Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KEBIJAKAN DAN PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Ulfa Al Uluf

102014153015

Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Airlangga

2020
Review jurnal

“ Childhood obesity prevention policies in Iran: a Policy analysis of agenda-setting using


kingdon’s multiple stream”

1. Pendahuluan
Ditahun 2016 WHO melaporkan lebih dari 340 juta anak dan remaja berusia 5-9
tahun mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Obesitas pada anak anak dan remaja
merupakan faktor resiko paling sering terjadinya penyakit kardovaskuler dan metabolisme.
Penyebab utama dari obesitas pada anak dan remaja adalah kurangnya aktivitas fisik dan
asupan makanan denagn kalori tinggi perlu diketahui juga bahwa ras merupakan bagian yang
perlu diperhatikan dalam peningkatan berat badan atau obesitas dimana ras Asia lebih rentan.
Terhadap peningkatan indeks massa tubuh (BMI/IMT) dibandingkan dengan ras barat
sehingga peningkatan imt yang kecil dibandingkan dengan normal pada ras Asia menunjukan
komplikasi yang lebih tinggi. Hasil kajian pengawasan pada pencengahan penyakit tidak
menular. Terhadap 14.118 subject berusia 7 hingga 8 tahun dari 30 provinsi di Iran
menunjukan prevalensi kelebihan berat badan atau obesitas masing masing adalah 9,4 dan
11,4% penelitian yang dilakukan dari hasil kajian menunjukan bahwa anak anak di usia
remaja sebesar 58% memiliki aktivitas fisik yang rendah dan kepatuhan diet denagn perilaku
sehat dalam kategori rendan dan sedang. WHO menyarankan pemerintah untuk menerapkan
strategi berbasis populasi dalam penanganan obesitas. WHO bekerja sama dengan 100 negara
meluncurkan program mengakhiri obesitas anak (ECHO) yang membujuk negara negara lain
untuk menerapkan program dalam mencegah dan mengobati obesitas pada anak anak dan
remaja.
2. Pembahasan
Judul Jurnal :
Childhood obesity prevention policies in Iran: a Policy analysis of agenda-setting using
kingdon’s multiple stream (Taghizadeh et al., 2021)
Peneliti:
Shahnaz Taghijadeh, Rahim Khodayari Zarnaq dan Mahdieh Abbasalizad Farhangi
Tujuan :
Untuk memeriksa bagaimana dan kapan kebijakan pencegahan obesitas pada anak anak
dan remaja menjadi agenda sebelum dan sesudah adanya program ECHO denagn
menggunakan kerangka kerja multi aliran kingdon.
Pada penelitian ini menggunakan pengaturan agenda sebagai bagian dalam
menganalisis kebijakan. Pendektan ini lebih memungkin peneliti dna pembuat kebijakan
untuk membagi proses pembuatan kebijakan ke dalam tahapan-tahapan tertentu. Model
kingdon pada penelitian ini berfokus pada pemangku kebijakan utama baik diluar
maupun didalam pemerintahan. Studi pada penelitian ini menggunakana studi kualitatif
yaitu dengan mngeksplorasi faktor faktor utama yang mempengaruhi aliran masalah,
solusi dalam mengatasi obesitas (aliran kebijakan) serta peristiwa politik (aliran politik)
yang mempengaruhi munculnya kebijakan pecegahan obesitas pada anak dan remaja.
Dengan menelaah dokumen dan melakukan wawancara pada informan kunci. Usia rata
rata informan kunci pada penelitian ini yaitu 44,76 tahun dengan pengalam kerja 15,47
tahun dengan waktu wawancara 1 jam.
Hasil dari penelitian ini yaitu sebanyak 20 dokumen ditelaah dan 39 informan
kunci di wawancarai. Pada aliran masalah diketahui bahwa prevalensi obesitas yang
tinggi pada masa anak anak dan remaja. Beberapa penyebab dari masalah ini sebutkan
pada dokumen yang dianalisi bahwa aktifitas rendah dan asupan energi yang tinggi serta
adnya faktor lain seperti pengetahuan, persepsi, sosial ekonomi, iklan cepat saji, riwayat
keluarga obesitas, durasi pemberian Asi Ekslusif yang tejadi di Iran. Dari hasil salah satu
wawancara menyatakan bahwa pengendalian pencegahan obesitas tidak sepenuhnya
menjadi kewenangan sekolah oleh karena itu masalah dan kendala utama obesitas adalah
orang tua yang memiliki kesadaran gizi yang rendah. Pemangku kepentigan organisasi
kesejahteran juga mengatakan bahwa sosial ekonomi merupakan penyebab maslah dalam
pencegahan obesitas pada anak anak, walau ada kebijakan tentang pengendalian obesitas
namu keterbatasan anggaran dan masalah ekonomi sehinggan organisasi kesejahteraan
tidak dapat melakukan kebijakan apapun.
Pada aliran kebijakan hasil dari tinjauan teks, situs web dan hasil dari wawancara
menunjukan beberapa kegiatan yang dapat solusi untuk mengurangi obesitas pada anak
dan remaja yaitu pendidikan gizi dan aktifitas fisik di taman kanak-kanak, sekolah,
puskesmas dan masyarakat, peningkatan status layanan kesehatan dasar, pengandalian
kadar gula dan lemak, penggunaan label makanan, pemantauan gizi sehat berbasis
prasmanan sekolah, rencana sekolah dalam upaya promosi kesehatan.
Penelitian yang dilakukan di tahun 2012 menunjukan bahwa intervensi gagal dalam
mengontrol obesitas pada anak dan remaja. Intervensi disini yaitu intervensi pada anak
dibawah 6 tahun, solusi yang dilakukan adalah pengembangan pedoman pendidikan gizi,
ASI Eksklusif, makanan pendamping ASI yang tepat, peningkatan aktifitas fisik ibu
hamil dan menyusui dengan anak di bawah 6 tahun di taman kanak kanak. Karena
keterbatasan waktu, tenaga pelaksanaan pada intervensi ini menghadapi banyak
tantangan. Kemudian ada intervensi pada anak-anak dan remaja 6-18 tahun. Intervensi
yang dilakukan berupa pemberian tambelt tambah darah bagi siwa SMP dan SMA, hasil
penelitian menunjukan bahwa pendidikan gizi tidak berhasil dalam program tersebut.
Strategi selanjutnya yang dapat dilakukan adalah dengan menambah jumlah tenaga gizi di
Puskesmas. Namun karena adanya gangguan waktu sekolah dengan jam kerja ahli gizi di
puskesmas, maka masih banyak permaslahan dalam pelaksanaan pelayanan ahli gizi bagi
siswa di puskesmas.
Pada aliran politik, hasil wawancara dengan salah satu informan di Kemenkes
menjelaskan bahwa setelah rencana transformasi kesehatan, terjadi dua hal penting yang
unik, pertama pemanfaatan tenaga gizi, kedua terintegrasi dengan tujuan pencegahan
penyakit tidak menular (PTM), kelebihan berat badan dan obesitas. Dengan demikian,
jalan terbuka untuk dukungan politik atas tindakan berbagai pemangku kepentingan yang
terlibat dlaam pencegahan obesitas pada anak dan remaja.

3. Kesimpulan
Dalam proses penetapan agenda dalam pencegahan dan pengendalian obesitas
pada anak dan remaja terdapat dampak positif dan negatifnya yang dapat mengarah pada
pengenalan kebijakan dalam masalah ini. Kebijakan mengenai pencegahan obesitas anak
dan remaja sudah dibuat seperti pendekatan terapeutik dalam sistem kesehatan, adanya
sanksi terhadap Iran dari wabah penyakit corona virus-19 (covid-19), telah menghambat
keberhasilan implementasi kebijakan ini dan belum dimanfaatkan dengan baik. Namun,
dibutuhkan adanya dukungan dari pemerintah tingkat tinggi untuk menjaga kebijakan ini.
Pembuat kebijakan perlu mengetahui bahwa penguatan kerjasama lintas sektor dan
menciptakan advokasi untuk kerjasama antar sektor sangat penting untuk melaksanakan
kebijakan tersebut. Adanya indikator kesehatan dan kehadiran aktif para pemangku pada
periode ini dapat memberikan tekanan terhadap perubahan kebijakan. Namun,
dibutuhkan dukungan politik untuk memasukan masalah ini. Dukungan ini dapat
melampaui organisasi seperti kemenkes serta kementerian pendidikan untuk mengatasi
tidak hanya oposisi politik tetapi juga aktor aktor yang sangat penting dalam tahap
implementasi. Temuan peneliti ini saja tidak dapat menghentikan peningkatan prevalensi
obesitas di Iran, tetapi dapat digunakan oleh pengambil keputusan dan pembuat kebijakan
dalam pengambilan kebijakan dengan mengenali fasilisator dan hambatan yang
mencengahnya yang dapat memanfaatkan peluang ini dengan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Taghizadeh, S., Khodayari-Zarnaq, R., & Farhangi, M. A. (2021). Childhood obesity prevention
policies in Iran: a policy analysis of agenda-setting using Kingdon’s multiple streams. BMC
Pediatrics, 21(1), 1–11. https://doi.org/10.1186/s12887-021-02731-y

Anda mungkin juga menyukai