Oleh :
AIDIL NASWA
2305905040097
PENDAHULUAN
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain,
sehingga dalam praktiknya harus dijalankan dengan seimbang. Hak
merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh
individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam
kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan/kewajiban
bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara
guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan
kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan seimbang dalam
praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimpangan yang akan
menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu
baik dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa, maupun bernegara.
Ada sebagian masyarakat yang merasa dirinya tidak tersentuh oleh
pemerintah. Dalam artian pemerintah tidak membantu untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-harinya, tidak memperdulikan pendidikan dirinya
dan keluarganya, tidak mengobati penyakit yang dideritanya dan lain
sebagainya yang menggambarkan seakan-akan pemerintah tidak melihat
penderitaan yang dirasakan mereka.
Selain mereka yang merasa hak-haknya sebagai warga negara belum
didapat, ada juga orang-orang yang benar-benar hak mereka sebagai warga
negara telah didapatkan, akan tetapi mereka tidak mau menunaikan
kewajibannya sebagai warga negara. Mereka tidak mau membela negaranya
dikala hak-hak negeri ini dirampas oleh negara seberang, mereka tidak mau
tahu dikala hak paten seni-seni kebudayaan Indonesia dibajak dan diakui
oleh negara lain, dan bahkan mereka mengambil dan mencuri hak-hak
rakyat jelata demi kepentingan perutnya sendiri.
Sungguh masih banyak sekali fenomena-fenomena yang menimpa
negeri ini. Hal ini terjadi karena masyarakat kurang paham tentang hak dan
kewajibannya sebagai warga negara. Atau mereka paham tetapi hawa nafsu
telah menguasai akal pikiran mereka sehingga tertutup kebaikan di dalam
jiwa mereka.
Oleh karena itu, disusunlah makalah Hak dan Kewajiban Warga
Negara ini. Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan, penulisan makalah ini juga agar pembaca dapat
memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara Indonesia.
1.3. Tujuan
PEMBAHASAN
bahwa orang lain pun memiliki hak yang sama dengannya. Jadi ”hak” pada
bebas, sehingga menimbulkan kerugian atau rasa tidak enak pada orang lain.
yang oleh hukum dihubungkan sebagai suatu akibat artinya hak seseorang
2.2.1 Hak
Terdapat dua teori atau ajaran yang dapat menjelaskan keberadaan hak,
yaitu:
a. Belangen Theorie
Belangen Theorie (teori kepentingan) menyatakan bahwa hak adalah
kepentingan yang terlindungi. Rudolf von Jhering berpendapat bahwa ”hak
itu sesuatu yang penting bagi seseorang yang dilindungi oleh hukum, atau
suatu kepentingan yang terlindungi.”
Utrecht (van Apeldoorn, 1985: 221) membantah teori tersebut dengan
mengatakan bahwa hukum itu memang mempunyai tugas melindungi
kepentingan dari yang berhak, tetapi orang tidak boleh mengacaukan antara
hak dan kepentingan, karena hukum sering melindungi kepentingan dengan
tidak memberi hak kepada yang bersangkutan. misalnya ketentuan bahwa
fakir miskin dan anak-anak terlantar di jamin dalam UUD 1945 tidak berarti
bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar itu ”berhak” atas pemeliharaan
negara.
b. Wilsmacht Theorie
Wilsmacht Theorie (teori kehendak), yaitu hak itu suatu kehendak
yang dilengkapi dengan kekuatan. Bernhard Winscheid mengatakan bahwa
”hak itu suatu kehendak yang diperlengkapi dengan kekuatan dan diberi tata
tertib hukum kepada seseorang. Berdasarkan kehendak, seseorang dapat
mempunyai rumah, mobil, tanah, dan sebagainya. Misalnya, seseorang anak
kecil dan orang gila yang tidak dapat diberi hak karena mereka belum atau
tidak dapat menyatakan kehendaknya (belum mempunyai suatu kehendak).
Teori ini dibantah oleh Utrecht dengan alasan (Van Apeldoorn, 1985: 221):
Hak dapat timbul pada seseorang (subjek hukum) disebabkan oleh beberapa
hal yaitu:
Lenyap atau hapusnya suatu hak menurut hukum dapat disebabkan empat
hal, yaitu:
1. Apabila pemegang hak meninggal dunia dan tidak ada pengganti
atau ahli waris yang ditunjuk, baik oleh pemegang hak maupun yang
ditunjuk oleh hukum.
2. Masa berlakunya hak telah habis dan tidak dapat diperpanjang lagi.
Misalnya, kontrak rumah yang telah habis waktu kontraknya.
3. Telah diterimanya suatu benda yang menjadi objek hak. Misalnya,
seseorang yang mempunyai hak waris atau hak menagih utang,
tetapi warisan atau piutang itu sendiri telah diterima atau dilunasi
maka hak waris dan hak menagih utang itu hapus dengan sendirinya.
4. Karena daluwarsa (verjaring), misalnya seseorang yang memiliki
sebidang tanah yang tidak pernah diurus, dan tanah itu ternyata telah
dikuasai oleh orang lain selama lebih 30 tahun maka hak atas tanah
itu menjadi hak orang yang telah mengurus selama lebih 30 tahun.
2.2.2 Kewajiban
Lahir atau timbulnya suatu kewajiban, disebabkan oleh beberapa hal, yaitu
Hak dan kewajiban dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena
seorang warga negara pasti membutuhkan dan perlu melaksanakan kedua
hal tersebut.
a. Hak
1. Hak sudah melekat sejak manusia lahir sebagaimana melekat
pada setiap manusia sebagai anugrah TuhanYang Maha Esa
dan tidak dapat diambil oleh orang lain.
2. Hak dilindungi hukum dan undang-undang.
3. Hak telah dimimiliki seseorang tanpa melihat suku, ras,
agama, atau kelompok lain.
b. Kewajiban
1. Kewajiban harus dilaksanakan atau harus dilakukan
sebagaimana fungsi dirinya sebagai seorang warga negara.
2. Kewajiban bersifat mutlak, yakni kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh dirinya sendiri yang tidak melibatkan
pihak lain. Seperti contoh seorang yang telah dewasa dan
menyelesaikan pendidikan berkewajiban untuk bekerja guna
memenuhi kebutuhannya sendiri.
3. Kewajiban bersifat umum seperti kewajiban membayar
pajak, apabila tidak melaksanakan hal tersebut akan
merugikan negara.
4. Kewajiban dalam hubungan masyarakat, kewajiban ini
dilakukan secara individu tetapi kepentingannya untuk
lingkungannya atau komunitas. Kewajiban terhadap
masyarakat dilakukan agar tidak menimbulkan ketimpangan
sosisal. Jadi seseorang tidak boleh mementingkan dirinya
sendiri atau bersikap individual tetapi harus saling membantu
dan menghormati terhadap orang lain.
1. Sikap
egois Sikap egois bisa memicu pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban masyarakat. Sikap egois berarti hanya mengedepankan apa yang
diinginkan dan melakukan segala cara untuk mendapatkannya, tanpa
memikirkan hak orang lain.