Anda di halaman 1dari 13

KITAB-KITAB AT-TAUHID

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Penugasan Mata Kuliah Ilmu


Tauhid dalam Program Studi Hukum Keluarga Islam

Disusun Oleh :

Natasya Maharani (0201221028)

Dosen Pengampu :

Dr. Ilhamsyah Pasaribu, MA

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH & HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kitab-
kitab Tauhid ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
bapak dosen pada mata kuliah ilmu Tauhid. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang kitab-kitab tauhid bagi para penulis maupun
pembaca.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen Dr. Ilhamsyah Pasaribu,
MA selaku dosen mata kuliah Ilmu Tauhid yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang saya
tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB 1 Pendahuluan

A.  Latar belakang Masalah 1

B.  Rumusan Masalah 2

C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Kitab Al-Ibanah 3

B. Kitab Syarhus Sunnah 4

C. Kitab I’tida’As-Sirat Al-Mustaqim 5

D. Kitab Usul As-Sunnah 6

E. Kitab At-Tauhid 8

BAB III Penutup

A. Kesimpulan 9

B. Saran 9

C. Daftar Pustaka 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan


manusia, karenaa tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang dilakukan. Hanya
amal yang dilandasi dengan tauhidullah, menurut tuntunan islam, yang akan
menghantarkan manusia kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki
dialam akhirat nanti.

Disisi lain seseorang mengaku menyembah Allah namun ia tidak mengenal


Allah yang disembahnya. Ia tidak tau bagaimana sifat-sifat Allah, tidak tau nama-
nama Allah, tidak mengetahui apa hak-hak Allah yang wajib dipenuhinya. Yang
akibatnya, ia tidak mentauhidkan Allah dengan benar dan terjerumus dalam
perbuatan syirik.

Maka sangat penting dan urgen bagi setiap muslim mempelajari tauhid yang
benar dan bahkan sangat penting bagi kita untuk mengetahui apa apa saja kitab-
kitab tauhid yang tak hanya saja membahas akidah melainkan hal-hal muamalah
yang lainnya, yang dapat membantu kita memperdalam ajaran islam.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berkata : “sesungguhnya ilmu


tauhid adalah ilmu yang paling mulia dan paling agung kedudukannya. Setiap
muslim wajib mempelajari, mengetahui, dan memahami ilmu tersebut, karena
merupakan ilmu tentang Allah SWT, tentang sifat-sifat-Nya, dan hak-hak-Nya atas
hamba-Nya” (Syarh Ushulil Iman, 4).

iii
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat kita rumuskan
masalahnya, yakni sebagai berikut.

1. Apa sajakah penjelasan dari kitab Al-Ibanah?

2. apa sajakah penjelasan dari kitab Syarhu Sunnah?

3. Apa sajakah penjelasan dari kitab Usul Assunnah?

4. Apa sajakah penjelasan dari kitab I’tidho Assiratul Mustaqim?

5. Apa sajakah penjelasan dari kitab At-Tauhid?

C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah yang kami tulis, dalam pembuatan makalah yang
berjudul Kitab-kitab Tauhid sesuai dengan perumusan masalah di atas adalah :

1. Untuk mengetahui penjelasan dari isi kitab Al-Ibanah

2. Untuk mengetahui penjelasan dari isi kitab Syarhu Sunnah

3. Untuk mengetahui penjelasan dari isi kitab Usul Assunnah

4. Untuk mengetahui penjelasan dari isi kitab I’tidho Assiratul Mustaqim

5. Untuk mengetahui penjelasan dari isi kitab At-Tauhid

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kitab Al-Ibanah

a. Resensi Kitab

Judul : Al-Ibanah ‘an Ushul ad-Diyanah

Pengarang : Al-Imam Abu Hasan al-Asy’ari

Penerbit : Maktabah Daar al-Bayan

Tempat/Tahun : Beirut, Lebanon 1999 M / 1420 H

Jumlah Halaman : 192 Halaman

b. Isi Kandungan Kitab

Di dalam kitab al ibanah terdapat 16 bab yang membahas pokok-


pokok akidah ahlus Sunah wal Jama’ah dengan disertai dalil dari ayat-ayat
Al-Qur’an serta contoh tanya jawab dri persoalan-persoalan tersebut. Dalam
kitab ini imam Abu Hasan al-Asy’ari menetapkan sifat-sifat Allah khabarriyah
seperti ketinggian Allah dan bagaimana konsekuennya beliau terhadap wahyu
al-Qur’an dan hadist serta menolak perubahan makna.

Kitab al-Ibanah adalah sebuah kitab monumental dan sangat berharga


1

buah karya Imam Abu Hasan al-Asy’ari. Dalam kitab tersebut, beliau
menegaskan pokok-pokok akidah yang sesuai drngan akidah salaf shalih
kepada paham-paham Mu’tazilah dan juga pada paham kullabiyyah yang
banyak dianut oleh orang-orang yang menisbahkan diri kepada beliau pada
zaman sekarang.

Kitab al-Ibanah merupakan karya imam abu hasan al-Asy’ari


diperiode akhirnya yang sesuai dengan manhaj salaf shalih. Buku ini
meluruskan klaim sebagian orang belakangan yang menisbahkan diri kepada
beliau tetapi tidak mengikuti aqidah beliau yang sesuai dengan manhaj salaf.
Kitab ini merupakan periode akhir dari penulis yang mengalami perpindahan
dari ideology Mu’tazilah dan Kullabiyyah menuju manhaj salaf shalih. Oleh
1
Al-Imam Abu Hasan al-Asy’ari, Kitab Al-Ibanah ‘an Ushul ad-Diyanah

v
karenanya, Syaikhul islam ibnu Tamiyyah berkata, “Barangsiapa dari
kalangan Asy’ariyyah yang berpendapat sesuai dengan kitab al-ibanah yang
dikarang oleh al Asy’ari di akhir umurnya dan tidak menampakkan
pertentangan dalam hal itu, maka dia termasuk Ahlus Sunnah. Wallahu a’lam
bisshawab.

B. Kitab Syarhu Sunnah

a. Resensi Kitab

Judul : Syarhus Sunnah Lil Muzani

Pengarang : Ismail bin Yahya Al Muzani Asy Syafi’i

Penerbit : Maktabah Bimbingan Islam

Tahun : 1438 H

Jumlah Halaman : 32 Halaman

b. Isi Kandungan Kitab

2
Kitab Syarhus Sunnah ini terdiri dari 22 bab yang membahas tentang

akidah-akidah islam, adapun bahasan-bahasan yang dicakup anatara lain: Sifat


al-‘Uluww (ketinggian) bagi Allah yang terdapat dalam Q.S. Al-Mu’min 19,
selain itu juga membahas Al-Qadha’ dan Al-Qadhar (Ketetapan Allah),
aqidah tentang malaikat, aqidah tentang nabi adam alaihissalam, aqidah
tentang syurga dan neraga, definisi dan hakikat iman, Al-Qur’an adalah
firman Allah, Sifat-sifat Allah Ta’ala, ajal, fitnah dan azab kubur, hari
kebangkitan dan hari penghisaban, para penghuni surga, kenikmatan
memandang wajah Allah, mantaati penguasa kaum muslimin dan larangan
dari memberontak kepada mereka, menahan diri dari mengkafirkan ahli kiblat,
urutan sahabat yang paling utama, sikap kita terhadap para sahabat, sholat
dibelakang penguasa serta berjihad dan berhaji bersama mereka, mengqashar
shalat dan bolehnya memilih antara berpuasa dan berbuka ketika safar,
kesepakatan para ulama salaf, senantiasa menjaga pelaksanaan ibadah wajib
dan sunnah,dan menjauhi yang haram.

2
Ismail bin Yahya Al Muzani Asy Syafi’I, Kitab Syarhus Sunnah Lil Muzani

vi
C. Kitab I’tidho Assiratul Mustaqim

a. Resensi Kitab

Judul : I’tidho Assiratul Mustaqim

Pengarang : Syekh Ibnu Taimiyah

Penerbit : Media Hidayah

Tahun : 1424 H

Jumlah Halaman : 137 Halaman

b. Isi Kandungan Kitab


3
Di dalam kitab ini Syekh Ibnu Taimiyah mengingatkan bahwa bahaya
meniru kaum kafir, dalam pakaian dan acara berpakaian, tradisi dan adat,
perayaan hari raya dan hari-hari peringatan mereka, bahasa dan lain
sebagainya. Pembahasannya didasarkan pada dalil-dalil dari Al-Qur’an dan
sunah Rasulullah. Beliau memperingati maraknya bid’ah dalam aqidah dan
berbagai perbuatan yang berkaitan dengan masalah kubur, misalnya memohon
kepada orang-orang yang di dalam kubur, seperti memohon kepada Allah
Swt. Juga berbagai macam cara yang dilakukan oleh kalangan pengikut ajaran
tasawuf, berbagai macam bid’ah dalam dan kurafat, seperti peringatan hari
‘Asyura, Maulud Nabi SAW, Isra’ Miraj dan tanggal 15 Sya’ban. Beliau juga
mengingatkan penghormatan yang berlebihan kepada para nabi dan orang-
orang shalih membangun masjid di atas kuburan, mengelilingi kuburan,
memohon pertolongan kepada orang yang telah dikuburkan seperti memohon
kepada Allah sambil menyentuh tembok kubur untuk meminta barakah, serta
berbagai macam perbuatan bid’ah atau syirik lainnya. Perbuatan semacam ini
banyak dilalukan oleh orang- orang awam, paa ahli bid’ah, pengikut- pengikut
ajaran sufi, pengikut ajaran syi’ah dan lain –lain.

3
Syekh Ibnu Taimiyah, Kitab I’tidho Assiratul Mustaqim

vii
Kitab ini telah diteliti secara ilmiah dan diperiksa kembali oleh DR.
Nashir bin ‘Abdul Karim Al-‘Aql. Beliau membandingkan naskah ini dengan
naskah- naskah yang masih tertulis tangan dan menerangkan rawi- rawi
hadistnya, nomor- nomor ayat Al-Qur’an dan membuat daftar istilahnya
secara jelas. Beliau membuat kajian analisis untuk buku ini dengan harapan
beguna bagi pembaca dan bagi para pembaca dan bagi orang yang
mempelajarinya. Syekh Muhammad bin ‘Ali bin Ibrahim Adh- Dhabi’i

D. Kitab Ushulus Assunnah

a. Resensi Kitab

Judul : Ushulus Sunnah

Pengarang : Al-Imam Ahmad bin Hanbal

Penerbit : Darul Manar

Tahun : 1411 H

Jumlah Halaman : 196 Halaman

b. Isi Kandungan Kitab


Di dalam kitab Ushulus Sunnah, Imam Ahmad Bin Hanbal
menjelaskan tentang pokok-pokok sunah yaitu berpegang teguh dengan apa
yang dijalani oleh para sahabat serta bertauladan kepada mereka,
meninggalkan perbuatan bid’ah karena setiap bid’ah adalah sesat, serta
meninggalkan perdebatan dalam masalah agama, lalu sunnah menafsirkan
al-qur’an dan sunnah menjadi dalil-dalil sebagai petunjuk dalam memahami
al-qur’an, tidak ada qiyas dalam masalah agama, dan tidak boleh pula
dipahami dengan akal dan hawa nafsu, kewajiban kita hanyalah mengikuti
sunnah serta meninggalkan hawa nafsu, dan termasuk sunnah yang harus
diyakini barngsiapa meninggalkan salah satu darinya tidak menerima dan
tidak beriman kepadanya maka dia tidak termasuk golongan ahlusunnah.4

Selain itu didalam kitab ini juga menjelaskan tentang inti dakwah para
nabi dan rasul, Allah berfirman “ dan kami tidak mengutus seorang rasul pun
4
Al-Imam Ahmad bin Hanbal, Kitab Ushulus Sunnah

viii
sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya, bahwasanya tidak ada
tuhan yang hak melainkan aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan aku,”
(Surat al-anbiya’:25).

Maka tiada kemuliaan dan kebahagiaan bagi umat a mentauhidkan ini


melainkan dengan tauhid yang murni dan aqidah yang benar. Dan keadaan
generasi umat ini tidak akan menjadi baik kecuali dengan apa yang membuat
keadaan para pendahulunya menjadi baik maka, apabila kita mentauhidkan
Allah, niscaya Allah akan mempersatukan kita dan Dia selalu menolong dan
bersama kita, Namun, apabila kita menyia-nyiakan dan menyimpang dari
jalan yang lurus, niscaya dia akan meninggalkan kita dan menyerahkan urusan
kita kepada diri kita sendiri. Dan hanya kepada Allah kita memohon
pertolongan.

Adapun bahasan lain dalam kitab ahlussunah ialah mengenai iman


kepada takdir baik dan buruk, Al-Qur’an adalah kalamullah bukan makhluk,
beriman dengan ru’yah (bahwa kaum muslimin akan melihan Allah), beriman
dengan mizan, beriman dengan haud (telaga) yang dimilik rasulullah dihari
kiamat, beriman dengan adanya azab kubur, beriman kepada syafa’at nabi,
beriman bahwa almasih addajjal akan keluar, beriman bahwa nabi isa akan
turun membunuh dajjal, iman adalah ucapan, dan amalan, bertambah dan
berkurang.

Lalu, sebaik-baik umat setelah nabinya adalah abu bakar siddiq,


kemudian umar bin khatab, ustman bin affan, kita mengutamakan 3 sahabat
ini sebagaimana Rasulullah mengutamakan mereka, para sahabat tidak
berselisih dalam masalah ini, kemudian setelah tiga orang ini orang yang
paling utama adalah ashabus syura (Ali bin Abi Thalib, Zubair, Abdur
Rahman bin Auf, Sa’ad dan Thalhah) seluruhnya berhak untuk menjadi
khalifah dan imam. Dalam ini kita berpegang pada hadist ibnu umar yaitu :
“Kami menganggap ketika Rasulullah masih hidup dan para sahabatnya masih
banyak yang hidup, bahwa sahabat yang terbaik adalah: Abu Bakar, Umar,
dan Utsman. Kemudian kita diam (tidak menentukan orang keempat).

E. Kitab At-Tauhid

ix
a. Resensi Kitab

Judul : At-Tauhid

Pengarang : Syekh Muhammad At-Tamimi

Tahun : 1418 H

Jumlah Halaman : 270 Halaman

b. Isi Kandungan Kitab


Di dalam bab 1 kitab ini penulis menjelaskan hakikat tauhid dan
kedudukannya dalam bab 2 & 3 menerangkan keistimewaan tauhid dan pahala
yang diperoleh darinya dalam bab 4 mengingatkan agar takut terhadap
perbuatan yang bertentangan dengan tauhid serta membatalkannya (syirik
akbar) atau perbuatan yang mengurangi kesempurnaan tauhid (syirik asghar)
dalam bab 5 menjelaskan kewajiban berdakwah kepada tauhid dan bab 6
menjelaskan tafsiran tauhid dan syahadat “La Ilaha Illallah”.5

Upaya pemurnian tauhid tidak akan tuntas hanya dengan menjelaskan


makna tauhid, akan tetapi harus dibarengi dengan penjelasan tentang hal-hal
yang dapat merusak dan menodai tauhid. Untuk itu, pada bab-bab berikutnya,
menjelaskan berbagai macam bentuk tindakan dan perbuatan yang dapat
membatalkan atau mengurangi kesempurnaan tauhid dan menodai
kemurniannya, yaitu apa yang disebut syirik, baik syirik akbar atau syirik
asghar, dan hal-hal yang tidak termasuk syirik tetapi dilarang islam karena
menjurus dan bisa mengakibatkan syirik, disertai pula dengan keterangan
tentang latar belakang historis timbulnya syirik.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pentingnya peran tauhid dalam kehidupan manusia, maka wajib


bagi setiap muslim mempelajarinya.Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti
bahwa pencipta alam semesta ini adalah Allah, bukan sekedar mengetahui bukti-bukti
5
Syekh Muhammad At-Tamimi, Kitab At-Tauhid

x
rasional tentang kebenaran wujud, dan wahdaniyah dan bukan sekedar mengenal
asma’ wasifat. Iblis percaya bahwa Tuhannya adalah Allah, bahkan mengakui
keesaan dan kemaha-kuasaan Allah dengan meminta kepada Allah melalui Asma’
dan Sifatnya. Kaum jahiliyah kuno yang dihadapi Rasulullah juga meyakini bahwa
Tuhan pencipta, pengatur, pemelihara dan penguasa alam semesta ini adalah Allah.

Salah satu cara kita untuk bisa mempelajari lebih dalam tentang pembahasan
tauhid diantaranya yaitu dengan membaca kitab-kitab tauhid yang dikarang oleh para
ulama-ulama termahsyur Kitab-kitab tersebut diantaranya adalah kitab Al-Ibanah,
kitab Syarhus Sunnah, kitab Ushulus Sunnah, Kitab At-Tauhid dan kitab I’tidho
Assiratul Mustaqim.

B. SARAN

Semoga dengan membaca makalah ini, setiap pemuda dan seluruh warga Indonesia
dapat memahami betapa pentingnya nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan
bernegara serta persatuan dan kesatuan.

Kami berharap dengan selesainya makalah ini dapat membantu kegiatan belajar dan
mengajar agar lebih efisien. Dan dari hasil pembahasan yang telah kami bahas, kami
memberikan saran kepada semua pihak, khususnya pemuda untuk lebih
meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme terhadap Negara Indonesia, karena
pemuda adalah calon penerus perjuangan dan pembangunan bangsa di masa yang
akan datang

DAFTAR PUSTAKA

Kitab Al-Ibanah, Al-Imam Abu Hasan al-Asy’ari

Kitab Syarhu Sunnah, Ismail bin Yahya Al Muzani Asy Syafi’i

Kitab Usul Assunnah, Al-Imam Ahmad bin Hanbal

Kitab I’tidho Assiratul Mustaqim, Syekh Ibnu Taimiyah

xi
Kitab At-Tauhid, Syekh Muhammad At-Tamimi

xii

Anda mungkin juga menyukai