Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PERIKATAN SIPIL ANTARA PT.

SKE
DENGAN PT.GPU TERKAIT PENGATURAN HUKUM
Disusun untuk mengetahui tugas kuliah
Mata kuliah : Hukum Perdata
Dosen pengampu : Dr. Sulistyandari, S.H, M.Hum.

Disusun Oleh :

Adiva Alza Bimosakti

(E1A021206)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum Perikatan merupakan hubungan antara dua pihak yang memberi hak dalam
bidang ataupun lapangan harta kekayaan pada salah satu pihak dan menuntut sesuatu dari
pihak lain atas suatu prestasi. Pemenuhan prestasi dilakukan dengan memberikan, membayar,
menyerahkan barang bahkan dengan memperbaiki barang yang rusak menurut perikatan yang
berlaku. Apabila debitur tidak memenuhi perikatan maka terjadi wanprestasi, sebelum
dinyatakan wanprestasi kreditur harus dilakukan somasi oleh kreditur. Perikatan bersumber
pada Kontrak dan Undang-Undang, dimana hak dan kewajiban yang muncul karena Undang-
Undang mengaturnya demikian.

PT. SKE (Sentosa Kurnia Energy) merupakan sebuah perusahaan yang melakukan
hubungan perikatan sipil dengan PT. GPU (Gorda Putra Utama). Dengan PT. SKE sebagai
Kreditur dan PT. GPU sebagai Debitur dalam kontrak pembelian peralatan perkebunan.
Dalam kasus tersebut terjadi beberapa prestasi yang harus dipenuhi oleh pihak PT. GPU
kepada pihak PT. SKE.

Kerjasama yang dilakukan oleh pihak PT. GPU dengan PT. SKE dalam pemesanan
peralatan mesin tractor dan peralatan perkebun lainnya merupakan salah satu kasus perikatan
sipil. Dalam kasus tersebut peralatan mesin perkebunan itu telah rusak setelah dipakai
beberapa bulan. PT. SKE menuding perusahaan PT. GPU telah mengingkari kontrak
perbaikan mesin. Kasus antara PT. GPU dan PT. SKE perihal tidak terpenuhinya garansi dari
peralatan perkebunan tersebut diatur dalam KUH Perdata bahwa PT. SKE berhak
mendapatkan penggantian biaya, kerugian, sementara itu PT. GPU berkewajiban untuk
melakukan ganti rugi kepada PT. SKE.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Identifikasi kasus menurut asas-asas hukum perdata dan teori hukum perdata?

2. Bagaimana pengaturan hukum yang berlaku menurut KUH Perdata terhadap kasus PT.
SKE dan PT. GPU?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. IDENTIFIKASI KASUS PERIKATAN PT. SKE DENGAN PT. GPU MENURUT


ASAS-ASAS HUKUM PERDATA DAN TEORI HUKUM PERDATA

ANALISIS

PT. GPU pernah memiliki hutang kepada PT. SKE perihal tidak memenuhi perawatan
peralatan perkebunan, akan tetapi PT. GPU memutuskan kontrak secara sepihak. Lalu PT.
SKE pada bulan Maret membuat kerjasama kembali dengan PT. GPU bertujuan untuk
pembelian peralatan perkebunan. Setelah pembelian peralatan perkebunan oleh PT. SKE
kepada PT. GPU memiliki kontrak dimana pada satu tahun kedepan setelah peralatan
perkebunan sudah selesai dikirim, PT. SKE mendapatkan garansi servis mesin. Peralatan
tersebut dibeli pada bulan Mei secara bertahap, lalu baru selesai pada bulan Juni. Selama tiga
bulan setelah itu tepatnya pada bulan September peralatan perkebunan tersebut rusak
sehingga PT. SKE juga tidak mau rugi dalam kontrak jual-beli tersebut dengan meminta
servis/perbaikan mesin kepada PT. GPU, akan tetapi PT. GPU menolak melakukan
servis/perbaikan mesin tersebut.

Dari hal tersebut bisa dinyatakan bahwa PT. GPU sudah melakukan wanprestasi kepada
PT. SKE dengan menolak untuk melakukan servis/perbaikan peralatan perkebunan. Dari
kasus ini juga dapat dikatakan bahwa PT. GPU tidak sesuai dengan beberapa asas perdata
yang berkaitan yaitu :

1. Asas keseimbangan dimana ketika perikatan sudah sah maka dari masing-masing
pihak harus menghendaki prestasinya masing-masing dengan PT. SKE melakukan
pembayaran perihal pembelian peralatan perkebunan, sementara itu PT. GPU dengan
memenuhi peralatan perkebunan tersebut beserta servis/perbaikan peralatan
perkebunan berdasarkan kontrak yang berlaku
2. Asas konsensualisme juga sudah sah dengan dilakukannya kerjasama antara PT. SKE
dengan PT. GPU di saat melakukan pembelian peralatan perkebunan pada bulan
Maret.

3
3. Asas ikhtikad baik (good faith) dikarenakan tidak memenuhinya servis/perbaikan
peralatan perkebunan yang dimana sudah disepakati sebelumnya, sehingga dapat
dinilai bahwa PT. GPU tidak berikhtikad baik dalam berkontrak.
4. Asas Pacta Sunt Servanda berlaku ketika PT. SKE dan PT. GPU sudah disepakati
ketika kedua pihak sepakat dalam membuat perikatan peralatan perkebunan tersebut.

Kasus tersebut juga berhubungan dengan teori Ronald G. Salawane yaitu Hukum Perdata
merupakan perangkat hukum yang mengatur antara seseorang dengan seseorang ataupun
badan hukum, dimana menitikberatkan kepentingan seseorang dan memberikan sanksi
kepada pelanggar hukum tersebut. Sehingga sudah seharusnya PT. GPU mendapatkan sanksi
yang cukup atas wanprestasi yang mereka lakukan kepada PT. SKE.

B. PENGATURAN HUKUM YANG BERLAKU KEPADA KASUS PERIKATAN


SIPIL PT.SKE DENGAN PT. GPU

Dalam kontrak perikatan pembelian peralatan perkebunan PT. GPU diduga melakukan
wanprestasi yang merugikan bagi PT. SKE. Kasus antara PT. SKE dengan PT. GPU diatur
dalam KUH Perdata dimana PT. GPU tidak sesuai dengan pasal yang ada di KUH Perdata
sehingga memungkinkan PT. SKE untuk melakukan tuntutan kepada pihak yang berwenang
dalam peradilan. Pasal-pasal yang berkaitan dengan kasus PT. SKE dengan PT. GPU antara
lain :

Pasal 1243 KUH Perdata berisikan tentang “Penggantian biaya, kerugian dan bunga
karena tak dipenuhinya suatu perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun telah
dinyatakan Ialai, tetap Ialai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus
diberikan atau dilakukannya hanya dapat diberikan atau dilakukannya dalam waktu yang
melampaui waktu yang telah ditentukan.”

Pasal 1247 KUH Perdata berisikan tentang “Debitur hanya diwajibkan mengganti biaya,
kerugian dan bunga, yang diharap atau sedianya dapat diduga pada waktu perikatan diadakan,
kecuali jika tidak dipenuhinya perikatan itu disebabkan oleh tipu daya yang dilakukannya.”

Pasal 1246 KUH Perdata berisikan tentang “Biaya, ganti rugi dan bunga, yang boleh
dituntut kreditur, terdiri atas kerugian yang telah dideritanya dan keuntungan yang sedianya
dapat diperolehnya, tanpa mengurangi pengecualian dan perubahan”

4
Pasal 1249 KUH Perdata berisikan tentang “Jika dalam suatu perikatan ditentukan bahwa
pihak yang lalai memenuhinya harus membayar suatu jumlah uang tertentu sebagai ganti
kerugian, maka kepada pihak lain-lain tak boleh diberikan suatu jumlah yang lebih ataupun
yang kurang dari jumlah itu.”

Pasal 1250 KUH Perdata berisikan tentang “Dalam perikatan yang hanya berhubungan
dengan pembayaran sejumlah uang, penggantian biaya, kerugian dan bunga yang timbul
karena keterlambatan pelaksanaannya,hanya terdiri atas bunga yang ditentukan oleh undang-
undang tanpa mengurangi berlakunya peraturan undang undang khusus. Penggantian biaya,
kerugian dan bunga itu wajib dibayar, tanpa perlu dibuktikan adanya suatu kerugian oleh
kreditur.”

Berdasarkan pasal-pasal yang berkaitan, PT. GPU harus melakukan ganti rugi terkait
kerusakan yang terjadi, apabila tidak dilakukannya ganti rugi maka PT. GPU dapat dikenakan
pasal-pasal tersebut akibat melakukan wanprestasi.

5
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perikatan antara PT. SKE dan PT. GPU perihal pembelian peralatan perkebunan memiliki
kontrak yang jelas, pembelian berjalan lancar dari awal hingga terjadi kerusakan peralatan
perkebunan pada bulan September. PT. SKE meminta ganti rugi servis peralatan perkebunan
sesuai dengan kontrak yang disepakati. PT. GPU memiliki hutang perawatan peralatan
perkebunan yang tidak dilunasi sehingga hal tersebut bisa dinyatakan sebagai wanprestasi.
PT. SKE bisa meberi tuntutan kepada pihak yang berwenang atas apa yang dilakukan oleh
PT. GPU perihal wanprestasi kontrak pembelian peralatan perkebunan.

B. SARAN

Dalam melakukan perikatan pada pihak lain diharapkan untuk lebih diawasi dengan orang
yang ahli dalam hukum hukum perikatan ataupun melibatkan pihak yang berwenang apabila
terjadi kejanggalan dalam pihak lain yang memungkinkan berikhtikad buruk. Melakukan
kesepakatan kontrak yang jelas dengan menguntungkan pihak sendiri dan mempersiapkan
tuntutan apabila terjadi wanprestasi.

6
DAFTAR PUSTAKA

Kansil, CST., Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta Balai Pustaka, 1989.

931203614-bab2.pdf (iainkediri.ac.id)

diodiodioo: kasus hukum pada perusahaan (putridio.blogspot.com)

Contoh kasus dan analisis Hukum Perdata dan Hukum Perikatan | Judul Situs
(wordpress.com)

Pengertian Hukum Perdata Menurut Para Ahli (bimbel.co.id)

Anda mungkin juga menyukai