Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 5
T.A. 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Hak Dan Kewajiban Dalam Hukum ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas ibu dosen pada mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Hak Dan Kewajiban Dalam
Hukum bagi para penulis maupun pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen Ayu Mirnasari, M.Kn.
selaku dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah
yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
B. Klasifikasi Hak 4
A. Kesimpulan 8
B. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak dan kewajiban menjadi salah satu materi penting dalam pengajaran
ilmu hukum karena berkaitan dengan kedudukan manusia terhadap Negara dan
eksistensi manusia sebagai subjek hukum. Sebelum abad ke 17, belum ada
pengakuan kepada manusia sebagai entitas utuh yang memiliki hak-hak dan
menuntut pemenuhan atau perlindungan pada hak-hak tersebut, tidak ada
perbincangan mengenai hak sekaligus pada era tersebut hak tidak menjadi bagian
dari hukum. Pada masa tersebut manusia hanya memiliki kewajiban sehingga
yang mengemuka adalah kewajiban-kewajiban sejalan dengan berlakunya sistem
perbudakan yang dianggap sah oleh kekuasaan raja-raja absolut di eropa.
Oleh sebab itu, hak dan kewajiban dalam hukum ibarat dua sisi dalam satu
mata uang yang tidak bisa dipisahkan atau dikecualikan satu sama lain. Tidak
mungkin ada hak tanpa kewajiban, begitupun sebaliknya. Apabila hak dan
kewajiban tersebut tidak dijalankan secara seimbang, akan terjadilah sengketa
atau konflik hukum antar subjek hukum tersebut
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut.
iv
5. Apa saja yang menyebabkan timbul dan dihapusnya kewajiban?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas dapat diambil tujuan penulisan yakni sebagai
berikut.
v
1
BAB II
PEMBAHASAN
Hak adalah klaim yang dibuat oleh orang atau kelompok yang satu
terhadap yang lain atau terhadap masyarakat. Orang yang mempunyai hak bisa
menuntut (dan bukan saja mengharapkan atau menganjurkan) bahwa orang lain
akan menghormati hak itu.
Dalam peristiwa jual beli misalnya, status, kedudukan atau posisi subjek
hukum pembeli diberi wewenang dan kuasa oleh hukum sebagai subjek yang
berhak atas benda yang dibelinya. Dalam kaitan kepemilikan sesuatu benda,
1
Baca K. Barten, Etika. (Jakarta: Gramedia, 2001), hlm. 179.
vi
misalnya sepeda motor, subjek pemilik sepeda motor tersebut oleh hukum
berstatus sebagaiyang berhak.
2
B. Klasifikasi hak
Hak dapat di klasifikasikan menjadi dua, yaitu pertama, hak kodrati atau
pleh sebagian ilmuan hukum disebut hak orisinal. Hak ini dalam konsep hak asasi
manusia berasal dari tuhan (Allah) yang dilekatkan kepada manusia sebagai
ciptaan-Nya. Kedua, hak positif atau hukum, yaitu hak diberikan Negara kepada
manusia sebagai warga Negara.
hak kodrati atau hak orosinal ini menekankan pada penghormatan dan
perlindungan pada manusia sebagai makhluk biologis yang memiliki eksistensi
fisik dan nonfisik (penghormatan).
hak kodrati mencakup antara lain hak hidup, hak berpikir, dan ha katas
kebebasan. Hak hidup adalah hak mendasar (fundamental) manusia karena hak-
hak yang lain tidak ada artinya apabila tidak hidup.
2
Asas Nemo Judex Idoneus In Propria Causa dan Asas Ius Curia Novit
vii
Hak positif atau hak hukum dapat dijabarkan dengan permisalan seperti
jika saya memiliki hak bahwa orang lain boleh berbuat sesuatu untuk saya.
Contoh hak positif yaitu hak menerima pendidikan, hak menerima pelayanan, dan
hak menerima perawatan kesehatan.
3
C. Ciri-ciri yang Melekat pada Hak
1. . Hak itu dilekatkan kepada seseorang yang disebut sebagai pemilik atau
subjek dari hak itu. Ia disebut juga sebagai orang yang memiliki titel atas
barang yang menjadi sasaran dari hak.
2. Hak itu tertuju pada orang lain, yaitu yang menjadi pemegang kewajiban.
Antara hak dan kewajiban terdapat hubungan korelatif.
3. Hak yang ada pada seseorang ini mewajibkan pihak lain untuk melakukan
(commission) atau tidak melakukan (omission) sesuatu perbuatan. Ini bisa
disebut isi dari hak.
4. Commission atau omsission itu menyangkut sesuatu yang bisa disebut
sebagi objek dari hak.
5. Setiap hak menurut hukum itu mempunyai titel, yaitu suatu pristiwa
tertentu yang menjadi alasan melekatnya hak itu pada pemiliknya.
Timbulnya hak dalam hukum bisa karena beberapa pristiwa hukum, antara lain:
1. Adanya subjek hukum baru baik orang atau badan hukum yang dapat
berupa lahirnya seseorang, berubahnya umur seseorang dari 17 tahun
3
Satjipto Rahardjo, op. cit. hlm. 55.
viii
menjadi 18 tahun atau 19 tahun, berubahnya status seseorang dari
misalnya pegawai negeri sipil menjadi pensiun, dari warga biasa menjadi
polisi atau tentara, atau sebaliknya pensiun dari TNI atau polri, anaka yag
belum berumur 17 tahun, tetapi sudah menikah.
2. Terbentuknya badan hukum yang baru.
3. Adanya perjanjian yang disepakati dan mengikat para pihak, misalnya
perjanjian, sewa-menyewa, utang-piutang pasti melahirkan atau
menimbulkan hak pada salah satu pihak.
4. Adanya kewajiban pada seseorang sehingga orang lain memperoleh hak.
dalam suatu perjanjian jual beli misalnya, salah satu pihak memiliki
kewajiban, tetapi di pihak lain memiliki hak
Sementara itu, hapusnya sesuatu hak bisa terjadi karena beberapa sebab berikut,
anatara lain:
1. Subjek hukum meninggal dunia dan tidak ada ahli waris atau tidak ada
surat wasiat
2. Masa berlakunya hak bisa habis dan tidak bisa diperpanjang.
3. Berpindahnya hak karena pristiwa hukum (jual beli).
4
E. Timbul dan Hapusnya Kewajiban
Kewajiban bisa timbul dan bisa juga hapus karena suatu sebab. Sebab yang bisa
menimbulkan kewajiban antara lain:
Sementara itu, hapus atau lenyapnya kewajiban sehingga tidak lagi membebani
subjek hukum bisa disebabkan sebagai berikut
4
Dr. Suparman Marzuki, S.H.,M.Si. Ilmu pengantar hukum. Hlm. 61.
ix
1. Subjek hukum yang dibebani kewajiban meninggal dunia tanpa ada ahli
waris atau pengganti yang ditentukan oleh hukum sebagai pemikul beban.
2. Masa berlakunya hak bisa habis dan tidak bisa diperpanjang.
3. Kewajiban telah beralih kepada subjek hukum lain.
4. Terjadi sesuatu pristiwa diluar kemampuan manusia (force majeur)
sehingga tidak dapat dipenuhinya kewajiban, misalnya terjadi bencana
alam atau bencana virus covid-19 yang menyebabkan subjek hukum tidak
mampu menjalankan kewajibannya dalam membayar pinjaman bank.
x
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak dan kewajiban merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan.
Jika kita mendapatkan hak, maka harus menunaikan kewajiban. Hak adalah klaim
yang dibuat oleh orang atau kelompok yang satu terhadap yang lain atau terhadap
masyarakat. Orang yang mempunyai hak bisa menuntut (dan bukan saja
mengharapkan atau menganjurkan) bahwa orang lain akan menghormati hak itu.
Sementara itu, kewajiban sebagai beban dimaksudkan bahwa subjek hukum yang
diberi wewenang atau kekuasaan atas sesuatu hak memikul beban kewajiban yang
oleh hukum wajib dilaksanakan.
Hak dapat di klasifikasikan menjadi dua, yaitu pertama, hak kodrati atau
pleh sebagian ilmuan hukum disebut hak orisinal. Hak ini dalam konsep hak asasi
manusia berasal dari tuhan (Allah) yang dilekatkan kepada manusia sebagai
ciptaan-Nya. Kedua, hak positif atau hukum, yaitu hak diberikan Negara kepada
manusia sebagai warga Negara.
xi
DAFTAR PUSTAKA
xii