Penyalahgunaan asset adalah jenis penipuan yang paling umum, dan melibatkan pencurian atau penyalahgunaan asset biasanya berupa uang tunai. Disini yang akan dibahas skema atau kelompok skema dipilih berdasar kemungkinan terjadinya, yang lebih sering terjadi. Pada skema asset misappropriation akan dibahas 3 skema yaitu skema cash larceny, skema billing, dan skema payroll. Slide 7: Skema cash larceny ini pencurian yang dilakukan setelah uang sudah masuk ke perusahaan (setelah uang dicatat didalam pembukuan, ada yang mencuri uang tersebut). Pencurian ini berupa uang tunai dan cek. Reg flag atau tanda tanda dari pencurian cash ini yaitu: 1. Penurunan tidak biasa dalam tingkat deposito/simpanan di bank. 2. Perbedaan yang tidak dapat dijelaskan antara rekening atau laporan kegiatan dan informasi laporan bank 3. Perubahan gaya hidup karyawan Slide 8: Billing schemes/skema penagihan ini menurut ACFE merupakan jenis penyelewengan asset yang paling umum. Billing schemes ini adalah skema permainan (skema) yang menggunakan proses billing atau pembebanan tagihan sebagai sarananya. Red flag yang akan dibahas pada billing schemes ini ada shell company, pass-through vendor, nonaccomplice vendor, personal purchases. Shell company/perusahaan cangkang merupakan perusahaan fiktif/ perusahaan bayangan yang didirikan oleh pelaku fraud, tujuannya untuk mengalirkan dana secara tidak sah ke luar perusahaan. Red flag atau tanda2 adanya shell company yaitu: 1. Penggunaan kotak pos untuk alamat hanya dari vendor/ sebagai pengganti alamat fisik. (karena umunya tidak lazim menggunakan kota pos sebagai alamat) 2. Kurangnya data kontak yang cukup (hilangnya nomor telephone dan sebagainya) 3. Penggunaan faktur excel yang dihasilkan oleh vendor 4. Nomor faktur berurutan dari vendor 5. Alamat yang sesuai dengan alamat karyawan 6. Vendor yang tagihannya hanya untuk layanan Mendeketksi shell company : untuk mencari informasi/ data kemiripan alamat / nomor telepon/ informasi lainnya antara vendor dengan pegawai perusahaan. Waspada terhadap vendor yang memiliki kemiripan nama atau lebih dari satu vendor memiliki kemiripan alamat atau nomor telepon. Skema pass through vendor ini sebenarnya hampir sama dengan skema shell company. Vendor sebenarnya mengirim produk ke perusahaan/pemesan tetapi harga yang dibayarkan ke vendor sangat tinggi. Artinya disini penipu/pelaku fraud mendirikan vendor palsu dengan tujuan untuk menipu si majikan/atasan supaya membayar lebih banyak untuk produk/layanan yang dipesan, sehingga nantinya kelebihan pembayaran itu digunakan untuk dirinya sendiri. Reg flagnya yaitu: 1. Tips dari karyawan bahwa entitas membayar terlalu banyak untuk barang atau jasa tertentu 2. Bukti bahwa harga tinggi yang dibayar untuk produk atau jasa tertentu 3. Keuntungan/laba menurun, tetapi beban pokok penjualan meningkat 4. Varians tidak menguntungkan pada laporan kinerja 5. Kontrol internal yang buruk terutama kurangnya pemisahan tugas antara menambahkan vendor dan menyetujui kontrak/faktur. (Jika satu orang punya dua tugas tersebut maka disitulah red flag adanya penipuan) 6. Jumlah faktur dibawah tingkat persetujuan, terutama jumlah faktur yang sangat dibawah jumlah yang ada pada vendor atau pada karyawan yang menyetujui transaksi. Slide 9: Nonaccomplice vendor disini yaitu vendor yang tidak bersalah. Seringkali penipu membujuk vendor yang sah untuk mengirim cek, pelaku memanipulasi rekening vendor yang sah dan menyebabkan pembayaran faktur dua kali lipat, sehingga keuntungan tersebut digunakan untuk dirinya sendiri. Red flagnya: 1. Penggunaan nomor faktur di luar jangkauan operasi normal 2. Tingkat pembelian dari vendor tidak dapat dijelaskan 3. Pembelian barang khusus yang tidak biasa Personal purchases, tindakan kecurangan dimana pelaku melakukan pembelian untuk kepentingan dirinya sendiri tapi menggunakan dana perusahaan. Red flagnya: 1. Aktivitas yang tidak biasa pada kartu kredit perusahaan (pelaku kecurangan tadi menggunakan kartu kredit perusahaan secara tidak sah dimana bukan untuk kepentingan perusahaan dan tanpa izin yang berwenang dalam perusahaan). 2. Pembelian item yang tidak biasa 3. Kelebihan anggaran belanja karyawan secara konsisten 4. Pola pembelian tepat di bawah review/ulasan Slide 10: Payroll schemes adalah penipuan melalui pembayaran gaji. Pelaku fraud membuat dokumen palsu yang menyebabkan perusahaan tersebut tidak menyadari kalua membuat kecurangan pembayaran. Contohnya pemalsuan jumlah gaji. Jumlah gaji yang dilaporkan lebih besar dari gaji yang dibayarkan. Payroll schemes ini meliputi 3 hal yaitu ghost employee, commision schemes dan falsified wages Ghost employee disini merupakan seseorang yang sebenernya tidak bekerja untuk perusahaan tersebut tetapi terdaftar sebagai karyawan dan masuk sebagai penerima gaji, sehingga si penipu tersebut mendapatkan gaji. Red flagnya: 1. Meningkatnya biaya upah yang tidak dapat dijelaskan 2. Gaji bagi karyawan yang: tidak pernah berlibur tidak pernah ambil cuti sakit tidak punya pajak dipotong tidak memiliki nomor jaminan sosial (SSN) atau tidak valid memiliki post office box (POB) dan tidak ada alamat fisik Commission adalah skema yang melibatkan manipulasi komisi yang dibayar, mencurangi komisinya yang dapat menghasilkan pendapatannya, dengan cara memalsukan jumlah penjuaran yang dilakukan dan meningkatkan lajunya komisi. Red flagnya: 1. Peningkatan pengeluaran komisi yang tidak biasa atau tidak dapat dijelaskan 2. Perubahan tingkat komisi dari waktu ke waktu 3. Tingkat pengembalian yang lebih tinggi untuk satu tenaga penjual. Falsified wages/gaji palsu merupakan pemalsuan dana dari gaji dengan kelebihan pembayaran upah oleh karyawan. Karyawan sah yang merekam data gaji tidak sah (jam kerja, jumlah gaji dll) Red flag: 1. Jumlah uang lembur yang tidak biasa 2. Perubahan tingkat gaji yang tidak biasa 3. Jumlah jam yang dibayarkan tidak biasa Slide 11: Check tampering merupakan sebuah skema dimana seseorang mencuri dana karyawan lain dengan menghalangi atau mengubah cek atau pembayaran elektronik salah satu akun bank di suatu perusahaan. Red flagnya: 1. Terlalu banyak cek kosong 2. Cek yang hilang 3. Penerima pembayaran cek dipertanyakan 4. Menduplikasi nomor cek atau nomor cek yang tidak berurutan Skimming (penggelapan) adalah kas dicuri sebelum kas tersebut secara fisik masuk ke perusahaan. Ini adalah penipuan off the book, yang sulit dideteksi. Salah satu metodologi untuk mendeteksi skimming adalah melakukan invigilation, adalah penciptaan lingkungan yang murni dan bebas penipuan untuk tujuan benchmarking total penerimaan yang seharusnya normal. Red flagnya: 1. Pendapatan yang lebih rendah dari yang diharapkan 2. Keuntungan aktual kurang dari proyeksi 3. Gross margin jauh di bawah proyeksi Lapping merupakan skimming pembayaran piutang sebelum diposting. Lapping yaitu mengkredit rekening satu pelanggan dengan pembayaran yang diterima dari pelanggan lain. Red flagnya: 1. Keluhan pelanggan tentang pembayaran yang diposting lama setelah cek dikirimkan. 2. Adanya manipulasi angka piutang. (peningkatan piutang secara bertahap dari waktu ke waktu) 3. Karyawan menghabiskan banyak waktu di luar jam kerja. Slide 12: Skema korupsi yang paling umum ada conflicts of interest, bribery, dan economic extortion. Conflicts of interest muncul ketika seseorang bertindak atas nama kepentingan pihak ketiga ketika melakukan kewajibannya atau memiliki kepentingan pribadi dalam aktivitas yang dilakukan. Ketika hal ini tidak diketahui oleh perusahaan dan mengakibatkan kerugian berarti telah terjadi fraud. Red flagnya: 1. Transaksi jumlah besar dengan vendor tertentu 2. Penemuan hubungan karyawan dan pihak ketiga yang tidak diketahui sebelumnya 3. Pemisahan tugas yang lemah dalam menetapkan kontrak dan menyetujui faktur Bribery (penyuapan) melibatkan pembayaran untuk mempengaruhi karyawan untuk mengirim bisnis ke vendor yang melakukan pembayaran. Red flagnya: 1. Perubahan gaya hidup karyawan 2. Penemuan hubungan karyawan dan vendor 3. Pemisahan tugas yang lemah dalam menyetujui vendor dan faktur Economic extortion (pemerasan), adalah kebalikan dari bribery. tindakan yang menggunakan ancaman kekuatan oleh individual atau organisasi untuk mendapatkan sesuatu yang bernilai. Itemn bernilai tersebut bisa jadi aktiva keuangan, informasi, dan kerjasama untuk mendapatkan keputusan yang diinginkan mengenai sesuatu yang dikaji. Red flagnya: Red flag dan metode pendeteksi sama dengan Bribery, adanya perubahan gaya hidup karyawan, ditemukannya hubungan karyawan dan vendor, pemisahan tugas yang lemah. Slide 13: Dalam mendeteksi kecurangan dengan melihat indikator2/red flag penipuan bukanlah hal yang mudah bagi seorang auditor, karena red flag sifatnya tidak mutlak bahwa itu mengindikasikan apakah seseorang itu melakukan fraud atau tidak. Dan red flag itu hanya dapat menunjukkan tanda2 peringatan bahwa telah terjadi fraud, dan saat auditor menemukan red flag tersebut biasanya akan digali lebih dalam lagi untuk memastikan apakah terlah terjadi fraud atau tidak. Red flag ini memiliki berbagai sifat dan dapat mencakup banyak hal seperti anomaly akuntansi, inadequate disclosure, elemen yang tidak biasa dari transaksi, perubahan karakteristik dan perilaku seseorang. Nah oleh karena itu auditor harus memahami sinyal adanya kecurangan, tetapi seringkali auditor mengabaikan keberadaan red flag atau justru melakukan pushed under the carpet sesuai dengan permintaan perusahaan yang menjadi korban kecurangan. Banyak alasan mengapa mengabaikan red flag tersebut, bisa karena ingin menjaga reputasi perusahaan, potensi pasar dan memotivasi kinerja karyawan. Perusahaan juga menggunakan alasan fraud itu cuman sedikit mempengaruhi perusahaan kok, nah dengan demikian auditor dengan sengaja tidak mengungkapkan indikator2 kecurangan dalam laporan audit atau tidak menkomunikasian dengan manajemen perusahaan. Saat auditor menemukan indikator2 kecurangan saat mengaudit laporan keuangan klien, auditor harus bersifat skeptis, dan lebih mengivestigasi untuk memastikan kecurangan tersebut, apabila ada suatu hal yang patut dicurigai, indikator ini membantu auditor dalam memfokuskan kinerja dalam melakukan penaksiran risiko kecurangan.