0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan1 halaman
Dokumen tersebut berisi tentang tiga pasal yang membahas tentang hukum perdata. Pasal 1 membedakan antara hak perdata dan hak kenegaraan dimana hak perdata bersifat privat dan dimiliki setiap orang, sedangkan hak kenegaraan adalah hak dan kewajiban untuk taat pada peraturan negara. Pasal 2 menjelaskan bahwa anak dalam kandungan dianggap sebagai subjek hukum apabila ada kepentingan tertentu meskipun bel
Dokumen tersebut berisi tentang tiga pasal yang membahas tentang hukum perdata. Pasal 1 membedakan antara hak perdata dan hak kenegaraan dimana hak perdata bersifat privat dan dimiliki setiap orang, sedangkan hak kenegaraan adalah hak dan kewajiban untuk taat pada peraturan negara. Pasal 2 menjelaskan bahwa anak dalam kandungan dianggap sebagai subjek hukum apabila ada kepentingan tertentu meskipun bel
Dokumen tersebut berisi tentang tiga pasal yang membahas tentang hukum perdata. Pasal 1 membedakan antara hak perdata dan hak kenegaraan dimana hak perdata bersifat privat dan dimiliki setiap orang, sedangkan hak kenegaraan adalah hak dan kewajiban untuk taat pada peraturan negara. Pasal 2 menjelaskan bahwa anak dalam kandungan dianggap sebagai subjek hukum apabila ada kepentingan tertentu meskipun bel
Pasal 1 : “Menikmati hak perdata tidaklah tergantung pada hak kenegaraan”
Hukum perdata bersifat privat yang mengatur individua tau perseorangan tidak terpacu pada hukum kenegaraan sehingga hak perdata dan hak kenegaraan bisa dibedakan dengan hak perdata dimiliki tiap orang seperti contoh kepemilikan suatu barang, sementara hak kenegaraan yaitu hak atau kewajiban seseorang untuk menaati aturan-aturan negara. Contoh : Dalam menguasai suatu benda yang menjadi milik sendiri seseorang bebas menggunakannya selagi tidak mengganggu kepentingan orang lain dan tidak melanggar aturan negara. Pasal 2 : “Anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan, dianggap sebagai telah dilahirkan, bilamana juga kepentingan si anak menghendakinya. Mati sewaktu dilahirkannya, dianggaplah ia tak pernah telah ada.” Anak yang masih ada dalam kandungan seorang perempuan sudah dianggap sebagai subjek hukum dalam suatu kepentingan yang menghendaki walaupun belum dilahirkan. Apabila terjadi kematian dalam kandungan maka anak itu tidak pernah dianggap ada atau tidak pernah dianggap terlahir. Contoh : Seorang ibu yang sedang mengandung anak walaupun belom dilahirkan anak itu bisa menjadi subjek hukum apabila ada kepentingan seperti kepentingan dalam hak waris yang mendesak. Namun apabila anak dalam kandungan itu mengalami kematian saat dalam kandungan maka ketika ia terlahir tidak pernah dianggap ada atau tidak mendapatkan suatu hak (seperti hak kewarganegaraan) Pasal 3 : “Tiada suatu hukuman pun mengakibatkan kematian perdata, atau kehilangan segala hak kewarganegaraan” Hukuman dalam kasus perdata tidak akan mengakibatkan kematian atau kehilangan hak kewarganeraan seseorang karena kurang lebihnya seseorang yang melanggar hukum perdata hanya akan kehilangan kekayaan/benda/hak milik keperdataan. Contoh : seseorang yang terbukti tidak memiliki hak milik suatu benda maka ia tidak akan dihukum mati/dipenjara atau kehilangan hak kenegaraannya, tetapi ia harus mengembalikan benda itu kepada bezitter.