Anda di halaman 1dari 19

KONSTRUKSI MODEL SISTEM MANAJEMEN PEGAWAI

NEGERI SIPIL DI INDONESIA MENUJU THE NEW


PUBLIC SERVICE

Oleh : M. Nur Budiyanto

ABSTRACT

This article presents interesting suggestions on various alternatives for


the new design of management system for civil servant proposed by a number
of observers and bureaucrats. However, they have not touched the most basic
and profound problems. Human resource development, especially the civil
servant, is a priority since it is a prerequisite for an excellent service and guidance
to the society. The new public service principles should be implemented
comprehensively and consistently in line with the existing situation and
environment, both internal and external. One among the important prerequisites
is high morality of the civil servants. The policy makers, both at the central and
district levels, should make efforts to correct the weaknesses in the management
system of civil servant in Indonesia.

Keywords: human resources management, civil servant, the New Public Service principles.

A. PENDAHULUAN berbagai agenda reformasi ekonomi


Krisis ekonomi dan politik dan persoalan politik yang mendasar.
(dominan) dewasa ini merupakan Bahkan masih hangat dalam ingatan
salah satu bukti bahwa kualitas persoalan atau agenda reformasi
sumber daya manusia Indonesia baik ekonomi maupun politik yang
kalah bersaing dengan negara Asia, telah disepakati, secara tiba-tiba
apalagi Eropa dan Amerika. Bebe- diubah karena adanya desakan atau
rapa negara tetangga Indonesia yang tekanan dari suatu kelompok.
juga mengalami krisis, seperti Peningkatan kualitas sumber
Thailand, Korea Selatan, maupun daya manusia dengan salah satu
Filipina, telah berhasil mengatasi cara penyempurnaan dan pem-
krisis tersebut, Indonesia masih terus benahan dalam sistem manajemen
“berkutat” hingga saat ini. Kemudian PNS menjadi sangat penting. Selain
terus ditimpa bencana alam seperti itu, tuntutan profil PNS yang di-
tsunami di Aceh, gempa bumi di harapkan masa depan adalah
Gorontalo dan Jawa Barat, bahkan aparatur negara yang “profesional,
“mungkin” ada bencana lain yang bijaksana, dan jujur” dalam melak-
bakal terjadi di masa depan dengan sanakan tugas pekerjaannya. Tun-
perbedaan pendapat mengenai tutan terpenuhi atau tidaknya sangat

753
“Dialogue” JIAKP, Vol. 2, No. 2, Mei 2005 : 753-771

tergantung kepada sistem mana- R.B. Denhardt (2003 : 42) menyata-


jemen PNS yang berlaku berdasar- kan tuntutan terbaru saat ini bagi
kan perundang-undangan dan PNS administrator (PNS sebagai aparatur
itu sendiri. negara) seharusnya bekerja : 1)
Perkembangan sistem per- Melayani warga negara bukan
undang-undangan yang mengatur pelanggan (serve citizen, not
sistem manajemen PNS sangat customers); 2) Mengutamakan
lambat mengakomodasikan dan kepentingan publik (seek the public
mengelaborasikan perubahan situasi interest); 3) Lebih menghargai warga
dan kondisi sekarang. Hal ini dapat negara daripada kewirausahaan
dibuktikan UU No.8 Tahun 1974 baru (value citizenship over entrepre-
diperbaharui menjadi UU No.43 neurship); 4) Bervisi dan misi
Tahun 1999, setelah 25 tahun. strategis serta bertindak demokrasi
Hingga saat inipun, UU No. 43 Tahun (think strategically, act democrati-
1999 masih belum menjawab cally); 5) Menyadari akuntabilitas
permasalahan dan diharapkan bukan sesuatu yang mudah
ditinjau ulang (revisi) sebagai upaya (recognize that accountability is not
mengatasi berbagai kelemahan yang simple); 6) Melayani daripada
ada. mengatur atau mengendalikan (serve
Berbagai literatur sistem rather than steer); dan 7) Meng-
manajemen sumber daya manusia hargai orang bukannya produktivitas
(lihat N.Henry, dalam Chander dan semata (value people, not just
Plano, 1988; Bernardin & Russel, productivity). Tuntutan ini akan
1993; Kramar,1997; Dressler,2000) terimplementasi ketika dilakukannya
memuat konsep dan teori sistem penataan dan pendayagunaan
manajemen SDM. Perkembangan sistem manajemen PNS khususnya
paradigma tersebut masih dituntut pokok-pokok kepegawaian yang
untuk terus berkembang sesuai lebih mengakomodasikan dan
dengan perkembangan zaman. kolaborasi bagi penerapan prinsip-
Ruang lingkup sistem manajemen prinsip tersebut. Diharapkan pena-
SDM ternyata terus berubah, taan dan pendayagunaan sistem
umpamanya analisis jabatan, manajemen PNS ini akan men-
komunikasi, dan relasi publik (lihat dorong terciptanya aparatur negara
Bernardin dan Russel,1993). Semen- yang profesional, bijaksana, dan jujur
tara pendapat lainnya kurang dalam memberikan pelayanan prima,
memperhatikan aspek tersebut (lihat pengayoman, dan civil society.
Hughes, 1994). Reformasi sistem manajemen
Tuntutan reformasi sistem PNS di Indonesia dimandatkan
manajemen PNS saat ini sebaiknya dalam UU No. 32 Tahun 2004. Pasal
didasarkan pada prinsip the new 129 ayat 1 mengisyaratkan peme-
public service. J.V. Denhardt dan rintah melaksanakan pembinaan

754
Konstruksi Model Sistem Model Manajemen PNS di Indonesia (M. Nur Budiyanto)

manajemen pegawai negeri sipil trasi-politik (suatu ajakan untuk


daerah dalam kesatuan penyeleng- menjauhkan dunia politik dari dunia
garaan manajemen pegawai negeri administrasi); dan 3) Rekrutmen dan
sipil secara nasional dan ayat 2, penempatan PNS masih bersifat
manajemen pegawai negeri sipil kolutif dan nepotisme sehingga telah
daerah sebagaimana dimaksud memperburuk kinerja PNS dan
pada ayat (1) meliputi penetapan membuat banyak PNS yang frustasi.
formasi, pengadaan, pengangkatan, Dominasi politik seperti ini seharus-
pemindahan, pemberhentian, pene- nya dihindari agar manajemen
tapan pensiun, gaji, tunjangan, sumber daya manusia PNS mampu
kesejahteraan, hak dan kewajiban, mendukung pencapaian tujuan
kedudukan hukum, pengembangan organisasi (Keban, 2004:18).
kompetensi, dan pengendalian Selain itu, ada kasus korupsi
jumlah. Permasalahan yang harus waktu diantara PNS. PNS sesuai
dijawab, apakah tuntutan UU tersebut aturan bekerja dengan jam kerja yang
menyangkut pembinaan manajemen ditetapkan yaitu mulai masuk jam
pegawai negeri sipil baik pusat 07.30 WITA/WIB pulang jam 14.00
maupun daerah (secara nasional), WITA/WIB selama 6 hari kerja atau
telah dijawab secara memadai oleh PNS yang bekerja 5 hari seminggu
UU No. 32 Tahun 2004? Apakah masuk jam 07.30 pulang jam 15.30
daerah mempunyai pedoman yang WITA/WIB kecuali hari Jum’at. Ada
jelas berdasarkan UU No. 43 Tahun pula PNS bekerja di luar jam kerjanya,
1999 tersebut tentang bagaimana sesuai dengan profesinya yang
pembuat kebijakan khususnya mengharuskannya bekerja di luar jam
eksekutif memanfaatkan kewe- kerja.
nangan dalam menjalankan sistem Pada umumnya, PNS bekerja
manajemen PNS (kepegawaian), dalam seminggu selama 40 jam.
umpamanya : penetapan formasi, Pemerintah RI memberi gaji dan
pengadaan, pengangkatan, pemin- tunjangan sesuai dengan golongan-
dahan, pemberhentian, penetapan nya dan masa lama bekerja dan
pensiun, gaji, tunjangan, kesejah- ditambah tunjangan yang lain serta
teraan, hak dan kewajiban, kedu- beberapa potongan untuk taspen,
dukan hukum, pengembangan asuransi kesehatan (askes), dan
kompetensi, dan pengendalian sebagainya.
jumlah. Seandainya seorang PNS tiap
Permasalahan yang terjadi harinya korupsi waktu sebanyak 2
selama ini dalam praktek sistem jam, maka 1 minggu 12 jam dan
manajemen PNS yaitu : 1) Dominasi sebulan 48 jam, 1 tahun 576 jam.
politik; 2) Merebaknya gejala kolusi Umpamanya, gaji PNS tersebut Rp.
dan nepotisme, pada akhirnya 1.600.000,00/bulan, maka peme-
melahirkan doktrin dikotomi adminis- rintah memberi gaji pada PNS

755
“Dialogue” JIAKP, Vol. 2, No. 2, Mei 2005 : 753-771

tersebut sebesar Rp.10.000,00 Sementara itu, Kepala Badan


(sepuluh ribu rupiah) per jam maka Kepegawaian Negara (BKN)
PNS tersebut korupsi waktu senilai Hardiyanto mengatakan jumlah PNS
dengan Rp.5.760.000,00 per tahun. yang ada saat ini masih dibawah
Jumlah PNS di Indonesia kurang rasio antara jumlah PNS dan jumlah
lebih 3.648.500 orang, bila 1/3 angkatan kerja. Jumlah PNS di
(sepertiga) dari PNS tersebut seluruh tanah air saat ini adalah
masing-masing korupsi waktu 3.648.500 orang kemudian Peme-
sebanyak 2 jam sehari, maka 1 tahun rintah RI mengadakan ujian masuk
negara dirugikan sebesar bagi CPNS pada hari Rabu, 24
Rp.5.760.000.000.000,00 (5,76 Nopember 2004 secara serentak di
trilyun rupiah), suatu jumlah yang seluruh propinsi di Indonesia. Sekitar
“fantastis” (sangat luar biasa) 4,5 juta orang bersaing memperebut-
nilainya. Pendek kata, beban negara kan 204 ribu lowongan sebagai PNS
untuk membayar PNS sangat besar dan pemerintah mengeluarkan
dan juga sangat membebani APBN, anggaran APBN sebesar 175 milyar
yang didapatkan salah satunya rupiah (www.indosiar.com, 2004 :
adalah utang dan menjual asset 12.30).
negara (Isa, 2005). Pernyataan kalimat tersebut
Berdasarkan UU No. 43 Tahun bahwa banyaknya peserta test CPNS
1999, Peraturan Pemerintah (PP) (Calon Pegawai Negeri Sipil)
No. 96, 97, 98, 99, 100, 101 Tahun mencapai 4,5 juta, menunjukkan
2000, Kepres RI No. 159 Tahun 2000, minat orang untuk menjadi PNS
Peraturan Mendagri No. 1 Tahun sangat tinggi walaupun persentase
2000, PP RI No. 9 Tahun 2003, Kep. yang diserap relatif kecil, hanya 204
Mendagri No. 6, 7, 8 Tahun 2003 dan ribu orang. Artinya untuk tahun 2004
mandat GBHN 2004, sebagaimana lalu, satu posisi PNS diperebutkan
diilustrasikan terdahulu, masih oleh 22 orang.
banyak mengandung berbagai Selanjutnya, PNS di Indonesia
kelemahan dan dominasi politik, akan menghadapi tugas-tugas yang
maka sebaiknya mendorong pem- semakin banyak dan kompleks,
buat kebijakan (eksekutif, legislatif, dimana suatu era yang tidak lagi
dan yudikatif) untuk melakukan mengenal batas ruang/wilayah,
ditinjau-ulang dan kritis dalam ekonomi, politik, maupun budaya
melakukan revisi Undang-Undang (globalisasi), maka implementasi
Kepegawaian beserta peraturan kebijakan sistem manajemen PNS
pelaksanaan lainnya. Pendek kata, haruslah dilakukan secara bijaksana,
pembuat kebijakan, sebaiknya mem- cermat, tepat, dan profesional. Pada
buat desain baru sistem manajemen era keterbukaan (transparansi) ini,
PNS di Indonesia sesuai dengan PNS dituntut untuk lebih kreatif,
tuntutan zaman. disiplin, berdedikasi, loyal (positif),

756
Konstruksi Model Sistem Model Manajemen PNS di Indonesia (M. Nur Budiyanto)

dan “diskresi” (keleluasaan). Hal ini lingkungan sehingga memberi hasil


menyangkut perubahan yang bukan langsung atau sementara (inter-
hanya bersifat populis dan mekanis- mediate outcomes) dan dalam
tik hubungan-hubungan antar bangsa jangka panjang hasil tersebut
tetapi lebih mendasar lagi yaitu menjadi dampak atau hasil akhir
proses universalisasi nilai-nilai dan (final outcomes) (lihat, Christopher
moralitas. Permasalahan utamanya Pollit & Geert Bouckaert, 2000 : 12-
yaitu bagaimana mengkonstruksi 13). Mengingat lebih mudah untuk
model sistem manajemen PNS di mengkonstruksi (mendesain) model
Indonesia menuju The New Public sistem manajemen PNS tersebut,
Service? Kondisi apa yang diharap- maka dibuat bagan (model kerangka
kan PNS untuk meningkatkan pemikiran) secara sederhana
kualitas kinerjanya? Bagaimanakah sebagai berikut :
solusinya?
Tantangan pada era globalisasi
saat ini, maka “sangat perlu” dicari
suatu jawaban yang jelas dan tegas
mengenai bagaimana pembuat
kebijakan melakukan reformasi
sistem manajemen PNS, baik sisi
kelembagaan maupun perilaku
(dedikasi, bijaksana, loyalitas
(positif), moralitas) aparatnya sendiri.

B. PEMBAHASAN
Kajian teoritis yang digunakan
untuk membuat konstruksi model
sistem manajemen PNS di Indonesia
dituangkan dalam bentuk kerangka
konseptual dengan pendekatan
model Input-Output (IO). Model IO
tersebut mengasumsikan lembaga/
program dibangun untuk memenuhi
kebutuhan sosial ekonomi tertentu.
lembaga/program menyediakan
input (manusia, sumber daya fisik,
dan non fisik), menyusun kegiatan/
aktifitas untuk mengolah input
tersebut dalam proses tertentu
menjadi output. Output yang
dihasilkan berinteraksi dengan

757
“Dialogue” JIAKP, Vol. 2, No. 2, Mei 2005 : 753-771

Gambar 1. Model Kerangka Pemikiran Sistem Manajemen PNS

INPUT PROSES
Sistem manajemen PNS TRANSFORMASI
diinternalisasikan dengan Pembuat kebijakan meliputi
OUTPUT
Hasil Sistem Manajemen
substansi pokok: 1.Pejabat Pusat terdiri;
PNS, meliputi ;
1. Perencanaan, pengadaan Presiden,Menpan dan
pejabat lain/BKN yang 1. Desain perencanaan,
(formasi) dan
berwenang pengadaan (formasi) dan
penempatan PNS
2.Pejabat Daerah terdiri; penempatan PNS
2. Pengembangan kualitas
Gubernur,Walikota/Bupati 2. Desain pengembangan
PNS
dan pejabat lain/BKD kualitas PNS
3. Pengangkatan (promosi),
mutasi dan Mekanisme kontrol 3. Desain pengangkatan
pemberhentian PNS dilakukan oleh : (promosi), mutasi dan
pemberhentian PNS
4. Kesejahteraan dan 1. DPR/DPRD I,II/DPD
penggajian PNS 2. LSM 4. Desain kesejahteraan dan
penggajian PNS
3. Stakeholders/Manajer
4. PNS sendiri

Prinsip-prinsip
Paradigma”The
New Public
Service”

Sistem Manajemen PNS


Indonesia sesuai Tuntutan
Zaman

Sumber : diolah dan diinterpretasikan oleh Budiyanto, 2005.

Mengingat gambar 1 tersebut, dikategorikan subordinat union of


model sistem manajemen PNS lebih partnership. Mekanisme kontrol
mencerminkan kemitraan bersifat dilakukan oleh DPR/DPRD I,II/DPD
subordinat. Artinya, pembuat kebija- (Dewan Perwakilan Rakyat (Pusat)/
kan berada di tangan Pusat yang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah I
bekerjasama (mitra kerja) dengan (Provinsi), dan DPRD II (Kabupaten/
pejabat di daerah. Dalam hal ini Kota) serta Dewan Perwakilan
Presiden sebagai kepala negara dan Daerah), LSM (Lembaga Swadaya
kepala pemerintahan berada di atas Masyarakat) dan Stakeholders dan
para mitra kerjanya. Hal inilah PNS itu sendiri bersifat independent.

758
Konstruksi Model Sistem Model Manajemen PNS di Indonesia (M. Nur Budiyanto)

Ketika sistem manajemen PNS dalam hal ini hendaknya disesuaikan


diimplementasikan dengan subs- dengan prinsip-prinsip the new
tansi pokok sebagai berikut : 1) public service serta memperhitung-
Perencanaan, pengadaan (formasi), kan dengan seksama kemampuan
dan penempatan PNS; 2) Pengem- keuangan negara. Oleh sebab itu,
bangan kualitas PNS; 3) Pengang- tahap perencanaan PNS harus
katan (promosi), mutasi, dan pem- merupakan penentuan formasi yang
berhentian PNS; dan 4) Kesejah- harus diisi, berapa jumlah, cara
teraan dan penggajian PNS, maka merekrut pegawai, serta mem-
akan memperoleh hasil (output) peroleh jumlah dan kualitas pegawai
konstruksi model terbaru berupa secara efektif dan efisien.
desain sebaiknya menggunakan Tahap perencanaan selama ini,
prinsip-prinsip The New Public belum nampak penyadaran dan
Service yang diinternalisasikan ke akuntabilitas (recognize rather than
dalam implementasi sistem mana- steer). Artinya, pembuat kebijakan
jemen PNS di Indonesia sesuai belum menyadari dan bertanggung
tuntutan zaman. jawab terhadap jenis posisi, jumlah
Konstruksi model berupa formasi, dan kualitas pegawai yang
desain yang dituangkan dalam direncanakan. Selama ini yang
bentuk model sistem manajemen terjadi justru pembuat kebijakan
PNS di Indonesia akan diuraikan belum cukup responsif akan jenis
sebagai berikut : posisi, jumlah formasi, perekrutan
1. Perencanaan, Pengadaan pegawai dan kualitas pegawai
(formasi), dan Penempatan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan
PNS; lembaga/instansi. Selain itu, belum
Undang-Undang Republik ada kesesuaian jenis posisi, jumlah
Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 formasi, dan kualitas pegawai
tentang perubahan atas UU No. 8 dengan ketentuan perundang-
Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok undangan yang berlaku. Perenca-
Kepegawaian dalam Pasal 15 naan ini belum didasarkan pada visi
mengisyaratkan jumlah dan susunan dan misi lembaga/instansi yang
pangkat pegawai negeri sipil bersangkutan, padahal setiap pega-
ditetapkan dalam formasi untuk wai harus memberikan kontribusi
jangka waktu tertentu berdasarkan yang signifikan terhadap visi, misi,
jenis, sifat dan beban kerja yang dan tujuan lembaga/instansi tersebut.
harus dilaksanakan. Peningkatan Kemudian juga semua pihak belum
tugas-tugas pembangunan yang mendapatkan akses (kesempatan)
dilaksanakan oleh pemerintah yang sama untuk diseleksi atau
khususnya pembuat kebijakan disaring dalam pengadaan pegawai.
membawa konsekuensi bagi Proses pengadaan (formasi)
penambahan formasi pegawai, pegawai, lebih mengutamakan

759
“Dialogue” JIAKP, Vol. 2, No. 2, Mei 2005 : 753-771

kepentingan publik (seek the public pemerintah pada kurun waktu


interest) dalam prinsip the new public tertentu; 2) Jenis posisi, jumlah
service. Secara teoritis, pengadaan formasi, perekrutan pegawai, dan
pegawai harus dilakukan secara kualitas pegawai ditentukan ber-
transparan dan mengutamakan dasarkan tuntutan visi, misi, dan
kepentingan publik. Selama ini terjadi tujuan organisasi dan hasil analisis
justru pengadaan pegawai dilakukan beban kerja; 3) Analisis beban kerja
dengan diam-diam, tertutup, dan dilakukan dengan memperhatikan
mendadak. Hal ini berdampak data MIS (Management Information
negatif karena banyak pencari kerja System) tentang beban kerja
berasumsi “jangan-jangan” ada menyangkut restrukturisasi, penam-
indikasi “Kolusi dan Nepotisme”. bahan, dan pergantian beban kerja
Akibatnya banyak pencari kerja yang sebagai akibat dari adanya jabatan
ingin mengikuti proses seleksi atau lowong karena pensiun, berhenti,
penjaringan pegawai tidak menge- diberhentikan, dan meninggal dunia;
tahuinya, terlambat melamarnya 4) Pengisian formasi secara tepat
bahkan tidak siap memenuhi ber- dan jelas, harus ditetapkan terlebih
bagai persyaratan lamaran, umpa- dahulu tugas, pokok dan fungsi
manya, surat keterangan pencari (tupoksi) bagi setiap jabatan atau
kerja dari Depnaker, surat kelakuan posisi yang dibutuhkan dan kriteria
baik dari Kepolisian dan sebagainya, kompentensi dalam menjalankan
yang tidak mungkin penyelesaiannya tupoksi tersebut; 5) Kriteria kompe-
dalam waktu singkat. Pendek kata, tensi suatu jabatan atau posisi
calon tenaga kerja atau pegawai ditentukan berdasarkan pertim-
yang terjaring dalam proses penga- bangan jenis, sifat, pengetahuan,
daan sangat terbatas jumlahnya dan keahlian/kecakapan dan sikap/
kurang dapat diandalkan kemam- perilaku yang dibutuhkan dalam
puannya. Hal ini sangat merugikan menjalankan tupoksi jabatan atau
lembaga/instansi yang menampung- posisi tersebut secara efisien dan
nya karena para pegawai atau efektif; 6) Penetapan formasi jabatan
pencari kerja hasil pengadaan ini atau posisi harus dapat dipertang-
“mungkin” tidak bekerja secara gungjawabkan dan bila terdapat
optimal atau tidak dapat bekerja gejala KKN dalam penetapan ter-
efisien dan efektif. sebut maka pihak yang terlibat dapat
Desain perencanaan PNS, dituntut sesuai dengan peraturan
hendaknya memperhatikan faktor perundangan yang berlaku; 7)
penting sebagai berikut : 1) Peren- Penentuan jumlah dan jenis jabatan
canaan PNS merupakan proses atau posisi, perlu diperhatikan prinsip
penentuan kebutuhan jenis, jumlah affirmative action (tindakan atasan)
formasi, perekrutan, dan kualitas dengan memberikan akses yang
pegawai yang dibutuhkan organisasi lebih adil terhadap kelompok mino-

760
Konstruksi Model Sistem Model Manajemen PNS di Indonesia (M. Nur Budiyanto)

ritas dan kaum perempuan (gender) kunci (strategis) atau “basah”


agar lebih representatif; 8) Dibutuh- (banyak kegiatan, program atau
kan partisipasi aktif dari berbagai proyek), dengan berdasarkan atas
pihak untuk ikut menentukan jenis like and dislike (suka dan tidak suka)
posisi, jumlah dan kualitas pegawai, dan ABS (Asal Bapak Senang).
karena unit-unit lembaga/instansi Penempatan pegawai seperti itu,
pemerintah yang membutuhkannya tidak hanya melanggar visi, misi, dan
mungkin lebih mengetahui apa yang tujuan lembaga/instansi, tetapi juga
dibutuhkan dari unit pusat dalam melanggar prinsip value people, not
kenyataannya sering memberikan just productivity dalam the new
tenaga kerja dalam jumlah dan jenis public service.
kualifikasi yang keliru kepada unit- Desain Pengadaan (formasi)
unit dibawahnya. dan penempatan PNS, hendaknya
Selanjutnya, proses penem- memperhatikan faktor penting
patan pegawai, hendaknya meng- sebagai berikut : 1) Proses penga-
gunakan prinsip the right man in the daan (formasi) berkorelasi dengan
right place mengisyaratkan situasi pengumuman lowongan pekerjaan
dan kondisi dimana efektifitas sebagai PNS, persyaratan pendaf-
penempatan pegawai telah men- taran, ujian seleksi, penetapan, atau
capai puncaknya. Selain itu, prinsip penunjukan calon yang diterima dan
menghargai orang, bukanlah produk- pengangkatan dalam jabatan dan
tifitas semata (value people, not just pangkat tertentu; 2) Pengumuman
productivity) mengisyaratkan juga tentang lowongan pekerjaan, jabatan
penempatan pegawai sangat atau posisi PNS harus dilakukan
mewarnai lembaga/instansi lebih secara jelas dan transparan (ter-
menghargai kualitas dan kompe- buka) agar setiap warga negara RI
tensi. Lembaga/instansi percaya dan mempunyai akses atau kesempatan
yakin bahwa hanya dengan kualitas yang sama untuk melamar menjadi
dan kompetensilah, maka efisien dan PNS atau menduduki jabatan atau
efektif sebagaimana dituntut oleh the posisi lowong; 3) Pengumuman
new public service dapat dicapai. lowongan pekerjaan tersebut harus
The right man in the right place dijelaskan kriteria atau karateristik
(menempatkan orang pada tempat dari jabatan atau posisi, tupoksi
yang tepat) memang sangat mengun- (tugas pokok dan fungsi) serta
tungkan. Artinya, pegawai yang tanggung jawabnya, pola karier ke
bekerja akan lebih efisien dan efektif. depan, hak-hak yang diperoleh
Selama ini yang terjadi justru terutama sistem kompensasinya,
seringkali penempatan ini dipolitisir siapa saja yang dapat mendaftarkan
karena berbagai kepentingan diri (umur, tempat tinggal, pendidikan,
tertentu, menempatkan pegawai pengalaman, dan kesehatan), per-
yang disenangi pada posisi-posisi syaratan administratif pendaftaran

761
“Dialogue” JIAKP, Vol. 2, No. 2, Mei 2005 : 753-771

(pengisian formulir, lampiran foto, yang kurang mampu harus diber-


ijazah, sertifikat, dan sebagainya), hentikan; 9) Hasil evaluasi tersebut
serta kapan pendaftaran dibuka dan hendaknya dijadikan input bagi pihak
ditutup; 4) Masalah waktu pendaf- pengadaan pegawai dalam rangka
taran harus memperhatikan waktu pembenahan dan penyempurnaan
yang cukup untuk melengkapi sistem pengadaan PNS di masa
berbagai persyaratan dan mendaftar depan; 10) Apabila terjadi KKN
diri bagi para pencari kerja atau (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)
pelamar; 5) Ujian seleksi baik tertulis dalam proses pengadaan pegawai,
maupun lisan dilakukan untuk maka pihak-pihak yang terlibat
menjaring calon terbaik, karena itu dalam KKN tersebut dapat dituntut
instrumen ujian harus valid dan sesuai peraturan perundangan yang
reliabel. Artinya, ujian tersebut harus berlaku; dan 11) Bagi pegawai
mampu menjaring secara akurat dan (honorer) yang telah bekerja untuk
konsisten terhadap calon pegawai menunjang kepentingan nasional
dengan kompetensi yang dibutuhkan dapat dipertimbangkan untuk di-
dalam jabatan atau posisi yang angkat sebagai PNS sejauh
lowong; 6) Hasil ujian seleksi pengangkatan tersebut dilakukan
tersebut menunjukan adanya diskri- tanpa bernuansa KKN, transparansi
minasi terhadap kelompok minoritas dan dapat dipertanggungjawabkan.
atau bias kultural yang membuat para
pelamar tersisih dari penerimaan, 2. Pengembangan Kualitas
maka dapat diterapkan kebijakan PNS;
kesempatan pekerjaan/jabatan yang Proses pengembangan PNS,
sama dengan memperbesar sering terjadi pelanggaran prinsip the
proporsi penerimaan terhadap new public service. Hal ini dibuktikan
kelompok yang tersisihkan tersebut; dengan seringnya lembaga/instansi
7) Penempatan dalam jabatan atau pemerintah mengirimkan pegawai-
posisi yang dibutuhkan harus dimulai nya untuk mengikuti pendidikan dan
dengan masa orientasi pegawai pelatihan (DIKLAT) atau pendidikan
terhadap tupoksi dan lingkungan formal (S1,S2, bahkan S3), setelah
kerjanya dan masa percobaan (6 kembalinya pegawai dari DIKLAT
bulan sampai 1 tahun) untuk menun- atau pendidikan formal tersebut
jukkan apakah benar seleksi melalui maka akan diberi kesempatan untuk
serangkaian ujian tersebut telah menduduki jabatan yang lebih tinggi.
benar-benar menjaring calon Kecenderungan ini sangat menonjol
pegawai yang paling tepat; 8) ketimbang memandang DIKLAT atau
Evaluasi terhadap kinerja pegawai pendidikan formal sebagai suatu
dalam masa percobaan ini harus upaya meningkatkan kinerja di
diimplementasikan oleh pihak tempat kerja pada saat ini.
pengadaan pegawai, dan pegawai Akibatnya, akan terjadi praktek-

762
Konstruksi Model Sistem Model Manajemen PNS di Indonesia (M. Nur Budiyanto)

praktek yang berseberangan dengan penilaian terhadap kinerja PNS


prinsip the new public service. terakhir dan kriteria kompetensi yang
Umpamanya pengiriman pegawai ada dalam melaksanakan tupoksi
sebagai peserta DIKLAT atau (tugas, pokok dan fungsi); 3)
pendidikan formal secara tidak Pengembangan kualitas didasarkan
transparan dan tidak akuntabilitas atas penilaian kinerja, dilakukan
karena tidak didasarkan atas alasan setelah mendapat umpan balik (feed
yang jelas, bahkan ditempatkan pada back) dari penilaian tersebut; 4)
posisi yang tidak ada hubungannya Pengembangan kualitas yang
dengan DIKLAT atau pendidikan didasarkan atas kriteria kompetensi,
formal yang telah diperoleh. Pendek dilakukan dengan substansi ketepa-
kata, pengembangan PNS seperti tan kompetensi disesuaikan dengan
itu, tidak dapat dipertanggung- kebutuhan strategi, visi, misi, dan
jawabkan dan melanggar prinsip tujuan lembaga/instansi, kemudian
recognize that accountability is not menemukan gap atau perbedaannya
simple (menyadari bahwa akunta- serta memilih, menetapkan dan
bilitas bukan merupakan sesuatu memutuskan kelemahan-kelemahan
yang mudah) dalam the new public kompetensi untuk dikembangkan; 5)
service. Pelanggaran ini sangat Pengembangan kualitas PNS
merugikan lembaga/instansi peme- dengan efisiensi dan efektivitas.
rintah yang membutuhkannya, artinya Caranya, meningkatkan kualitas
visi, misi, dan tujuannya sulit tercapai. training menyangkut validitas
Desain pengembangan PNS training, artinya apakah pegawai
hendaknya memperhatikan faktor yang dilatih benar-benar telah belajar
penting sebagai berikut : 1) selama masa training berlangsung
Pengembangan kualitas PNS dan valitas transfer, artinya apakah
merupakan proses peningkatan segala materi yang telah dipelajari
pengetahuan, keterampilan/kecaka- para pegawai selama masa training
pan, keahlian, perbaikan sikap, tersebut telah dapat diterapkan dan
perilaku, dan mental supaya dapat meningkatkan kinerja pegawai
berkinerja lebih baik di masa depan, dalam lembaga/instansi; 6) Jenis
sedangkan pengembangan karier training dapat dibedakan yaitu
merupakan pengembangan kualitas training prajabatan yang meliputi
PNS yang diarahkan untuk men- prajabatan golongan I,II dan III, serta
duduki posisi jabatan sesuai dengan training dalam jabatan umpamanya
rencana. Pengembangan PNS training kepemimpinan, fungsional
seharusnya diarahkan pada dan teknis; 7) Apabila seorang
pengembangan yang jelas, serius pegawai merasa dirugikan baik
dan penuh kesungguhan; 2) pengembangan kualitas manusia
Pengembangan kualitas PNS dan karier, dapat menuntut sesuai
seharusnya didasarkan atas hasil dengan peraturan perundangan yang

763
“Dialogue” JIAKP, Vol. 2, No. 2, Mei 2005 : 753-771

berlaku; dan 8) Lembaga/instansi finansial dan fisik saja, maka


seharusnya memberikan kesem- kebutuhan akan non fisik seperti
patan seluas-luasnya bagi pengem- penghargaan, prestasi, keper-
bangan karier melalui berbagai cayaan, tanggungjawab organisasi,
bentuk pendidikan dan pelatihan. kewenangan dalam mengambil
keputusan, rasa aman, dan lain-lain,
3. Pengangkatan (promosi), juga harus dijadikan pertimbangan.
Mutasi, dan Pemberhentian Selain itu, promosi masih
PNS; ditentukan oleh sistem prestasi kerja
UU RI No. 43 Tahun 1999 dan pengalaman kerja (senioritas).
tentang perubahan atas UU No. 8 Adanya ketidakjelasan dalam DP3
Tahun 1974 tentang Pokok-pokok yang menyangkut kinerja seorang
Kepegawaian, Bab III Pasal 18 pegawai, maka promosi yang
menyatakan pemberian kenaikan dilakukanpun tidak dapat diper-
pangkat dilaksanakan berdasarkan tanggungjawabkan. Gejala ini
sistem kenaikan pangkat reguler dan menunjukan sering terjadinya
kenaikan pangkat pilihan. pegawai yang tidak pantas
PNS diangkat dalam suatu dipromosikan justru mendapatkan
kepangkatan dan jabatan tertentu. promosi dan sebaliknya pegawai
Pemberian kenaikan pangkat yang seharusnya dipromosikan justru
dilaksanakan berdasarkan sistem tidak dipromosikan. Pendek kata,
kenaikan pangkat reguler dan pilihan. promosi pasti berkorelasi dengan
Kenaikan pangkat reguler diberikan kinerja pegawai, khususnya evaluasi
apabila pegawai tersebut sudah kerja. Artinya apabila pegawai belum
memenuhi persyaratan yang pantas dipromosikan karena ada
ditentukan, sedangkan kenaikan “sesuatu hal” berdasarkan KKN,
pangkat pilihan adalah penghargaan maka pasti kinerja dan evaluasi
atas prestasi kerja yang dicapai. Hal pegawai tersebut tidak dapat
ini dimaksudkan untuk memberikan dipertanggungjawabkan begitu juga
penghargaan terhadap pengabdian sebaliknya.
yang telah diberikan dan menjadi Kenyataan yang terjadi selama
dorongan untuk lebih meningkatkan ini bahwa pemberhentian PNS hanya
pengabdian dan prestasi kerjanya. dilakukan atas permintaan sendiri,
Pemberian kenaikan pangkat meninggal dunia atau dipecat. Yang
dalam suatu jabatan tertentu juga terakhir ini jarang dilakukan
didasarkan atas prestasi kerja, meskipun PNS yang bersangkutan
disiplin kerja, kesetiaan, pengabdian, jelas secara riil “telah” melanggar
pengalaman, dan berbagai syarat atau tidak mengindahkan berbagai
objektif lainnya. Alasannya, kebu- peraturan yang berlaku. Walaupun
tuhan manusia dalam berorganisasi ada PNS yang jelas telah melanggar
tidak hanya terbatas pada kebutuhan disiplin kepegawaian, hanya

764
Konstruksi Model Sistem Model Manajemen PNS di Indonesia (M. Nur Budiyanto)

dimutasikan atau dipindahkan saja tingan tugas kedinasan dan atau


oleh atasannya. PNS terkesan sulit pembinaan PNS, maka dapat
dipecat meskipun sudah pantas dilakukan mutasi yang menyangkut
dipecat. Hal ini jelas melanggar perpindahan jabatan, tugas dan
efisiensi dan efektifitas serta telah wilayah kerja; 5) Mutasi berdasarkan
melanggar prinsip recognize that kepentingan tugas kedinasan dan
accountability is not simple pembinaan PNS harus mendapat
(menyadari bahwa akuntabilitas persetujuan tim penilai khusus; 6)
bukan merupakan sesuatu yang Pemberhentian seorang PNS dapat
mudah) dan think strategically, act dilakukan dengan hormat apabila
democratically (berpikir strategis, meninggal dunia, atas permintaan
dan bertindak demokratis) dalam the sendiri, pensiun, perampingan
new public service. organisasi, kurang mampu/tidak
Desain promosi, mutasi, dan dapat menjalankan kewajibannya
pemberhentian PNS, hendaknya sebagai PNS karena kurang/tidak
memperhatikan faktor penting cakap jasmani/janji PNS, dan tidak
sebagai berikut : 1) Promosi dapat dengan hormat apabila dihukum
dilakukan bagi PNS dengan dua penjara atau kurungan berdasarkan
tahapan yaitu; tahapan pertama, keputusan pengadilan karena
reguler bagi pegawai yang tidak melakukan tindak pidana; 7)
menduduki jabatan struktural dan Pemberhentian yang dilakukan
fungsional dan tahapan kedua, karena alasan kurang/tidak cakap
khusus (pilihan) bagi pegawai yang jasmani dan rohani, melanggar
menduduki jabatan struktural dan sumpah/janji PNS dan sumpah/janji
fungsional; 2) Promosi dapat jabatan, tidak setia kepada
dilakukan berdasarkan sistem merit Pancasila dan UUD 1945, Negara
dan senioritas, tetapi hendaknya dan Pemerintah harus dilakukan
memberikan tekanan yang lebih dengan bukti-bukti yang jelas, benar,
tinggi pada sistem merit. Sistem transparan dan dapat diukur; 8)
merit artinya, sistem manajemen Apabila seorang PNS diberhentikan
kepegawaian dimana rekruitmen, baik dengan hormat ataupun tidak
pengangkatan (promosi), mutasi dan dengan hormat merasa kurang puas
pemberhentian pegawai didasarkan terhadap keputusan pemberhentian
atas kemampuan, pendidikan, tersebut dapat menyampaikan
pengalaman dan kinerja; 3) Untuk keberatannya kepada pihak yang
menjamin obyektifitas promosi berwajib untuk ditindaklanjuti secara
seorang PNS, maka perlu dilakukan hukum; dan 9) Apabila promosi,
evaluasi terhadap kinerja dan mutasi dan pemberhentian seorang
perjalanan karier pegawai tersebut, PNS yang dilakukan bernuansa KKN,
oleh tim sebagai penilai khusus maka pihak-pihak yang terlibat dapat
(assessment center); 4) Kepen-

765
“Dialogue” JIAKP, Vol. 2, No. 2, Mei 2005 : 753-771

dituntut sesuai dengan peraturan jenis program lain sesuai kebutuhan-


perundangan yang berlaku. nya. PNS yang memilih program
tertentu wajib membayar iuran setiap
4. Kesejahteraan dan Peng- bulannya yang diambil dari peng-
gajian PNS; hasilannya; 5) PNS yang meninggal
Kesejahteraan PNS tentu dunia, keluarganya berhak mem-
berkorelasi dengan besarnya gaji, peroleh bantuan atau subsidi; 6)
akan tetapi dalam prakteknya, ada Subsidi, iuran dan bantuan yang
jaminan lain selain gaji, umpamanya; diberikan oleh pemerintah ditetap-
jaminan hari tua (uang pensiun dan kan dengan Peraturan Pemerintah.
taspen), askes, asuransi kecelakaan, Selanjutnya, Gaji merupakan
tunjangan anak dan isteri, penggu- balas jasa atas hasil kerja, maka gaji
naan fasilitas kantor bagi PNS yang PNS ditetapkan berdasarkan atas
menduduki jabatan dan berbagai pekerjaan dan besarnya tanggung
kemudahan lain seperti memperoleh jawab serta tidak melupakan aspek
kredit Bank dan sebagainya. Dalam “kelayakan” untuk hidup. Oleh sebab
kenyataannya, penentuan berbagai itu, pemerintah telah menetapkan
jaminan tersebut sangat top down sistem penggajian dalam sistem
sifatnya dan kurang memberi akses skala gabungan, yaitu gabungan dari
atau kesempatan bagi para pegawai dua golongan sistem, sistem skala
untuk menyampaikan aspirasinya. tunggal dan sistem skala ganda.
Kasus ini telah melanggar prinsip- Sistem skala tunggal adalah suatu
prinsip The new public service sistem penggajian dengan memberi-
secara komprehensif. kan gaji yang sama kepada pegawai
Desain kesejahteraan PNS, yang berpangkat sama dengan tidak
hendaknya memperhatikan faktor atau kurang memperhatikan sifat
penting sebagai berikut : 1) Upaya pekerjaan, beban kerja dan berat
meningkatkan kesejahteraan PNS tanggung jawab yang harus dipikul,
dengan cara membuat program- sedangkan sistem skala ganda
program peningkatan kesejahteraan adalah sistem penggajian berdasar-
PNS; 2) Program tersebut berupa kan sifat pekerjaan, beban kerja dan
uang pensiun, tabungan hari tua beratnya tanggung jawab yang dipikul
(taspen), asuransi kesehatan dalam melaksanakan tugas.
(askes), tabungan perumahan, Pendek kata, sistem peng-
asuransi pendidikan, koperasi atau gajian yang berlaku di Indonesia
bentuk lain yang sesuai kesepakatan sangat tidak memotivasi semangat
PNS; 3) Dalam penyelenggaraan dan kegairahan kerja atau kompetisi
program pensiun dan asuransi mencapai prestasi kerja terbaik. Gaji
kesehatan, pemerintah sebaiknya hanya didasarkan pada golongan
menanggung subsidi dan iuran; 4) dan kepangkatan yang telah ditentu-
PNS diberi kebebasan untuk memilih kan, bukan hasil kinerja setiap tahun.

766
Konstruksi Model Sistem Model Manajemen PNS di Indonesia (M. Nur Budiyanto)

Sistem penggajian seperti ini tidak agar dapat memotivasi produktivitas


membangkitkan nilai efisiensi dan kerjanya; 4) Besarnya gaji PNS,
efektifitas dalam meningkatkan seharusnya didasarkan pada biaya
kinerja, hingga saat ini hasilnya kemahalan dan upah minimum
kurang nampak. Umpamanya, PNS daerah yang berlaku dan tidak lupa
yang memiliki golongan kepangkatan memperhitungkan berdasarkan
yang sama, bekerja minimal dan rasionalitas dan kemampuan keua-
maksimal tetap dihargai “sama” ngan negara; 5) Struktur penggajian
dalam sistem insentifnya sehingga pada tahap awal diatur berdasarkan
tidak memacu semangat dan tingkat pendidikan, golongan
kegairahan kerja lebih baik lagi. kepangkatan dan jenis jabatan yang
Selain itu, sistem penggajian tidak dipangku dan tahap selanjutnya
cukup responsif terhadap komplek- diperhitungkan juga masa kerja
sitas pekerjaan atau beban kerja. seorang PNS; 6) Apabila gaji yang
PNS yang bekerja pada jabatan diberikan seorang PNS “disunat”
tertentu dengan resiko yang tinggi atau dirasakan kurang adil dan layak,
atau kompleksitas yang tinggi maka PNS tersebut dapat menyam-
dengan tingkat biaya psikologis yang paikan keberatan atau aspirasinya
tinggi, kurang dihargai dengan kepada KORPRI untuk ditindaklanjuti.
penggajian yang lebih sesuai dengan
beban kerja tersebut. Selama ini 5. Kondisi yang Diharapkan
yang terjadi hanya sebatas pada PNS Untuk Meningkatkan
tunjangan struktural dan fungsional Kualitas Kinerjanya;
saja, tidak ditinjau ulang bagaimana Masalah efisiensi dan efek-
tingkat kerumitan pekerjaan yang tifitas PNS harus menjadi fokus
ditangani para pegawai non perhatian yang serius. Semenjak
struktural dan fungsional. Kasus banyak lembaga/instansi pemerintah
seperti itu telah melanggar prinsip dilikuidasi seperti, Depatemen
value people, not just productivity Penerangan, perbankan milik
(menghargai orang, bukanlah pemerintah dimerger seperti dari
produktivitas semata). Bank Bumi Daya, Bank Dagang
Desain penggajian PNS, Negara dimerger menjadi Bank
hendaknya memperhatikan faktor Mandiri dan sebagainya. Akibatnya
penting sebagai berikut : 1) Gaji yang ketidakseimbangan jumlah pegawai,
diterima PNS terdiri atas gaji pokok ada suatu instansi yang mempunyai
dan tunjangan; 2) Setiap PNS berhak pegawai sangat banyak, sedangkan
menerima gaji yang adil dan layak di instansi lain terjadi kekurangan
sesuai kompleksitas beban kerja, pegawai. Kekurangan atau kelebihan
tugas, tanggung jawab serta resiko pegawai tersebut tidak hanya terjadi
yang dihadapi; 3) Gaji seorang PNS antara satu instansi dengan instansi
harus menjamin kesejahteraannya lain, akan tetapi terjadi dalam sub-

767
“Dialogue” JIAKP, Vol. 2, No. 2, Mei 2005 : 753-771

sub bagian dalam suatu instansi. minimnya gaji/upah PNS sebenarnya


Kondisi inilah yang menyebabkan dapat diminimalkan dengan upaya
pengangguran terselubung (hanya pemberian bonus atau tunjangan dan
mempunyai status bekerja). Akibat- pemberian fasilitas, baik pada saat
nya banyak jenis pekerjaan yang PNS tersebut masih aktif bekerja
seharusnya dapat dilakukan oleh maupun sudah pensiun. Pemberian
seorang saja, namun pada kenya- bonus pada PNS tetapi jangan
taannya dikerjakan oleh banyak dipolitisir oleh kepentingan suatu
pegawai. Kondisi seperti inilah kelompok (dominasi politik tertentu)
sebenarnya tidak boleh terjadi seperti pemberian gaji ke-13 pada
apabila PNS tersebut mampu saat akan merayakan hari raya. Nanti
menciptakan pekerjaan bagi dirinya visi, misi dan tujuan lembaga/instansi
sendiri. hilang tanpa makna dan konsistensi-
Keterbatasan kemampuan nya tetap perlu dijaga. Oleh sebab itu,
untuk menciptakan pekerjaan tidak sangat perlu mendapat perhatian
akan dialami oleh PNS yang “serius” terutama dalam upaya
mempunyai etos kerja yang tinggi menciptakan PNS yang berdedikasi,
dan ditunjang oleh kecerdasan berkualitas dan bermoral.
intelektual (kemampuan “otak”), Desain pengukuran kinerja
emosional, spritual, dan emosional- PNS, hendaknya memperhatikan
spritual. Bila PNS menyadari betul faktor penting sebagai berikut : 1)
akan kewajiban yang harus dikem- Pengukuran kinerja hendaknya
bangkan, disumbangkan serta didasarkan atas rencana kerja yang
dipertanggungjawabkannya kepada telah ditetapkan dalam kurun waktu
negara dan masyarakat, ketika tertentu; 2) Pengukuran kinerja
dikaitkan dengan peran dan posisi berkorelasi pada evaluasi pen-
PNS sebagai “panutan atau capaian hasil yang diperoleh seorang
pengayom masyarakat”. PNS dalam melaksanakan tupoksi-
Sehubungan dengan peran dan nya; 3) Indikator yang diukur dalam
posisi PNS sebagai panutan atau pengukuran kinerja meliputi kuanti-
pengayom tersebut, maka yang tas, kualitas, biaya dan ketepatan
paling utama menjadi sorotan adalah waktu penyelesaian pekerjaan; 4)
aspek moralitas. PNS harus meng- Pengukuran kinerja sebaiknya
utamakan kejujuran, bertanggung merekomendasikan apa yang
jawab, mempunyai integritas dan menjadi penyebab rendahnya suatu
rasa keadilan, bekerja tanpa pamrih kinerja sehingga dapat dikembang-
serta keberanian. Seringkali penyim- kan instrumen untuk memperbaiki
pangan dalam tugas dan wewenang kinerja di masa depan. (5) Hasil
(KKN) dihubungkan dengan tingkat pengukuran kinerja dapat diterima
kesejahteraan atau sekedar pemenu- sebagai suatu yang benar apabila
han kebutuhan. Umpamanya masih para pegawai memiliki rencana yang

768
Konstruksi Model Sistem Model Manajemen PNS di Indonesia (M. Nur Budiyanto)

jelas, mengetahui apa yang diharap- dak PNS yang bekerja tidak sesuai
kan dari dirinya, dan penilai telah dengan peraturan PNS. Lembaga
mengukur secara obyektif dan jujur; tersebut harus berwibawa seperti
6) Hasil pengukuran kinerja dapat provost di sebuah angkatan atau
digunakan sebagai pedoman kepolisian yang punya wewenang
pengembangan pegawai, penentuan mengusut dan menghukum seorang
sistem insentif dan disinsentif dan PNS. Pengawasan oleh atasan
perbaikan manajemen dan organi- langsung (tanpa dikontrol oleh suatu
sasi; 7) Upaya terhindarnya penilaian lembaga bersifat independent)
yang bersifat subyektif, maka proses dinilai kurang efektif mengingat
penilaian dapat mengikutsertakan masih kentalnya budaya “ewuh
berbagai pihak terkait untuk menge- pekewuh/segan/sopan/tidak enak”
tahui kinerja seorang PNS dan diantara atasan dan bawahan.
termasuk PNS itu sendiri; dan 8) Lembaga tersebut bisa mengawasi
Apabila seorang PNS merasa secara formal ataupun secara non
dirugikan dalam penilaian kinerja, formal dan bisa bertindak tegas, adil
dapat menuntut pihak yang menilai tanpa memandang bulu apakah PNS
sesuai dengan peraturan perun- tersebut berpangkat tinggi tinggi atau
dangan yang berlaku. rendah. Sebab salah satu yang
diasumsikan oleh PNS atau masya-
6. Solusi PNS untuk Mengantisi- rakat bahwa seorang PNS “enak”
pasi Masa Depan. karena bisa bekerja santai tanpa
Tidak ada pilihan lain bagi PNS target khusus. Keempat, Dibuatkan-
selain berupaya untuk meningkatkan nya buku rapor PNS diberikan pada
kinerja. Ada empat alasan utama saat seorang PNS memulai karier
yang harus dilakukan: Pertama, sebagai PNS dan disimpan sampai
perubahan konstelasi politik dewasa akhir tugas sebagai PNS. Buku
ini yang mendorong masyarakat tersebut berisi tentang catatan tempat
semakin kritis dan berani menuntut bekerja, prestasi dan hukuman yang
hak PNS. Salah satu hak PNS adalah pernah diberikan selama bekerja
adanya pelayanan prima dari sebagai PNS sampai pensiun. Bagi
aparatur pemerintah. Kedua, PNS yang punya prestasi pada saat
globalisasi menuntut tingkat efisiensi tertentu diberikan penghargaan/
dan efektifitas pelayanan prima yang insentif dan saat pensiun dapat
tinggi di semua bidang kehidupan dipakai sebagai pertimbangan untuk
termasuk fungsi birokrasi pemerin- diberikan penghargaan khusus. Buku
tahan. Ketiga, dalam menghadapi tersebut bermanfaat dan berfungsi
PNS yang sering korupsi waktu, sebagai rapor pada waktu sekolah
maka diperlukan suatu lembaga (pendidikan). Bila ada catatan
pengawasan yang bekerja secara hukuman perlu dipertimbangkan
profesional mengawasi dan menin- untuk penundaan peningkatan karier

769
“Dialogue” JIAKP, Vol. 2, No. 2, Mei 2005 : 753-771

PNS. Buku tersebut harus diisi rungan untuk melakukan “KKN”


secara jujur dan benar oleh tim dalam pekerjaannya akan semakin
penilai (Tim penilai ini bisa terdiri kecil atau “mungkin” sirna sama
atasan langsung yang dikontrol oleh sekali. Bagi pembuat kebijakan
KORPRI/lembaga lain yang bersifat “bermoral” baik Pusat dan Daerah,
independent). Oleh sebab itu, sebaiknya “segera” melakukan kaji-
pengembangan sumber daya ulang (revisi) bahkan bila perlu
manusia, terutama PNS merupakan diadakan suatu penelitian khusus
suatu keharusan dan diprioritaskan tentang pembenahan dan penyem-
di semua sektor, semua bidang dan purnaan atas kelemahan-kelemahan
golongan. Peningkatan kualitas dan yang ada dalam sistem manajemen
kinerja PNS diharapkan dapat PNS di Indonesia seperti yang
tercermin dalam bentuk pelayanan disarankan dalam tulisan ini.
prima, panutan dan pengayoman Selanjutnya, kata orang arif dan
kepada masyarakat dengan sebaik- bijak menyatakan kita semua
baiknya. (pembaca) terutama PNS patut
merenung tentang apa yang
C. PENUTUP sesungguhnya terjadi pada diri kita
Secara ideal, ditinjau dari masing-masing selama ini. Bila kita
paradigma teoritis maupun empiris, jawab dengan “jujur”, jawaban itu
konstruksi model sistem manajemen akan dengan mudah kita temukan!
PNS dinyatakan “berhasil atau gagal”
tergantung pada (1) Apakah semua
konsep-konsep dalam prinsip the DAFTAR PUSTAKA
new public service telah diterapkan
secara komprehensif dan konsisten Bernardin H.John. & Russel, A.Joyce
yang disesuaikan situasi dan kondisi E. 1993. Human Resources
di Indonesia serta tuntutan zaman? Management, an Experential
(2) Apakah sudah ada pembinaan Approach. Singapore : McGraw Hill
mental psikologis dan kemauan yang Inc.
“tulus-ikhlas” bagi pembuat
kebijakan Pusat dan Daerah Chandler, R.C. & J.C.Plano. 1988.
(Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif), The Public Administration Dictio-
yang dikontrol oleh DPR/DPRD I,II nary, Second Edition. Santa Barbara.
dan DPD, LSM (Lembaga Swadaya CA : ABC-CLIO Inc.
Masyarakat), Stakeholder, dan PNS
itu sendiri? Solusi yang diharapkan Denhardt. Robert B. & Janet V.
adalah PNS yang “bermoral” Denhardt. 2003. The New Public
kesemuanya itu dapat dicapai Service, Armonk. New York. London,
“mungkin” dengan cara pendekatan England : M.E. Sharpe.
“keagamaan” sehingga kecende-

770
Konstruksi Model Sistem Model Manajemen PNS di Indonesia (M. Nur Budiyanto)

Dressang. D.L. 1984. Public Kramar, R., P. McGraw. & R.Schuler.


Personnnel management and 1997. Human Resource Manage-
Public Policy. Boston, MA : Little ment in Australia. South Melbourne:
Brown and Company. Addison Wesley Longman Australia
Pty.
Dessler.,Garry. 2000. Human
Resource Management, Eighth Keban, Yeremias T. 2004. “Pokok-
Edition. New Jersey : Prentice Hall. Pokok Pikiran Perbaikan Sistem
Manajemen SDM PNS di Indonesia,”
Hughes, O. 1994. Public manage- Jurnal JKAP, Vol. 8, No. 2.
ment and Administration : An November, 18.
Introduction. New York : St.Martin
Press. Pollit, Christopher. & Geert
Bouckaert. 2000. Public Manage-
Isa, Mohammad. 2005. Korupsi ment Reform : A Comparative
Waktu Diantara Pegawai Negeri Analysis, London : Oxford University
Sipil, www.google.com. Press.

www.indosiar.com.

771

Anda mungkin juga menyukai