Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP PENYAKIT TBC

OLEH :

NAMA KELOMPOK 1

1. DWI SULASTRI RADJA 11.CHELSY HELLY


2. SONYA J.N. OTEMUSU 12. NONCY A. FINA
3. SULASTRI SAMSUDIN 13. RESIN R. NEOLAKA
4. FRANS LODO 14. YAYU A. TANAEM
5. ROVLIN ADELINO BANI 15. VISENTA DA SILVA
6. AFRETAL YOLIAS SISA 16. NIMAI F.X NORONHA
7. KRISANTA C. RUNESI 17. GEORGE A.Y. RABE
8. JORHANS BOIMAU 18. MUSA A. TANGKO
9. KORNALIA TAOPAN 19. DEWI LESTARI SEKAU
10.FRANSISKA A.C. RARO 20. HILDA NINEF

KELAS :D/III
PRODI :S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA


KUPANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP
PENYAKIT TBC” dengan sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami telah mengalami berbagai hal baik suka
maupun duka. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan
lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak.
Sebagai rasa syukur atas terselesainya maklah ini, maka dengan tulus kami sampaikan
terimakasi kepada pihak-pihak yang turut membantu.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan baik
pada teknik penulisan penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
dapat diterapkam dalam, menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul
makalah ini.

Kupang, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan......................................................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum.....................................................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus....................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6

2.1 Definisi Penyakit Tbc...............................................................................................6

2.2 Perkembangan Penyakit Tbc.....................................................................................7

2.3 Penyebaran Penyakit Tbc..........................................................................................9

2.4 Gejala Dan Penyebab Penyakit Tbc..........................................................................10

2.5 Penularan Penyakit Tbc............................................................................................11

2.6 Pengobatan Penyakit Tbc..........................................................................................12

2.7 Pencegahan Penyakit Tbc.........................................................................................12

BAB III PENUTUP...........................................................................................................13

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................13

3.2 Saran.........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tuberkulosis (TBC) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikrobakterium Tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat
sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering
menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Tuberkulosis
(TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Organisasi Kesehatan
Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga dari populasi
dunia telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis masih merupakan
salah satu masalah kesehatan yang utama di dunia Insiden TBC dilaporkan meningkat
secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia,
Tuberkulosis /TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian
(mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya.
Dengan jumlah penduduk yang ada di Indonesia, Indonesia menempati urutan ketiga
India DAN China dalam hal jmlah penderita diantara 22 negara dengan masalah TBC
terbesar di dunia.
Hasil survei kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa
Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada
tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global
Surveillance memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita TBC baru
pertahun dengan 262.000 positif atau insiden rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk.
Kematian akibat tuberkulosis diperkirakan meninmpa 140.000 penduduk tiap tahun.
Jumlah penderita TBC paru di Indonesia dari tahun ketahun terus meningkat.
Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga
kita harus waspada sejak dini dan mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit
TBC.
1.2. Rumusan Masalah
 Apa pengertian penyakit Tuberkulosis?
 Bagaimana penyakit Tuberkulosis dapat berkembang di Indonesia dan dunia ?
 Apa penyebab dan gejala bagi penderita penyakit Tuberkulosis ?
 Bagaimana cara penularan Tuberkulosis ?
 Bagaiamana cara pengobatan dan pencegahan penyakit Tuberkulosis?
 Bagaimana penyebaran penyakit Tuberkulosis ?

1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umun
Agar Mahasiswa Mampu Memahami Konsep Penyakit Tbc
1.3.3 Tujuan Khusus
 Untuk memahami pengertian dari Tuberkulosis atau TBC
 Untuk mengetahui perkembangan penyakit tuberkulosis
 Untuk mengetahui gejala dan penyebab TBC
 Unuk mengetahui cara penularan TBC
 Untuk mengetahui cara pengobatan dan pencegahan penyakit TBC
 Untuk mengetahui penyebaran penyakit TBC
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Penyakit Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis (TBC atau TB) merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan


oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang
sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih
sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.

TBC, umumnya dikenal sebagai TB, adalah infeksi bakteri yang dapat menyebar
melalui kelenjar getah bening dan aliran darah ke organ dalam tubuh kita. Hal ini paling
sering ditemukan di paru-paru. Kebanyakan orang yang terkena TB tidak pernah
mengembangkan gejala karena bakteri dapat hidup dalam bentuk tidak aktif di dalam
tubuh. Tetapi jika sistem kekebalan tubuh melemah, seperti pada orang dengan HIV
atau orang dewasa lanjut usia, bakteri TB dapat menjadi aktif. Dalam keadaan aktif
mereka, bakteri TB menyebabkan kematian jaringan di organ mereka menginfeksi.
Penyakit TB aktif dapat berakibat fatal jika tidak diobati.

Karena bakteri yang menyebabkan tuberkulosis yang ditularkan melalui udara,


penyakit ini bisa menular. Infeksi yang paling mungkin terjadi jika Anda terkena
seseorang dengan TB pada sehari-hari, misalnya dengan tinggal atau bekerja dalam
jarak dekat dengan seseorang yang memiliki penyakit aktif. Bahkan kemudian, karena
bakteri umumnya tinggal laten (tidak aktif) setelah mereka menyerang tubuh, hanya
sejumlah kecil orang yang terinfeksi TB akan pernah memiliki penyakit aktif. Sisanya
akan memiliki apa yang disebut infeksi TB laten, mereka tidak menunjukkan tanda-
tanda infeksi dan tidak akan dapat menyebarkan penyakit kepada orang lain, kecuali
penyakit mereka menjadi aktif. Karena ini infeksi laten pada akhirnya dapat menjadi
aktif, bahkan orang-orang tanpa gejala harus menerima perawatan medis. Obat
dapat membantu menyingkirkan bakteri tidak aktif sebelum mereka menjadi
aktif.
2.2. Perkembangan Penyakit Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis telah hadir pada manusia sejak jaman dahulu. Deteksi jelas awal
Mycobacterium tuberculosis adalah sisa-sisa bison tanggal 17.000 tahun sebelum
sekarang ini. Namun., Apakah berasal TBC pada sapi dan kemudian ditransfer ke
manusia, atau menyimpang dari satu nenek moyang, saat ini tidak jelas. Menunjukkan
sisa-sisa kerangka manusia prasejarah (4000 SM) telah TB, dan pembusukan TBC
telah ditemukan di punggung mumi Mesir 3000-2400 SM penyakit paru-paru adalah
istilah Yunani untuk konsumsi;. sekitar 460 SM, Hippocrates diidentifikasi penyakit
paru-paru sebagai penyakit yang paling luas kali melibatkan batuk darah dan demam,
yang hampir selalu fatal. Studi genetik menunjukkan bahwa TB hadir di The Amerika
dari sekitar tahun 100 Masehi.

Sebelum Revolusi Industri, tuberkulosis kadang-kadang mungkin telah


dianggap sebagai vampir. Ketika salah satu anggota keluarga meninggal dari itu,
anggota lain yang terinfeksi akan kehilangan kesehatan mereka perlahan-lahan.
Orang percaya bahwa ini disebabkan oleh korban asli menguras kehidupan dari
anggota keluarga lainnya. Selanjutnya, orang yang memiliki TB menunjukkan gejala
mirip dengan apa yang orang dianggap sifat vampir. Orang dengan TB seringkali
memiliki gejala seperti merah, mata bengkak (yang juga menciptakan kepekaan
terhadap cahaya terang), kulit pucat dan batuk darah, menunjukkan gagasan bahwa
satu-satunya cara untuk menderita untuk mengisi ini kehilangan darah adalah dengan
menghisap darah.

Meskipun didirikan bahwa bentuk paru dikaitkan dengan “tuberkel ‘oleh Dr


Richard Morton tahun 1689, karena berbagai gejalanya, TB tidak diidentifikasi
sebagai penyakit tunggal hingga 1820-an dan tidak bernama ‘TBC’ sampai 1839 oleh
Schönlein JL. Selama tahun 1838-1845, Dr John Croghan, pemilik Mammoth Cave,
membawa jumlah penderita tuberkulosis ke dalam gua dengan harapan penyembuhan
penyakit dengan suhu konstan dan kemurnian udara gua: mereka meninggal dalam
setahun Yang sanatorium TB pertama kali dibuka pada 1859 di Sokołowsko, Polandia
oleh Hermann Brehmer..
Dr Robert Koch menemukan basil tuberkulosis.
Basil yang menyebabkan tuberkulosis, Mycobacterium tuberculosis, telah
diidentifikasi dan dijelaskan pada tanggal 24 Maret 1882 oleh Robert Koch. Ia
menerima Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1905
untuk penemuan ini Koch tidak percaya bahwa bovine (sapi) dan TB manusia adalah
serupa, yang menunda pengakuan susu yang terinfeksi sebagai sumber infeksi..
Kemudian, sumber ini telah dieliminasi oleh proses pasteurisasi. Koch mengumumkan
gliserin ekstrak dari basil tuberkulum sebagai “obat” untuk TB pada tahun 1890,
menyebutnya “tuberkulin”. Itu tidak efektif, tetapi kemudian diadaptasi sebagai tes
untuk pre-gejala TB.Keberhasilan asli pertama di imunisasi terhadap TBC
dikembangkan dari sapi-regangan dilemahkan oleh Albert Calmette TB dan Camille
Guerin pada tahun 1906. Itu disebut ‘BCG’ (Bacillus Calmette dan Guerin dari).
Vaksin BCG pertama kali digunakan pada manusia pada tahun 1921 di Perancis,
tetapi tidak sampai setelah Perang Dunia II yang BCG menerima penerimaan luas di
Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman.

Tuberkulosis disebabkan perhatian publik yang paling luas di abad ke-20 ke-
19 dan awal sebagai penyakit endemis masyarakat miskin perkotaan. Pada tahun
1815, satu dari empat kematian di Inggris konsumsi; oleh 1918 satu dari enam
kematian di Prancis masih disebabkan oleh TB. Setelah berdirinya di tahun 1880-an
bahwa penyakit ini menular, TB adalah membuat penyakit dilaporkan di Inggris, ada
kampanye untuk berhenti meludah di tempat umum, dan kaum miskin terinfeksi
“didorong” untuk masuk sanatorium yang mirip penjara, sedangkan santoria untuk
kelas menengah dan atas menawarkan perawatan yang sangat baik dan perhatian
medis konstan. Apapun manfaat yang diklaim sebagai udara segar dan tenaga kerja di
sanatorium, bahkan di bawah kondisi terbaik, 50% dari mereka yang memasuki mati
dalam lima tahun (1916).
2.3 Penyebaran Penyakit Tuberkulosis

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksius terbanyak penyebab kematian di


dunia. Menurut WHO pada tahun 2014, 9,6 juta jiwa terjangkit penyakit
Tuberkulosis dan 1,5 juta diantaranya meninggal akibat penyakit tersebut. Hampir
95 % kasus kematian akibat Tuberkulosis (TB) berada di negara berpendapatan
menengah ke bawah. Tuberkulosis bukan hanya banyak ditemukan pada dewasa,
namun juga pada anak-anak. Bersumber yang sama dari WHO, sekitar 1 juta anak-
anak terkena penyakit TB dan 140.000 diantaranya meninggal akibatnya.

Indonesia menempati peringkat keempat di antara negara-negara TB tertinggi


di dunia. Estimasi prevalensi TB di Indonesia dikutip dari TB Indonesi adalah
sekitar 690.000 pada tahun 2011, dan perkiraan jumlah kematian akibat TB adalah
sebanyak 64.000 kematian per tahun. TB merupakan penyebab tersering kematian
pada seseorang dengan HIV positif. Pada tahun 2015, di dunia 1 dari 3 pasien
dengan HIV meninggal akibat TB. Dan kasus yang lebih serius saat ini adalah
kasus Multidrug-resistant TB (MDR TB). Secara global di seluruh dunia, kasus
MDR TB mencapai 480.000 orang.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2013
terdapat 9 juta penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB (WHO, 2014). Pada tahun
2014 terdapat 9,6 juta penduduk dunia terinfeksi kuman TB (WHO, 2015). Pada
tahun 2014, jumlah kasus TB paru terbanyak berada pada wilayah Afrika (37%),
wilayah Asia Tenggara (28%), dan wilayah Mediterania Timur (17%) (WHO, 2015).
Di Indonesia, prevalensi TB paru dikelompokkan dalam tiga wilayah, yaitu wilayah
Sumatera (33%), wilayah Jawa dan Bali (23%), serta wilayah Indonesia Bagian
Timur (44%) (Depkes, 2008). Penyakit TB paru merupakan penyebab kematian
nomor tiga setelah penyakit jantung dan saluran pernafasan pada semua kelompok
usia serta nomor satu untuk golongan penyakit infeksi. Korban meninggal akibat TB
paru di Indonesia diperkirakan sebanyak 61.000 kematian tiap tahunnya (Depkes RI,
2011). 2 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Sumatera Barat merupakan salah
satu provinsi di Indonesia yang angka kejadian TB parunya cukup tinggi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun
2013, angka kejadian TB paru di Sumatera Barat adalah 0,2 %. Angka kejadian TB

paru di Sumatera Barat terus mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu pada
tahun 2007 sebanyak 3660 kasus, tahun 2008 sebanyak 3896 kasus, tahun 2009
sebanyak 3914 kasus, dan pada tahun 2010 ditemukan sebanyak 3926 kasus yang
tersebar dalam 19 kabupaten/kota dalam Propinsi Sumatera Barat termasuk Kota
Padang. Kota Padang sebagai ibu kota provinsi Sumatera Barat merupakan salah
satu kabupaten/kota yang menyumbang angka kejadian TB paru yang cukup tinggi.
Jumlah kasus TB paru di kota Padang pada tahun 2008 sebanyak 699 kasus (52%),
tahun 2009 sebanyak 748 kasus (56,6%), tahun 2010 sebanyak 853 kasus (62%),
tahun 2011 sebanyak 942 kasus, tahun 2012 sebanyak 628 kasus ditambah dengan
kasus lama (kambuh) 8 kasus, dan tahun 2013 jumlah kasus baru sebanyak 927
kasus dengan jumlah seluruh kasus TB paru adalah 1.288 kasus (Riskesdas, 2013).
Tingginya angka kejadian TB paru di seluruh dunia sering terjadi karena kepatuhan
pasien dalam pengobatan yang rendah (45%)(Viney, 2011).Kepatuhan minum obat
merupakan salah satu indikator penting dalam keberhasilan pengobatan suatu
penyakit.Kepatuhan rata-rata pasien pada pengobatan jangka panjang terhadap
penyakit kronis sangat bervariasi.Di negara maju persentase kepatuhan pasien
minum obat adalah sebesar 50% sedangkan untuk negara berkembang persentase
hanya sekitar 24% (WHO, 2003).
2.4 Gejala dan Penyebab Penyakit Tuberkulosis

Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi 2, yaitu gejala umum dan gejala
khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak
terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan
diagnosa secara klinik.
1).  GejalaSistemik/Utama    
Demam tidak  terlalu  tinggi  yang  berlangsung  lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam.
a.       Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
b.       Penurunan nafsu makan dan berat badan.
c.       Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan
darah).
d.      Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
2). Gejala Khusus
a.     Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi
sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat
penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara
"mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
b.      Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat
disertai dengan keluhan sakit dada.
c.     Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada
suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit diatasnya,
pada muara  ini  akan keluar  cairan nanah.
d.    Pada anak–anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi,
adanya penurunan kesadaran dan kejang – kejang.
Penyebab penyakit TBC yaitu Microbacterium Tuberkulosis.
Microbacterium Tuberkulosis adalah bakteri yang berbebentuk batang dan juga
tahan terhadap asam.
2.5 Penularan Penyakit Tuberkulosis

Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada
anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini
bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi
banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat
menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.

Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh
seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan
lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-
paru. Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan
segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya
melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat
melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.
Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya
menjadi  jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat).
Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada
pemeriksaan fotorontgen.

2.6 Pengobatan Penyakit Tuberkulosis

 Etambutol
  Isoniasid
 Rifampisin
 Pyrazinamid
 Streptomisin
 Sikloserin
Penjelasan:
 Isoniazid (INH) sebagai bakterisidial terhadap basil yang tumbuh aktif.
Obat ini diberikan selama 18-24 bulan dan dengan dosis 10-20 mg/kg berat
badan/hari melalui oral.
 Kombinasi antar INH, rifampicin, dan pyrazinamid yang diberikan selama
6 bulan.
 Obat tambahan, antara lain Strepmomycin (diberikan intramuskuler)dan
Etham     burol
 Terapi kortikosteroid diberikan bersamaan dengan obat anti-TB untuk
mengurangi respons peradangan, misalnya pada meningitis.

2.7 Pencegahan Penyakit Tuberkulosis

 Melakukan imunisasi BCG sebanyak 1 kali ketika bayi berumur 2


 bulanPerhatikan kebersihan rumah
 Jangan dibiasakan meludah di sembarang tempat
 Segera periksa ke Puskesmas jika ditemukan tanda-tanda TBC
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang adalah TBC) adalah penyakit


infeksi menular yang disebabkan oleh bakteriMycobacterium tuberculosis tipe
humanus. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan
waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru
dibandingkan bagian lain tubuh manusia.

2.  Gejala umum dari penyakit TBC : 1) Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung
lama, biasanya dirasakan pada malam hari disertai keringat. 2) Penurunan nafsu makan
dan berat badan. 3) Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan
darah). 4) Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

3.  Gejala khusus dari penyakit TBC : 1) Tergantung dari organ tubuh mana yang
terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus akibat penekanan kelenjar getah bening
yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai
sesak. 2) Kalau ada cairan dirongga pleura dapat disertai dengan keluhan sakit
dada. 3) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada
suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini
akan keluar cairan nanah. 4) Pada anak-anak dapat mengenai otak dan disebut sebagai
meningitis gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-
kejang.

4.  Pencegahan penyakit TBC dengan cara melakukan imunisasi BCG sebanyak 1 kali
ketika bayi berumur 2 bulan, perhatikan kebersihan rumah, jangan dibiasakan meludah
di sembarang tempat, segera periksa ke Puskesmas jika ditemukan tanda-tanda TBC.
5. Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada
anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini
bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi
banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat
menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.

6. Pengobatan penyakit tbc yaitu dengan cara mengkonsumsi obat antimikobakteri,


seperti : Etambutol, Isoniasid, Rifampisin, Pyrazinamid, Streptomisin dan Sikloserin.
Pengobatan ini dilakukan selama 6 bulan sampai 9 bulan atau bahkan bisa lebih.
Penyakit tbc dapat disembuhkan secara total apabila penderita secara rutin
mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan memperbaiki daya tahan
tubuhnya dengan gizi yang cukup baik

3.2 Saran

            Kepada para pembaca kami ucapakan selamat belajar dan manfaatkanlah makalah
ini dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih perlu
ditingkatkan mutunya, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Barbara, C.L. 1996. Perawatan Medikal Bedah (suatu pendekatan proses keperawatan)
Bandung 
Doengoes, M. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Smeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC
Montefiore Medical Center, New York, NY.Centers for Disease Control.World
HealthOrganization.National Library of Medicine.

Anda mungkin juga menyukai