Anda di halaman 1dari 12

HAK DAN KEWAJIBAN DALAM HUKUM

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

Dosen Pengampu :

Ayu Mirnasari, M.Kn

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Abdul Husaini (0201221049)

2. Ibnu Affan (0201221045)

3. Natasya Maharani (0201221028)

4. Rizka Nadya Lubis (0201221040)

5. Rizki Syaputra (0201221035)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH & HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Hak Dan Kewajiban Dalam Hukum ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas ibu dosen pada mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Hak Dan Kewajiban Dalam
Hukum bagi para penulis maupun pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen Ayu Mirnasari, M.Kn.
selaku dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah
yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Hak dan Kewajiban 3

B. Klasifikasi Hak 4

C. Ciri-ciri yang Melekat pada Hak 5

D. Timbul dan Hapusnya Hak 5

E. Timbul dan Hapusnya Kewajiban 6

BAB III PENUTUP 7

A. Kesimpulan 8

B. Saran 8

DAFTAR PUSTAKA 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hak dan kewajiban menjadi salah satu materi penting dalam pengajaran
ilmu hukum karena berkaitan dengan kedudukan manusia terhadap Negara dan
eksistensi manusia sebagai subjek hukum. Sebelum abad ke 17, belum ada
pengakuan kepada manusia sebagai entitas utuh yang memiliki hak-hak dan
menuntut pemenuhan atau perlindungan pada hak-hak tersebut, tidak ada
perbincangan mengenai hak sekaligus pada era tersebut hak tidak menjadi bagian
dari hukum. Pada masa tersebut manusia hanya memiliki kewajiban sehingga
yang mengemuka adalah kewajiban-kewajiban sejalan dengan berlakunya sistem
perbudakan yang dianggap sah oleh kekuasaan raja-raja absolut di eropa.

Oleh sebab itu, hak dan kewajiban dalam hukum ibarat dua sisi dalam satu
mata uang yang tidak bisa dipisahkan atau dikecualikan satu sama lain. Tidak
mungkin ada hak tanpa kewajiban, begitupun sebaliknya. Apabila hak dan
kewajiban tersebut tidak dijalankan secara seimbang, akan terjadilah sengketa
atau konflik hukum antar subjek hukum tersebut

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut.

1. Apa itu hak dan kewajiban?

2. Apa saja klasifikasi hak?

3. Apa saja ciri-ciri yang melekat pada hak?

4. Apa saja yang menyebabkan timbul dan dihapusnya hak?

iv
5. Apa saja yang menyebabkan timbul dan dihapusnya kewajiban?

C. Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah diatas dapat diambil tujuan penulisan yakni sebagai
berikut.

1. Untuk mengetahui hak dan kewajiban

2. Untuk mengetahui klasifikasi hak

3. Untuk mengetahui ciri-ciri yang melekat pada hak

4. Untuk mengetahui timbul dan dihapusnya hak

5. Untuk mengetahui timbul dan dihapusnya kewajiban

v
1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hak dan Kewajiban

Hak adalah klaim yang dibuat oleh orang atau kelompok yang satu
terhadap yang lain atau terhadap masyarakat. Orang yang mempunyai hak bisa
menuntut (dan bukan saja mengharapkan atau menganjurkan) bahwa orang lain
akan menghormati hak itu.

Klaim atas hak sebagaimana disebutkan K. Barten tersebut baru terjadi di


era modern setelah adanya pengakuan terhadap kebebasan dan ototnomi manusia
atas dirinya yang oleh Barten sendiri dinyatakan sebagai syarat mutlak yang
memungkinkan diakuinya hak-hak.

Semenjak hak mendapat pengakuan dan perlindungan hukum, maka


semenjak itu pula dalam setiap peristiwa hukum atau setiap hubungan hukum
antar subjek hukum orang atau dengan subjek hukum badan hukum, maka hak
dan kewajiban menjadi titik pengaturan hukum Karena hak dan kewajiban adalah
akibat hukum dari setiap hubungan hukum.

hak adalah kekuasaan dan kewenangan atas sesuatu, sedangkan kewajiban


adalah beban atas sesuatu. Hak sebagai kekuasaan atau kewenangan atas sesuatu
tersebut diperoleh atau dilekatkan atau dilegalkan oleh atau melalui hukum (legal
right). Hak dan kewajiban merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan.
Jika kita mendapatkan hak, maka harus menunaikan kewajiban.

Dalam peristiwa jual beli misalnya, status, kedudukan atau posisi subjek
hukum pembeli diberi wewenang dan kuasa oleh hukum sebagai subjek yang
berhak atas benda yang dibelinya. Dalam kaitan kepemilikan sesuatu benda,
1
Baca K. Barten, Etika. (Jakarta: Gramedia, 2001), hlm. 179.

vi
misalnya sepeda motor, subjek pemilik sepeda motor tersebut oleh hukum
berstatus sebagaiyang berhak.

Sementara itu, kewajiban sebagai beban dimaksudkan bahwa subjek


hukum yang diberi wewenang atau kekuasaan atas sesuatu hak memikul beban
kewajiban yang oleh hukum wajib dilaksanakan. Dalam jual beli misalnya
seorang subjek hukum yang berhak atas sesuatu benda yang ia beli, maka subjek
hukum tersebut mempunyai beban wajib membayar. Subjek hukum yang
memiliki hak terhadap sepeda motor, mobil, tanah, bangunan memikul beban
(berkewajiban) membayar pajak pada Negara.

2
B. Klasifikasi hak

Hak dapat di klasifikasikan menjadi dua, yaitu pertama, hak kodrati atau
pleh sebagian ilmuan hukum disebut hak orisinal. Hak ini dalam konsep hak asasi
manusia berasal dari tuhan (Allah) yang dilekatkan kepada manusia sebagai
ciptaan-Nya. Kedua, hak positif atau hukum, yaitu hak diberikan Negara kepada
manusia sebagai warga Negara.

hak kodrati atau hak orosinal ini menekankan pada penghormatan dan
perlindungan pada manusia sebagai makhluk biologis yang memiliki eksistensi
fisik dan nonfisik (penghormatan).

Sementara itu, hak positif atau hak hukum menekankan pada


penghormatan dan perlindungan manusia sebagai subjek hukum yang menjadi
warga Negara menjadi suatu Negara.

hak kodrati mencakup antara lain hak hidup, hak berpikir, dan ha katas
kebebasan. Hak hidup adalah hak mendasar (fundamental) manusia karena hak-
hak yang lain tidak ada artinya apabila tidak hidup.

2
Asas Nemo Judex Idoneus In Propria Causa dan Asas Ius Curia Novit

vii
Hak positif atau hak hukum dapat dijabarkan dengan permisalan seperti
jika saya memiliki hak bahwa orang lain boleh berbuat sesuatu untuk saya.
Contoh hak positif yaitu hak menerima pendidikan, hak menerima pelayanan, dan
hak menerima perawatan kesehatan.

3
C. Ciri-ciri yang Melekat pada Hak

Sebagaimana dikutip oleh Satjipto Rahardjo menyebutkan ciri-ciri yang melekat


pada hak, yaitu sebagai berikut;

1. . Hak itu dilekatkan kepada seseorang yang disebut sebagai pemilik atau
subjek dari hak itu. Ia disebut juga sebagai orang yang memiliki titel atas
barang yang menjadi sasaran dari hak.
2. Hak itu tertuju pada orang lain, yaitu yang menjadi pemegang kewajiban.
Antara hak dan kewajiban terdapat hubungan korelatif.
3. Hak yang ada pada seseorang ini mewajibkan pihak lain untuk melakukan
(commission) atau tidak melakukan (omission) sesuatu perbuatan. Ini bisa
disebut isi dari hak.
4. Commission atau omsission itu menyangkut sesuatu yang bisa disebut
sebagi objek dari hak.
5. Setiap hak menurut hukum itu mempunyai titel, yaitu suatu pristiwa
tertentu yang menjadi alasan melekatnya hak itu pada pemiliknya.

D. Timbulnya dan Hapusnya Hak

Timbulnya hak dalam hukum bisa karena beberapa pristiwa hukum, antara lain:

1. Adanya subjek hukum baru baik orang atau badan hukum yang dapat
berupa lahirnya seseorang, berubahnya umur seseorang dari 17 tahun

3
Satjipto Rahardjo, op. cit. hlm. 55.

viii
menjadi 18 tahun atau 19 tahun, berubahnya status seseorang dari
misalnya pegawai negeri sipil menjadi pensiun, dari warga biasa menjadi
polisi atau tentara, atau sebaliknya pensiun dari TNI atau polri, anaka yag
belum berumur 17 tahun, tetapi sudah menikah.
2. Terbentuknya badan hukum yang baru.
3. Adanya perjanjian yang disepakati dan mengikat para pihak, misalnya
perjanjian, sewa-menyewa, utang-piutang pasti melahirkan atau
menimbulkan hak pada salah satu pihak.
4. Adanya kewajiban pada seseorang sehingga orang lain memperoleh hak.
dalam suatu perjanjian jual beli misalnya, salah satu pihak memiliki
kewajiban, tetapi di pihak lain memiliki hak

Sementara itu, hapusnya sesuatu hak bisa terjadi karena beberapa sebab berikut,
anatara lain:

1. Subjek hukum meninggal dunia dan tidak ada ahli waris atau tidak ada
surat wasiat
2. Masa berlakunya hak bisa habis dan tidak bisa diperpanjang.
3. Berpindahnya hak karena pristiwa hukum (jual beli).

4
E. Timbul dan Hapusnya Kewajiban

Kewajiban bisa timbul dan bisa juga hapus karena suatu sebab. Sebab yang bisa
menimbulkan kewajiban antara lain:

1. Karena diperolehnya suatu hak yang menimbulkan kewajiban.


2. Karena adanya perjanjian antara subjek hukum
3. Karena terjadinya pelanggaran atau kelalaian hukum sehingga timbul
beban/kewajiban.

Sementara itu, hapus atau lenyapnya kewajiban sehingga tidak lagi membebani
subjek hukum bisa disebabkan sebagai berikut

4
Dr. Suparman Marzuki, S.H.,M.Si. Ilmu pengantar hukum. Hlm. 61.

ix
1. Subjek hukum yang dibebani kewajiban meninggal dunia tanpa ada ahli
waris atau pengganti yang ditentukan oleh hukum sebagai pemikul beban.
2. Masa berlakunya hak bisa habis dan tidak bisa diperpanjang.
3. Kewajiban telah beralih kepada subjek hukum lain.
4. Terjadi sesuatu pristiwa diluar kemampuan manusia (force majeur)
sehingga tidak dapat dipenuhinya kewajiban, misalnya terjadi bencana
alam atau bencana virus covid-19 yang menyebabkan subjek hukum tidak
mampu menjalankan kewajibannya dalam membayar pinjaman bank.

x
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Hak dan kewajiban merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan.
Jika kita mendapatkan hak, maka harus menunaikan kewajiban. Hak adalah klaim
yang dibuat oleh orang atau kelompok yang satu terhadap yang lain atau terhadap
masyarakat. Orang yang mempunyai hak bisa menuntut (dan bukan saja
mengharapkan atau menganjurkan) bahwa orang lain akan menghormati hak itu.
Sementara itu, kewajiban sebagai beban dimaksudkan bahwa subjek hukum yang
diberi wewenang atau kekuasaan atas sesuatu hak memikul beban kewajiban yang
oleh hukum wajib dilaksanakan.

Hak dapat di klasifikasikan menjadi dua, yaitu pertama, hak kodrati atau
pleh sebagian ilmuan hukum disebut hak orisinal. Hak ini dalam konsep hak asasi
manusia berasal dari tuhan (Allah) yang dilekatkan kepada manusia sebagai
ciptaan-Nya. Kedua, hak positif atau hukum, yaitu hak diberikan Negara kepada
manusia sebagai warga Negara.

B. Kritik dan Saran

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Bagi kami
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

xi
DAFTAR PUSTAKA

Barten, K. Etika. Jakarta: Gramedia. 2001

Dr. Suparman Marzuki, S.H.,M.Si. Pengantar Ilmu Hukum, PT Raja Grafindo

Persada. Depok, 2022

Rahardjo, Sajipto. Ilmu Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti, 2014.

Hukum dan Perilaku. Jakarta: Compas 2009

Font, Vincy dan Francesco Parisi.”Judical Precedent In Civil Law System:

A Dynamic Analysis”. International Review Of Law And Economics,


2006.

xii

Anda mungkin juga menyukai