi.
Penyakit TB aktif dapat berakibat fatal jika tidak diobati.
Tuberkulosis telah hadir pada manusia sejak jaman dahulu. Deteksi jelas awal
Mycobacterium tuberculosis adalah sisa-sisa bison tanggal 17.000 tahun sebelum
sekarang ini. Namun., Apakah berasal TBC pada sapi dan kemudian ditransfer ke
manusia, atau menyimpang dari satu nenek moyang, saat ini tidak jelas. Menunjukkan
sisa-sisa kerangka manusia prasejarah (4000 SM) telah TB, dan pembusukan TBC
telah ditemukan di punggung mumi Mesir 3000-2400 SM penyakit paru-paru adalah
istilah Yunani untuk konsumsi;. sekitar 460 SM, Hippocrates diidentifikasi penyakit
paru-paru sebagai penyakit yang paling luas kali melibatkan batuk darah dan demam,
yang hampir selalu fatal. Studi genetik menunjukkan bahwa TB hadir di The Amerika
dari sekitar tahun 100 Masehi.
Tuberkulosis disebabkan perhatian publik yang paling luas di abad ke-20 ke-
19 dan awal sebagai penyakit endemis masyarakat miskin perkotaan. Pada tahun
1815, satu dari empat kematian di Inggris konsumsi; oleh 1918 satu dari enam
kematian di Prancis masih disebabkan oleh TB. Setelah berdirinya di tahun 1880-an
bahwa penyakit ini menular, TB adalah membuat penyakit dilaporkan di Inggris, ada
kampanye untuk berhenti meludah di tempat umum, dan kaum miskin terinfeksi
“didorong” untuk masuk sanatorium yang mirip penjara, sedangkan santoria untuk
kelas menengah dan atas menawarkan perawatan yang sangat baik dan perhatian
medis konstan. Apapun manfaat yang diklaim sebagai udara segar dan tenaga kerja di
sanatorium, bahkan di bawah kondisi terbaik, 50% dari mereka yang memasuki mati
dalam lima tahun (1916).
2.3 Penyebaran Penyakit Tuberkulosis
paru di Sumatera Barat terus mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu pada
tahun 2007 sebanyak 3660 kasus, tahun 2008 sebanyak 3896 kasus, tahun 2009
sebanyak 3914 kasus, dan pada tahun 2010 ditemukan sebanyak 3926 kasus yang
tersebar dalam 19 kabupaten/kota dalam Propinsi Sumatera Barat termasuk Kota
Padang. Kota Padang sebagai ibu kota provinsi Sumatera Barat merupakan salah
satu kabupaten/kota yang menyumbang angka kejadian TB paru yang cukup tinggi.
Jumlah kasus TB paru di kota Padang pada tahun 2008 sebanyak 699 kasus (52%),
tahun 2009 sebanyak 748 kasus (56,6%), tahun 2010 sebanyak 853 kasus (62%),
tahun 2011 sebanyak 942 kasus, tahun 2012 sebanyak 628 kasus ditambah dengan
kasus lama (kambuh) 8 kasus, dan tahun 2013 jumlah kasus baru sebanyak 927
kasus dengan jumlah seluruh kasus TB paru adalah 1.288 kasus (Riskesdas, 2013).
Tingginya angka kejadian TB paru di seluruh dunia sering terjadi karena kepatuhan
pasien dalam pengobatan yang rendah (45%)(Viney, 2011).Kepatuhan minum obat
merupakan salah satu indikator penting dalam keberhasilan pengobatan suatu
penyakit.Kepatuhan rata-rata pasien pada pengobatan jangka panjang terhadap
penyakit kronis sangat bervariasi.Di negara maju persentase kepatuhan pasien
minum obat adalah sebesar 50% sedangkan untuk negara berkembang persentase
hanya sekitar 24% (WHO, 2003).
2.4 Gejala dan Penyebab Penyakit Tuberkulosis
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi 2, yaitu gejala umum dan gejala
khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak
terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan
diagnosa secara klinik.
1). GejalaSistemik/Utama
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam.
a. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
b. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
c. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan
darah).
d. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
2). Gejala Khusus
a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi
sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat
penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara
"mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
b. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat
disertai dengan keluhan sakit dada.
c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada
suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit diatasnya,
pada muara ini akan keluar cairan nanah.
d. Pada anak–anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi,
adanya penurunan kesadaran dan kejang – kejang.
Penyebab penyakit TBC yaitu Microbacterium Tuberkulosis.
Microbacterium Tuberkulosis adalah bakteri yang berbebentuk batang dan juga
tahan terhadap asam.
2.5 Penularan Penyakit Tuberkulosis
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada
anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini
bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi
banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat
menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.
Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh
seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan
lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-
paru. Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan
segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya
melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat
melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.
Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya
menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat).
Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada
pemeriksaan fotorontgen.
Etambutol
Isoniasid
Rifampisin
Pyrazinamid
Streptomisin
Sikloserin
Penjelasan:
Isoniazid (INH) sebagai bakterisidial terhadap basil yang tumbuh aktif.
Obat ini diberikan selama 18-24 bulan dan dengan dosis 10-20 mg/kg berat
badan/hari melalui oral.
Kombinasi antar INH, rifampicin, dan pyrazinamid yang diberikan selama
6 bulan.
Obat tambahan, antara lain Strepmomycin (diberikan intramuskuler)dan
Etham burol
Terapi kortikosteroid diberikan bersamaan dengan obat anti-TB untuk
mengurangi respons peradangan, misalnya pada meningitis.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
2. Gejala umum dari penyakit TBC : 1) Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung
lama, biasanya dirasakan pada malam hari disertai keringat. 2) Penurunan nafsu makan
dan berat badan. 3) Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan
darah). 4) Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
3. Gejala khusus dari penyakit TBC : 1) Tergantung dari organ tubuh mana yang
terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus akibat penekanan kelenjar getah bening
yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai
sesak. 2) Kalau ada cairan dirongga pleura dapat disertai dengan keluhan sakit
dada. 3) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada
suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini
akan keluar cairan nanah. 4) Pada anak-anak dapat mengenai otak dan disebut sebagai
meningitis gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-
kejang.
4. Pencegahan penyakit TBC dengan cara melakukan imunisasi BCG sebanyak 1 kali
ketika bayi berumur 2 bulan, perhatikan kebersihan rumah, jangan dibiasakan meludah
di sembarang tempat, segera periksa ke Puskesmas jika ditemukan tanda-tanda TBC.
5. Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada
anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini
bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi
banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat
menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.
3.2 Saran
Kepada para pembaca kami ucapakan selamat belajar dan manfaatkanlah makalah
ini dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih perlu
ditingkatkan mutunya, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Barbara, C.L. 1996. Perawatan Medikal Bedah (suatu pendekatan proses keperawatan)
Bandung
Doengoes, M. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Smeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC
Montefiore Medical Center, New York, NY.Centers for Disease Control.World
HealthOrganization.National Library of Medicine.